Bagi para petani tanaman ini dianggap sebagai gulma (tanaman
penggangu) yang sulit sekali diberantas terutama pada saat petani mulai
musim tanam. Sudah perlakuan yang dilakukan untuk menghilangkan tanaman
ini tapi belum ada cara yang tepat untuk mengatasinya. Tanaman ini
adalah rumput teki (Cyperus rotundus . L).
Tetapi rumput teki tidak selamanya dianggap sebagai tanaman pengganggu karena ternyata rumput teki dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat dan makanan (emping teki).
Sekitar tahun 1996 saya pernah berkenalan dengan seorang bapak yang
juga memanfaatkan rumput teki ini sebagai bahan baku minuman. Nama bapak
tersebut adalah Pak Heri dan tinggal di Kota Purwokerto.
Betapa kagetnya saya setelah mengetahui
sajian minuman yang disediakan kepada saya adalah kopi teki. Minuman
kopi teki ini mempunyai rasa yang berbeda dengan berbagai jenis kopi
lainnya. Setelah meminum kopi teki tersebut, badan saya terasa segar
dan vitalitas semakin meningkat. Uniknya setiap minum kopi teki tersebut
pada malam hari, saya merasakan rasa kantuk yang luar biasa tetapi pagi
harinya badan terasa berbeda yaitu segar, bergairah dan tidak mudah
capek walaupun beraktifitas sseharian.
Saya sempat menanyakan kepada Pak Heri
mengenai dasar pemikiran Pak Heri memanfaatkan tanaman teki untuk
dijadikan minuman kopi. Menurut beliau, kalau kita sering memperhatikan
seekor kucing mengalami muntah-muntah maka kucing tersebut akan mencari
dan memakan daun rumput teki. Disamping itu akar teki seperti serabut
dapat masuk ke dalam dan membelah batu besar sekalipun. Jadi kesimpulan
Pak Heri adalah tanaman teki ini bisa dimanfaatkan sebagai tanaman obat
terutama untuk mengobati batu ginjal, keputihan, meluruhkan feses,
mempercepat pembekuan darah pada luka baru dan lain-lain.
Bagian tanaman teki yang dipakai untuk
pengolahan kopi teki tersebut adalah bagian umbinya. Memang tidak semua
umbi teki mempunyai ukuran yang besar seperti biji kelereng kecuali di
daerah sukatani, Cikarang dimana saya pernah menemukan umbi teki yang
berukuran besar.
Dalam pembuatan kopi teki, tidak 100
persen menggunakan umbi teki tetapi tetap dicampur dengan bahan-bahan
yang lain yaitu kopi (perbandingan 1 kg kopi dengan 5 kg umbi teki),
bubuk jagung, cengkeh (sedikit sekali), kayu manis dan bubuk jahe (bila
diperlukan). Perlu diketahui umbi teki yang diolah mempunyai bau langu
sehingga untuk menghilangkan bau tersebut digunakan kopi. Sedangkan
bubuk jagung dipakai sebagai penambah rasa gurih, cengkeh dan kayu manis
dipakai sebagai penambah aroma wangi.
Cara pengolahannya sebagai berikut:
1. Umbi teki yang telah dibersihkan dari kotoran dan daunnya disangrai sampai umbinya berwarna hitam.
2. Umbi teki yang telah berwarna hitam tersebut ditumbuh atau digiling menjadi tbubuk teki halus.
3. Bubuk teki dicampur dengan bubuk kopi,
bubuk jagung, bubuk cengkeh dan bubuk kayu manis. Pencampuran ini bisa
dilakukan secara manual atau dengan penggunakan mixer sederhana sampai
merata.
4. Barulah diperoleh bubuk kopi teki dengan aroma yang lain daripada yang lain.
Kopi teki ini bisa disediakan sebagai
minuman keluarga, tamu dan kesehatan. Khusus kesehatan, sebaiknya kopi
teki diminum 2 kali sehari yaitu pagi dan menjelang tidur.
Perlu diketahui, ternyata umbi teki ini
mempunyai khasiat yang hampir menyerupai tanaman ginseng dari Korea.
Maka itu umbi teki sering disebut sebagai ginseng-nya orang Jawa. Ada
seorang Kyai yang pernah bercerita kepada saya mengenai manfaat teki
ini. Sang kyai kelihatan sehat, segar dan awet muda karena dari mudanya
seringkali makan umbi teki secara langsung. Menurutnya umbi teki yang
dimakannya bisa membantu dirinya menahan lapar sampai maghrib.
Apakah benar ? Silahkan mencoba kopi teki
ini atau kalau menemukan tanaman teki maka bisa memakan langsung
umbinya untuk membuktikan kebenarannya. Terus terang saya sudah pernah
mencoba dan merasakan khasiat. Selain itu kita bisa memanfaatkan dan
membantu petani mengatasi tanaman gulma ini. Daripada dibuang percuma
sebaiknya dimanfaatkan. Ternyata benar, semua ciptaan Allah SWT
memberikan manfaat yang luar biasa bagi makhluk di bumi ini.
sumber: http://ruddabby.wordpress.com/2010/08/07/kopi-teki/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda untuk menambah silaturahim.