SENANDUNG MANUSIA PINGGIR PERADABAN
senandung manusia manusia pinggir peradaban:
diam dan diam
di pinggiran
kami menunggu rembulan
berubah jadi baru
bergerak dan bergerak
di emperan
kami menunggu mendung
menepi dari malam
geliat dan geliat
di ujung iman
kami menunggu Ramadhan
merudungi kami yang telanjang
gumam dan gumam
di atas tanah Tuhan
kami di pinggiran
dan kami merindukan ramadhan
malam ini
malam ini
malam ini
Ramadhan kumohon datang
Banyuwangi, Juli 2012
***
MENUNGGU LANGIT TERBAKAR HILAL
Aku katakan pada rembulan:
Ya . . .
Sama dengan pijarmu malam ini
Tertutup belukar langit kelam kelabu
Suara suara terdengar berat
Angin dan udara pun berat
Pada ayat-ayat suci sama kita berharap
Juga sama sepertimu
Aku menabrak kabut kukuh buta
Ya . . .
Malam ini kita sama redup
Enggan menangis enggan merintih
Menunggu bulan baru setelah penghabisan
Dan langit merah kala belukar di langit dibersihkan
Ya . . .
Bagaimanapun juga, tetap berat menunggu
Tetap berat
RTS, Gubuk 7, Juli 2012
Panji SadewoPenulis adalah santri di PP Roudlatut Tholabah Genteng, Banyuwangi. Kumpulan puisi pertamanya "HITAM PUTIH" akan terbit akhir bulan Juli 2012 ini. Tinggal di sadewo_da@yahoo.com
senandung manusia manusia pinggir peradaban:
diam dan diam
di pinggiran
kami menunggu rembulan
berubah jadi baru
bergerak dan bergerak
di emperan
kami menunggu mendung
menepi dari malam
geliat dan geliat
di ujung iman
kami menunggu Ramadhan
merudungi kami yang telanjang
gumam dan gumam
di atas tanah Tuhan
kami di pinggiran
dan kami merindukan ramadhan
malam ini
malam ini
malam ini
Ramadhan kumohon datang
Banyuwangi, Juli 2012
***
MENUNGGU LANGIT TERBAKAR HILAL
Aku katakan pada rembulan:
Ya . . .
Sama dengan pijarmu malam ini
Tertutup belukar langit kelam kelabu
Suara suara terdengar berat
Angin dan udara pun berat
Pada ayat-ayat suci sama kita berharap
Juga sama sepertimu
Aku menabrak kabut kukuh buta
Ya . . .
Malam ini kita sama redup
Enggan menangis enggan merintih
Menunggu bulan baru setelah penghabisan
Dan langit merah kala belukar di langit dibersihkan
Ya . . .
Bagaimanapun juga, tetap berat menunggu
Tetap berat
RTS, Gubuk 7, Juli 2012
Panji SadewoPenulis adalah santri di PP Roudlatut Tholabah Genteng, Banyuwangi. Kumpulan puisi pertamanya "HITAM PUTIH" akan terbit akhir bulan Juli 2012 ini. Tinggal di sadewo_da@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda untuk menambah silaturahim.