KBRN, Jakarta :
Sulitnya menjumpai lagu-lagu khusus anak-anak, menjadi keprihatinan bersama. Psikolog yang juga mantan model, penyanyi, Tika
Bisono, mengaku prihatin dengan kian banyak anak-anak Indonesia, yang
menyanyikan lagu-lagu orang dewasa.
Anak-anak dipaksa untuk menjadi orang dewasa. Dengan
mencerna lagu-lagu orang dewasa, kemudian dibantu dengan visualisasi melalui
adegan yang ditayangkan televisi membuat anak-anak Indonesia harus menanggung beban
yang dirasakan oleh orang dewasa.
Dampaknya adalah seperti yang marak terjadi misal perbuatan
asusila, lari dari rumah, umapatan atau kata-kata yang tidak layak disampaikan
oleh anak-anak. “Sudah banyak tuh dimedia isu sosial entah melakukan pelecehan
seksual ke adik kelasnya, kabur dari rumah, bunuh diri. Mereka terbebani dengan
hal-hal orang dewasa. Mereka cepat tua. Itu masuk ke maind set dia. Kalau kata-kata
erotisme, kemudian diklopkan saat nonton
tv. Ini sebagian dampak anak menyanyikan lagu dewasa,” kata Tika Bisono, dalam
dialog bersama Pro 3 RRI, Senin (27/5/2013).
Melihat kondisi tersebut, tidak lantas membuat Tika berdiam
diri sambil terus mengumpat. Dengan kegeraman tinggi, ia bertekad untuk
meramakan industry musik Indonesia dengan lagu anak. Ia berdiskusi dengan
berbagai pihak dan musisi hingga akhirnya lahirlah Ajang Cipta Lagu Anak (Acila) tahun 2010.
Acila pertama dianggap sukses besar. Banyak karya yang
lahir dari Acila mendapat apresiasi dari
banyak pihak. Lagu-lagu yang disampaikan harus sesuai dengan kondisi dan
perkembangan anak namun tetap berpegang pada lima nilai dasar yakni kasih
sayang, saling menghargai, tolong menolong, persatuan dan perdamaian.
“Kita sendiri berkonsultasi dengan teman-teman label karena
tipe musik yang diterapkan harus sesuai
dengan telinga anak-anak zaman sekarang,” tegasnya. Ia berharap, lagu-lagu anak
yang sempat booming di Indonesia, kembali lagi menemukan kejayaanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda untuk menambah silaturahim.