Oleh: Hj. Irena Handono
Pakar Kristologi dan Pendiri
Irena Center
Tak akan ada umat Kristen yang mau mempercayai bahwa Yesus
mempunyai istri dan keturunan. Karena, mana mungkin Tuhan menikah dan mempunyai
anak? Bahkan kita umat Islampun, akan tercengang tidak percaya bahwa dalam
sejarah hidupnya Yesus pernah kawin dan mempunyai keturunan, karena selama ini
kita juga dijejali oleh cerita kaum Kristen bahwa Yesus adalah Tuhan, maka
mustahil seorang Tuhan menikah bahkan mempunyai anak.
Kita umat Islam meyakini Yesus (Isa as) adalah seorang
manusia, seorang nabi sebagaimana nabi-nabi yang telah berlalu sebelumnya.
Sehingga tidak mustahil bahwa Yesus menikah dan mempunyai keturunan. Namun
sosok Yesus sebagai manusia yang terlibat dalam sejarah telah dikaburkan
sedemikian rupa, sehingga sejarah asli Yesus benar-benar gelap bagi sebagian
besar umat manusia. Yang tinggal adalah Yesus yang dibungkus dengan pakaian
ketuhanan sehingga bagi orang-orang yang tidak mampu menggunakan akal sehatnya,
menganggap Yesus benar-benar sebagai Tuhan.
Tapi bagi sebagian manusia yang mau menggunakan akalnya,
ketuhanan Yesus menjadi sumber pertanyaan akal yang tidak pernah berhenti.
Mereka-mereka inilah yang sedikit demi sedikit, menguak misteri sejarah hidup
Yesus.
Salah satunya, adalah seorang teolog, pakar Perjanjian Baru
dan Gulungan Laut Mati, Prof. DR. Barbara Tiering, dari Univ. of Sidney
Australia. Setelah melakukan penelitian terhadap gulungan-gulungan Laut Mati
(The Dead Sea Scrolls), selama 20 tahun, sampai kepada kesimpulan bahwa Yesus,
beristri, bahkan lebih dari satu, alias poligami.
Menurut sang Profesor, dalam sejarah kehidupan Yesus, Yesus
pernah kawin bahkan dua kali. Dan upacara perkawinan Yesus, dapat ditelusuri
dalam Perjanjian Baru sendiri, yaitu dalam Injil Markus-14:3, Yohanes-12:3 dan
Lukas-7:37 dan seterusnya.
Markus-14:3.
Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan
sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli pualam
berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher
buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus.
Yohanes-12: 3
Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni
yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya;
dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.
Hubungan istimewa Yesus dengan Maria Magdalena, berabad-abad
dibantah oleh gereja. Bahkan Maria Magdalena, difitnah sebagai seorang
perempuan pendosa. Lihatlah Injil Lukas-7:37.
Tapi lanjutkan dengan membaca ayat-38 dari Injil yang sama:
Lukas-7:38
Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat
kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan
rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi
itu.
Seorang perempuan yang mencurahkan minyak wangi ke kepala,
ke kaki, dan menciumi lelaki tersebut, menurut Profesor Thiering, adalah
upacara perkawinan bangsawan Yahudi. Dalam masyarakat Yahudi, tidak akan pernah
ada seorang perempuan pun, yang ujug-ujug datang mencium seorang lelaki yang
bukan muhrimnya karena perbuatan itu hukumannya adalah hukuman mati.
Yang perlu dipertegas lagi, Yesus adalah orang Yahudi yang
meneruskan ajaran Nabi Musa as. Berdasarkan tradisi Yahudi, seseorang justru
hanya akan diakui sebagai Rabi dan guru apabila seseorang itu menikah.
Diperkuat dengan kenyataan bahwa orang Yahudi berpegang teguh pada perintah
“Beranak cuculah dan bertambah banyak” (Kej. 1:27) dan pernyataan “Tidak baik
kalau manusia itu seorang diri saja” (Kej. 2:18) serta tradisi bahwa seorang
laki-laki Yahudi pertama-tama harus mempelajari Taurat (sebagai orang Yahudi
Yesus juga mempelajari Taurat) sedangkan untuk mempelajari Taurat syaratnya
adalah menikah.
Bantahan Prof. Thiering terhadap klaim gereja yang selama
berabad-abad menutupi hubungan istimewa Yesus dengan Maria Magdalena, didukung
oleh penemuan Injil Philip di daerah Nag Hamadi, Mesir pada tahun 1945.
Dalam Injil Philip ini, disebutkan dengan jelas, “Ada tiga
orang yang selalu berjalan bersama Yesus: Maria ibundanya dan Maria saudara
ibunya, dan Magdalena, yang disebut sebagai pasangannya. Dan pasangan dari Sang
Juru Selamat (Saviour) adalah Maria Magdalena. (Dia mencintai) nya, melebihi
cintanya kepada murid-murid yang lain dan sering menciumnya di mulutnya.
Murid-murid yang lain berkata kepadanya: “Kenapa engkau lebih mencintainya dari
pada kami?”. Sang Juru Selamat menjawab dan berkata: Kenapa aku tidak mencintai
kalian seperti mencintai dia?” (59, 6-12; 63, 32- 64, 5)
Selanjutnya dari hasil penelitian Prof. Thiering, terungkap
fakta bahwa acara pernikahan Yesus dgn Maria Magdalena, diselenggarakan pada
hari Jumat tgl 22 September tahun 30
Masehi. Acara resepsinya diselenggarakan tiga tahun kemudian, yaitu pada 19
Maret tahun 33 Masehi, jam 12 malam. Besoknya Yesus ditangkap, dan disalibkan.
Pada tgl 14 Juni 37 M, jadi 4 tahun setelah penyaliban,
lahirlah anak Yesus yang pertama, yang diberi nama Jesus Justus. Anaknya yg
ke-3 lahir pada 10 April 44 M. Namanya tidak diketahui. Anaknya yang ke-2 tidak
ada informasi. Perkawinan Yesus yang kedua berlangsung dengan seorang perempuan
yang bernama Lidia.
Kalau umat Islam, meragukan bahwa Yesus pernah kawin dan
punya keturunan, maka buanglah keraguan itu jauh-jauh, karena Allah SWT
berfirman dalam Alquran :
Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-Rasul sebelum engkau,
dan Kami memberikan istri-istri dan keturunan kepada mereka. Dan tidak ada hak
bagi seorang Rasul mendatangkan sesuatu ayat (atau mukjizat) melainkan dengan
izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada Kitab. (Qs.Ar-Ra’d: 38).
Jadi, siapa bilang Yesus hidup membunjang?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda untuk menambah silaturahim.