A. ADAB
MURID THARIQAH DENGAN GURU MURSYID
1. Menghormati
Guru Mursyid, secara lahir dan bathin.
2. Meyakini
bahwa dia tidak akan bisa mencapai maksud dan tujuan suluknya tanpa perantaraan
Guru Mursyid.
3. Berserah
diri, mentaati dan mengikuti bimbingan dan arahan Guru Mursyid dengan kerelaan
hati.
4. Khidmah
dan melayani Guru dengan rasa senang dan dengan
segala kemampuan, baik dengan harta maupun tenaga.
5. Tidak
berpaling dari sesuatu yang dikerjakan Guru Mursyid.
6. Tidak
sampai mempertanyakan, menyangsikan dan meragukan langkah dan petunjuk Guru
Mursyid.
7. Memposisikan
diri dihadapan Guru Mursyid, selayaknya seorang mayit dihadapan orang yang
memandikan.
8. Pada saat
berkumpul dengan Guru Mursyid, tidak bertujuan selain pendekatan (taqorrub)
kepada Alloh Ta’ala.
9. Memenangkan
pilihan Guru Mursyid dibanding pilihan sendiri, urusan ibadah dan selainnya.
10. Tidak
meneliti kelakuan dan langkah-langkah Guru Mursyid.
11. Berbaik sangka terhadap Guru Mursyid
12. Menjaga
nama baik dan keselamatan Guru Mursyid, baik saat dihadapannya maupun tidak.
13. Tidak
menyembunyikan dan menutup-nutupi segala sesuatu isi hati dan impian dihadapan
Guru Mursyid.
14. Tidak
memberi masukan dan pandangan tatkala ada orang lain mohon petunjuk kepada Guru
Mursyid.
15. Tetap
berbuat baik dan penuh khidmah kepada keluarga Guru Mursyid, biarpun saat
beliau bepergian.
16. Pada saat
seorang murid merasakan keheranan pada diri sendiri ( ujub ), hendaknya menjelaskan kepada Guru
Mursyid, agar diberi petunjuk dan dicarikan obat untuk penyakit ujub tersebut.
17. Menganggap
semua barang pemberian Guru Mursyid adalah sesuatu yang amat istimewa, dan
tidak akan menjualnya.
18. Jujur
dengan Guru Mursyid sebagai modal dasar saat proses pencarian seorang Guru
Mursyid.
19. Tatkala
murid melihat sisi-sisi kelemahan dan kekurangan Guru Mursyid, tidak sampai
mengurangi akan keyakinannya kepada beliau.
20. Dihadapan
Guru Mursyid, seorang murid jangan sampai memperbanyak pembicaraan ( kata-kata
).
21. Bersuara
dengan nada yang rendah dihadapan Guru Mursyid.
22. Tidak
duduk bersila dihadapan Guru Mursyid, dan duduklah dengan penuh tatakrama dan
tawadlu’.
23. Sesegera
mungkin melaksanakan segala perintah Guru Mursyid.
24. Menjauhi
dan membenci segala yang tidak disukai oleh Guru Mursyid.
25. Tidak
bercengkerama dan akrab dengan seseorang yang tidak suka dengan Guru Mursyid.
26. Mencintai
dan menyayangi seseorang yang dicintai dan disayangi Guru Mursyid.
27. Bisa
menerima saat hubungannya dengan Guru Mursyid agak renggang, dan beliau lebih
dekat dengan orang lain.
28. Tidak
duduk di tempat duduk yang disediakan untuk Guru Mursyid.
29. Tidak mendesak
dan memaksa kepada Guru Mursyid agar beliau menuruti permintaan murid.
30. Tidak
menyampaikan kata-kata dan penjelasan dari Guru Mursyid kepada orang lain dan
masyarakat, kecuali sekedar yang bisa difahami oleh orang yang diajak bicara
serta harus mampu mengukur pola pikir dan kemampuan akal mereka.
B. ADAB
MURID UNTUK DIRINYA SENDIRI.
1. Meyakini
bahwa Alloh Ta’ala selalu memandang dan mengawasinya.
2. Tidak
bergaul dan tidak berteman dengan orang yang selalu berbuat jelek.
3. Bergaul
dengan orang-orang yang baik.
4. Tidak
berlebihan ( secukupnya / ala kadar ) di dalam hal makanan, minuman, pakaian
dan istri.
5. Tidak
tergiur dengan keindahan dan kemewahan dunia, dan selalu mementingkan urusan
akhirat.
6. Tidur
tidak dalam keadaan junub.
7. Tidak
banyak mengharap milik orang lain ( toma’ ).
8. Sabar dan
tahan uji pada saat kesulitan hidup, sementara masyarakat tidak
mempedulikannya.
9. Selalu
introspeksi ( meneliti kekurangan dan kelemahan diri ).
10. Mengurangi
waktu yang digunakan untuk tidur, lebih-lebih waktu malam hari setelah tengah
malam.
11. Berusaha
semaksimal mungkin mencari makanan yang halal.
12. Berhenti
makan sebelum kenyang.
13. Menjaga
lisan dari ucapan yang tidak ada manfaatnya.
14. Menjaga
mata dari pandangan yang diharamkan.
15. Meninggalkan
bersenda-gurau.
16. Tidak
banyak memperdebatkan suatu pemahaman ilmu, yang terpenting membanyak
mengamalkannya.
17. Tidak
menemui teman saat hati kalut.
18. Tidak
tertawa dengan terbahak-bahak.
19. Tidak
meneliti kehidupan dan tingkah laku orang lain serta memperdebatkannya.
20. Tidak
gila pangkat, jabatan dan kekuasaan.
21. Selalu
tatakrama dan andap asor ( tawadlu’ ) kepada siapapun.
22. Selalu
takut kepada Alloh Ta’ala, dan mengharapkan ampunan-Nya.
23. Selalu
menyandarkan diri kepada kehendak Alloh Ta’ala tatkala kita berbuat dan berkata
( insya Alloh ).
24. Merahasiakan
segala sesuatu yang dilihat yang benar-benar nyata maupun dalam mimpi. Kecuali
kepada Guru Mursyid.
25. Mempunyai
waktu khusus untuk dzikir kepada Alloh Ta’ala.
26. Sesegera
mungkin menyadari untuk beribadah kepada Alloh Ta’ala.
27. Pada saat
ziyaroh hendaknya mengucapkan salam dulu kepada yang akan diziyarohi, dan duduk
di arah depan beliau ( mayit ) atau membelakangi arah qiblat, baru membaca
bacaan – bacaan rangkaian tahlil yang sudah maklum, kemudian menghadiyahkan
pahalanya kepada yang diziyarohi.
C. ADAB
MURID KEPADA ORANG LAIN.
1. Mencintai
orang lain( ikhwan ), selayaknya mencintai diri sendiri, dan jangan hanya
mementingkan kepentingan diri sendiri.
2. Mendahului
ucapan salam, bersalaman dan berpenampilan wajah yang gembira saat bertemu
orang lain.
3. Mempergauli
dan bersahabat dengan pergaulan yang baik,
4. memperlakukan
mereka dengan perlakuan yang kita sukai ( cinta kasih, saling menyayangi),
5. Andap
asor kepada orang lain.
6. Berusaha
tidak mengecewakan orang lain, memandang mereka baik, menolong mereka dalam
kebaikan, taqwa, dan mencintai Alloh Ta’ala. mencintai sesuatu yang mendapat
ridlo-Nya, memberi arahan kepada kebaikan dan kebenaran jika kita lebih tua.
Dan belajar dari mereka jika kita lebih muda.
7. Menyayangi
mereka, dalam arti kita hormat kepada mereka yang lebih tua, dan menyayangi
kepada yang lebih muda, juga siap melayani mereka biarpun hanya seperti menata
alas kaki untuk mereka.
8. Menyayangi
mereka, dengan bentuk tidak segan-segan memberi nasehat kebaikan kepada mereka
tatkala mereka khilaf. ( secara dari hati ke hati ).
9. Berbaik
sangka kepada mereka, tatkala kita melihat kekurangan dari mereka, maka
berfikirlah bahwa kekurangan itu justru ada pada kita, karena setiap muslim
adalah cermin dari muslim yang lain, sehingga apa yang kita lihat dari mereka,
berarti itu sebuah gambaran diri kita.
10. Mudah
menerima alasan yang disampaikan oleh mereka, biarpun mereka nyata-nyata
bohong. Karena apapun kebohongan mereka, mereka nampak hormat dan takut kepada
kita. Dengan bukti tidak berani terang-terangan melakukan kemaksiyatan di depan
mata kita.
11. Mendamaikan
mereka pada saat ada konflik ( pertikaian dan permusuhan ), diantara mereka dan
jangan memihak kepada salah satunya.
12. Jujur
kepada mereka dalam segala hal, dan jangan lupa selalu mendo’akan dan memintakan
ampunan untuk mereka.
13. Pada saat
awal kita bertemu dan bergaul dengan mereka, tanyakan nama mereka dan nama
orang tua mereka.
14. Ikut
perihatin dan menolong mereka saat harga diri mereka terinjak-injak (
solidaritas pertemanan ), atau mereka didhalimi.
15. Memenuhi
janji kepada mereka, karena janji adalah hutang, dan mengingkari janji tanda
munafiq. Karena kehidupan persaudaraan saat ini sudah penuh dengan saling
membenci diantara mereka, tidak suka kebaikan ada pada orang lain, saling
menghasud, selalu merahasiakan kebencian dan menampakkan cinta kasih ( padahal
yang ada kebalikannya ), sehingga tatkala diantara mereka bertatapan dan
bertemu, kesan yang nampak adalah sebuah kebahagiaan, keramahan, kemesraan dan
saling tersenyum. Padahal tatkala mereka berpisah yang ada hanyalah rasa benci
dan komentar yang bernada miring.
D.
SESUATU YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH MURID THARIQAT
- Selalu menjalankan kewajiban-kewajiban sebagai seorang murid thariqah.
- Hormat, ta’at dan khidmah kepada Guru Mursyid, keluarga dan seseorang yang ada hubungan dengan Guru mursyid.
- Sabar dan ridlo / rela hati serta bisa menerima apa yang sudah ditaqdirkan oleh Alloh Ta’ala kepada seorang hambaNya
- Menjauhi dan meninggalkan sifat-sifat yang madzmumah atau tidak terpuji
- Berusaha memiliki sifat-sifat mahmudah atau yang terpuji dan diridloi oleh Alloh Ta’ala.
- Selalu meningkatkan keilmuannya ( tholabul ilmi )
- Menjalankan Pokok-pokok Thariqah Qadiriyyah :
a.
Uluwwul Himmah ( cita-cita yang tinggi )
b.
Hifdhul Hurmah ( menjaga kemulyaan Alloh
Ta’ala )
c.
Husnul Khidmah ( Memperhatikan
kepentingan agama )
d.
Nufudzzul ‘Azmah ( melestarikan keinginan
yang baik )
e.
Ta’dhimun Ni’mah ( mengagungkan ni’mat
)
- Menjalankan beberapa tujuan Thariqah :
a.
Taubat
b.
Uzlah ( menyendiri )
c.
Zuhud ( meninggalkan dunia )
d.
Taqwa ( melaksanakan perintah &
meninggalkan larangan )
e.
Qona’ah ( menerima apa adanya )
f.
Taslim ( menyerahkan diri secara totalitas
kepada Alloh )
- Memiliki sifat-sifat sebagai ARKANUTH THARIQAH :
a.
Al-’Ilmu ( memiliki ilmu )
b.
Al-Hilmu ( bijaksana )
c.
Ar-Ridlo ( rela dan menerima )
d.
As-Sobru ( tahan uji )
e.
Al-Ikhlas ( hanya karena Alloh Ta’ala )
f.
Al-Akhlaqul Hasanah ( budi pekerti yang baik
)
- Memiliki AHKAMUTH THARIQAH :
a.
Al-Ma’rifah ( mengenal Alloh Ta’ala )
b.
Al-Yaqin ( penuh keyakinan dan mantap )
c.
As-Sakho’ ( dermawan )
d.
As-Syukru ( bisa bersyukur dan berterima
kasih )
e.
At-Tafakkur fi kholqillah ( berfikir segala
ciptaan Alloh Ta’ala )
- Menjalankan kewajiban-kewajiban sebagai penganut Thariqah :
a.
Dzikir kepada Alloh Ta’ala
b.
Meninggalkan / memusuhi keinginan hawa nafsu
c.
Meninggalkan cinta dunia atau tidak tergiur
gemerlap dan indahnya dunia
d.
Mengikuti aturan-aturan agama
e.
Berbuat baik kepada sesama makhluq
f.
Melakukan perbuatan yang baik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda untuk menambah silaturahim.