Rabu, 12 Maret 2014

MAU MENJADI JUTAWAN DARI USAHA PEMBIBITAN KAMBING

Dewasa ini banyak orang merasa bingung, mau bisnis apa, mau usaha apa, mau kerja apa, mau melamar dimana, dll. Untuk kalangan muda, sebenarnya sangat miris, kemarin menteri tenaga kerja menyatakan ada sekian ribu sarjana menganggur dan menunggu pekerjaan, di saat bersamaan kaum buruh sedang menuntut kenaikan UMP dan tentu saja kalau dead lock dengan pihak pengusaha, maka ancaman pemutusan hubungan kerja sudah menunggunya.

Para calon pensiunan juga bingung mau berbisnis apa, padahal nilai jumlah uang pensiunan yang akan diterima nilainya banyak, namun karena selama masa kerja jarang berbisnis maka saat memasuki masa persiapan pensiun, banyak yang galau, bingung mau bisnis apa. Banyak rencana yang akan dilakukan, mulai bisnis A sampai bisnis Z, namun rasa takut gagal, belum berpengalaman, tidak punya relasi bisnis dll selalu menghantui sehingga membuat ragu-ragu memulai usaha.

Adalagi kasus dimana beberapa orang ingin mengembangkan jenis usaha yang akan ditekuni, masih pikir-pikir dan bingung menentukannya, pilah memilah kelebihan dan kekurangan dari bisnis yang dilirik, seru sekali pastinya.

Sebenarnya banyak solusinya, dengan catatan asal mau, suka dan niat menjalankannya, hal yang paling mudah dan tidsak mengandung resiko nilai ekonomis yang besar adalah memulai bisnis kecil kecilan, salah satunya beternak kambing / wedus / gibas  pembibitan.



Bagaimana maksudnya ? maksudnya adalah menjalankan atau memulai peternakan kambing / wedus / gibas  kecil-kecilan yang mengkhususkan diri kepada urusan pembibitan atau memperbanyak populasi kambing / wedus / gibas  yang dipeliharanya, sederhananya kambing / wedus / gibas  yang dipelihara 80% betina dan nanti akan beranak pinak.
Berikut ini sedikit gambaran sederhana,  misalnya Anda memiliki dana 10 juta, anda belikan 6 ekor kambing / wedus / gibas  betina produktif, dan 1 pejantan yang berpostur tinggi besar, sisanya untuk bikin kandang sederhana dan biaya selama beberapa bulan ke depan, dalam tempo setahun 6 indukan itu sudah melahirkan sekitar antara 6-12 ekor kambing / wedus / gibas , nah 1 tahun kedepan, Anda sudah memiliki sekitar 13-18 ekor kambing / wedus / gibas , silahkan disortir, nanti dari anak kambing / wedus / gibas  tersebut pilih anak kambing / wedus / gibas  pejantan untuk digemukkan dan dijual, jadi anak kambing / wedus / gibas  yang dijual akan menghidupi para kambing / wedus / gibas  betina di kandang Anda. Pada akhirnya nanti Anda akan mulai stabil menjual beberapa ekor kambing / wedus / gibas  tiap bulannya, beberapa ekor kambing / wedus / gibas  hasil penjualan untuk biaya operasional, sisanya tentu saja menjadi nett profit Anda. Simple sekali kan

Pilihan Antara Penggemukan atau Pembibitan Kambing / wedus / gibas

Jika dibandingkan dengan penggemukan, usaha pembibitan kambing / wedus / gibas  ini boleh dikatakan relatif lebih santai. Dalam penggemukan kambing / wedus / gibas , anda bekerja untuk mencapai target bobot maksimal agar mendapatkan keuntungan yang maksimal. Anda berinteraksi dengan banyak faktor antara lain: bibit unggul, pakan berkwalitas, air yang cukup, tenaga pengurus yang dingin, kandang yang ideal, timing pemberian pakan dan vitamin yang tepat, obat-obatan sesuai dosis dan analisis yang semuanya berujung pada penambahan bobot dan bobot lagi.

Sarana dan prasarana yang diperlukan dalam usaha pembibitan kambing / wedus / gibas  :

Lokasi Kandang
Lokasi usaha pembibitan Kambing / wedus / gibas  dan domba harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
     Letak kandang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
    mudah diakses terhadap transportasi;
    tempat kering dan tidak tergenang saat hujan;
    dekat sumber air;
    cukup sinar matahari, kandang tunggal menghadap timur, kandang ganda membujur utara-selatan;
    tidak mengganggu lingkungan hidup;
    memenuhi persyaratan higiene dan sanitasi.

Sumber Air
Usaha pembibitan Kambing / wedus / gibas  dan domba hendaknya memiliki sumber air yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
    Air yang digunakan tersedia sepanjang tahun dalam jumlah yang mencukupi
    Sumber air mudah dicapai atau mudah disediakan
    Penggunaan sumber air tanah tidak mengganggu ketersediaan air bagi masyarakat.

Bangunan dan Peralatan
Untuk pembibitan Kambing / wedus / gibas  dan domba sistem semi intensif dan intensif diperlukan bangunan, peralatan, persyaratan teknis dan letak kandang yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

Bangunan:
    kandang pejantan;
    kandang induk;
    kandang pembesaran;
    kandang isolasi ternak yang sakit;
    gudang pakan dan peralatan;
    unit penampungan dan pengolahan limbah.

Peralatan:
    tempat pakan dan tempat minum;
    alat pemotong dan pengangkut rumput;
    alat pembersih kandang dan pembuatan kompos;
    peralatan kesehatan hewan;

Persyaratan teknis kandang:
    konstruksi harus kuat;
    terbuat dari bahan yang ekonomis dan mudah diperoleh;
    sirkulasi udara dan sinar matahari cukup;
    drainase dan saluran pembuangan limbah baik, serta mudah dibersihkan;
    lantai rata, tidak licin, tidak kasar, mudah kering dan tahan injak;
    luas kandang memenuhi persyaratan daya tampung;
    kandang isolasi dibuat terpisah.

Pemilihan  Indukan Kambing / wedus / gibas
Persyaratan umum:
 Kambing / wedus / gibas  dan domba harus sehat dan bebas dari segala cacat
 Fisik seperti cacat mata (kebutaan), tanduk patah, pincang, lumpuh, kaki dan kuku abnormal, serta tidak terdapat kelainan tulang punggung atau cacat tubuh lainnya
Semua Kambing / wedus / gibas  dan domba betina harus bebas dari cacat alat reproduksi, abnormal ambing serta tidak menunjukkan gejala kemandulan
Kambing / wedus / gibas  dan domba jantan harus siap sebagai pejantan serta tidak menderita cacat pada alat kelaminnya.

Persyaratan khusus:
Persyaratan khusus yang harus dipenuhi untuk masing-masing rumpun ternak adalah sebagai berikut:

Kambing / wedus / gibas  Peranakan Etawa
Kualitatif :
 warna bulu belang hitam, putih, merah,coklat dan kadang kadang putih
 tanduk kecil,
 muka cembung daun telinga panjang dan terkulai kebawah, bergelambir yang cukup besar
 daerah belakang paha, ekor dan dagu berbulu panjang
kualitatif :
 Bentina umur 8 -12 bulan
 tinggi badan minimal 55 cm, berat badan minimal 15 Kg
 jantan umur 12 -18 bulan
 tinggi badan minimal 65 cm, berat badan minimal 20 kg

Kambing / wedus / gibas  Kacang
kualitatif :
    Warna bulu bervariasi dari putih campur hitam, coklat atau hitam sama sekali
    Tanduk mengarah ke belakang dan membengkok keluar
    Hidung lurus, leher pendek, telinga pendek  berdiri tegak    ke depan,
    kepala kecil dan ringan
kuantitatif :
    Betina umur 8-12 bulan Tinggi badan minimal 46 cm Berat badan minimal 12 kg
    Jantan umur 12-18 bulan Tinggi  badan minimal 50 cm Berat badan minimal 15 kg

Kambing / wedus / gibas  Saaenen Lokal
kualitatif :
    Warna belang belang hitam  putih, atau merah  atau cokelat putih
    tidak bertanduk atau bertanduk kecil
    kepala ringan, leher panjang dan halus, dahi lebar, telinga pendek mengarah ke samping
    kuku lurus dan kuat
    tubuh panjang, dada lebar dan dalam
    ambing dan puting susu besar dan lunak
kuantitatif :
    Betina umur 8-12 bulan Berat badan minimal 40 kg
    Jantan umur 12-18 bulan  Berat badan minimal 40 kg

Domba Garut
kualitatif :
    Warna hitam,  putih atau putih dan hitam
   betina tidak bertanduk
    jantan bertanduk melingkar besar dan berukuran besar, pangkal tanduk kanan dan kiri hampir bersatu
    tubuh lebar, besar dan kekar, kaki kokoh, daun telinga sedang terletak di belakang tanduk
    telinga rumpun seperti daun, hiris, bulu halus dan panjang
kuantitatif :
    Betina umur 8-12 bulan Tingi badan minimal 62  cm Berat badan minimal 30 kg
    Jantan umur 12-18 bulan  Tingi badan minimal 65  cm Berat badan minimal 60 kg

Domba Ekor gemuk
kualitatif :
    Warna Bulu putih dan, kasar tidak bertanduk
    ekor besar, lebar dan panjang
kuantitatif :
    Betina umur 8-12 bulan Tingi badan minimal 52  cm Berat badan minimal 25 kg
    Jantan umur 12-18 bulan  Tingi badan minimal 60  cm Berat badan minimal 60 kg

Domba Lokal
kualitatif :
    Warna Bulu bermacam macam
    betina tidak bertanduk, jantan bertanduk kecil tidak melingkar
    bentuk badan kecil
kuantitatif :
    Betina umur 8-12 bulan Tingi badan minimal 40  cm Berat badan minimal 10 kg
    Jantan umur 12-18 bulan  Tingi badan minimal 45 cm Berat badan minimal 15 kg

Pakan Kambing / wedus / gibas

Setiap usaha pembibitan Kambing / wedus / gibas  dan domba harus menyediakan pakan yang cukup bagi ternaknya, baik yang berasal dari pakan hijauan, pakan fermentasi maupun pakan konsentrat.

Pakan hijauan dapat berasal dari rumput, leguminosa, sisa hasil pertanian dan dedaunan yang mempunyai kadar serat yang relatif tinggi dan kadar energi rendah. Kualitas pakan hijauan tergantung umur pemotongan, palatabilitas dan ada tidaknya zat toksik (beracun) dan anti nutrisi.

Pakan fermentasi, berupa bahan pakan yang sudah melalui proses fermentasi, seperti halnya fermentasi jerami.

Pakan konsentrat yaitu pakan dengan kadar serat rendah dan kadar energi tinggi, tidak terkontaminasi mikroba, penyakit, stimulan pertumbuhan, hormon, bahan kimia, obat-obatan, mycotoxin melebihi tingkat yang dapat diterima oleh negara pengimpor.

Air minum disediakan tidak terbatas (ad libitum).

Obat hewan

Obat hewan yang digunakan meliputi sediaan biologik, farmasetik, premik dan obat alami.
Obat hewan yang dipergunakan seperti bahan kimia dan bahan biologik harus memiliki nomor pendaftaran. Untuk sediaan obat alami tidak dipersyaratkan memiliki nomor pendaftaran.
Penggunaan obat keras harus di bawah pengawasan dokter hewan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang obat hewan.

Tenaga Kerja

Tenaga yang dipekerjakan pada pembibitan ternak Kambing / wedus / gibas  dan domba harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
 Sehat jasmani dan rohani
 Tidak memiliki luka terbuka
 Jumlah tenaga kerja sesuai kebutuhan, yaitu setiap 1 (satu) orang/hari kerja, untuk 5-10 (lima) satuan ternak (ST)
 Telah mendapat pelatihan teknis pembibitan Kambing / wedus / gibas   dan  domba, kesehatan hewan dan keselamatan kerja

PROSES PRODUKSI BIBIT

Pemeliharaan
Dalam pembibitan Kambing / wedus / gibas  dan domba, pemeliharaan ternak dapat dilakukan dengan sistem semi intensif dan sistem intensif.
 Sistem semi intensif yaitu pembibitan Kambing / wedus / gibas  dan domba yang menggabungkan antara sistem pastura dan sistem intensif. Pada sistem ini dapat dilakukan pembibitan Kambing / wedus / gibas  dan domba dengan cara pemeliharaan di padang penggembalaan dan dikandangkan.
 Sistem intensif yaitu pembibitan Kambing / wedus / gibas  dan domba dengan pemeliharaan di kandang. Pada sistem ini kebutuhan pakan disediakan penuh.

Produksi
Berdasarkan tujuan produksinya, pembibitan Kambing / wedus / gibas  dan domba dikelompokkan ke dalam pembibitan Kambing / wedus / gibas  dan domba rumpun murni dan pembibitan Kambing / wedus / gibas  dan domba persilangan.

Pembibitan Kambing / wedus / gibas  dan domba rumpun murni, yaitu perkembangbiakan ternaknya dilakukan dengan cara mengawinkan Kambing / wedus / gibas  dan domba yang sama rumpunnya.
Pembibitan Kambing / wedus / gibas  dan domba persilangan, yaitu perkembangbiakan ternaknya dilakukan dengan cara perkawinan antar ternak dari satu spesies tetapi berlainan rumpun.

Seleksi Bibit

Seleksi bibit Kambing / wedus / gibas  dan domba dilakukan berdasarkan penampilan (performance) anak dan individu calon bibit Kambing / wedus / gibas  dan domba tersebut, dengan mempergunakan kriteria seleksi sebagai berikut:

Kambing / wedus / gibas  dan Domba induk
    induk harus dapat menghasilkan anak secara teratur 3 (tiga) kali dalam 2 tahun
    frekuensi beranak kembar relatif tinggi
    total produksi anak sapihan diatas rata-rata.

Calon pejantan
    bobot sapih terkoreksi terhadap umur 90 (sembilan puluh) hari umur induk dan tipe kelahiran dan disapih
    bobot badan umur 6, 9, dan 12 bulan diatas rata-rata
    pertambahan bobot badan pra dan pasca sapih baik
    libido dan kualitas spermanya baik
    penampilan fenotipe sesuai dengan rumpunnya

Calon induk
    bobot sapih terkoreksi terhadap umur 90 (sembilan puluh) hari tipe kelahiran dan disapih
    bobot badan umur 6 dan 9 bulan di atas rata-rata
    pertambahan berat badan pra dan pasca sapih baik
    penampilan fenotipe sesuai dengan rumpunnya

Perkawinan
Dalam upaya memperoleh bibit yang berkualitas, perkawinan Kambing / wedus / gibas  dan domba dilaksanakan sebagai berikut:
Teknik kawin alam dengan rasio jantan dan betina 1:5-10.
Teknik Inseminasi Buatan (IB) menggunakan semen beku atau semen cair dari pejantan yang sudah teruji kualitasnya dan dinyatakan bebas dari penyakit hewan menular yang dapat ditularkan melalui semen.
Dalam pelaksanaan kawin alam maupun IB harus dilakukan pengaturan penggunaan pejantan atau semen beku/semen cair untuk menghindari terjadinya kawin sedarah (inbreeding).
Ternak Pengganti (Replacement Stock ) Pengadaan ternak pengganti (replacement stock), dilakukan sebagai berikut:
Calon bibit betina dipilih 25% terbaik untuk replacement, 25% untuk pengembangan populasi kawasan, 40% dijual ke luar kawasan sebagai bibit dan 10% dijual sebagai ternak afkir
Calon bibit jantan dipilih 10% terbaik pada umur sapih dan bersama calon bibit betina 25% terbaik untuk dimasukkan pada uji performan.




Afkir (Culling)
Pengeluaran ternak yang sudah dinyatakan tidak memenuhi persyaratan bibit (afkir/culling), dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
 Untuk bibit rumpun murni, 50% Kambing / wedus / gibas  dan domba bibit jantan peringkat terendah saat seleksi pertama (umur sapih terkoreksi) dikeluarkan dengan dikastrasi dan 40%nya dijual ke luar kawasan
 Kambing / wedus / gibas  dan domba betina yang tidak memenuhi persyaratan sebagai bibit (10%) dikeluarkan sebagai ternak afkir
 Kambing / wedus / gibas  dan domba induk yang tidak produktif segera dikeluarkan.

Pencatatan (Recording)
Setiap usaha pembibitan Kambing / wedus / gibas   dan  domba hendaknya melakukan pencatatan (recording), meliputi:
    Rumpun;
    Silsilah;
    Perkawinan (tanggal, pejantan, IB/kawin alam)
    Kelahiran (tanggal, bobot lahir)
    Penyapihan (tanggal, bobot badan)
    Beranak kembali (tanggal, paritas)
    Pakan (jenis, konsumsi)
    Vaksinasi, pengobatan (tanggal, perlakuan/treatment)
    Mutasi (pemasukan dan pengeluaran ternak)
    Score wool penutup tubuh (khusus untuk domba)

Persilangan

Persilangan yaitu salah satu cara perkawinan, perkembangbiakan ternaknya dilakukan dengan cara perkawinan antara hewan-hewan dari satu spesies yang berlainan rumpun. Untuk mencegah penurunan produktivitas akibat persilangan, harus dilakukan menurut ketetuan sebagai berikut:
 Kambing / wedus / gibas  dan domba yang akan disilangkan harus berukuran di atas standar atau setelah beranak pertama
 Komposisi darah Kambing / wedus / gibas  dan domba persilangan sebaiknya dijaga komposisi darah Kambing / wedus / gibas  dan domba temperatenya tidak lebih dari 50%
 Prinsip-prinsip seleksi dan culling sama dengan pada rumpun murni

Sertifikasi
Sertifikasi dilakukan oleh lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi. Dalam hal belum ada lembaga sertifikasi yang terakreditasi, sertifikasi dapat dilakukan oleh lembaga yang ditunjuk oleh   pejabat yang berwenang. Sertifikasi bertujuan untuk meningkatkan nilai ternak.

Sertifikat bibit Kambing / wedus / gibas  dan domba terdiri dari:
Sertifikat pejantan dan betina unggul untuk Kambing / wedus / gibas  dan domba hasil uji performan
Sertifikat induk elite untuk Kambing / wedus / gibas  dan domba induk yang telah terseleksi dan memenuhi standar.

Kesehatan Hewan
Untuk memperoleh hasil yang baik dalam pembibitan Kambing / wedus / gibas  dan domba harus memperhatikan persyaratan kesehatan hewan yang meliputi:

Situasi penyakit
Pembibitan Kambing / wedus / gibas  dan domba harus terletak di daerah yang tidak terdapat gejala klinis atau bukti lain tentang penyakit radang limpa (Ánthrax), kluron menular (Brucellosis) dan kudis (scabies).

Pencegahan/Vaksinasi
 pembibitan Kambing / wedus / gibas  dan domba harus melakukan vaksinasi dan pengujian/tes laboratorium terhadap penyakit hewan menular tertentu yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang
 mencatat setiap pelaksanaan vaksinasi dan jenis vaksin yang dipakai dalam kartu kesehatan ternak
 melaporkan kepada Kepala Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan setempat terhadap kemungkinan timbulnya kasus penyakit, terutama yang diduga/dianggap sebagai penyakit hewan menular
 penggunaan obat hewan harus sesuai dengan ketentuan dan diperhitungkan secara ekonomis
 pemotongan kuku dilakukan minimal 3 (tiga) bulan sekali

Dalam rangka  pengamanan kesehatan setiap pembibitan Kambing / wedus / gibas  dan    domba harus memperhatikan hal-hal tindak biosecurity sebagai berikut:
Lokasi usaha tidak mudah dimasuki binatang liar serta bebas dari hewan piaraan lainnya yang dapat menularkan penyakit
 Melakukan desinfeksi kandang dan peralatan dengan menyemprotkan insektisida pembasmi serangga, lalat dan hama lainnya
 Untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dari satu kelompok ternak ke kelompok ternak lainnya, pekerja yang melayani ternak yang sakit tidak diperkenankan melayani ternak yang sehat
 Menjaga agar tidak setiap orang dapat bebas keluar masuk kandang ternak yang memungkinkan terjadinya penularan penyakit
 Membakar atau mengubur bangkai kambing / wedus / gibas  yang mati karena penyakit menular
 Menyediakan fasilitas desinfeksi untuk staf/karyawan dan kendaraan tamu dipintu masuk
 Segera mengeluarkan ternak yang mati dari kandang untuk dikubur atau dimusnahkan oleh petugas yang berwenang
 Mengeluarkan ternak yang sakit dari kandang untuk segera diobati atau dipotong oleh petugas yang berwenang.

PELESTARIAN LINGKUNGAN
Setiap usaha pembibitan Kambing / wedus / gibas  dan domba hendaknya selalu memperhatikan aspek pelestarian lingkungan, antara lain dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

Melakukan upaya pencegahan pencemaran lingkungan, sebagai berikut:
 mencegah terjadinya erosi dan membantu pelaksanaan penghijauan di areal peternakan
 mencegah terjadinya polusi dan gangguan lain seperti bau busuk, serangga, pencemaran air sungai dan lain-lain
 membuat dan mengoperasionalkan unit pengolah limbah peternakan (padat, cair, gas) sesuai kapasitas produksi limbah yang dihasilkan. Pada peternakan rakyat dapat dilakukan secara kolektif oleh kelompok.

MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
Monitoring dan Evaluasi
Untuk mempertahankan kualitas bibit Kambing / wedus / gibas  dan domba yang dihasilkan, perlu dilakukan monitoring dan evaluasi sebagai berikut:
 Monitoring dan evaluasi kualitas bibit dilakukan secara berkala dengan sampling acak minimal sekali setahun.
 Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan pengumpulan data performan tubuh, performan produksi, performan reproduksi dan kesehatan bibit Kambing / wedus / gibas  dan domba.
 Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh pejabat fungsional pengawas bibit ternak di dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan

Analisa Sederhana Usaha Pembibitan Kambing / wedus / gibas  Skala Kecil

1.    Pengeluaran:               
                       
    a    Bibit               
          Pejantan                                         1 ekor     Rp        1,400,000      Rp 1,400,000    
          Betina                                            6 ekor     Rp        1,000,000      Rp 6,000,000    
                                                                                                                  Rp    7,400,000
                       
    b    Makanan tambahan                                                                        Rp    1,400,000
                       
    c    Obat-obatan                                                                                    Rp       700,000
    d    Jumlah:                                                                                           Rp    9,500,000
                       
2.    Pemasukan :               
    a    Perkembangan Anak           
        Pengembangan dari anak kambing / wedus / gibas  bila tiap induk menghasilkan 2 ekor/ tahun
        Harga 1 ekor anak kambing / wedus / gibas  @ Rp 700.000,-       
                                                                        12 X      Rp   700,000      Rp    8,400,000
                       
    b    Perkembangan nilai Bibit / induk dalam 1 tahun       
          Pejantan                                      1 ekor     Rp        1,800,000      Rp 1,800,000    
          Betina                                         6 ekor     Rp        1,200,000      Rp 7,200,000    
                                                                                                                Rp    9,000,000
                       
    c    Kotoran kambing / wedus / gibas  tiap seminggu 1 karung harga Rp. 7.000,-   
                                                              52 minggu X Rp. 7.500,-         Rp       390,000
    d    Jumlah                                                                                         Rp  17,790,000
                              
3.    Penghasilan 1 tahun    (Jumlah II-I)                                               Rp    8,290,000

Dengan kesabaran, katlatenan, inovasi dan penuh semangat saya yakin semua orang bisa menjadi jutawan dari usaha pembibitan kambing / wedus / gibas . Dengan usaha pembibitan kambing / wedus / gibas  ini, sebenarnya banyak penggangguran terpelajar atau calon pensiunan yang tidak perlu khawatir untuk menentukan bisnis apa yang harus dikerjakan.

Selamat memulai bisnis kecil, namun kalau diseriusi hasilnya bisa buat nyicil mobil :)

sumber: http://suksesternakkambing.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda untuk menambah silaturahim.