Jumat, 29 April 2011

kenanganku di polada jatim

kenanganku di polada jatim by albaruqy
kenanganku di polada jatim, a photo by albaruqy on Flickr.

Aliansi Wahabi dan Dinasti Al-Saud I

Muasal Aliansi Wahabi-Sa`udi

Imperium Usmaniyah & Jazirah Arabia
Oleh: Syamsurizal Panggabean

Secara nominal, sebagian besar wilayah yang sekarang dikenal sebagai Kerajaan Sa`udi Arabia (KSA) adalah bagian dari Imperium Usmaniah atau Khilafah Usmaniah (KU). KU menjadi penguasa di wilayah tersebut setelah Dinasti Mamluk melemah pada awal abad XVI. Raja Mamluk terakhir menyerahkan kunci Mekkah kepada Sultan Salim I dari KU pada 1517. Ini menandai kekuasaan Sultan Usmaniyah di wilayah Hijaz. Kemudian, pada 1534 KU menguasai Baghdad dan lembah Eufrat sampai daerah Timur Jazirah Arabia. Pemberontakan Banu Khalid pada 1670 berhasil mengusir KU dan baru dua abad kemudian KU kembali mengguasai wilayah Timur Arabia.

Akan tetapi, wilayah pedalaman Jazirah Arabia, yang dikenal dengan Najd, tidak pernah dikuasai KU. Najd tetap dikuasai Amir-amir setempat. Begitu pula, konfederasi suku-suku yang ada di Najd tetap memiliki otonomi dan kemerdekaan dari penguasa-penguasa luar, apakah itu KU, penguasa Hijaz (Syarif), maupun Banu Khalid di wilayah Timur Jazirah Arabia. Najd sendiri tidak begitu menarik bagi penguasa-penguasa dari luar ini. Selain karena daerahnya hanya menghasilkan sedikit surplus korma dan ternak, perdagangan juga tidak makmur.

Dir`iyyah dan `Uyaynah, Najd

Salah satu pemukiman di Najd adalah Dir`iyyah. Ini pemukiman kecil – paling-paling 70 keluarga yang terdiri dari petani, pedagang, pekerja, tokoh agama, dan budak. Sejak tahun 1727, Dir`iyyah diperintah oleh Muhammad ibn Sa`ud (wafat 1765) dari klan Al-Sa`ud. Klan ini menguasai oase, ladang pertanian, dan sumur-sumur di Dir`iyyah. Selain itu, klan al-Sa`ud juga berhasil mempertahankan pemukiman dari serangan amir-amir oase atau konfederasi suku-suku lain. Karenanya, penduduk membayar upeti kepada klan al-Sa`ud.

Kendati demikian, klan al-Sa`ud bukanlah klan yang kuat dan kaya. Malahan, menurut Madawi al-Rasheed, penulis A History of Sa`udi Arabia, klan Sa`ud tidak memiliki asal-usul kesukuan yang jelas. Salah satu teori mengatakan klan al-Sa`ud hanyalah pendiri pemukiman Dir`iyyah yang tidak memiliki ikatan yang kuat dengan konfederasi suku-suku setempat. Selain itu, surplus kekayaan mereka – dari memungut pajak dan upeti maupun dari perdagangan – tidak seberapa besar. Akibatnya, kemampuan mereka untuk menguasai jalur kafilah perdagangan maupun pemukiman-pemukiman lain terbatas.

Nasib mereka berubah setelah mereka bergabung dengan Wahabiyah. Pendiri gerakan ini, Muhammad ibn Abd al-Wahhab berasal dari Banu Tamim, salah satu suku di Najd, yang menetap di `Uyaynah. Ia berasal dari keluarga ulama, tetapi tidak kaya. Salah satu riwayat menyebutkan ia mempunyai tiga istri, sebidang kebun korma, dan sepuluh atau dua puluh lembu. Ia pernah pergi ke Madinah, Basrah dan Hasa (di Timur Jazirah Arabia, tempat Banu Khalid). Sepulang dari sekolah, ia kembali ke `Uyaynah.

Amir `Uyaynah, Usman ibn Mu`ammar, pada mulanya memberi ruang gerak bagi al- Muhammad ibn Abd al-Wahhab dan ajaran barunya. Akan tetapi, tidak lama kemudian, Muhammad ibn Abd al-Wahhab menimbulkan keributan. Ia menghukum orang yang tidak mau shalat jamaah, ikut merajam seorang perempuan yang selingkuh, dan banyak ulama menentang aliran baru tersebut dan kuatir ajarannya meluas. Amir `Uyaynah tidak senang, begitu pula Banu Khalid yang berkuasa di Hasa, dan banyak amir lain di Najd. Mereka meminta Amir `Uyaynah supaya membunuh Muhammad ibn Abd al-Wahhab. Akan tetapi, karena takut terjadi kerusuhan, Amir hanya meminta Muhammad ibn Abd al-Wahhab dan keluarganya supaya pergi. Muhammad ibn Abd al-Wahhab pergi ke Dir`iyyah, kurang lebih 60 km dari `Uyaynah.

Aliansi al-Wahhab-al-Sa`ud

Muhammad ibn Sa`ud menerima Muhammad ibn Abd al-Wahhab dan memberinya perlindungan dari musuh-musuhnya.

Muhammad ibn Sa`ud menyambut Muhammad ibn Abd al-Wahhab dan mengatakan, ‘Oasis ini adalah milikmu, jangan takut pada musuh-musuhmu. Demi Allah, walaupun seluruh Najd berkumpul untuk mengusirmu, kami tidak akan setuju.’ Muhammad ibn Abd al-Wahhab membalas, ’Kamu adalah penguasa di pemukiman ini dan orang yang bijaksana. Saya minta engkau bersumpah bahwa engkau akan melaksanakan jihad terhadap orang-orang kafir. Sebagai gantinya, engkau akan menjadi imam, pemimpin masyarakat Muslim, dan aku akan menjadi pemimpin di bidang agama.’ (Al-Rasheed, 2002: 17).

Pada tahun 1744, kemitraan al-Wahhab dengan Muhammad ibn Sa`ud dimulai lewat upacara sumpah yang menetapkan Ibn Sa`ud sebagai amir (pemimpin sekular) dan al-Wahhab menjadi imam – dan kemudian berubah menjadi Syeikh al-Imam. Putra tertua Muhammad ibn Sa`ud, Abd al-Aziz ibn Sa`ud dinikahkan dengan putri al-Wahhab. Muhammad ibn Abd al-Wahhab mulai menyebarkan ajarannya di masyarakat Dir`iyyah dan yang malas mengikuti pengajiannya disuruh membayar denda atau mencukur jenggot. Dinasti Sa`ud-Wahhabi pun terbentuk, demikian pula dinasti yang nanti menjadi penguasa Sa`udi Arabia (Allen, 2006: 52).

Al-Rasheed menyebutkan beberapa faktor di balik keberhasilan Muhammad ibn Abd al-Wahhab mendapatkan kepercayaan dari klan Al-Sa`ud. Ajaran baru tersebut dapat menjadi sumber legitimasi bagi penguasa Dir`iyyah. Selain itu, Muhammad ibn Abd al-Wahhab menjanjikan mereka kekayaan lewat zakat yang diperoleh seiring dengan perluasan pengaruh Wahabiyah. Akhirnya, persaingan amir `Uyaynah dan Dir`iyyah juga memainkan peran. Pemukiman Dir`iyyah yang kecil dan tidak berpengaruh ingin menyaingi `Uyaynah yang ketika itu lebih penting di bidang ekonomi dan politik.

Gerakan Wahabiyah dan dinasti Sa`ud sejak kemunculannya berusaha menundukkan suku-suku di jazirah Arab di bawah bendara Wahabi/Sa`udi. Menyamun, menyerang, dan menjarah suku tetangga adalah praktik yang luas dilakukan suku-suku Badui di Jazirah Arab sepanjang sejarahnya. Pada tahun 1746 Imam al-Wahhab mengeluarkan proklamasi jihad terhadap siapa saja yang menentang al-Da`wa lil-Tauhid. Gazwah mulai dilangsungkan ke daerah suku-suku yang sekarang dinyatakan kafir – biasanya dengan menyerang yang lebih lemah terlebih dahulu dan mengadakan kesepakatan nonagresi dengan suku yang kuat (Allen, 2006: 54-55).

Kelompok-kelompok suku di Najd yang bergabung dengan sekte Wahabi tidak hanya berjihad menyebarkan paham Wahabiyah. Melalui jihad, mereka juga memperoleh pendapatan dan pampasan perang dari penaklukan, penjarahan, dan pembunuhan yang mereka lakukan. Sebanyak seperlima dari perolehan tersebut diberikan kepada amir dan sisanya dibagi oleh suku-suku yang ikut berjihad. Kaum ulama mendapatkan zakat sebagaimana biasa. Jadi, semua mendapat bagian (Allen, 2006: 55).

Pada tahun 1765, Muhammad ibn Sa`ud dibunuh ketika sembahyang. Ia digantikan putranya, Abd al-Aziz ibn Sa`ud. Abd al-Aziz melanjutkan, dan dalam banyak hal, meningkatkan peperangan dan penyergapan yang dimulai ayahnya, dengan bantuan mertuanya, Muhammad ibn Abd al-Wahhab. Mertua dan menantu ini memperkenalkan senjata api kepada para pengikut mereka, dan mengajari mereka bagaimana menggunakannya sebagai pengganti tombak dan pedang. Ia juga membentuk pasukan elit dengan persenjataan yang lebih memadai. Merekalah yang menjadi tulang punggung ghazwah yang dilancarkan ke berbagai kawasan di Jazirah Arab.

Tentu saja, ghazwah bukan hanya urusan militer. Muhammad ibn Abd al-Wahhab membekali setiap mujahidnya dengan firman atau printah tertulis yang ditujukan kepada penjaga pintu surga, yang memintanya supaya langsung memperkanankan pemegang firman supaya langsung masuk surga sebagai syahid. Kultus syahadah yang banyak dikenal di kalangan Syiah diadopsi juga oleh kalangan Wahabi dan menjadi salah satu daya gerak di balik ghazwah. “Dan dengan demikian mujahid Amir Abd al-Aziz ibn Sa`ud berada dalam situasi menang-menang: jika mereka menang di dalam perang, mereka mendapatkan keuntungan harta benda; jika mereka binasa, mereka langsung masuk surga” (Allen, 2006, 59).

Setiap suku yang belum masuk Wahabi diberi dua tawaran jelas: masuk Wahabi atau diperangi sebagai orang-orang musyrik dan kafir. Yang setuju harus mengucapkan bay`ah ketundukan dan menunjukkan loyalitas dengan bersedia ikut berjihad dan membayar zakat. Yang menentang akan diperangi dan dijarah. Tidak banyak yang bisa bertahan menghadapi kekuatan dan kebrutalan Amir Abd al-Aziz.. Pada 1773, tidak ada lagi lawan berarti di Najd dan kota Riyadh sudah menyerah. Hingga ia wafat pada 1806, Abd al-Aziz ibn Sa`ud menebar teror ke banyak wilayah Jazirah Arab sampai ke Oman dan Yaman di Selatan dan sampai ke Baghdad dan Damaskus di Utara.

Serangan ke Karbala, Mekkah, dan Madinah

Pada tahun 1802, putra tertua Abd al-Aziz yang bernama Sa`ud ibn Sa`ud menyerang Karbala – tempat paling suci umat Syiah. Mereka menjarah makam Imam Husein cucu Nabi dan putra Ali bin Abi Talib, membantai siapa saja yang merintangi jalan mereka. Mereka banyak mendapatkan pampasan perang – seperlimanya menjadi bagian Sa`ud, sisanya bagi pasukan dengan ketentuan pasukan berkuda mendapat dua kali bagian pasukan yang berjalan kaki. Kurang lebih lima ribu penduduk Karbala dibunuh, sehingga kabarnya sampai ke wilayah-wilayah lain di Turki, Persia, dan daerah Arab lainnya. Pemerintah Kekhalifahan Turki, Khalifah Mahmud II, kemudian dikecam karena gagal menjaga Makam Imam Husein (Allen, 2006: 63).

Pada tahun 1803-1804, pasukan Wahabi juga menyerbu Mekkah dan Medinah. Mereka membunuh syekh dan orang awam yang tidak bersedia masuk Wahabi. Perhiasan dan perabotan yang mahal dan indah – yang disumbangkan oleh banyak raja dan pangeran dari seluruh dunia Islam untuk memperindah banyak makam wali di seputar Mekkah dan Madinah, makam Nabi, dan Masjidil Haram – dicuri dan dibagi-bagi. Pada 1804, Mekkah jatuh ke tangah Wahabi. Dunia Islam guncang, lebih-lebih karena mendengar kabar bahwa makam nabi telah dinodai dan dijarah, rute jamaah haji ditutup, dan segala bentuk peribadatan yang tidak sejalan dengan praktik Wahabi dilarang (Allen, 2006: 64).

Abd al-Aziz, yang setelah kematian Muhammad ibn Abd al-Wahhab memegang dua gelar amir dan imam sekaligus, wafat pada 1806. Ia dibunuh ketika sedang sembahyang di masjid Dir`iyyah. Pembunuhnya adalah pengikut Syiah dari Karbala yang memburunya dalam rangka membalas dendam terhadap perbuatan pasukan Wahabi di Karbala. Ia digantikan oleh putranya, Sa`ud ibn Sa`ud yang berkuasa sampai 1814, yang digantikan putranya bernama Abdullah ibn Sa`ud.

Reaksi Konstantinopel

Dominasi Wahabi di tanah suci juga menjadi tantangan langsung terhadap otoritas Khalifah di Turki. Beberapa kali serangan dilancarkan oleh Khalifah dari Baghdad tetapi gagal. Muhammad Ali Pasya, wazir atau wakil Khalifah di Mesir, diserahi tanggungjawab mengambil alih Hijaz dan tanah suci dan mengembalikannya kepada Khalifah sebagai khadimul haramayn. Setelah gagal di tahun 1811, pada 1812 pasukan kekhalifahan Usmani dari Mesir tersebut berhasil menduduki Madinah. Pada tahun 1815, kembali pasukan dari Mesir menyerbu Riyadh, Mekkah, dan Jeddah. Kali ini pasukan Wahhabi kucar-kacir.

Ibrahim Pasya, putra sang penguasa Mesir, datang dengan kekuatan sekitar 8000 pasukan kavaleri dan infantri dari Mesir, Albania, dan Turki. Ibrahim menawarkan enam keping perak untuk setiap kepala pengikut Wahabi yang berhasil dibunuh. Di akhir pertempuran, lapangan di depan markasnya berdiri piramida kepala pengikut Wahhabi. Pada 1818, pertahanan terakhir Wahabi yang dipimpin Abdullah ibn Sa`ud di Dir`iyyah diserbu dan setelah beberapa bulan dikepung, mereka menyerah.

Ibrahim Pasya mengumpulkan semua ulama Wahabi yang bisa didapat, kira-kira lima ratusan ulama, dan menggiring mereka ke masjid besar. Di sana, selama tiga hari, ia memimpin debat keagamaan dalam rangka meyakinkan ulama Wahabi bahwa ajaran mereka sesat. Di akhir hari keempat, kesabarannya habis dan ia memerintahkan pengawalnya supaya membunuh mereka sehingga masjid Dir`iyyah, dalam kata-kata pengelana William Palgrave, ‘menjadi kuburan berdarah teologi Wahabi.’

Abdullah ibn Sa`ud sendiri beserta beberapa anggota keluarganya ditawan dan dibawa ke Kairo dan kemudian ke Konstantinopel. Di ibukota Khilafah Usmani itu dia dipermalukan, diarak keliling kota di tengah cemoohan penonton selama tiga hari. Kemudian kepalanya dipenggal dan tubuhnya dipertontonkan kepada kerumunan yang marah. Sisa-sisa keluarga Sa`udi-Wahabi menjadi tawanan di Kairo.

Kehancuran Wahabi disambut gembira di banyak negeri Muslim. Seorang ulama mazhab Hanafi bernama Muhammad Amin ibn Abidin yang hidup di awal abad XIX mengatakan, “Ia mengaku pengikut mazhab Hanbali, tapi dalam pemikirannya hanya dia saja yang Muslim dan semua orang lain adalah musyrik. Ia mengatakan bahwa membunuh Ahlussunnah adalah halal, sampai akhirnya Allah menghancurkannya pada tahun 1233 Hijriah (1818) melalaui pasukan Muslim.” (Allen, 2006: 68).

Demikianlah, fase pertama aliansi Wahabi-Saudi, yang juga dikenal dengan Negara Saudi I, berhenti secara brutal, sekejam serbuan dan penaklukan yang mereka lakukan sejak aliansi terbentuk.***

Sumber: paramadina.wordpress

MENCOBA

MENCOBA by albaruqy
MENCOBA, a photo by albaruqy on Flickr.

Al-Allamah Sayyid Al-Maliki Rahimahullah Menghujat Wahabi

Di antara kebodohan kaum Wahabi yang mendapat sorotan dan kritik tajam fadhilah Allamah Sayyid Muhammad Alawi al Maliki-Pembela dan Imam Ahlusunah Abad 21- adalah masalah tabarruk, mengambil berkah dari Nabi Muhammad saw. Kata beliau, karena kesempitan pandangan mereka dan karena kecupetan daya jangkau dan pikiran mereka, mereka sebagaimana kebiasaan mereka, selalu menganggap segala bentuk praktik mengalap barakah dari Nabi Muhammad saw. yang dilakukan umat Islam di sepanjang masa, sejak masa hidup beliau saw. adalah sebagai praktik syirik dan kesesatan, waliyazubillah.

Kaum wahabi selalu mengaku berpegang dengan para Salafush Sholeh, para sahabat mulia dan para tabi’in. mereka mengatakan bahwa mengalap dan memburu berkah dari Nabi saw. tidak pernah dikalukan oleh para Salaf! Kecuali mungkin hanya Ibnu Umar, dan ia pun ditentang oleh para sahabat!

Kata, Abuya al Maliki rh. anggapan kaum Wahabi itu adalah sebuah kebodohan. Atau mereka berbohong, seperti kebiasaan mereka. Atau mereka itu menipu dan memutar balikkan fakta, seperti sering mereka lakukan!

Abuya berkata :

وَ هذا جَهْلٌ أَو كِْذبٌ أو تَلْبيسٌ.

Dan anggapan itu adalah kebodohan, atau kebohongan atau penipuan. (Mafâhim:156)

Benar sekali apa yang dikatakan Abuya. Mereka memang pandai berbohong dan memutar balikkan fakta. Praktik itu telah dikalukan oleh banyak sahabat seperti: empat Khulafa’ Rasyidin, Ummu Salamah, Khalid bin Walîd, Watsilah bin al Asqa’, Salamah bin al Akwa’, Anas bin Malik, Ummu Sulaim, Usaid bin Khudhair, dll.

Hai Anda yang tertipu dengan kebohongan kaum Wahabi, baca dan perhatikan bukti-bukti mu’tabarah yang disebutkan oleh Guru Besar Ulama’ Ahlusunnah Abad 21 yang hidup di tengah-tengah sarang Wahabi, agar Anda mengerti hujjah-hujjah Ahlusunnah! Dan sekaligus kepalsuan omongan ulama Wahabi Anda!

Jangan Cuma bisa BBM (Baru Bisa Meniru) Wahabi !

TV ANIMASI

TV ANIMASI by albaruqy
TV ANIMASI, a photo by albaruqy on Flickr.

Siti Aisyah, Istri Nabi SAW Menentang Fatwa Wahhabi

Hadis-hadis Ummul-mukminin Aisyah ra Menentang hadis yang menyamakan wanita dengan anjing dan keledai !!.

Fatwa Syeikh Masyhur Hasan Salman sebenarnya bersandar kepada sebuah hadis yang diatas-namakan junjunag besar Nabi Muhammad saw., sementara itu, ucapan itu ditolak oleh Ummul Mukminin Aisyah ra., istri Nabi saw… Sebagai seorang mufti semestinya ia mengerti hadis itu, yang dari sisi kualitas sanadnya cukup kuat… Riwayat-riwayat yang menyamakan wanita dengan binatang apalagi yang jelek-jelek tampilan rupanya seperti anjing hitam atau terkenal bodoh dan tidak cerdas seperti keledai adalah riwayat-riwayat yahg sangat patut diragukan… Jadi dalam berfatwa jangan kita asal comot riwayat! Mesti dibandingkan dengan riwayat-riwayat lain.

Nah, sekarang kenyataannya bahwa Ummul Mukminin Aisyah ra. Telah menolak dengan keras bahwa Nabi telah bersabda demikian… dan Dalam sebuah riwayat kita diperintah mengambil separoh informasi/ajaran agama dari humairâ’ (panggilan manja Siti Aisyah)… dengan demikian permasalahnnya adalah apakah kita akan mengikuti Syeikh Masyhur Hasan Salman al Wahhabi/ as Salafy atau mengikuti Ummul Mukminin Aisyah ra.?! Apakah Syeikh Masyhur Hasan Salman al Wahhabi/ as Salafy lebih pandai dari Ummul Mukminin Aisyah ra.?!

Bukankah Salafy mengklaim sebagai pengikut sejati para Salafush Shaleh? Mengapa sekarang meninggalkan dan mencampakkan Salafush Shaleh?!

Di bawah ini kami akan sebutkan beberapa kutipan hadis Ummul Mukminin Aisyah ra. yang telah diriwayatkan para ahli hadis.

(Semua Hadis Shahih Muslim dibawah ini kami kutip dari situs wahabi/salafy “al-Menhaj” yang memuat fatwa Syekh Masyhur Hasan Salman tersebut:

http://almenhaj.net/Ketab-Alhadeeth.php?catid=131&page=250&limit=25 )

Hadis 1.

Sumber: Shahih Muslim http://almenhaj.net/Show-Hadeeth.php?linkid=9919

سند الحديث

(512) حدثنا إسحاق بن إبراهيم. أخبرنا جرير عن منصور، عن إبراهيم، عن الأسود، عن عائشة؛ قالت:

متن الحديث

عدلتمونا بالكلاب والحمر.

لقد رأيتني مضطجعة على السرير. فيجيء رسول الله صلى الله عليه وسلم فيتوسط السرير. فيصلي. فأكره أن أسنحه. فأنسل من قبل رجلي السرير. حتى أنسل من لحافي.

Dari …. Aswad dari Aisyah, ia berkata, “Apakah kalian menyamakan kami (para wanita) dengan anjing-anjing dan keladai-keledai?!

Aku berbaring di atas ranjang, lalu datanglah Rasulullah saw. dan menengai ranjang lalu shalat, maka aku tidak ingin melintanginya lalu aku menarik diri dari sisi kaki ranjang sehingga aku menarik selimutku.

____________

Hadis 2-

Sumber: Shahih Muslim http://almenhaj.net/Show-Hadeeth.php?linkid=9917

سند الحديث

(512) وحدثني عمرو بن علي. حدثنا محمد بن جعفر. حدثنا شعبة عن أبي بكر بن حفص، عن عروة بن الزبير؛ قال: قالت عائشة:

متن الحديث

ما يقطع الصلاة؟ قال فقلنا: المرأة والحمار. فقالت: إن المرأة لدابة سوء! لقد رأيتني بين يدي رسول الله صلى الله عليه وسلم معترضة، كاعتراض الجنازة، وهو يصلي.

Dari … Urwah ibn Zubair, ia berkata, “Aisyah berkata: ‘Apa yang membatalkan shalat seorang?, Ia (urwah) berkata, ‘Wanita dan keledai.’ Maka Aisyah berkata, ‘[kalau begitu] Sesungguhnya wanita adalah binatang jelek! Aku benar-benar berada di hadapan Rasulullah saw. melintang seperti seorang jenazah yang melintang, dan beliau tetap [melanjutkan] shalat.

___________

Hadis 3

Sumber: Shahih Muslim http://almenhaj.net/Show-Hadeeth.php?linkid=9918

(512) حدثنا عمرو الناقد وأبو سعيد الأشج. قالا: حدثنا حفص بن غياث. ح قال وحدثنا عمر بن حفص بن غياث (واللفظ له) حدثنا أبي. حدثنا الأعمش. حدثني إبراهيم عن الأسود، عن عائشة.

متن الحديث

قال الأعمش: وحدثني مسلم عن مسروق عن عائشة. وذكر عندها ما يقطع الصلاة. الكلب والحمار والمرأة. فقالت عائشة: قد شبهتمونا بالحمير والكلاب. والله! لقد رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم يصلي وإني على السرير. بينه وبين القبلة مضطجعة. فتبدو لي الحاجة. فأكره أن أجلس فأوذي رسول الله صلى الله عليه وسلم. فأنسل من عند رجليه.

Dari … Masrûq dari Aisyah:, “Disebut-sebut di hadapan Aisyah bahwa yang membatalkan shalat adalah anjing, keledai dan wanita, maka Asiyah berkata, “Kalian telah menyamakan kami (kaum wanita) dengan keledai-keledai dan anjing-anjing. Demi Allah aku menyaksikan Rasulullah saw. sedang shalat dan ketika itu aku berada di atas ranjangku tepat diantara beliau dan arah kiblat, aku sedang terlentang, lalu aku butuh sesuatu, aku tidak ingin bangun khawatir menggangu Rasulullah saw., lalu aku menarik dari sisi kedua kaki beliau.”

__________________

Hadis 4.

Sumber: Shahih Muslim http://almenhaj.net/Show-Hadeeth.php?linkid=9915

سند الحديث

(512) حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة وعمرو الناقد وزهير بن حرب.قالوا:حدثنا سفيان بن عيينة عن الزهري، عن عروة، عن عائشة؛

متن الحديث

أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يصلي من الليل. وأنا معترضة بينه وبين القبلة. كاعتراض الجنازة.

Sesungguhnya Nabi saw. shalat malam, dan aku melintangi antara beliau dan arah kiblat seperti seorang nejazah.

_____________

Hadis 5

Sumber: Shahih Muslim http://almenhaj.net/Show-Hadeeth.php?linkid=9920

سند الحديث

512) حدثنا يحيى بن يحيى. قال: قرأت على مالك عن أبي النضر، عن أبي سلمة بن عبدالرحمن، عن عائشة؛ قالت:

متن الحديث

كنت أنام بين يدي رسول الله صلى الله عليه وسلم. ورجلاي في قبلته. فإذا سجد غمزني فقبضت رجلي. وإذا قام بسطتهما. قالت، والبيوت يومئذ ليس فيها مصابيح.

Aisyah berkata, “aku tidur di hadapan Rasulullah saw. dan kedua kakiku menjulur ke arah kiblat, maka apabila beliaun sujud beliau menggoyangkan kakiku maka aku tarik kedua kakiku, dan apabila beliau berdiri aku julurkan.” Asiyah berkata, “dan ketika itu rumah tidak ada lampunya.

Jadi dimana kita temukan dalam prakti Nabi saw. tersebut yang menerangkan bahwa melintangnya seorang wanita dapat membatalkan shalat ?

DESAIN

DESAIN by albaruqy
DESAIN, a photo by albaruqy on Flickr.

Ahlussunnah Adalah Musyrikun Dimata Kaum Wahabi/Salafy

Termasuk kemungkaran, bid’ah dhalalh dan kemusyrikan dalam pandangan kaum Wahabi/Salafi adalah menghormati hari lahir Nabi mulia Muhammad saw.dengan mengadakan perayaan yang di dalamnya dibacakan ayat-ayat suci Al Qur’an, membacakan syair-syair pujian untuk beliau, serta membagi-bagikan makana atau santunan apapun untuk kaum Mukminin dll. yang masuk dalam bingkai ungkapan rasa cinta dan syukur kita atas kelahiran beliau sebagai junjungan, Nabi akhir dan Rasul kesayangn Allah SWT.

Praktik seperti itu dalam pandangan kaum Wahabi/Salafi adalah sebagai bentuk penyembahan selain Allah SWT. Ia menyerupai praktik kaum Nasrani dalam menyambut hari lahir al-Masih as.

Tidak jarang kita saksikan para kyia dan khatib mereka menggembar-gemborkan suara sumbang pengkafiran atau tuduhan bahwa praktik itu serupa dengan praktik orang-orang Kristen, seperti dibanyak masjid mereka!

Ternyata memang demikian ajaran kaum Wahabi itu! Dan stempel kemusyrikan yang mereka alamatkan kepada kaum Muslimin Ahlusunnah yang selalu dengan penuh kecintaan mengadakan perayaan Maulidan adalah pola pikir sesat kaum Wahabi!

Ini sangat berbahaya dan perlu disikapi oleh kita semua! Sikap mudah mengkafirkan orang lain dengan tanpa alasan jelas, atau dengan alasan yang belum pasti, apalagi yang kita kafirkan adalah umum kaum Muslimin, di dalamnya tidak jarang terrdapat para wali, para ulama, dan kaum shalihin adalah sikap sesat yang harus diberantas agar tidak membuat kekacauan di tengah-tengah umat Islam.

Sikap mengkafirkan kaum Muslimin Ahlusuunah oleh kaum Wahabi bukanlah sebuah fitnah, ia adalah sebuah fakta. Saya hanya akan sebutkan sekelumit saja fatwa-fatwa pengkafiran tersebut. Fatwa Syeikh Abdurrahman bin Hasan Âlu Syeikh:

Dan mereka, kaum Musyrikun telah mengada-ngada hari-hari raya di sisi kuburan yang disembah selain Allah. Mereka menamainya sebagai ied, seperti hari raya al Badawi di mesir dan lainnya. Bahkan ia lebih dahsyat dari kemusyrikan, sebab di dalamnya terdapat kemusyrikan dan maksiat-maksiat besar. (Qurratul ‘Uyûn, baca Fathul Majîd:145.)

Coba Anda perhatikan bagaimana kaum Muslimin yang merayakan hari lahirnya Syeikh al Badawi, seorang wali besar yang diakui para ulama Ahlusunnah kewaliannya sebagai kaum Musyrikun!!

Fatwa Syeikh Muhammad Hamid al Faqi:

Peringatan hari lahir dan hari wafat yang ramai diadakan di negri ini dengan nama para wali adalah sebuah bentuk penyembahan dan pengagungan, ta’dzîm. (Ta’liq Fathul Majîd:154)

Jadi kaum Ahlusunnah yang mengadakan perayaan hari lahir Nabi saw. atau para wali Allah adalah kaum MUSYRIKUN yang sedang mengadapan praktik penyembahan kepada selain Allah!!

Subhanallah! Sampai kapan kalian hai Wahabi mengkafirkan Ahlusunnah dan semua golongan yang tidak sama dengan kalian!!!

Setelah fatwa di atas masihkan Anda mengingkari bahwa mazhab Anda itu ditegakkan di atas pengkafiran kaum Musliumin ?!

Rabu, 27 April 2011

IKHLASKANLAH

Ikhlaskanlah (amalmu)!

ikhlas itu berarti ibadah yang engkau lakukan tidak disertai suatu keinginan melainkan hanya untuk mendekatkan diri kepada Tuhanmu yang Maha Melindungi.

Allah tidak akan menerima amal kecuali amal yang murni untuk-Nya semata-mata untuk mencari ridlo-Nya.

**kifayatul atqiya' 32***

BINGUNG DALAM ASA

sudah letih hati ini
menanti bintang-bintang yang beraburan
tengok kanan tengok kiri
adakah hidup yang akan lebih baik

yaa Allah temukanlah daku
hadirkanlah setetes kasih sayang-Mu
untuk merajut kebahagiaan hakiki
semoga surga-Mu selalu menantiku

Yaa Allah berikanlah kekuatan Iman
kekuatan Islam dalam Batin ini
berilah kesabaran
keikhlasan dalam meniti perjuangan

bungapun mekaar telah mengganggu
mengajak keharuman tuk melalaikan cintku padamu
solusi manakah yang akan kupakai
mengharap keridloan di setiap langkahku

yaa Allah
Tuntunlah Hamba-Mu ini
berikanlah hidayah
magfirah-Mu

berikanlah kenikmatan Iman dan Islam di dadaku yaa Allah
semoga hamba-Mu tidak lalai dalam menelusuri keridloan ini


selalu menghara dan mengharap
kabulkanlah Doaku ini.

Keajaiban lebah





Ternyata lebah banyak mannfaat nya loh gan.. Coba baca …

Mari kita mengenal beberapa keajaiban lebah madu. selama ini kita mengenal lebah madu sebagai penghasil madu, propolis, bee pollen, royal jelly yang sangat membantu kesehatan dan penyembuhan manusia. Disini Anda akan mengenal sekitar 25 fakta keajaiban lebah madu yang luar biasa.

Lebah madu telah mendiami bumi ini lebih dari 30 juta tahun yang lalu. Lebah madu adalah serangga yang keistimewaanya tertulis didalam semua kitab suci dan pengobatan -pengobatan kuno. Lebah madu yang dikenal sebagai Apis mellifera, mempunyai sifat yang sangat jinak dan hal terpenting adalah membantu penyerbukan (pollinators).

Lebah madu adalah menjadi satu-satunya serangga yang menghasilkan makanan (madu,bee pollen, propolis dan royal jelly) yang menyehatkan dan menyembuhkan manusia.
Madu menjadi satu-satunya makanan yang meliputi semua unsur yang diperlukan untuk
menopang hidup, mencakup enzim, vitamins, mineral, dan air; dan adalah satu-satunya
makanan yang berisi ” pinocembrin”, suatu antioxidant yang meningkatkan fungsi otak.

Bee Pollen sering disebut sebagai inti sari kehidupan, bee pollen ini dikumpulkan lebah dari tepung sari bunga jantan. Tanpa adanya pollen maka tidak akan ada buah-buhan jadi sangat wajar bee polen dijuluki sebagai superfood atau inti kehidupan.



Dalam Royal jelly mengadung rahasia awet muda. Royal jelly sangat kaya collagen yang
berfungsi untuk meremajakan sel-sel tubuh. Usia ratu lebah adalah 40x umur lebah pekerja, ini berkat royal jelly yang dimakannya sebagai sumber rahasia awet muda.

Propolis sebagai super antioksidan yang kaya bioflavanoid, satu tetes bioflavanoid setara
dengan 500 jeruk segar. Propolis juga dikenal sebagai anti kanker karena mengandung zat CAPE.

Bisa lebah atau sengatan lebah walaupun sangat berbahaya untuk membunuh musuhnya
ternyata juga sangat berkhasiat untuk mengobati manusia seperti sakit rematik dll.
Ruangan sel lebah merupakan ruang paling streril di dunia berkat dilapisi propolis sebagai anti virus, anti jamur dan anti bakteri.Madu Lebah mempunyai 6 kaki, 2 mata campuran disusun dari beribu-ribu lensa kecil, 3 mata sederhana di atas kepala, 2 pasang sayap, kantong madu, dan perut.



Lebah madu mengepakkan sayapnya sebanyak 11,400 kali per menit, Lebah madu dapat
terbang sejauh 6 mil dari sarangnya, dengan kecepatan setara 15 mil per jam. Sepanjang
hidupnya lebah terbang sejauh 90,000 mil atau setara dengan tiga kali keliling bola bumi hanya untuk mendapatkan satu pond madu.

Rata-rata satu lebah madu akan mengumpulkan hanya madu sebanyak 1/12 sendok teh
seumur hidupnya. Untuk menghasilkan 1 pon madu diperlukan sekitar 2 juta bunga dan tenaga sekitar 556 lebah pekerja. Satu ons madu yang didapatkan setara dengan penerbangan lebah mengelilingi bumi.

Satu lebah madu akan mengunjungi 50 - 100 bunga dalam satu perjalanan mengumpulkan madu.



Setiap satu koloni lebah madu dihuni sekitar 20,000-60,000 lebah dan dipimpin oleh satu ratu lebah. Setiap ratu lebah mempunyai bau yang unik sehingga semua lebah dapat mengindentifikasi koloninya sendiri.

Lebah madu pekerja adalah lebah betina yang organ reproduksinya tidak sempurna, hidup
berkisar 6-8 minggu dan melalukan semua pekerjaan mulai dari membersihkan sarang,
membuat sarang, mengumpulkan madu dll.
Ratu Lebah hidup untuk sekitar 3-5 tahun dan menjadi satu-satunya lebah yang bertelur. Ratu lebah setiap hari bertelor 2500 butir.
Lebah jantan, hidupnya hanya untuk mengawini ratu lebah dan pekerjaan-pekerjaan ringan tidak seperti lebah betina.



Hanya lebah pekerja yang mempunyai sengatan dan mereka akan menyengat jika merasa
terancam. Sekali menyengat lebah akan langsung mati. Ratu mempunyai alat penyengat, tapi tidak untuk membantu mempertahankan.

Lebah madu berkomunikasi dengan satu sama lain dengan cara ” menari”. Lebah madu adalah makhluk yang sangat terorganisir dan bisa menjadi teladan dalam kehidupan manusia. Lebah adalah makhluk yang mendapatkan wahyu untuk menghasilkan makanan yang menyembuhkan manusia.


Keistimewaan lebah madu jelas sekali tertulis dari dalam Al-Qur’an dan Rasullullah juga sangat mengajurkan meminum madu. Ini beberapa cuplikan hadist:
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa minum madu setiap bulan dengan niat
melakukan nasehat Al-Qur’an, maka Allah SWT akan menyembuhkannya darinya 77 penyakit”.

Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa ingin memiliki hafalan yang kuat hendaklah dia meminum madu”.

Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sebaik-baik minuman ialah madu karena dia dapat
mengkonsentrasikan hati dan menghilangkan dingin yang ada di dalam dada”.

Dari Imam Ali a.s. beliau bersabda: “Madu adalah obat dari segala penyakit, tiada penyakit di dalamnya, ia dapat menghilangkan lendir dan membersihkan hati”.

ALLAH, MANUSIA DAN ALAM

******* CINTA SEJATI******


PECINTA
...BUKANLAH
ORANG
YANG
MENGHARAPKAN
DARI
KKASIHNYA
SUATU
IMBALAN
ATAU
MENUNTUT
DARINYA
SUATU
KEPERLUAN

SEJATINYA
PENCINYA
ADALAH
YANG
BERMURAH
HATI
MEMBERI-MU
BUKAN
YANG
ENGKAU
BERMURAH
HATI
MEMBERINYA

cinta yang mutlak tak berlandaskan pada sebuah transaksi. itulah cinta yang benar2 tulus, seorang pecinta tak mempunyai syarat atau perhitungan apapu atas pemberiannya, seorang ibu mencintai anak2nya, meskipun mereka jelek rupanya, maka renungkanlah cinta Ilahi.


^_^

Selasa, 26 April 2011

TERGESA-GESA YANG DIPERBOLEHKAN

TERGESA-GESA YANG DIPERBOLEHKAN






Dari Hati Al-Ashom r.a. berkata:
tergesa-gesa itu dari setan
selain dalam lima perkara
maka sesungguhnya
tergesa-gesa dala hal itu termasuk sunnah Rsulullah SAW.

1. memberi makan kepada tamu, jika menginap.

2. mengurusi mayat orang yang mati.

3. mengawinkan anak perempuan jika telah baligh.

4. membayar hutang jika telah jatuh tempo pembayarannya.

5. dan taubat dari dosa bila terlanjur mengerjakannya.



***Nasho'ikhul 'Ibad***

Cara Khalifah Umar Ibnul Khattab Memberantas Korupsi




Ada tekad dari pemerintahan kita untuk menyelenggarakan kepemimpinan negara ini mulai saat ini dan di masa-masa yang akan datang dengan konsep clean goverment ( pemerintahan yang bersih), yaitu bersih dari korupsi, kolusi, nepotisme, dan sejenisnya. dan bagaimana pula Islam memberikan solusi ( jawaban) terhadap masalah tersebut? Khalifah Umar Ibnul Khattab telah membuktikannya. Simak juga peringatan Rasulullah SAW kepada para wakil rakyat di pemerintahan.

Segera setelah Khalifah Umar Ibnul Khattab dilantik menjadi pemegang kekuasaan tertinggi dalam pemerintahan, tindakan pertama yang ia lakukan adalah menyusun konsep mencegah korupsi di kalangan aparat negara. Khalifah yang dikenal sangat tegas dan keras dalam masalah hukum Islam ini, malaksanakan konsepnya dengan rasa keadilan, berani dan tidak pandang bulu.

Kepada para pembesar negara, sipil atau militer, yang kaya dan penuh kemewahan, akan ditanya dengan sorot mata penuh wibawa : "Anna laka hadza ?" ( Darimana kau peroleh hartamu ini ?). Lalu ia segera memerintahkan pemeriksa untuk meneliti berapa jumlah kekayaan si pejabat sebelum dan sesudah ia menduduki sebuah jabatan. Jika ada kelebihan, dari mana ia mendapatkannya.

Jika ternyata diketahui bahwa pertambahan kekayaan si pejabat diperoleh bukan dari hasil gaji resmi negara, maka disitalah harta itu dan dimasukkan ke kas negara ( baitul maal). harta yang oleh khalifah dianggap bukan hak milik pribadi, dinyatakan sebagai milik umat dan hak milik Allah. Sebab kekayaan demikian bukan mustahil berasal dari hadiah dan sogok kepada pejabat itu untuk mendapatkan kemudahan bagi si penyogok, atau berasal dari pemerasan secara halus atas rakyat atau juga pengaruh kekuasaannya.

Demikianlah , Baitul Maal (BM) bertambah jumlahnya karena hasil sitaan dari berbagai pejabat korup, mulai dari gubernur, komandan pasukan, pemungut zakat bahkan dari kalangan keluarga Khalifah sendiri.

KASUS SANG ISTERI

Di suatu malam, isteri khalifah memakai seuntai kalung mutiara yang sangat indah. Demi khalifah mengetahui isterinya mengenakan kalung tersebut, lalu ia bertanya : " Dari mana kau dapatkan kalung ini ?."

Dengan rasa senang si isteri menceritakan bahwa kalung itu hadiah dari Kaisar Romawi Timur. Mendengar cerita itu Khalifah menyuruh isterinya melepas kalung tersebut untuk diserahkan ke Baitul Maal melalui Perbendaharaan Negara.

Hal yang sama juga dilakukan atas gubernur Mesir, Amru ibnul Ash. Ketika diketahui dari kekayaan gubernur tersebut ada harta yang tidak halal, maka hartanya disita dan dimasukkan ke BM. Dan semua tindakan Khalifah yang tegas, keras, dan adil itu dilakukan berdasarkan firman Allah SWT dalam Surah Al- Baqarah 188 yang artinya :
"Dan janganlah kamu makan harta antara kamu dengan cara yang bathil. Dan jangan kamu suapkan harta itu kepada pembesar negeri ( pejabat), supaya dengan jalan itu ( kamu) dapat mengambil harta orang lain dengan cara dosa. Padahal kamu mengetahui akibatnya".

Dan juga hadits Rasulullah SAW : "Allah melaknat penyuap dan penerima suap dalam pemerintahan." (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, dan At- Turmudzy). Dan hadits lain yang menceritakan tentang kemarahan Nabi Muhammad SAW kepada seorang petugas pemungut zakat yang diketahui menerima hadiah yang melaporkan kepada Nabi : " Ini zakat, tapi ini sebagai hadiah orang kepadaku." Lalu Nabi membentak : " Berdiamlah kau di rumahmu sebagai orang swasta. Nanti kau akan melihat, apakah akan ada orang datang kepadamu untuk memberikan hadiah atau tidak ?."

Demikian kerasnya hukum Negara Islam, sehingga hadiah atau menerima hadiah untuk para pejabat negara digolongkan sebagai tindak korupsi. Dan hadiah-hadiah demikian harus disetor ke BM.

MENGAPA ISLAM JAYA

Berbagai peringatan dan ancaman yang dikemukakan oleh Nabi SAW terhadap tindakan korupsi dan penyelewengan terhadap negara - yang dalam hukum Islam disebut ghulul - dinyatakan dalam Al- Qur'an Surah Al- Imran : 161 yang artinya :
" Orang yang melakukan ghulul ( mengkorup harta negara), Allah pasti melahirkan ghulul itu ( harta korupsinya) di hari kiamat."

Lalu dijelaskan oleh Rasulullah SAW : " Jika yang dikorupsinya kambing, ia akan mengembek. Jika berupa sapi, ia akan mengeluh dan menanduk koruptornya."

Demikian besar keyakinan Nabi Muhammad SAW sebagai kepala pemerintahan yang berpendapat bahwa hancurnya suatu pemerintahan negara akan terjadi karena tidak adanya usaha memberantas yang sungguh-sungguh dan berkelanjutan terhadap tindakan-tindakan korupsi, kolusi, dan sejenisnya. Hal ini tercermin dalam khutbah akhirnya ketika haji wada' dalam pesannya :
" Wahai kaumku ! Dengarlah perkataanku dan camkan dalam hatimu, bahwa setiap Muslim adalah saudara bagi setiap Muslim lainnya. Dan sekarang, kamu sekalian terikat dalam satu ikatan persaudaraan. Oleh karena itu, tidak diperkenankan bagi siapapun diantara kamu untuk memperkaya dirinya dengan milik saudaramu yang lain, kecuali kalau saudaramu itu memberikan kepadamu dengan ikhlas ( rela)."

Dengan konsep dari Al- Qur'an dan Hadits Nabi SAW yang dilaksanakan dengan tegas, adil, dan tidak pandang bulu inilah pemerintah Islam berkembang dengan pesat dan kuat. Sinarnya memancar ke seluruh dunia. Para pemimpinnya disegani oleh kawan dan lawan karena mengikuti jejak Nabi dalam melaksanakan pemerintahan negara.

Namun demikian, Nabi-pun memperingatkan dengan tegas pula bahwa gagalnya suatu pemerintahan tergantung dari akhlak para pemimpinnya juga. Sabda beliau :
" Kamu menduduki kedudukan orang yang dzalim sebelum kamu, lalu kamu berbuat pula kedzaliman seperti orang yang kamu gantikan itu."

Sabdanya lagi : " Akan datang suatu masa, dimana hari esoknya lebih buruk dari hari kininya."

Dan kepada para pemimpin/wakil rakyat, Rasulullah SAW mengingatkan :

Kamu sekalian adalah pemimpin, dan kamu akan ditanya mengenai rakyat yang dipimpinnya (HR. Bukhari - Muslim).
Tiada seorang yang diamanati oleh Allah memimpin rakyat kemudian ia mati, sedang ia masih ( dalam keadaan) menipu rakyatnya, maka Allah mengharamkan baginya surga . (HR. Bukhari - Muslim).
Siapa yang diserahi oleh Allah mengatur kepentingan kaum Muslim, lalu ia bersembunyi dari hajat kepentingan mereka, maka Allah akan menolak hajat kepentingan dan kebutuhannya pada hari kiamat .... (HR. Abu Dawud - At- Turmudzi).

Senin, 25 April 2011

SEKILAS TENTANG PERGURUAN ISLAM “AL KHIDMAH” NGRONGGOT NGANJUK | MA AL-KHIDMAH

SEKILAS TENTANG PERGURUAN ISLAM “AL KHIDMAH” NGRONGGOT NGANJUK | MA AL-KHIDMAH

=================== AGAR HATI TAK TERALINGI ===================

===================
AGAR HATI TAK TERALINGI
===================


AMAL ITU KERANGKA YANG MATI
DAN RUHNYA ADALAH KEIKHLASAN YANG ADA PADANYA

*Ibnu 'Athoillah*




amal adalah jelmaan lahiriyyah dari niat dan keinginan
pengalaman dari lahiriyyah adalah cerminan dari hakikat dan keadaan bathin
amal tak akan gagal bila tanpa kesesuaian dengan niat
puncak keikhlasan adalah kesadaran bahwa kita tidak memiliki kekuatan dan kehendak "bebas".
bergantunglah kepada_Nya
pahamilah perintah_Nya
dan harapkanlah hasil yang cemerlang.******


semoga hati kita selalu mendapatkan setetes kesejukan atas semua keridhoan_Nya.

Minggu, 24 April 2011

BUKTI KEBENARAN ALQURAN

“Agama dapat menjadi petunjuk yang berhasil untuk pencarian ilmu pengetahuan. Dan agama Islam dapat mencapai sukses dalam hal ini. Tidak ada pertentangan antara ilmu genetika dan agama. Kenyataan di dalam al-Quran yang ditunjuk­kan oleh ilmu pengetahuan menjadi valid. AI-Quran yang berasal dari Allah mendukung ilmu pengetahuan.



- Prof. Dr. Joe Leigh Simpson

Ketua Jurusan Ilmu Kebidanan dan Ginekologi dan

Prof. Molecular dan Genetika Manusia,

Baylor College Medicine, Houston,

Amerika Serikat.








"Nabi Muhammad SAW sebagai buku ilmu pengetahuan dari Allah. "



- Prof. Marshall Johnson

Guru Besar ilmu Anatomi dan Perkembangan Biologi,

Universitas Thomas Jefferson,

Philadelphia, Pennsylvania,

Amerika Serikat.



“AI-Quran adalah sebuah kitab, petunjuk, kebenaran, bukti,” dan kebenaran yang abadi bagi kita sampai akhir zaman. "



- Prof. TVN Persaud

Ahli anatomi, ahli kesehatan anak-anak,
dan ahli ginekologi kebidanan dan ilmu reproduksi
di Universitas Manitoba, Winnipeg, Menitoba,

Kanada.



"Semua yang tertulis di dalam al-Quran pasti sebuah kebenaran, yang dapat dibuktikan dengan peralatan ilmiah. "



- Prof. Tejatat Tejasen

Ketua Jurusan Anatomi Universitas Thailand,

Chiang Mai



"...metode ilmiah modern sekarang membuktikan apa yang telah dikatakan Muhammad 1400 tahun yang lalu. AI-Quran adalah buku teks ilmu pengetahuan yang simpel dan sederhana untuk orang yang sederhana. "



- Prof. Alfred Kroner

Ketua Jurusan Geologi Institut Geosciences,

Universitas Johannnes Gutterburg, Maintz,

Jerman.



“AI-Quran adalah kitab yang menakjubkan yang menggambarkan masa lalu, sekarang, dan masa depan. "



- Prof. Palmer

Ahli Geologi ternama
Amerika Serikat.



"llmuwan itu sebenarnya hanya menegaskan apa yang telah tertulis di dalam al-Quran beberapa tahun yang lalu. Para ilmuwan sekarang hanya menemukan apa yang telah tersebut di dalam al-Quran sejak 1400 tahun yang lalu."



- Prof. Shroeder

Ilmuwan kelautan dari

Jerman



"Dengan membaca al-Quran, saya dapat menemukan jalan masa depan saya untuk investigasi alam semesta,"



- Prof. Yoshihide Kozai

Guru Besar Universitas Tokyo dan

Direktur The National Astronomical Observatory, Mikata, Tokyo,

Jepang

Lagi, Dalil-dalil yang Mengharamkan Nyanyian dan Musik



Lagi, Dalil-dalil yang Mengharamkan Nyanyian dan Musik
Penulis : Ibnul Qayyim Al-Jauziyah
Di bawah ini akan kami tampilkan hadits-hadits Nabi yang menunjukkan pengharaman secara
jelas (sharih) terhadap berbagai macam alat hiburan dan musik.
Diriwayatkan bahwa Abdurrahman bin Ghanam berkata : Abu Amir atau Abu Malik Al
Asy'ari Radiyallahu 'anhu telah menceritakan kepadaku bahwa ia pernah mendengar Rasulullah
Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda, "Di kalangan umatku nanti akan ada suatu kaum yang
menghalalkan perzinaan, sutera, khamr dan alat-alat musik."
Ini adalah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam Shahihnya, meskipun
diriwayatkan secara mu'allaq, namun tetap dijadikan hujjah yang beliau masukkan dalam bab
tersendiri, yaitu Bab tentang Orang yang menghalalkan Khamr dan Menamainya dengan Nama
Lain. "Hisyam bin Ammar berkata : telah menceritakan kepada kami Shadaqah bin Khalid dari
Abdurrahman bin Yazid bin Jabir, dari Athiyah bin Qais Al Kilabi, dari Abdurrahman bin Ghanm Al
Asy'ari bahwa ia berkata : Amir atau Abu Malik Al Asy'ari, - Demi Allah dia tidak membohongiku -
menceritakan kepada bahwa ia pernah mendengar Rasulullah bersabda : " Sungguh akan ada
suatu kaum dari umatku yang menghalalkan perzinaan, sutera, khamr dan alat-alat musik."
Orang-orang yang mencacatkan keshahihan hadits ini tidak dapat beralasan apa-apa, seperti
Ibnu Hazm, kecuali hanya untuk membela madzhabnya yang batil dalam hal membolehkan
hiburan atau musik dengan menganggap hadits Al Bukhari di atas adalah munqathi' (terputus -
red), karena Al Bukhari tidak menyambungkan sanad hadits tersebut.
Jawaban mengenai kerancuan ini adalah sebagai berikut:
Sesungguhnya Al Bukhari telah bertemu Hisyam bin Ammar dan telah mendengarkan hadits
dirinya. Maka jika Al Bukhari mengatakan, "Hisyam telah berkata. " itu berarti sama artinya
dengan mengatakan, :Dari Hisyam." Seandainya Al Bukhari belum pernah mendengar hadits itu
darinya, maka sudah tentu dia tidak akan membolehkan untuk meyakini hadits itu darinya,
kecuali memang shahih bahwa ia (Hisyam) benar-benar pernah mengatakannya. Hal semacam
ini banyak digunakan saking banyaknya rawi yang meriwayatkannya hadits dari syaikh tersebut
dan karena kemasyhurannya. Lagi pula yang namanya Al Bukhari itu adalah rawi yang paling
jauh dari perbuatan tadlis (pemalsuan). Al Bukhari sendiri memasukkan hadits tersebut dalam
kitabnya yang diberi nama Shahih, yang dijadikan hujah oleh beliau. Seandainya hadits ini tidak
dianggap shahih oleh beliau, tentu beliau tidak akan memasukkannya dalam kitab Shahih beliau.
Al Bukhari menta'liqnya dengan shighar jazm, bukan shighat tamridh. Ia juga mengambil sikap
tawaquf mengenai suatu hadits atau jika hadits yang ada itu tidak memenuhi persyratannya,
maka Al Bukhari biasanya mengatakan, "Wa yurwa'an Rasulullah wa yudzkaru'anhu."
(Diriwayatkan dari Rasulullah dan disebutkan darinya), atau ungkapan yang sejenisnya.
Namun jika Al Bukhari sudah mengatakan, "Qola Rasulullah " (Rasulullah telah bersabda), maka
berarti ia telah menetapkan dan memastikan bahwa hal itu benar-benar dari Nabi. Kalau saja kita
buang alasan di atas, maka hadits ini tetap dianggap shahih dan muttasil oleh hadits lainnya. Abu
Dawud dalam kitab Al Libas mengatakan : telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab bin
Najdah, katanya : Bisyr bin Bakar telah menceritakan kepada kami Athiyah bin Qais yang
mengatakan : Aku telah mendengar Abdurrahman bin Ghanm Al Asy'ari berkata : Abu Amir atau
Abu Malik telah menceritakan kepada kami, lalu disebutkan hadits seperti di atas secara ringkas.
Abu Bakar Al Ismaili juga meriwayatkan dalam kitabnya As Shahih, secara musnad.
Ia mengatakan : Abu Amir tidak dapat diragukan.

Nalarnya, bahwa segala alat musik merupakan alat hiburan atau permainan, dan hal ini tidak
diperselisihkan di antara para ahli bahasa. Seandainya hal itu halal (dibolehkan), tentu Rasul
tidak akan mencela tindakan menghalalkan hal tersebut, dan tidak mensandingkan dengan
khamr dan perzinaan.
Ibnu Majah di dalam kitab Sunannya mengatakan : Abdullah bin Said telah menceritakan riwayat
hadits kepada kami dan Muawiyah bin Shalih, dari Hatim bin Huraits dari Abi Maryam, dari
Abdurrahman bin Ghanm Al Asy'ari, dari Abu Malik Al Asy'ari Radhiyallahu’anhu bahwa ia berkata
: Rasulullah telah bersabda : " Sungguh akan ada manusia-manusia dari umatku yang meminum
khamr yang mereka namakan dengan nama lain, kepalanya dipenuhi dengan musik dan
penyanyi-penyanyi wanita. Maka Allah akan menenggelamkan mereka ke dalam bumi dan
menjadikan di antara mereka aa kera dan babi.' (sanad hadits ini shahih).
Orang-orang yang menghalalkan musik - dalam hadits tersebut- diancam bahwa Allah akan
menenggelamkan mereka ke dalam bumi dan merubah bentuk mereka menjadi kera dan babi.
Meskipun ancaman ini untuk seluruh perbuatan yang tersebut dalam hadits itu, namun masingmasingnya
mendapatkan bagian dari celaan dan ancaman ini.
Dalam hal ini terdapat berbagai riwayat hadits, yaitu hadits dari Sahl bin Sa'ad As Saidi, Imron
bin Hushain, Abdullah bin Amru, Abdullah bin Abbas, Abu Hurairah, Abu Umamah Al Bahli,
'Aisyah, Ali bin Abi Thalib, Anas bin Malik, Abdurrahman bin Sabith dan hadits Al Ghazi bin
Rabi'ah. Kami sengaja mengungkapkannya agar para Ahlul Qur'an mendapat kepuasan, di
samping agar orang-orang yang suka mendengarkan suara setan itu dapat tergugah hatinya.
1. Hadits Sahal bin Sa'id
Ibnu Abi Dunya berkata : Al Haitsam bin Kharijah telah menceritakan kepada
kami, katanya : telah mencertiakan kepada kami Abdurrahman bin Zaid bin Aslam
dari Abu Hazim, dari Sahl bin Sa'ad As Saidi bahwa ia telah berkata : Rasulullah bersabda : "Di
dalam umatku ini akan ada (siksaan yang berupa) pembenaman, pelemparan dan pengubahan
bentuk. "Ditanyakan, " Kapan hal itu terjadi ya Rasulullah?" Beliau Menjawab, "Jika telah tampak
berbagai alat musik, qainah (budak wanita yang menjadi penyanyi) serta dihalalkannya khamr."
2. Hadits Imran bin Hushain
Hadits ini diriwayatkan oleh At Tirmidzi dari hadits Al A'masy, dari Hilal bin Yisaf, dari Imran bin
Hushain yang berkata : Rasulullah telah bersabda : "Pada umatku nanti akan ada (siksaan atau
bencana yang berupa) pembenaman, pelemparan dan pengrubahan bentuk." Lalu salah seorang
di antara kaum muslimin ada yang bertanya. "Kapan hal itu terjadi, ya Rasulullah?" Beliau
menjawab, "Jika telah tampak berbagai qainah, alat-alat musik dan diminumnya khamr." At
Tarmidzi mengatakan bahwa hadits ini gharib.
3. Hadits Abdullah bin Amru
Imam Ahmad di dalam Musnadnya dan juga Abu Dawud sama-sama meriwayatkan hadits
dari Abdullah bin Amru bahwa Rasulullah telah bersabda, "Sesungguhnya Allah Subhanahu wa
Ta’ala telah mengharamkan atas umatku : khamr, judi, kubah (kartu atau dadu; dapat pula
diartikan at thibl (genderang; juga termasuk jenis alat musik lainnya) -pent.) dan ghubaira'
(minuman keras yang diperas dari jagung yang biasa dibuat oleh orang-orang Habasyah); dan
setiap yang memabukkan itu haram. " Dalam lafal Ahmad yang lain disebutkan : "Sesungguhnya
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengharamkan atas umatku khamr, judi, mizr (sejenis
ghubaira', namun ada yang mengatakan terbuat dari gandum), kubah dan qinnin (jenis
permainan judi yang dipraktekkan bangsa Romawi; namun ada pula yang mengartikan
genderang yang biasa ditabuh oleh orang-orang Habasyah)."

4. Hadits Ibnu Abbas
Di dalam Musnad Ahmad juga disebutkan riwayat dari Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu bahwa
Rasulullah telah bersabda : "Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengharamkan
khamr, judi dan kubah. Setiap yang memabukkan itu haram."
5. Hadits Abu Hurairah
At Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu bahwa Rasulullah telah bersabda :
"Jika harta hanya diedarkan pada kalangan terbatas, amanat jadi barang rampasan, zakat
sebagai utang, ilmu dipelajari untuk selain agama, seorang lelaki (suami) mentaati istrinya dan
mendurhakai ibunya, mendekatkan temannya dan menjauhkan ayahnya, tampak suara-suara di
dalam masjid, orang yang fasik tampil memimpin kabilah, orang yang paling hina menjadi
pimpinan suatu kaum, seorang dimuliakan karena ditakui kejahatannya, muncul penyanyipenyanyi
dari budak-budak wanita dan berbagai alat musik, diteguknya khamr dan orang-orang
akhir dari umat ini telah melaknat (mengutuk) umat terdahulu; maka ketika itu tunggulah angin
merah, gempa, amblesnya bumi, perubahan bentuk, penjerumusan serta tanda-tand lain yang
beruntun seperti sebuah jaring tua (usang) yang jika kawatnya terputus maka akan terus
merembet." At Tirmidzi mengatakan hadits ini
hasan gharib.
Ibnu Abi Dunya berkata : Abdullah bin Umar Al Jusyami menceritakan kepada kami,
katanya : telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Salim yaitu Abu Dawud, katanya :
Hasan bin Abi Sinan telah menceritakan kepada kami dari seorang laki-laki, dan Abu Hurairah
Radhiyallahu’anhu yang berkata bahwa Rasulullah telah bersabda : "Suatu kaum dari umat ini
pada akhir zaman akan diubah menjadi kera dan babi”. "Para sahabat bertanya. "Ya Rasulullah,
bukankah mereka itu bersaksi bahwa tiada ilah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan
Allah?" Beliau menjawab. "Ya, bahkan mereka juga menunaikan shalat, puasa dan haji”. "Ditanya
lagi. "Apa pasalnya mereka itu?" Beliau menjawab, "Mereka hanyut oleh musik, rebana dan
qainah (budak yang menjadi biduanita) dan mereka begadang dengan suguhan minuman dan
hiburan, lalu pada esok harinya mereka diubah bentuknya menjadi kera dan babi." (hadits dha'if
- ed.)
6. Hadits Abu Umamah Al Bahili
Hadits ini dikemukakan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya dan juga oleh At Tirmidzi bahwa
Rasulullah telah bersabda. "Ada sekelompok dari umatku yang begadang dengan suguhan
makanan dan minuman serta hiburan dan permainan, kemudian esok harinya mereka menjadi
kera dan babi, lalu dikirimkan angin terhadap orang-orang yang hidup di antara mereka,
kemudian angin itu menghamburkan mereka sebagaimana telah menghamburkan orang-orang
sebelum kalian lantaran mereka telah menghalalkan khamr, menabuh rebana, dan mengambil
budak-budak wanita untuk menyanyi."
Di dalam sanad hadits ini terdapat Farqad As Sabakhi yang termasuk pembesar kaum Shalih,
namun demikian ia tidaklah kuat dalam hal hadits. At Tirmidzi mengatakan : "Yahya bin Asa'id
melemahkannya naumn ada juga rawi-rawi yang mengambil riwayat darinya."
Ibnu Abi Dunya berkata : Abdullah bin Umar Al Jusyami menceritakan kepada kami,
katanya : telah menceritakan kepada kami Ja'far bin Sulaiman, katanya " Farqad As Sabakhi
menceritakan kepada kami : telah menceritakan kepada kami Qatadah dari Sa'id bin Al
Musayyab, katanya : telah menceritakan kepadaku Ashum bin Amru Al Bajali dari Abu Umamah
dari Rasulullah bahwa beliau bersabda : "Akan ada suatu kaum dari umat ini yang menghabiskan
malamnya di atas makanan, minuman dan hiburan. Lalu pada pagi harinya mereka telah diubah
bentuknya menjadi kera dan babi. Dan pasti mereka itu akan ambles ditelan bumi, sehingga
pada esok harinya orang-orang pun bercerita, "Kampung si fulan ambles (terbenam) tadi malam,
Bani Fulan ambles ditelan bumi tadi malam!" Dan pasti akan dikirimkan (dijatuhkan) bebatuan

dari langit terhadap mereka sebagaimana pernah dijatuhkan terhadap kaum Nuh, atas kabilahkabilah
yang ada di dalamnya dan atas kampung-kampung (rumah) yang ada di dalamnya. Pasti
akan dikirimkan pula kepada mereka angin pemusnah yang pernah membinasakan bangsa 'Ad,
karena mereka meminum khamr, memakan ribaa, menjadikan budak-budak wanita untuk
menyanyi, dan memutuskan tali kekeluargaan." (Hadits dha'if - ed.).
Di dalam Musnad Imam Ahmad disebutkan riwayat hadits dari Ubaidillah bin Zahr, dari Ali bin
Yazid, dari Al Qasim, dari Abu Umamah, dari Rasulullah bahwa beliau bersabda : "Sesungguhnya
Allah mengutusku sebagai rahmat dan petunjuk bagi seluruh alam, dan memerintahku untuk
membinasakan seruling, genderang, alat-alat musik senar dan patung-patung (berhala) yang
disembah di masa jahiliyah." (Hadits dha'if - ed.).
Al Bukhari mengatakan : "Ubaidillah bin Zahr itu tsiqat (sekian banyak ulama menyatakan dha'if.
Lihat At Tahdzib, VII/13 - ed.). Ali bin Yazid adalah dha'if dan Al Qasim bin Abdurrahman Abu
Abdurrahman adalah tsiqat.
At Tirmidzi dan Imam Ahmad dalam Musnadnya juga meriwayatkan dengan sanad yang persis
seperti ini bahwa Nabi telah bersabda, "Janganlah engkau jual qainah (budak wanita menjadi
biduanita), jangan membelinya dan jangan mengajarinya. Tiada kebaikannya dalam
memperdagangkannya dan harganya itu haram. Berhubungan dengan hal ini maka turunlah ayat
: "Di antara manusia ada orang yang membeli lahwul hadits untuk menyesatkan (manusia) dari
jalan Allah." (Luqman : 6). (Hadits ini dha'if karena kedha'ifan perawinya, yaitu Abdullah bin Zahr
dan Ali bin Yazid. Al Albani mendha'ifkannya dalam Dha'iful Jami' (6189) hal. 893 -894.
7. Hadits Aisyah radhiallahu 'anha
Ibnu Abi Dunya berkata : Al Hasan bin Mahbub menceritakan kepada kami, katanya : telah
menceritakan kepada kami Abu An Nadhar yaitu Hasyim bin Al Qasim, katanya : telah
menceritakan kepada kami Abu Ma'syar dari Muhammad bin Al Munkadir dari "Aisyah
radhiallahu'anha bahwa ia berkata : Rasulullah telah bersabda : "Pada umatku nanti akan terjadi
pengamblesan, pengubahan bentuk dan pelemparan”,"Aisyah bertanya, "Ya Rasulullah,
sedangkan kaum itu masih mengatakan Laa ilaaha ilallah?" Beliau menjawab, "Jika telah tampak
biduanita-biduanita, telah muncul perzinaan, diteguknya khamr dan dipakainya kain sutera,maka
di sinilah hal itu terjadi." (Ibnu Abi Dunya meriwayatkan hadits ini dalam Dzammul Malalhi,
hadits no. 3. Pensanadan hadits ini dha'if, namun banyak syawahid (bukti atau penguat dari
hadits lain) yang mengangkat derajat hadits ini ke tingkat hasan lighairihi - ed.).
Ibnu Abi Dunya juga meriwayatkan : telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Nashih,
katanya : Baqiyyah bin Al Walid telah menceritakan kepada kami Yazid bin Abdullah Al Juhani,
katanya : telah menceritakan kepadaku Abul A'la dari Anas bin Malik bahwa ia pernah
mengunjungi 'Aisyah radhiallahu'anha beserta seorang teman. Orang itu berkata, "Ya Ummul
Mukminin, ceritakanlah kami tentang gempa!" 'Aisyah radhiallu'anha menjawab, "Itu merupakan
nasehat (pelajaran),rahmat dan berkah bagi orang-orang mukmin serta merupakan hukuman,
adzab serta kemurkaan terhadap orang-orang kafir," Anas berkata, "Aku tiada mendengar satu
hadits pun setelah Rasulullah (wafat) yang membuatku sangat bergembira daripada hadits ini."
(Sanad hadits ini dha'if).
8. Hadits Ali Radhiyallahu’anhu.
Ibnu Abi Dunya berkata : telah menceritakan kepada kami Ar Rabi' bin Tsaqlab, katanya : Farj
bin Fadhalah menceritakan kepada kami riwayat dari yahya bin Sa'id, dari Muhammad bin Ali,
dari Ali ra, katanya Rasulullah telah bersabda : "Jika umatku telah melakukan lima belas perilaku,
maka ia layak mendapatkan bala' (bencana)," Ditanyakan, "Apa saja kelima belas perilaku itu ya
Rasulullah" Beliau menjawab, "Jika kekayaan hanya berputar pada kalangan tertentu, amanat
menjadi barang rampasan, zakat menjadi utang; seorang lelaki (suami) menurut pada istrinya
dan mendurhakai ibunya; berbuat baik kepada teman namun kasar terhadap ayahnya sendiri;
ditinggikannya suara-suara di masjid; yang menjadi pemimpin suatu kaum adalah orang yang
paling hina di antara mereka; seseorang dimuliakan karena ditakuti kejahatannya; diminumnya
khamr; dipakainya kain sutera, mengambil para biduanita; dan orang-orang akhir dari umat ini
telah melaknat orang-orang terdahulu. Maka kalau sudah demikian, tunggulah datangnya angin
merah, pengamblesan bumi dan pengubahan bentuk." (Di dalam sanad hadits ini terdapat Al Farj
bin Fadhalah yang oleh sebagian ahli hadits dinyatakan dha'if mengenai hafalannya, namun Al
Albani menshahihkan hadits ini dalam Takhrijul Misykat (5451) - ed.).
Abdul Jabbar bin Ashim menceritakan kepada kami, katanya : telah menceritakan kepada kami
Ismail bin Asysy dari Abdurrahman At Tamimi, dari Abbad bin Abu Ali,dari Ali bin Abi Thalib
Radhiyallahu’anhu dari Nabi bahwa beliau telah bersabda : "Segolongan dari umatmu nanti akan
ada yang diubah menjadi kera, ada yang dihantam oleh angin yang membinasakan. Itu semua
disebabkan karena mereka meneguk khamr, memakai kain sutera, mengambil biduanitabiduanita,
dan bermain musik." (Di dalam sanad hadits ini terdapat Abbad bin Abi Ali yang
sebagaimana dikomentari oleh Ibnu Al Qatthan disangsikan adalahnya (Al Mizan, 2 : 370), Ibnu
Hajar dalam At Taqrib (7137) hal. 290 menyatakan maqbul (dapat diterima) jika ada
penguatnya, dan jika tidak maka ia lemah haditsnya. Juga terdapat Ismail bin Asyasy di mana
riwayatnya selain dari ulama Syam adalah dha'if (An Nizab, 1:240), sedangkan dalam riwayat ini
bukan dari ulama Syam. Dengan demikian dha'if, - ed.)



9. Hadits Anas Radhiyallahu’anhu
Ibnu Abi Dunya berkata : Abu Amru harun bin Umar Al Qursyi menceritakan kepada
kami, katanya : telah menceritakan kepada kami Al Khasib bin Katsir dari Abu Bakar Al Hudzali,
dari Qatadah, dari Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu yang berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi
wa sallam telah bersabda : "Pada umatku ini akan terjadi pembenaman, pelemparan dan
pengubahan bentuk. Itu terjadi jika umat tersebut telah meneguk khamr, mengambil biduanitabiduanita
dan bermain musik." (Sanad hadits ini rusak karena ada Abu Bakar Al Hudzali.
Disebutkan bahwa namanya adalah Sulami bin Abdullah dan ada yang mengatakannya namanya
Rauh. Ia adalah seorang yang haditsnya ditinggalkan (matrukul hadits) sebagaimana disebutkan
oleh Al Hafidz Ibnu Hajar dalam At Taqrib (8002) hal. 625 - ed.).
Ibnu Abi Dunya juga mengatakan : Abu Ishaq Al Azdi telah memberitahukan kepada
kami, katanya : telah menceritakan kepada kami Ismail bin Uwais, katanya : telah menceritakan
kepadaku Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dari salah satu putera Anas bin Malik
Radhiyallahu’anhu dan juga dari yang lainnya, dari Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu bahwa ia
berkata : Rasulullah Radhiyallahu’anhu telah bersabda : "Pada umat ini kelak ada orang-orang
yang menghabiskan malamnya dengan makanan, minuman dan musik. Lalu esok harinya mereka
diubah bentuk menjadi kera dan babi." (Di dalam sanad hadits ini terdapat Abdurrahman bin Zaid
bin Aslam yang dha'if seperti disebutkan dalam Taqribut Tahdzib (3867) hal. 340. Juga terdapat
rawi yang tidak jelas, karena tidak ada namanya. Dengan demikian sanad hadits ini dha'if.
Namun dengan syawahid yang ada, ia dapat naik derajat menjadi hasan lighairihi - ed.).
10. Hadits Abdurrahman bin Sabith
Ibnu Abi Dunya berkata : Ishaq bin Ismail telah menceritakan kepada kami, katanya : telah
menceritakan kepada kami Jarir : dari Aban bin Taghlab, dari Amru bin Murrah, dari
Abdurrahman bin Sabith, bahwa ia berkata : Rasulullah telah bersabda : "Pada umatku nanti
akan terjadi pembenaman (pengamblesan bumi), penglemparan dan pengubahan bentuk."Para
sahabat bertanya : "Kapan hal itu terjadi, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Jika mereka telah
merajalelakan musik dan menghalalkan khamr." (Hadits ini mursal, karena yang membawakan
hadits ini adalah seorang dari kalangan Tabi'in (yang tidak pernah bertemu Nabi), yaitu
Abdurrahman bin Sabith, meskipun ia sebenarnya tsiqat. Ia banyak meriwayatkan hadits secara
mursal, sebagaimana dikatakan Al Hafidz Ibnu Hajar
dalam At Taqrib (3867) hal. 340 - ed.).
11. Hadits Al Ghazi bin Rabi'ah
Ibnu Abi Dunya berkata : Abdul Jabbar bin Ashim telah menceritakan kepada kami, katanya :
telah menceritakan kepada kami Ismail bin Ayasy, dari Ubaidullah bin Ubaid, dari Abul Abbas Al
Hamdani, dari Umarah bin Rasyid, dari Al Ghazi bin Rabi'ah - yang mengangkat
(menyambungkan) hadits ini kepada Nabi - bahwa ia mengatakan, "Suatu kaum nanti pasti akan
berubah menjadi kera dan babi sedang mereka masih berada di atas dipan-dipan mereka. Itu
disebabkan karena mereka meneguk khamr, bermain musik dan mengambil biduanita." (Hadits
mursal, karena Al Ghazi adalah seorang dari kalangan Tabi'in - ed.).
Ibnu Abi Dunya berkata : Abul Jabbar bin Ashim telah menceritakan kepada kami, katanya :
telah menceritakan kepada kami Al Mughirah bin Al Mughirah dari Shalih bin Khalid - yang
mengangkat hadits tersebut kepada Nabi - bahwa ia berkata, "Akan ada manusia dari umatku ini
yang menghalalkan sutera, khamr dan musik. Dan pasti Allah akan mendatangkan gunung yang
besar sehingga gunung itu
melalap mereka, dan sebagian dari mereka diubah bentuk menjadi kera dan babi." (Hadits
mursal - ed.).
Ibnu Abi Dunya berkata : Harun bin Ubaid telah menceritakan kepada kami, katanya : Yazid bin
Harun telah menceritakan kepada kami, katanya : telah menceritakan kepada kami Asyras Abu
Syaiban Al Hudzali yang berkata : aku pernah berkata kepada Farqad As Sabakhi : Beritahukan
kepadaku wahai Abu Ya'qub mengenai kejadian-kejadian aneh yang aku baca dalam Taurat,
bahwa akan ada pengubahan bentuk, pembenaman dan penglemparan pada uamt Muhammad ini
yang termasuk ahlu kiblat! Wahai Abu Ya'qub, apa sebenarnya perbuatan mereka itu?" Ia
menjawab,"Itu disebabkan karena mereka mengambil biduanita- biduanita untuk menyanyi,
menabuh rebana (bermain musik) serta memakai pakaian sutera dan emas. Jika kamu hidup
hingga dapat melihat tiga perbuatan, maka yakinlah, bersiap-siaplah dan berhati-hatilah!" Aku
bertanya,"Apa itu?" Ia menjawab, "Jika kaum laki-laki sama kaum laki-laki dan kaum perempuan
sama kaum perempuan dan bangsa Arab sudah suka terhadap bejanan orang A'jam, maka itulah
saatnya!" Aku bertanya kepadanya, "Apakah khusus orang Arab?" Ia menjawab, "Tidak, namun
seluruh ahlu kiblat." elanjutnya ia berkata : "Demi Allah, orang-orang seperti itu pasti akan
dilempari batu dari langit yang akan menghancurkan mereka dalam keadaan sedang di jalanan
dan di tengah-tengah kabilah mereka seperti yang pernah menimpa kaum Luth; yang lain diubah
bentuk mereka menjadi kera dan babi seperti yang pernah terjadi pada Bani Israil; dan sebagian
lagi dari mereka dibenamkan ke dalam bumi seperti yang pernah menimpa Qarun.
Banyak sekali khabar (hadits) yang menjelaskan tentang adanya al maskh (pengubahan bentuk)
pada umat ini yang bersifat muqayyad, namun kebanyakan hadits menyebutkan akan menimpa
orang-orang yang bergelimang dengan nyanyian dan para peminum khamr, dan sebagaimana
bersifat muthlaq.
Salim bin Abu Al Ja'd mengatakan : Sungguh akan datang kepada manusia suatu zaman di mana
ketika itu orang-orang berkumpul di depan pintu rumah seorang laki-laki untuk menunggu
keluarnya lelaki dari dalam rumahnya untuk menemui mereka lalu mereka eminta keperluan
kepadanya, lalu laki-laki itupun keluar dalam keadaan sudah berubah bentuk menjadi kera atau
babi. Dan seorang laki-laki akan lewat dan bertemu dengan aki-laki lain di kedainya yang sedang
berjualan,lalu ia kembali sudah berubah menjadi kera atau babi."
Malik bin Dinar berkata :"Telah sampai kepadaki bahwa pada akhir zaman nanti akan ada badai
dan kegelapan, lalu orang-orang pun meminta tolong kepada ulama-ulama mereka, namun
ternyata para ulama itu mendapati mereka telah berubah bentuk."
Sebagian ulama mengatakan,"Jika hati itu telah bersifat dengan makar, tipuan dan kefasikan
serta telah tercelup dengan hal itu secara sempurna, maka orangnya telah berperilaku seperti
perilaku hewan yang disifati dengan sifat tersebut, diantaranya adalah kera, babi dan sejenisnya.
Selanjutnya pensifatan itu terus meningkat sehingga tampaklah di raut mukanya secara remangremang.
Selanjutnya semakin menguat dan bertambah terus sehingga tampak secara jelas di
raut muka. Kemudian menguat lagi sehingga paras yang tampak itu terbalik (berubah bentuk)
sebagaimana unsur batinnya pun sudah terlebih dahulu
terbalik."
Barangsiapa yang memiliki pandangan yang jeli, maka ia akan dapat melihat behwa
sebenarnya paras manusia itu merupakan metamorfosis dari paras hewan di mana secara batin
mereka berakhlak dan berperilaku seperti perilaku hewan tersebut. Maka jika engkau melihat
seorang yang curang, suka mengelabuhi, penipu dan pengkhianat, tentu di wajahnya terlihat
adanya hasil metamorfosis dari kera. Di raut muka orang-orang Rafidhah (Syi'ah) akan anda lihat
wajahnya terlihat adanya hasil metamorfosis dari wajah anjing.
Yang lahir (zhahir) itu selalu terkait dengan yang batin. Maka jika sifat-sifat tercela itu
mendominasi jiwa,maka paras yang lahir pun akan kentara pula. Oleh karena itu Nabi menakutnakuti
makmum yang mendahului imam dalam shalat berjama'ah bahwa Allah akan menjadikan
parasnya sebagai paras keledai, karena secara batin ia memang menyerupai keledai. Sebab, jika
ia mendahului imam, maka shalatnya akan rusak dan pahalanya akan gugur. Maka makmum
yang seperti itu, bodohnya seperti keledai.
Jika hal ini sudah dapat dimengerti, maka sebenarnya manusia yang paling layak untuk
dimetamorfosis adalah manusia-manusia yang disinyalir oleh hadits-hadits di atas. Merekalah
manusia yang paling cepat dimetamorfosis menjadi kera dan babi karena adanya keserupaan
batin antara mereka dengan binatang itu.
Hukuman-hukuman Allah Subhanahu wa Ta’ala - na'udzu billah - berjalan sesuai dengan
kebijaksanaan dan keadilan-Nya. Telah kami kupas masalah keserupaan orang-orang yang
menyanyi serta yang terfitnah dengan mendengarkan lagu-lagu setan serta telah kami hantam
habisan- habisan dalam kitab kami yang cukup besar yang mengupas masalah ini. Kami
sebutkan pula perbedaan antara apa yang cukup besar bisa digerakkan dari mendengarkan baitbait
dan apa yang bisa digerakkan dari mendengarkan ayat-ayat. Barangsiapa yang ingin lebih
jauh lagi memahami hal ini, maka silakan baca buku tersebut. Masalah ini memang sengaja kami
kupas sedikit dalam buku ini, karena hal ini termasuk di antara perangkap setan.
Wabillahit taufiq. (Buku yang dimaksud Ibnul Qayyim tersebut sekarang sudah diterbitkan
dengan judul "Al Kalam 'ala Masalitis Sama" yang ditahqiq oleh Syaikh Rasyid Abdul Haziz Al
Hamd, - ed.). (Dikutip dari terjemah kitab Ighotsatul Lahfan, Edisi Indonesia Menyelamatkan Hati
dari Tipu Daya, karya Ibnul Qayyim Al-Jauziyah.)




Sabtu, 23 April 2011

RENUNGANKU DALAM KEINDAHAN AGAMAKU

ASSALAMU'ALAIKUM.......

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

SEGALA PUJI BAGI ALLAH SWT
SHOLAWAT SALAM SELALU TERCURAHKAN KEPADA MUHAMMAD AWALU WA AKHIRUL ANBIYA'

SEDIKIT KU GORESKAN ISI HATIKU

NABI MUHAMMAD ADALAH USWAH KITA

KETIKA HATI GELAP GULITA
KUSENANDUNGKAN DZIKIR
ISTIGHFAR
SHOLAWAT

DIKALA KESIBUKAN MELANDAKU
KU BERUSAH SEMAMPUKU UNTUK MENYELESAIKAN TUGAS-TUGASKU
DENGAN SEMAKSIMAL MUNGKIN
BERUSAHA DAN BERDOA

KETIKA CINTA MEGHANTUIKU
KUPASRAHKAN SEUTUHNYA KEPADA SANG KHOLIK
WALAUPUN DALAM KENYATAANNYA
ANA MASIH BERJALAN TERSEOK-SEOK

SEMAKIN KUKEJAR SEMAKIN MENJAUH
SEMAKIN KUJAUHI SEMAKIN MENDEKAT
SEMAKIN KU BIARKAN SEMAKIN KU BINGUNG
SEMAKIN KU CUEKIN SEMAKIN BESAR COBAAN INI

YAA ALLAH JADIKANLAH HAMBAMU INI SLALU BERSERAH DIRI
BUKAN ANA MENYURUH TAPI ANA MEMINTA
ANA MEMOHON KENIJAKSANAANMU
ANA MOHON KEADILANMU
ANA MOHON KERIDHOANMU DISEIAP LANGKAHKU

JAUHKANLAH ANA DARI SEGALA PENYAKIT HATI
JAUHKANLAH NAFSU JAHATKU
DEKATKANLAH CINTAKU PADAMU
DEKATKANLAH HATI SANUBARIKU

ANA HANYA INGIN MENITI HIDUP INI DENGAN JALAN-MU
DENGAN JALAN-MU
DENGAN JALAN-MU

ANA MENCINTAINYA
ANA MENYAYANGINYA
ANA SANGAT ...........?


YAA ALLAH JADIKANLAH HAMBAMU INI
SLALU BERTAKWA SELALU PASRAH DIRI

WASHALLAHU 'ALA SAYYIDINA MUHAMMADININ NABIYYIL UMMIYY WA'ALA ALIHI WASHOH BIHI WASALLAM
SEBHANA RABBIKA RABBIL ;IZZATI 'AMMA YASIFUUN
WASALAMUN 'ALAL MURSALIIN
WALHAMDULILLAHI RABBIL 'ALAMIIN



KU PERSEMBAHKAN BUAT ...........?

ana persembanhkan buat anda semua,

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM
SEGALA PUJI BAGI ALLAH TUHAN SEMESTA ALAM
SHOLAWAT DAN SALAM SELALU TERCURAHKAN PADA JUNJUNGAN KITA NABI MUHAMMADA SHALLAHU 'ALAIHI WASSALAM
...
jadikanlah renunganmu malam ini
di kala hening
dikala sepi
dikala bintang-bintang mengedipkan matanya
dikala rembulan menyebarkan cahayanya
dikala matahari menyirami mayapada

jangan engkau lengah
jangan engkau menangis
jangan engkau bosan
jangan engkau marah
jangan engkau glisah
jangan engkau patah hati

hidup cuma 1 kali
hari ini
hari ini
entah nanti
entah besok
entah lusa

ditangan-Nya agendamu
ditangan_nya pujaanmu
ditangan-Nya berlabuhmu
ditangan_Nya kau mengharap
ditangan_Nya kau meminta

semoga hari-harimu tiada bosan
tiada marah
tiada gelisah
tiada amarah
tiada dendam
tiada iri
tiada hasud
tiada dengki


Allah subhanahu wata'ala semoga menuntun jalan kita menuju keridloan_Nya

Allah subhanahu wata'ala semoga menuntun jalan kita menuju keridloan_Nya

Allah subhanahu wata'ala semoga menuntun jalan kita menuju keridloan_Nya

Allah subhanahu wata'ala semoga menuntun jalan kita menuju keridloan_Nya

aamiin aamiin aamiin
istajib du'a ana.

kangpaat^_^

Jumat, 22 April 2011

idaroh wustho

idaroh wustho by albaruqy
idaroh wustho, a photo by albaruqy on Flickr.

Sayyid Prof. Dr. Muhammad ibn Sayyid ‘Alawi ibn Sayyid ‘Abbas ibn Sayyid ‘Abdul ‘Aziz al-Maliki al-Hasani al-Makki al-Asy’ari asy-Syadzili lahir di Makkah pada tahun 1365 H. Pendidikan pertamanya adalah Madrasah Al-Falah, Makkah, dimana ayah beliau Sayyid Alawi bin Abbas al Maliki sebagai guru agama di sekolah tersebut yang juga merangkap sebagai pengajar di halaqah di Haram Makki yang tempatnya sangat masyhur dekat Bab As-salam. Beliau juga belajar kepada ulama-ulama Makkah terkemuka lainnya, seperti Sayyid Amin Kutbi, Hassan Masshat, Muhammad Nur Sayf, Sa’id Yamani, dan lain-lain.
Sayyid Muhammad memperoleh gelar Ph.D-nya dalam Studi Hadits dengan penghargaan tertinggi dari Jami’ al-Azhar di Mesir, pada saat baru berusia dua puluh lima tahun. Beliau kemudian melakukan perjalanan dalam rangka mengejar studi Hadits ke Afrika Utara, Timur Tengah, Turki, Yaman, dan juga anak benua Indo-Pakistan, dan memperoleh sertifikasi mengajar (ijazah) dan sanad dari Imam Habib Ahmad Mashhur al Haddad, Syaikh Hasanayn Makhluf, Ghumari bersaudara dari Marokko, Syekh Dya’uddin Qadiri di Madinah, Maulana Zakariyya Kandihlawi, dan banyak lainnya.
Sayyid Muhammmad merupakan pendidik Ahlus Sunnah wal Jama'ah, seorang ‘alim kontemporer dalam ilmu hadits, ‘alim mufassir (penafsir) Qur’an, Fiqh, doktrin (‘aqidah), tasawwuf, dan biografi Nabawi (sirah). Sayyid Muhammad al-Makki merupakan seorang 'aliim yang mewarisi pekerjaan dakwah ayahanda, membina para santri dari berbagai daerah dan negara di dunia Islam di Makkah al-Mukarromah. Ayahanda beliau adalah salah satu guru dari ulama-ulama sepuh di Indonesia, seperti Hadratus Syaikh K.H. Hasyim Asy'ari, KH. Abdullah Faqih Langitan, KH. Maimun Zubair dan lain-lain.
Ayah beliau, Sayyid Alwi bin Abbas Almaliki (kelahiran Makkah th 1328H), seorang alim ulama terkenal dan ternama di kota Makkah. Disamping aktif dalam berdawah baik di Masjidil Haram atau di kota kota lainnya yang berdekatan dengan kota Makkah seperti Thoif, Jeddah dll, Sayyid Alwi Almaliki adalah seorang alim ulama yang pertama kali memberikan ceramah di radio Saudi setelah salat Jumat dengan judul “Hadist al-Jumah”. Begitu pula ayah beliau adalah seorang Qadhi yang selalu di panggil masyarakat Makkah jika ada perayaan pernikahan.
Selama menjalankan tugas da’wah, Sayyid Alwi bin Abbas Almaiki selalu membawa kedua putranya Muhammad dan Abbas. Mereka berdua selalu mendampinginya kemana saja ia pergi dan berceramah baik di Makkah atau di luar kota Makkah. Adapun yang meneruskan perjalanan dakwah setelah wafat beliau adalah Sayyid Muhammad bin Alwi Almaliki dan Sayyid Abbas selalu berurusan dengan kemaslahatan kehidupan ayahnya.
Sebagaimana adat para Sadah dan Asyraf ahli Makkah, Sayyid Alwi Almaliki selalu menggunakan pakaian yang berlainan dengan ulama yang berada di sekitarnya. Beliau selalu mengenakan jubbah, serban (imamah) dan burdah atau rida yang biasa digunakan dan dikenakan Asyraf Makkah.

Dalam meneruskan perjuangan ayahandanya, Sayyid Muhammad sebelumnya mendapatkan sedikit kesulitan karena beliau merasa belum siap untuk menjadi pengganti ayahnya. Maka langkah pertama yang diambil adalah melanjutkan studi dan ta'limnya terlebih dahulu. Beliau berangkat ke Kairo dan Universitas al-Azhar Assyarif merupakan pilihannya. Setelah meraih S1, S2 dan S3 dalam fak Hadith dan Ushuluddin beliau kembali ke Makkah untuk melanjutkan perjalanan yang telah di tempuh sang ayah. Disamping mengajar di Masjidil Haram di halaqah, beliau diangkat sebagai dosen di Universitas King Abdul Aziz- Jeddah dan Univesitas Ummul Qura Makkah bagian ilmu Hadith dan Usuluddin. Cukup lama beliau menjalankan tugasnya sebagai dosen di dua Universitas tsb, sampai beliau memutuskan mengundurkan diri dan memilih mengajar di Masjidil Haram sambil membuka majlis ta'lim dan pondok di rumah beliau. Adapun pelajaran yang di berikan baik di masjidil haram atau di rumah tidak bertumpu pada ilmu tertentu seperti di Universitas, akan tetapi semua pelajaran yang diberikannya bisa di terima semua masyarakat baik masyarakat awam atau terpelajar, semua bisa menerima dan mencicipi apa yang diberikan Sayyid Muhammad
Maka dari itu beliau selalu menitik beratkan untuk membuat rumah yang lebih besar dan bisa menampung lebih dari 500 murid per hari yang biasa dilakukan selepas sholat Maghrib sampai Isya di rumahnya di Hay al Rashifah. Begitu pula setiap bulan Ramadan dan hari raya, beliau selalu menerima semua tamu dan muridnya dengan tangan terbuka tanpa memilih golongan atau derajat. Semua di sisinya sama tamu-tamu dan murid murid, semua mendapat penghargaan yang sama dan semua mencicipi ilmu bersama. Dari rumah beliau telah keluar ulama-ulama yang membawa panji Rasulallah ke suluruh pelosok permukaan bumi. Di Indonesia, India, Pakistan, Afrika, Eropa, Amerika, apa lagi di Asia yang merupakan sebagai orbit dakwah Sayyid Muhammad al Maliki, ribuan murid murid beliau yang bukan hanya menjadi kyai dan ulama akan tetapi tidak sedikit yang masuk ke dalam pemerintahan.
Foto: Beliau bersama Al-Habib Al-Imam Al-Quthb Abdullah bin Abdul Qadir Balfaqih al-Husaini, pendiri pesantren Darul Hadits, Malang, Jawa Timur.
Di samping pengajian dan taklim yang rutin di lakukan setiap hari, beliau juga mengasuh pondok yang jumlah santrinya tidak sedikit, semua berdatangan dari penjuru dunia, belajar, makan, dan minum tanpa di pungut biaya sepeser pun bahkan beliau memberikan beasiswa kepada para santri sebagai uang saku. Setelah beberapa tahun belajar, para santri dipulangkan ke negara-negara mereka untuk menyiarkan agama. Sayyid Muhammad al Maliki dikenal sebagai guru, pengajar dan pendidik yang tidak beraliran keras, tidak berlebih- lebihan, dan selalu menerima hiwar dengan hikmah dan mauidhah hasanah.
Beliau ingin mengangkat derajat dan martabat Muslimin menjadi manusia yang berperilaku, baik dalam muamalatnya kepada Allah dan kepada sesama, terhormat dalam perbuatan, tindakan serta pikiran dan perasaannya. Beliau adalah orang cerdas dan terpelajar, berani dan jujur serta adil dan cinta kasih terhadap sesama. Itulah ajaran utama Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki. Beliau selalu menerima dan menghargai pendapat orang dan menghormati orang yang tidak sealiran dengannya. Semua yang berlawanan diterima dengan sabar dan usaha menjawab dengan hikmah dan memecahkan sesuatu masalah dengan kenyataan dan dalil-dalil yang benar bukan dengan emosi dan pertikaian yang tidak bermutu dan berkesudahan.
Sayyid Muhammad tahu persis bahwa kelemahan Islam terdapat pada pertikaian para ulamanya dan ini memang yang di inginkan musuh Islam. Sampai-sampai beliau menerima dengan rela digeser dari kedudukannya baik di Universitas dan ta'lim beliau di masjidil Haram. Semua ini beliau terima dengan kesabaran dan keikhlasan bahkan beliau selalu menghormati orang orang yang tidak sependapat dan sealiran dengannya, semasih mereka memiliki pandangan khilaf yang bersumber dari al-Qur’an dan Sunah. Adapun ulama yang telah mendapat gemblengan dari Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki, mereka sangat pandai, di samping menguasai bahasa Arab, mereka juga menguasai ilmu-ilmu agama yang cukup untuk dijadikan pegangan dan referensi di negara-negara mereka.
Pada akhir hayat beliau saat terjadi insiden teroris di Saudi Arabia, beliau mendapatkan undangan dari ketua umum Masjidil Haram Syekh sholeh bin Abdurahman Alhushen untuk mengikuti "Hiwar Fikri" di Makkah yang diadakan pada tg 5 sd 9 DhulQo'idah 1424 H dengan judul "Al-qhuluw wal I'tidal Ruya Manhajiyyah Syamilah", di sana beliau mendapat kehormatan untuk mengeluarkan pendapatnya tentang thatarruf atau yang lebih poluler disebut ajaran yang beraliran fundamentalists atau extremist (keras). Dan dari sana beliau telah meluncurkan sebuah buku yang sangat popular dikalangan masyarakat Saudi yang berjudul "Alqhuluw Dairah Fil Irhab Wa Ifsad Almujtama". Dari situ, mulailah pandangan dan pemikiran beliau tentang da'wah selalu mendapat sambutan dan penghargaan masyarakat luas. Pada tg 11/11/1424 H, beliau mendapat kesempatan untuk memberikan ceramah di hadapan wakil raja Amir Abdullah bin Abdul Aziz yang isinya beliau selalu menggaris-bawahi akan usaha menyatukan suara ulama dan menjalin persatuan dan kesatuan da'wah.
Di samping tugas beliau sebagai da'i, pengajar, pembibing, dosen, penceramah dan segala bentuk kegiatan yang bermanfaat bagi agama, beliau juga seorang pujangga besar dan penulis unggul. Tidak kurang dari 100 buku yang telah dikarangnya, semuanya beredar di seluruh dunia. Tidak sedikit dari kitab-kitab beliau yang beredar telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris, Prancis, Urdu, Indonesia dll. Mafahim Yujibu an-Tusahhah (Konsep-konsep yang perlu diluruskan) adalah salah satu kitab karya Sayyid Muhammad, red.) bersinar layaknya suatu kemilau mutiara.
Inilah seorang manusia yang menantang rekan-rekan senegaranya, kaum Salafi-Wahhabi, dan membuktikan kesalahan doktrin-doktrin mereka dengan menggunakan sumber-sumber dalil mereka. Untuk keberanian intelektualnya ini, Sayyid Muhammad dikucilkan oleh ‘rumah Najd’ dan dituduh sebagai “seorang yang sesat”. Beliau pun dicekal dari kedudukannya sebagai pengajar di Haram (yaitu di Masjidil Haram, Makkah, red.). Kitab-kitab karya beliau dilarang, bahkan kedudukan beliau sebagai professor di Umm ul-Qura pun dicabut. Beliau ditangkap dan passport-nya ditahan. Namun, dalam menghadapi semua hal tersebut, Sayyid Muhammad sama sekali tidak menunjukkan kepahitan dan keluh kesah. Beliau tak pernah menggunakan akal dan intelektualitasnya dalam amarah, melainkan menyalurkannya untuk memperkuat orang lain dengan ilmu (pengetahuan) dan tasawwuf. Saat kaum Salafi-Wahhabi mendiskreditkan beliau, beliau pun menulis lebih banyak buku dan mendirikan Zawiyyah beliau sendiri yang menjadi “United Nations” (Perserikatan Bangsa- Bangsa) dari para ‘Ulama.
Akhirnya, protes dari dunia Muslim memaksa kaum Salafi-Wahhabi untuk menghentikan usaha mereka mem-peti es-kan sang ‘alim kontemporer’ yang paling terkenal dalam mazhab Maliki ini. Beberapa di antara mereka bahkan mulai mendukung beliau. Kedengkian mereka sebenarnya didorong oleh fakta bahwa Sayyid Muhammad al-Maliki jauh lebih unggul untuk dijadikan tandingan mereka. Dengan sendirian saja, beliau mengambil Islam Sunni dari klaim tangan-tangan Neo-Khawarij Salafi-Wahhabi dan menempatkannya kembali ke tangan mayoritas ummat ini. Melalui berbagai karya-karyanya yang menonjol, beliau menyuntikkan kepercayaan diri yang amat dibutuhkan dalam perdebatan saat kaum jahil yang mengandalkan ijtihad pribadi mulai meracuni pemikiran umat Islam.
Beliau Wafat

Jumat 15 Ramadhan, Makkah dan dunia Islam menangis. Setelah azan subuh dikumandangkan dan sholat subuh didirikan di Masjidil Haram- Makkah, tersiarlah berita bahwa Sayyid Mohammad bin Alwi Almaliki, wafat. Beliau meninggal sekitar pukul 6 pagi di salah satu rumah sakit di Makkah, setelah beberapa jam saja berjuang melawan penyakit yang datang secara mendadak. Berita itu membuat cukup kabut keluarga, murid-muridnya, dan masyarakat Makkah yang tengah menunggu kepulihan kembali kesehatan beliau. Tapi sebaliknya berita yang didengar adalah wafatnya beliau. Ini benar-benar yang membuat mereka menjadi kalang kabut.
Begitu mendengar berita duka dari mulut ke mulut, ribuan masyarakat pencinta beliau panik. Mereka kalang-kabut dan berbondong-bondong menyerbu rumah kediaman beliau untuk menyaksikan kebenaran wafatnya beliau yang secara mendadak. Karena mereka hampir tidak percaya dengan berita itu. Suasana pun tambah panik lagi pagi itu setelah jasad Almarhum dibawa dari rumah sakit ke rumah beliau.
Ribuan orang berduyun-duyun ke rumah beliau ingin menyaksikan jenazah Almarhum secara langsung. Kepanikan warga Makkah itu membuat macet lalu-lintas. Jalan menuju Hay al Rashifah, rumah kediaman beliau, dipadati kendaraan dan manusia.
Beberapa jam sebelum kepulangan beliau ke rahmatullah, tidak sedikit masyarakat dan santri datang seperti biasa ke rumahnya di hay Rashifah Makkah untuk mendengarkan wejangan dan ceramah Ramadhan yang biasa di berikan setiap hari usai sholat tarawih. Mereka semua mendunggu ceramah dan nafahat ramadhaniyah khususnya ceramah tentang perang Badar yang dijanjikan beliau akan diutarakannya pada pertengahan bulan yang suci Ramadhan.
Akan tetapi Allah telah merencanakan kematian beliau di hari itu yang tidak bisa ditolak oleh siapapun. Pada saat itu Sayyid Mohammad bin Alwi al Maliki mendapatkan serangan jantung secara mendadak dan segera dibawa kerumah sakit. Hanya beberapa jam saja beliau tinggal di rumah sakit dan dengan kesedihan yang dalam diberitakan beliau telah menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Beliau wafat hari jumat tgl 15 ramadhan 1425 H ( 2004 M) dan dimakamkan di pemakaman Al-Ma'la disamping makam istri Rasulallah Saw. Khadijah binti Khuailid Ra. dengan meninggalkan 6 putra, Ahmad, Abdullah, Alawi, Ali, al- Hasan dan al-Husen dan beberapa putri-putri yang tidak bisa disebut satu persatu disini.

Dan yang menyaksikan pemakaman beliau hampir seluruh umat muslimin yang berada di Makkah pada saat itu termasuk para pejabat, ulama, para santri yang datang dari seluruh pelosok negeri, baik dari luar Makkah atau dari luar negeri. Semuanya menyaksikan hari terakhir beliau sebelum disemayamkan, setelah disholatkan di Masjidil Haram ba'da sholat isya yang dihadiri oleh tidak kurang dari sejuta manusia. Begitu pula selama tiga hari tiga malam rumahnya terbuka bagi ribuan orang yang ingin mengucapkan belasungkawa dan melakukan `aza'. Dan di hari terakhir `Aza, wakil Raja Saudi, Amir Abdullah bin Abdul Aziz dan Amir Sultan datang ke rumah beliau untuk memberikan sambutan belasungkawa dan mengucapkan selamat tinggal kepada pemimpin agama yang tidak bisa dilupakan umat. Ketika jenazah Sayyid Muhammad Al Maliki hendak dishalatkan di Masjidil Haram, ribuan warga kota Mekkah bergantian menggusung jenazahnya. Dikabarkan toko-toko di sekitar Masjidil Haram yang dilewati jenazah mematikan lampu sebagai tanda dukacita. Kebesaran keluarga Al Maliki, bukan hanya di Indonesia, tapi juga di negara-negara Afrika, Mesir, dan Asia Tenggara. Jadi tidak heran dengan meninggalnya Sayyid Muhammad Al Maliki umat Islam telah kehilangan satu ulama yang telah mengoreskan tinta sejarah perjuangan menegakkan kalimat tauhid di muka bumi ini yang menjadi tauladan buat kita semua.

Selamat tinggal ayah yang berhati baik. Selamat tinggal sosok tubuh yang pernah menanamkan hikmah, ilmu, teladan dihati hati kami. Selamat tinggal pemimpin umat yang tak bisa kami lupakan dalam pendiriannya dan keikhlasannya. Selamat tinggal pahlawan yang jujur, ikhlas dalam amal dan perbuatanya. Selamat jalan… selamat jalan,.. kebaikan dan kemulyaan kamu telah meliputimu semasa hidupmu dan disaat wafatmu. Kamu telah hidupi hari hari mu didunia dengan mulia, dan sekarang kamu telah terima imbalannya disaat wafatmu pula dengan mulia. Jika sekarang kita telah berpisah untuk sementara, maka kami pasti akan menyusulmu Insya Allah dan kita pasti akan bertemu dan berkumpul kembali.
Murid Beliau di Indonesia

Sayid Muhammad Al Maliki mendirikan tidak kurang 30 buah pesantren dan sekolah di Asia Tenggara. Karangannya mencapai puluhan kitab mengenai usuluddin, syariah, fikih dan sejarah Nabi Muhammad. Ia mendapat gelar profesor dari Universitas Al-Azhar pada tanggal 6 Mei 2000. Ratusan murid yang menampa pendidikan di pesantrennya, biaya makan dan pemondokan ditanggungnya, alias gratis.

Menurut Habib Abdurahman A Basurrah, wakil sekjen Rabithah Alawiyah yang lama mukim di Arab Saudi, di Indonesia di antara murid-murid Al-Maliki banyak yang menjadi ulama terkenal dan pendiri dari berbagai pesantren. Murid-muridnya itu antara lain Habib Abdulkadir Alhadad, pengurus Al-Hawi di Condet, Jakarta Timur; Habib Hud Baqir Alatas pimpinan majelis taklim As-Shalafiah; Habib Saleh bin Muhammad Alhabsji; Habib Naqib Bin Syechbubakar yang memimpin majelis taklim di Bekasi; Novel Abdullah Alkaff
yang membuka pesantren di Parangkuda, Sukabumi.
Di antara ulama Betawi lainnya yang pernah menimba ilmu di Makkah adalah KH Abdurahman Nawi, yang kini memiliki tiga buah madrasah/pesantren masing-masing di Tebet, Jakarta Timur, dan dua di Depok. Masih belasan pesantren dan madrasah di Indonesia yang pendirinya adalah alumni dari Al-Maliki. Seperti KH Ihya Ulumuddin yang memiliki pesantren di Batu, Malang. Demikian pula Pesantren Riyadul Solihin di Ketapang (Probolinggo), dan Pondok Pesantren Genggong, juga di Probolinggo.
Karya-karya Beliau:

Aqidah

* Mafahim Yajib ‘an Tusahhah (read online)
* Manhaj al-Salaf fi Fahm al-Nusus
* Al-Tahzir min al-Takfir
* Huwa Allah
* Qul Hazihi Sabeeli
* Sharh ‘Aqidat al-‘Awam

Tafsir

* Zubdat al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an
* Wa Huwa bi al-Ufuq al-‘A’la
* Al-Qawa‘id al-Asasiyyah fi ‘Ulum al-Quran
* Hawl Khasa’is al-Quran

Hadits

* Al-Manhal al-Latif fi Usul al-Hadith al-Sharif
* Al-Qawa‘id al-Asasiyyah fi ‘Ilm Mustalah al-Hadith
* Fadl al-Muwatta wa Inayat al-Ummah al-Islamiyyah bihi
* Anwar al-Masalik fi al-Muqaranah bayn Riwayat al-Muwatta lil-Imam Malik

Sirah

* Muhammad(Sall Allahu ‘Alayhi Wa Sallam) al-Insan al-Kamil
* Tarikh al-Hawadith wa al-Ahwal al-Nabawiyyah
* ‘Urf al-T ‘arif bi al-Mawlid al-Sharif
* Al-Anwar al-Bahiyyah fi Isra wa M’iraj Khayr al-Bariyyah
* Al-Zakha’ir al-Muhammadiyyah
* Zikriyat wa Munasabat
* Al-Bushra fi Manaqib al-Sayyidah Khadijah al-Kubra

Ushul

* Al-Qawa‘id al-Asasiyyah fi Usul al-Fiqh
* Sharh Manzumat al-Waraqat fi Usul al-Fiqh
* Mafhum al-Tatawwur wa al-Tajdid fi al-Shari‘ah al-Islamiyyah

Fiqh

* Al-Risalah al-Islamiyyah Kamaluha wa Khuluduha wa ‘Alamiyyatuha
* Labbayk Allahumma Labbayk
* Al-Ziyarah al-Nabawiyyah bayn al-Shar‘iyyah wa al-Bid‘iyyah
* Shifa’ al-Fu’ad bi Ziyarat Khayr al-‘Ibad
* Hawl al-Ihtifal bi Zikra al-Mawlid al-Nabawi al-Sharif
* Al-Madh al-Nabawi bayn al-Ghuluww wa al-Ijhaf

Tasawwuf

* Shawariq al-Anwar min Ad‘iyat al-Sadah al-Akhyar
* Abwab al-Faraj
* Al-Mukhtar min Kalam al-Akhyar
* Al-Husun al-Mani‘ah
* Mukhtasar Shawariq al-Anwar

Lain-lain

* Fi Rihab al-Bayt al-Haram (Sejarah Kota Mekah)
* Al-Mustashriqun Bayn al-Insaf wa al-‘Asabiyyah (Study of Orientalism)
* Nazrat al-Islam ila al-Riyadah (Sports in Islam)
* Al-Qudwah al-Hasanah fi Manhaj al-Da‘wah ila Allah (Methods of Dawah)
* Ma La ‘Aynun Ra’at (Description of Paradise)
* Nizam al-Usrah fi al-Islam (Islam and Family)
* Al-Muslimun Bayn al-Waqi‘ wa al-Tajribah (Contemporary Muslim world)
* Kashf al-Ghumma (Virtues of helping fellow Muslims)
* Al-Dawah al-Islahiyyah (Call for Reform)
* Fi Sabil al-Huda wa al-Rashad (Collection of speeches)
* Sharaf al-Ummah al-Islamiyyah (Superiority of the Muslim Ummah)
* Usul al-Tarbiyah al-Nabawiyyah (Prophetic methods of education)
* Nur al-Nibras fi Asanid al-Jadd al-Sayyid Abbas (Set of Grandfather’s Ijazahs)
* Al-‘Uqud al-Lu’luiyyah fi al-Asanid al-Alawiyyah (Set of father’s Ijazahs)
* Al-Tali‘ al-Sa‘id al-Muntakhab min al-Musalsalat wa al-Asanid (Set of Ijazahs)
* Al-‘Iqd al-Farid al-Mukhtasar min al-Athbah wa al-Asanid (Set of Ijazahs)

Diatas merupakan daftar karya beliau yang telah dipublikasikan. Masih banyak lagi karya-karya beliau yang belum dicetak/dipublikasikan. Diantaranya telah diterjemahkan ke berbagai bahasa asing.

Source: Diolah dari berbagai sumber.