Senin, 22 April 2019

Menerjemah & Menafsirkan Al-Qur'an

Menerjemah & Menafsirkan Al-Qur'an
Diuraikan dalam bentuk percakapan Kang-Mas

*Mas:* Kang, bagaimana pendapat jenengan terkait maraknya penerjemahan & penafsiran al-Qur'an?

*Kang:* Bagus itu, asal dilakukan oleh orang yg telah memenuhi syarat.

*Mas:* Memang ada syaratnya ya, Kang?

*Kang:* Ada, Mas. Di antaranya harus 'alim bahasa Arab. Kalau belum 'alim bahasa Arab tdk boleh. 
Mujahid (muridnya sahabat Ibnu 'Abbas ra.) berkata sebagaimana dikutip az-Zarkasyi dlm kitab al-Burhan fi 'Ulumil Qur'an, sebagai berikut:

*لايحل لأحد يؤمن بالله واليوم الآخر أن يتكلم في كتاب الله اذا لم يكن عالما بلغات العرب*
*Tidak boleh bagi orang yang beriman kepada Alloh dan hari Akhir berbicara tentang kitab Allah (al-Qur'an) jika ia tdk menguasai bahasa Arab (meliputi mufradad & kaidah kebahasaan)*

*Mas:* Kenapa memahami Islam dari sumbernya langsung kok disyaratkan harus _'alim_ bahasa Arab?

*Kang:* Karena al-Qur'an diturunkan berbahasa Arab, sedangkan dlm bhs Arab, satu kata bisa berarti banyak makna, seperti lafal ما bisa bermakna _maushulah, nafiyah, mashdariyyah, dhorfiyyah, syarthiyyah_, dsb.
Nah, kalo tahunya hanya ما _nafiyyah_ saja kemudian semua ما ( ما _maushulah_, ما _syarthiyyah_ dsb.) diterjemah sebagai ما _nafiyyah_, kan rusak maknanya.

*Mas:* Berarti kalo sudah menguasai bahasa Arab, otomatis boleh menafsirkan al-Qur'an ya, Kang?

*Kang:* tidak otkmatis begitu, Mas. Kan masih banyak syarat lain, yang di antaranya:
✅ harus mendahulukan penjelasan ayat lain (tdk langsung menggunakan imajinasinya sendiri), karena antarayat itu ada hubungannya, hubungan _'amm-khosh, muthlaq-muqoyyad, nasikh-mansukh_ dsb. sebagaimana teori² itu dijelaskan dlm kitab² 'Ulumul Qur'an (dalam hal ini, seberapa kita menguasai 'ulumul Qur'an)
✅ mendahulukan hadis. Baik hadis Nabi saw. (hadis _Marfu'_), maupun atsar sahabat ra. (hadis _Mauquf_), karena al-Qur'an diturunkan pada Nabi saw. dan para sahabat ikut menyaksikannya tentu mereka lebih tahu ttg arti & kandungan ayat² al-Qur'an,  sehingga apa yg diriwayatkan dari mereka ttg al-Qur'an harus kita kuasai terlebih dahulu (dalam hal ini, seberapa banyak kita menghafal hadis)
✅ menguasai Ulumul Hadis, sebagai pisau analisis terhadap hadis² yg kita gunakan untuk menafsirkan al-Qur'an.  Kitab ulumul hadis di antaranya seribu bait/nadham karya al-iroqi (الفية العراقي) dan seribu bait karya as-Suyuthi (الفية السيوطي في علوم الحديث).

✅ Kalau penafsir mendapati ayat yg membutuhkan penafsiran dan tidak ditemukan penafsirannya pada ayat lain juga tdk ditemukan dlm hadis, maka di sini lah ruang ijtihad penafsir. Dalam ruang ini seorang mufassir bisa juga mengikuti ijtihadnya mufassirin terdahulu

*Mas:* Kang, mohon dicontohkan penafsiran ayat dg ayat dan hadis

*Kang:* Baik Mas. ini kita contohkan
ayat yg dihafal semua muslim, akhir surat al-Fatihah:
صراط الذين انعمت عليهم غير المغضوب عليهم ولا الضالين
Artinya: (ya itu) jalan *orang²  yg telah Engkau beri nikmat* bukan (jalan) *orang² yg dimurkai* dan bukan (pula jalan) *orang² yg sesat*.

Tafsir (rujukan utama tafsir ibni katsir) :
✅ Yang dimaksud dg orang² yg mendapat nikmat dari Alloh (الذين انعمت عليهم) telah diterangkan dan dijelaskan (ditafsirkan) ayat lain yaitu ayat 69 surah an-Nisa' bahwa mereka adalah para nabi as. shiddiqin, syuhada', dan sholihin (الذين انعم الله عليهم من النبيين والصديقين والشهداء والصالحين) yg mana beliau² adalah orang² yg mendapat ilmu (hidayah) dan mengamalkannya (mendapat taufiq)
✅ sedangkan yg dimaksud orang² yg dimurkahi & orang² yg sesat (المغضوب عليهم & الضالين) telah dijelaskan oleh hadis bahwa yg dimaksud orang² yg dimurkai itu adalah orang² Yahudi & yg dimaksud orang² yg sesat itu adalah orang² Nasrani sebagaimana diriwayatkan Imam Ahmad, Imam Baihaqi dan yg lain bahwasannya Nabi saw. bersabda:
ان المغضوب عليهم اليهود وان الضالين النصارى.

Telah dijelaskan dlm beberapa ayat, bahwa orang Yahudi itu mengetahui kebenaran dari Alloh (حملوا التوراة) akan tetapi mereka tdk mengamalkannya (ثم لم يحملوها) dan justru mendustakannya dengan men _tahrif_ kalamulloh (يحرفون الكلم عن مواضعه).
Sedangkan orang Nasrani disebut sesat karena beribadah tanpa didasari ilmu sehingga disebut sesat (قد ضلوا من قبل....الآية).

Dalam setiap raka'at ketika kita salat selalu berdo'a (dlm bacaan fatihah) supaya ditunjukkan jalannya orang² yg dikaruniai nikmat (jalannya orang² berilmu & amal sesuai ilmunya) *bukan* jalannya orang² yang dimurkai (jalannya orang² yg diberi ilmu tapi tdk mengamalkannya, dan justru mendustakannya) *bukan pula* jalannya orang² yg beribadah tanpa didasari ilmu.
Dua kelompok orang yg disebut tetakhir ini adalah orang2 yg rusak, sebagaimana disebutkan syiir yg tdk asing bagi kita:
فساد كبير عالم متهتك * واكبر منه جاهل متنسك
_Gedene kerusakan wong alim gak nglakoni_ *
_Luweh gedhe timbang iku wong bodo nglakoni_

*Mas:* Kang..., bagaimana kalo menafsirkan ayat langsung tanpa memperhatikan  penjelasan ayat lain juga hadis  yg telah menjelaskannya?

*Kang:* Kalau kata² dlm suatu ayat sdh dijelaskan maksudnya dlm ayat lain dan atau hadis, masak ayat dan hadis itu kita abaikan. Tentunya kita tdk ingin termasuk golongan orang² yang sesat (الضالين) karena menafsirkan ayat dg tanpa ilmu (dg mengabaikan ayat dan hadis).

*Mas:* Bagaimna tanggapan jenengan terkait tafsir yg menekankan pada umumillafdzi, sehingga lafal ما dlm ayat 106 surat al-Baqarah diartikan sebagai ما _nafiyyah_ dan ان pada ayat 198 surat al-Baqarah sebagai ان _syarthiyyah_?

*Kang:* Begini Mas...,  semua tafsir maupun terjemah al-Qur'an harus memperhatikan ilmu bahasa Arab. Berikut penjelasan ما dan ان dlm dua ayat itu:
✅ alBaqarah 106:
(مَا نَنْسَخْ مِنْ آيَةٍ أَوْ نُنْسِهَا نَأْتِ بِخَيْرٍ مِنْهَا أَوْ مِثْلِهَا ۗ أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ)
Lafal ما pada awal ayat itu tdk mungkin diterjemah sebagai ما _nafiyyah_ melainkan diterjemah sebagai ما _syarthiyyah_, dengan petunjuk adanya fi'il syarat dan fi'il jawab yang keduanya jazem. Ini bukan mengganti ما dg ان, tapi memang ما mempunyai banyak makna yg di antaranya adalah makna _syarthiyyah_ (silahkan dipelajari lagi ilmu nahwu nya)
✅ al-Baqarah 198:
(لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَبْتَغُوا فَضْلًا مِنْ رَبِّكُمْ ۚ فَإِذَا أَفَضْتُمْ مِنْ عَرَفَاتٍ فَاذْكُرُوا اللَّهَ عِنْدَ الْمَشْعَرِ الْحَرَامِ ۖ وَاذْكُرُوهُ كَمَا هَدَاكُمْ وَإِنْ كُنْتُمْ مِنْ قَبْلِهِ لَمِنَ الضَّالِّينَ)
Lafal ان (in) pada akhir ayat tersebut adalah ان _mukhoffaf_ yg bermakna _taukid_ sama dg ان _tsaqilah_ (inna), dg petunjuk "ل" pada khobar (لمن الضالين). Ini bukan menggati ان _mukhoffaf_  dg ان _tsaqillah_ tapi memang ان (in) mempunyai banyak makna yg di antaranya makna _taukid_ (silahkan dibuka lagi ilmu nahwunya). Kalau yg di _taukid_ i berupa jumlah fi'liyyah (كنتم) memang tdk bisa pakek ان _tsaqilah_ bisanya pakek ان _mukhoffaf_.

Masih membahas kebahasaan,  perhatikan dhomir *"ه"* pada lafal *" من قبله"* dhomir itu kembali ke *"هدى"* pada lafal *"هداكم"*. Jadi, ayat ini bicara ttg ibadah haji yg tdk disertai ilmu/sebelum datangnya hidayah (من قبله). Semua ibadah yg tdk disertai  ilmu (menyalai hidayah) adalah sesat.
Setelah datangnya hidayah, banyak ritual haji yg sesat diluruskan sesuai hidayah Alloh.

*Mas:* Bagaimana kalau penafsiran al-Qur'an terlihat melanggar kaidah² penafsiran, tapi penafsir merasa bahwa tafsirnya itu adalah bimbingan Alloh?

*Kang:* Kalau betul itu bimbingan Alloh, maka tdk mungkin bertambrakan dg ayat-Nya.
Siapapun bisa menafsirkan al-Qur'an dg bebas (tanpa memperhatikan kaidah² penafsiran) dan mengaku dapat bimbingan Alloh, tapi sekali lagi ukuran kebenaranya adalah ilmu.
Oleh karena itu Nabi saw. telah mengingatkan:
من قال في القرٱن *بغير علم* فليتبوأ مقعده من النار (رواه احمد والترمذي والنسائي والبيهقي وغيرهم)

*Mas:* Kalau belum memenuhi syarat, tapi ingin menerjemahkan & menafsirkannya bagaimana, Kang?

*Kang:* Kalau belum memenuhi syarat, seperti saya, tinggal mengutip dari tafsir² yg ada. Atau kalau sekedar menterjemahkan saja, bisa merujuk pada semacam tasir al-Ibriz (الإبريز لمعرفة تفسير القران العزيز باللغة الجاوية) karya Si mbah yai Bisyri Mushthofa, Rembang.

*Mas:* Terima kasih, Kang, sdh mau berbagi.

*Kang:* Sama², Mas. Kita masih sama² belajar.

Minggu, 07 April 2019

Tokopedia Tap tap mantap

Ada banyak alasan kenapa kamu harus coba Tokopedia: Belanja mudah, bayar ini-itu praktis, dan ada cashback 50% sd 30rb dengan kode TPMAS8480 buat transaksi pertama di toko dengan Power Badge & Official Store! Yuk mulai sekarang: https://tokopedia.link/TPMAS8480

1. Toppers akan mendapatkan bonus cashback Rp20.000 setelah Teman berhasil melakukan transaksi pertama via Aplikasi Tokopedia dengan menggunakan kode referral.

2. Untuk mendapatkan bonus cashback, transaksi Teman di toko dengan Power Badge & Official Store harus berhasil, tidak boleh dibatalkan atau dikembalikan.

3. Anda akan menerima bonus cashback dalam waktu maksimum 2x24 jam , terhitung sejak transaksi pertama yang dilakukan teman Anda berhasil.
Apabila Anda berpartisipasi sebagai Toppers, bonus cashback akan diberikan untuk setiap referral yang berhasil.Artinya, bonus tidak langsung bertambah sesuai dengan jumlah
Teman yang membuat akun di Tokopedia, karena bonus baru akan diberikan apabila Teman berhasil melakukan transaksi.

4. Perlu kami informasikan bahwa nama yang Anda gunakan untuk membuat akun Tokopedia dapat ditambahkan ke dalam kode referral Anda.

5. Dengan berpartisipasi, Anda setuju untuk: Mengirim kode referral hanya pada orang-orang yang Anda kenal; dan Tidak terlibat dalam kegiatan apapun yang dapat dianggap sebagai penipuan, pelanggaran privasi, atau spamming.