Minggu, 01 Juli 2012

Biografi Sayyidina Utsman bin Affan


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta hidayahnya, akhirnya penyusunan makalah yang berjudul “Sayyidina Usman bin Affan” tepat pada waktunya.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita, memberi uswah kepada kita tentang tutur kata yang halus, prilaku yang santun, sifat yang mulia, bahkan yang senantiasa yang kita harapkan syafa’atnya di Hari Kiamat nanti.

Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Tarikh Islam dan juga merupakan sarana bantu belajar mahasiswa dalam mata kuliah tersebut. Makalah ini disusun dengan meliputi beberapa bagian yang penting: Pendahuluan, Pembahasan Biografi Sayyidina Usman bin Affan , Pengangkatan Kholifah, memerangi orang-orang yang tidak patuh pada agama terakhir Penutup, dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah “Tarikh Islam” dengan judul “ Sayyidina Usman bin Affan”. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik berupa material maupun spiritual demi terselesainya penyusunan dan membuatan makalah ini.
Dalam kesempatan ini pula sudah selayaknya penyusun mengucapkan terima ksih yang sebesar – besarnya atas berhasilnya penyusunan makalah ini kepada dosen pembimbing mata kuliah Tarikh Islam atas arahan – arahan yang telah diberikan kepada kami.
Meski kami telah mempersiapkan segalanya dengan segenap kemampuan, tentunya banyak kekurangan di sana sini, maka kami mohon koreksi dari teman-teman mahasiswa untuk memperbaiki demi sempurnanya penyusunan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penyusun khususnya umumnya bagi para pembaca.
Akhirnya semoga Allah SWT senantiasa memberi pertolongan, taufiq serta hidayah-Nya kepada kita semua.



                                                                                    Kediri, 29 Juni 2012


                                                                    Penyusun


ii

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN............................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I    : PENDAHULUAN
A.1. Latar Belakang..................................................................................................1
A.2. Rumusan Masalah.............................................................................................1
A.3. Tujuan dan Manfaat..........................................................................................1
BAB II  : PEMBAHASAN
B.1. Biografi Sayyidina Utsman bin Affan..............................................................2
B.1.1. Nama dan Nasab Beliau Radhiallahu ‘Anhu.................................................2
B.1.2. Ciri-ciri dan Akhlak Utsman bin Affan........................................................ 2
B.1.3. Islam dan Jihad Utsman bin Affan.................................................................3
B.1.4. Berita Gembira TTG Beliau Penduduk Surga. .............................................3
B.1.5. Utsman Memenuhi Panggilan Allah SWT. dan RasulNya dan Berhijrah
           Dua Kali. .......................................................................................................4
B.1.6. Kabar Gembira Bahwa Beliau Mati Syahid...................................................4
B.1.7. Tingkat Keistimewaan Utsman bin Affan.....................................................4
B.1.8. Persaksian Ibnu Umar ra. tentang Keistimewaan Utsman dan
Pembelaannya Terhadap  Beliau .............................................................................4
B.1.9. Rasa Malu yang Dimiliki Utsman bin Affan ................................................5
B.1.10. Kedudukan Utsman bin Affan di Tengah Umat .........................................5
B.1.11. Wasiat Nabi Kepada Utsman bin Affan Agar Tetap Sabar dan Tidak
           Memenuhi Tuntutan Agar la Turun dari Jabatan...........................................6
B.1.12. Persaksian ‘Aisyah ra. Terhadap Utsman bin Affan....................................6
B.1.13. Berita Tentang Terjadinya Fitnah yang Menyebabkan terbunuhnya
            Utsman dan Beliau Berada di Atas Kebenaran.............................................6
B.1.14 Kesungguhan Utsman bin Affan Dalam Beribadah......................................7
B.1.15. Istri dan Putra-putra Utsman bin Affan........................................................7
B.1.16. Wasiat-wasiat Utsman bin Affan.................................................................8
B.2. Kekhalifahan Utsman bin Affan...................................................................................8
B.2.1. Utsman Ibn Affan Sebelum Menjadi Khalifah..............................................8
B.2.2 Proses Pengangkatan Sebagai Khalifah..........................................................9
B.2.3. Masa Kekhalifahan Utsman ibn Affan...........................................................9
B.2.4. Masa Krisis Khalifah Utsman Ibn Affan dan Masa
          Kehancurannya.............................................................................................10
B.3. Wafatnya Utsman bin Affan.......................................................................................10
BAB III : PENUTUP
C.1. Kesimpulan ..............................................................................................................11
C.2. Saran..........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................12



BAB I
PENDAHULUAN


A.1. Latar Belakang
Semakin surutnya rasa cinta kepada para Sahabat Rasulullah SAW, kami penulis sangat merasa tergugah untuk membuat ringkasan singkat salah satu Khulafaurrasyidin yaitu Sayyidina Utsman bin Affan yang mana beliau adalah orang yang konsisten dalam menerapkan sendi-sendi Ajaran Agama Islam.
Dengan kecerdasan, keuletan, kegigihan dan keyakinan yang kuat, beliau adalah sosok yang patut kita teladani dalam mempertahankan Islam dari rongrongan Nabi-nabi Palsu dan orang yang membangkang dalam menjalankan syariat Islam.
Kondisi inilah beban berat dipundak sang Khalifah yang meneruskan estafet kepemimpinan Nabiyullah Muhammad SAW, Abu Bakar as-Siddiq, Umar bin Abi Thalib, dan tak kalah pentingnya adalah pengumpulan manuskrip-manuskrip Alquran yang berceceran di berbagai daerah karena banyak Syuhada’ yang telah meninggal dunia karena perang mempertahankan Iman, Islam, dan Ikhsan yang di Ajarkan oleh Nabi Muhammad SAW sampai titik darah penghabisan.
            Menurut pengamatan penulis, maka pembahasan Khalifah Utsman bin Affan nanti sedikit bisa membantu para pembaca untuk lebih giat lagi menelusuri jejak-jejak beliau, yang mana nanti bias mengambil Uswatul Khasah bagi perkembangan Agama Islam yang kita cintai ini.
Utsman bin Affan adalah sosok yang patut kita hormati karena beliau adalah salah satu dawuhnya Nabi Muhammad SAW yang masuk surga, barang siapa yang mencintai maka di Akhirat nanti bersama orang yang dicintai.
Maka dari semua apa yang nanti kami paparkan dalam makalah ini bisa bermanfaat bagi kami khususnya, umumnya bagi masyarakat umum.    

A.2. Rumusan Masalah
            Pembahasan makalah filsafat ini kami fokuskan pada tema yang telah ditentukan oleh pembimbing, antara lain sebagai berikut:
  1. Siapakah Utsman bin Affan?
  2. Bagaiman riwayat hidup Utsman bin Affan?
  3. Apa saja yang dilakukan Utsman bin Affan dalam penyusunan Al-Quran?
  4. Apakah jasa yang ditorehkan oleh Utsman bin Affan dalam menegakkan Agama Islam?

A.3. Tujuan dan Manfaat
  1. Dapat mengetahui sejarah singkat biografi Utsman bin Affan.
  2. Mengetahui masa kekhalifahan Utsman bin Affan.
  3. Mengetahui jasa-jasa masa kekhalifahan Abu Bakar ash-Shiddiq.
  4. Mengambil manfaat apa yang yang dilakukan Utsman bin Affan..
  5. Mempertajam akal fikiran manusia pada masa sekarang dengan mengetahui sepak terjang Utsman bin Affan.







BAB II  : PEMBAHASAN
B.1. Biografi Sayyidina Utsman bin Affan
B.1.1. Nama dan Nasab Beliau Radhiallahu ‘Anhu
Utsman bin Affan adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad yang paling pemalu. Ia termasuk salah satu Khalifah (Khulafaur Rosyidin) ke tiga yang memerintah setelah kematian sahabat Umar bin Khattab. Utsman bin Affan memerintah dari tahun 644 M (umur 69–70 tahun) hingga 656 M (selama 11–12 tahun). Selain pemalu, Utsman bin Affan merupakan ekonom yang sangat handal dan saudagar yang kaya raya tetapi sangatlah dermawan.
Rasulullah Saw sendiri menggambarkan Utsman bin Affan sebagai pribadi yang paling jujur dan rendah hati diantara kaum muslimin. Diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Aisyah bertanya kepada Rasulullah Saw, ‘Abu Bakar masuk tapi engkau biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus, lalu Umar masuk engkau pun biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus. Akan tetapi ketika Utsman masuk engkau terus duduk dan membetulkan pakaian, mengapa?’ Rasullullah menjawab, “Apakah aku tidak malu terhadap orang yang malaikat saja malu kepadanya?”
Utsman bin Affan memiliki nama lengkap Utsman bin Affan Al-Amawi Al-Quarisyi, berasal dari Bani Umayyah. Lahir pada akhir tahun 574 Masehi. Nama ibu beliau adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. Beliau masuk Islam atas ajakan Abu Bakar, yaitu sesudah Islamnya Ali bin Abi Thalib dan Zaid bin Haristah. Beliau adalah salah satu sahabat besar dan utama Nabi Muhammad SAW, serta termasuk pula golongan as-Sabiqun al-Awwalin, yaitu orang-orang yang terdahulu Islam dan beriman.
Nasab Utsman bin Affan adalah Utsman bin Affan ra. bin Abil ‘Ash bin Umayyah bin Abdusy Syams bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luwa’i bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’addu bin Adnan.659 Abu Amr, Abu Abdullah660 al-Quraisy, al-Umawi Amirul mukminin Dzun Nurain yang telah berhijrah dua kali dan suami dari dua orang putri Rasulullah saw. Ibu beliau bernama Arwa binti Kuraiz bin Rabi’ah bin Hubaib bin Abdusy Syams dan neneknya bernama Ummu Hakim Bidha’ binti Abdul Muththalib paman Rasulullah saw..

B.1.2. Ciri-ciri dan Akhlak Utsman bin Affan

Utsman bin Affan salah seorang dari sepuluh sahabat yang diberitakan masuk surga dan salah seorang anggota dari enam orang anggota Syura serta salah seorang dari tiga orang kandidat khalifah dan akhirnya terpilih menjadi khalifah sesuai dengan kesepakatan kaum Muhajirin dan Anshar juga merupakan khulafaur Rasyidin yang ketiga, imam mahdiyin yang diperintahkan untuk mengikuti jejak mereka.
Utsman bin Affan menikahi 8 wanita, empat diantaranya meninggal yaitu Fakhosyah, Ummul Banin, Ramlah dan Nailah. Dari perkawinannya lahirlah 9 anak laki-laki; Abdullah al-Akbar, Abdullah al-Ashgar, Amru, Umar, Kholid, al-Walid, Sa’id dan Abdul Muluk. Dan 8 anak perempuan.
Utsman bin Affan adalah seorang yang rupawan, lembut, mempunyai jenggot yang lebat, berperawakan sedang, mempunyai tulang persendian yang besar, berbahu bidang, berambut lebat, bentuk mulut bagus yang berwarna sawo matang. Dikatakan pada wajah beliau terdapat bekas cacar.
Dari az-Zuhry berkata, “Beliau berwajah rupawan, bentuk mulutbagus, berbahu bidang, berdahi lebar dan mempunyai kedua telapak kaki lebar. Beliau memiliki akhlak yang mulia, sangat pemalu, dermawan dan terhormat, mendahulukan kebutuhan keluarga dan familinya dengan memberikan perhiasan dunia yang fana. Mungkin beliau bermaksud untuk mendorong mereka agar lebih mendahulukan sesuatu yang kekal daripada sesuatu yang fana. Sebagaimana yang telah dilakukan Rasulullah saw. Terkadang beliau memberikan harta kepada suatu kaum dan tidak memberi kaum yang lain karena khawatir mereka akan dimasukkan oleh Allah SWT. ke dalam neraka. Sebagian kaum memprotes beliau karena perlakuan tersebut sebagaimana yang telah dilakukan oleh orang-orang Khawarij terhadap Rasulullah saw. atas pembagian harta rampasan perang Hunain.
Utsman adalah seorang yang saudagar yang kaya tetapi dermawan. Beliau adalah seorang pedagang kain yang kaya raya, kekayaan ini beliau belanjakan guna mendapatkan keridhaan Allah, yaitu untuk pembangunan umat dan ketinggian Islam. Beliau memiliki kekayaan ternak lebih banyak dari pada orang arab lainya. Ketika kaum kafir Quarisy melakukan penyiksaan terhadap umat islam, maka Utsman bin Affan diperintahkan untuk berhijrah ke Habsyah (Abyssinia, Ethiopia). Ikut juga bersama beliau sahabat Abu Khudzaifah, Zubir bin Awwam, Abdurahman bin Auf dan lain-lain. Setelah itu datang pula perintah Nabi SAW supaya beliau hijrah ke Madinah. Maka dengan tidak berfikir panjang lagi beliau tinggalkan harta kekayaan, usaha dagang dan rumah tangga guna memenuhi panggilan Allah dan Rasul-Nya. Beliau Hijrah bersama-sama dengan kaum Muhajirin lainya.

B.1.3. Islam dan Jihad Utsman bin Affan

Utsman bin Affan ra. masuk Islam melalui dakwah Abu Bakar ra. ash-Shiddiq. Beliau adalah orang pertama yang hijrah ke negri Ethiopia bersama istrinya Ruqayah binti Rasulullah saw. Kemudian kembali ke Makkah dan hijrah ke Madinah. Beliau tidak dapat ikut serta pada perang Badar karena sibuk mengurusi putri Rasulullah saw. (istri beliau) yang sedang sakit. jadi beliau hanya tinggal di Madinah. Rasulullah SAW memberikan bagian dari harta rampasan dan pahala perang tersebut kepada beliau dan beliau dianggap ikut serta dalam peperangan. Ketika istri beliau meninggal, Rasulullah SAW menikahkannya dengan adik istrinya yang bernama Ummu Kaltsum yang pada akhirnya juga meninggal ketika masih menjadi istri beliau. 
Utsman bin Affan ikut serta dalam peperangan Uhud, Khandaq, Perjanjian Hudaibiyah yang pada waktu itu Rasulullah SAW membai’atkan untuk Utsman dengan tangan beliau sendiri. Utsman bin Affan ra. juga ikut serta dalam peperangan Khaibar, Tabuk, dan beliau juga pernah memberikan untuk pasukan ‘Usrah sebanyak tiga ratus ekor unta dengan segala perlengkapannya.Dari Abdurrahman bin Samurah bahwa pada suatu hari Utsman bin Affan datang membawa seribu dinar dan meletakkannya di kamar Rasulullah saw. Rasulullah saw. bersabda, ” Tidak ada dosa bagi Utsman setelah ia melakukan ini (diucapkan dua kali).”
Rasulullah saw. pergi menunaikan haji Wada’ bersama Utsman bin Affan. Rasulullah SAW wafat dalam keadaan ridha terhadap Utsman bin Affan ra.. Kemudian beliau menemani Abu Bakar  dengan baik dan Abu Bakar  wafat dalam keadaan ridha terhadap Utsman bin Affan. Beliau menemani Umar  dengan baik dan Umar wafat dalam keadaan ridha terhadap Utsman bin Affan, serta menetapkan bahwa beliau adalah salah seorang dari enam orang anggota Syura dan beliau sendiri adalah orang yang paling istimewa di antara anggota lainnya. 
Utsman bin Affan ra. menjadi khalifah setelah Umar ra.. banyak menaklukkan berbagai negara melalui tangan beliau. Semakin lebarlah wilayah negara Islam dan bertambah luaslah negara Muhammadiyah ini serta sampailah misi Rasulullah saw. Ke sebelah timur dan barat bumi ini. Nampaklah kebenaran Firman Allah SWT. ,“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shAli ra.h bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merobah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang yangfasik.” (An-Nur: 55). Firman Allah SWT. , “Dia-lah yang mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik bend.“ (Ash-Shaf: 9).
Rasulullah saw. bersabda: “jika Kaisar mati maka tidak lagi kaisar setelahnya dan jika Kisra meninggal maka tiada lagi Kisra setelahnya, demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya harta-harta karun mereka akan di gunakan untuk perang di jalan Allah.” Semua ini terjadi dan terbukti pada zaman Utsman bin Affan ra..

B.1.4. Berita Gembira TTG Beliau Penduduk Surga.

Rasulullah saw. bersabda: “Siapa saja yang menggali Sumur Rumata maka untuknya surga.” Maka sumur tersebut digali oleh Utsman.
Beliau bersabda lagi: “Barangsiapa yang mendanai pasukan ‘Usrah maka untuknya surga.” Maka Utsman bin Affan ra. mendanai pasukan tersebut.
Dari Abu Musa al-Asy’ary bahwa Rasulullah saw. masuk ke dalam sebuah kebun dan memerintahkanku untuk menjaga pintu kebun tersebut. Kemudian datang seorang lelaki meminta izin untuk masuk, beliau bersabda: “Izinkan ia masuk kemudian beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga.” Ternyata’ lelaki tersebut adalah Abu Bakar ra.. Lantas datang lelaki lain meminta izin agar diizinkan masuk, beliau bersabda, “Izinkan ia masuk kemudian beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga.” Ternyata lelaki tersebut adalah Umar ra. bin Khaththab. Kemudian datang seorang lelaki meminta izin untuk masuk, beliau terdiam sejenak lalu bersabda, “Izinkan ia masuk kemudian beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga disertai dengan cobaan yang menimpanya.” Ternyata lelaki tersebut adalah Utsman bin Affan ra.. Hammad berkata, “Telah mengatakan kepada kami ‘Ashim al-Ahwal dan Ali ra. Bin al-Hakam, mereka berdua telah mendengar bahwa Abu Utsman al-Hindy menceritakan dari Abu Musa seperti hadits tersebut dan Ashim manambahkan bahwa Nabi sedang duduk di suatu tempat yang disana terdapat air sambil menyingkapkan kedua betis beliau atau lututnya di saat Utsman bin Affan ra. masuk beliau menutup lututnya.

B.1.5. Utsman Memenuhi Panggilan Allah SWT. dan RasulNya dan Berhijrah Dua Kali.

Dari Ibnu Syihab ia berkata,’”Urwah telah mengabarkan kepadaku bahwa Ubaidillah bin ‘Ady bin al-Khiyar telah mengabarkan kepadaku bahwa Miswar bin Makhramah dan Abdur Rahman bin al-Aswad bin Abdul Yaghuts telah berkata, ‘Apa yang menghalangimu untuk berbicara kepada Utsman tentang saudaranya Al-Walid, karena orang-orang sedang sibuk membicarakan tentang permasalahan tersebut. Aku berniat menemui Utsman hingga ia keluar untuk mengerjakan shalat. Kukatakan kepadanya, ‘Ada yang perlu aku bicarakan denganmu yang isinya merupakan nasihat untukmu. Beliau berkata, ‘Hai lelaki menjauhlah!’ -Ma’mar berkata, ‘Aku mengira beliau berkata, ‘Aku berlindung kepada Allah SWT. dari kejahatanmu.’- Kemudian aku pun kembali menemui keduanya.
Kemudian datanglah utusan dari Utsman dan aku mendekatinya. Ia berkata, ‘Apa isi nasihatmu?’ Aku katakan, ‘Se-sungguhnya Allah telah mengurus Muhammad dengan membawa kebenaran serta menurunkan kitab kepada beliau sedang kamu adalah salah seorang yang memenuhi panggilan Allah dan RasulNya, engkau juga telah melakukan hijrah dua kali, telah menemani Rasulullah saw. dan telah melihat langsung sunnah beliau. Lihatlah masyarakat sedang sibuk membicarakan tentang kasus Al-Walid.’ Ia bertanya, ‘Apakah engkau sempat menemui Rasulullah saw.?’ Aku jawab, Tidak, tetapi ilmu beliau yang murni telah sampai kepadaku sebagaimana sucinya seorang perawan dibalik hijabnya.’ Ia berkata, ‘Amma Ba’du, Sesungguhnya Allah SWT. telah mengurus Muhammad Saw dengan membawa kebenaran dan aku termasuk salah seorang yang memenuhi panggilan Allah SWT. dan RasulNya, aku beriman dan apa yang dibawa beliau, aku juga melakukan hijrah dua kali -sebagaimana yang telah engkau katakan- dan aku juga telah menemani dan membai’at Rasulullah saw. lDemi Allah SWT. aku tidak pernah mendurhakai dan mengkhianari beliau hingga Allah SWT. mewafatkan beliau, demikian juga Abu Bakar ra. dan Umar ra. kemudian aku diangkat menjadi khalifah, bukankah aku memiliki haq seperti haq mereka?’ Aku jawab, ‘Benar.’ Ia berkata lagi, ‘Ada apa dengan berita-berita yang sampai kepadaku? Adapun tentang permasalahan Al-Walid akan kita selesaikan dengan benar insya Allah.’ Kemudian beliau memanggil Ali ra. bin Abi Thalib dan memerintahkannya agar mendera Al-Walid sebanyak delapan puluh kali”

B.1.6. Kabar Gembira Bahwa Beliau Mati Syahid

Diriwayatkan dari Qatadah bahwa Anas bin Malik berkata, “Rasulullah saw. memanjat gunung Uhud bersama Abu Bakar ra., Umar ra. dan Utsman lantas gunung tersebut bergetar. Beliau bersabda: “Tenanglah wahai Uhud! -aku perkirakan beliau menghentakkan kakiny tidak ada siapa-siapa di atasmu melainkan hanya seorang Nabi, Ash-Shiddiq dan dua orang syahid.“

B.1.7. Tingkat Keistimewaan Utsman bin Affan

Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra. berkata, “Pada zaman Rasulullah saw. Kami tidak menyamakan Abu Bakar ra. dengan sahabat yang lain kemudian Umar ra. Dan kemudian Utsman. Setelah itu kami tidak mengistimewakan antara satu sahabat dengan sahabat yang lain.”

B.1.8. Persaksian Ibnu Umar ra. tentang Keistimewaan Utsman dan Pembelaannya Terhadap  Beliau

Diriwayatkan dari Utsman bin Mauhab ia berkata, “Seorang lelaki datang dari Mesir untuk melaksanakan haji, lantas ia melihat suatu kaum sedang duduk-duduk, ia bertanya, ‘Siapa mereka?’ Mereka mengatakan, ‘Mereka adalah kaum Quraisy.’ Ia bertanya lagi, ‘Siapa yang paling Alin ra. di antara mereka?’ Mereka jawab, ‘Abdullah bin Umar ra..’ Kemudian ia berkata kepadanya, ‘Wahai Ibnu Umar ra., aku ingin bertanya sesuatu kepada anda maka tolong dijawab! Apakah anda tahu bahwa Utsman lari meninggalkan pasukan pada perang Uhud?’ Ibnu Umar ra. menjawab, ‘Benar.’ Ia kembali bertanya, ‘Apakah anda tahu bahwa ia tidak ikut dalam perang Badar?’ Ibnu Umar ra. menjawab, ‘Benar.’ Ia kembali bertanya, ‘Apakah anda tahu bahwa ia tidak ikut pada Bai’at Ridhwan?’ Ibnu Umar ra. menjawab, ‘Benar.’ Lelaki itu berkata, ‘Allahu Akbar. Ibnu Umar ra. berkata, ‘Kemarilah aku akan jelaskan kepadamu tentang permasalahan tersebut.
Adapun mengenai larinya beliau dari perang Uhud sesungguhnya ia telah mendapat ampunan dari Allah SWT., ia tidak dapat ikut serta dalam perang Badar karena ia sedang disibukkan mengurus istri beliau yakni putri Rasulullah saw. yang sedang sakit dan Rasulullah saw. bersabda kepadanya, ‘Sesungguhnya engkau mendapatkan pahala seorang yang ikut serta dalam perang Badar dan engkau juga mendapatkan bagian pada harta rampasannya.‘
Adapun ketidak ikutsertaan beliau pada Bai’at Ridhwan, kalaulah sekiranya ada seorang yang lebih terhormat di Kota Makkah selain Utsman tentunya Rasulullah saw akan menggantikan Utsman dengan orang tersebut. Namun Rasulullah saw. tetap mengirimkan Utsman ke Makkah dan Bai’at Ridhwan terjadi setelah kepergian Utsman ke Makkah, Rasulullah saw. mengisya-ratkan dengan tangan kanannya seraya bersabda, ‘Ini adalah tangan Utsman.’ Lantas menepukkannya dengan tangan beliau dan bersabda, ‘Ini adalah bai’at Utsman.’ Ibnu Umar ra. berkata kepada lelaki itu, ‘Nah bawalah berita ini karena sekarang engkau sudah tahu’.”

B.1.9. Rasa Malu yang Dimiliki Utsman bin Affan 

Imam Ahmad berkata, “Hajjaj telah mengatakan kepada kami dan berkata, Laits telah mengatakan kepada kami dan berkata, Uqail telah mangabarkan kepadaku dari Ibnu Syihab dari Yahya bin Sa’id bin al-’Ash bahwa Sa’id bin al-’Ash telah menceritakan kepadaku bahwa ‘Aisyah ra. Istri Nabi dan Utsman telah menceritakan kepadanya bahwa Abu Bakar ra. me minta izin kepada Rasulullah saw. dan beliau sedang berbaring di tempat tidurnya sambil berselimut dengan selimut ‘Aisyah ra.. Rasulullah saw. Memberinya izin dan beliau masih dalam posisi semula. Setelah Abu Bakar ra. menyelesaikan hajatnya, ia pun pergi. Kemudian Umar ra. datang meminta izin kepada Rasulullah saw. Rasulullah saw. memberinya izin dan beliau masih dalam posisi semula.
Setelah Umar ra. menyelesaikan hajatnya, ia pun pergi. Lalu Utsman berkata, ‘Lantas aku pun minta izin lalu Rasulullah saw. duduk dan bersabda kepada ‘Aisyah ra.1, ‘Ambillah selimutmu!’ Setelah aku menyelesaikan hajatku, akupun pergi. ‘Aisyah ra. berkata, ‘Ya Rasulullah saw.! Aku melihat engkau menyambut Abu Bakar ra. dan Umar ra. tidak seperti sambutanmu terhadap Utsman?’ Rasulullah saw. bersabda, ‘Sesungguhnya Utsman adalah seorang pemalu, aku khawatir jika aku menyambutnya dalam posisi seperti itu, ia tidak jadi mengungkapkan keperluannya.’
Laits berkata, ‘Sekelompok orang berkata, ‘Sesungguhnya Rasulullah saw. Bersabda kepada ‘Aisyah ra., Tidakkah aku merasa malu sebagaimana malunya malaikat terhadap dirinya?’. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari hadits Muhammad bin Abi Har-malah dari ‘Atha’ dan Sulaiman (keduanya adalah anak Yasar) dan Abi Sala-mah bin Abdur Rahman dari ‘Aisyah ra.. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Abu Ya’la al-Mushily dari Suhail dan Ayahnya dari ‘Aisyah ra.. Dan diriwayatkan Jubair bin Nufair dan ‘Aisyah ra. binti Thalhah dari ‘Aisyah ra..”
Imam Ahmad berkata, “Waqi’ telah mengatakan kepada kami dari Sufyan dari Khalid al-Hadzdza’ dari Abi Qilabah dari Anas, ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, ” Orang yang paling penyayang di antara umatku adalah Abu Bakar ra., yang paling tegas terhadap agama Allah adalah Umar ra., yang paling pemalu adalah Utsman, yang paling mengetahui tentang halal dan haram adalah Mu’adz bin Jabal, yang paling hafal tentang al-Qur’an adalah Ubay dan yang paling mengetahui tantang ilmu trans adalah Zaid bin Tsabit. Setiap umat mem-punyai seorang yang terpercaya dan orang yang terpercaya di kalangan umatku adalah Abu ‘ Ubaidah bin al-Jarrah. “
Hadits ini diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, an-Nasa’i, Ibnu Majah, dari hadits Khalid al- Hadzdza’. At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan shahih.”

B.1.10. Kedudukan Utsman bin Affan di Tengah Umat

Imam Ahmad berkata, “Abu Dawud -Umar ra. bin Sa’ad- telah mengatakan kepada kami, ‘Badar bin Utsman telah mengatakan kepada kami dari Ubaidah bin Marwan dari Abi ‘Aisyah ra. dari Umar ra. ia berkata, ‘Rasulullah saw. keluar mendatangi kami setelah terbit matahari dan bersabda, ‘Aku melihat sebelum fajar seakan-akan aku diberi al-maqalid dan timbangan. Adapun almaqalid adalah kunci-kunci dan timbangan adalah alat yang biasa kalian pakai untuk menimbang. Kemudian aku diletakkan pada daun timbangan yang satu dan umatku diletakkan - pada daun timbangan yang lain dan ternyata aku lebih berat. Kemudian didatangkan Abu Bakar ra. dan ditimbang dengan mereka, ternyata Abu Bakar ra. lebih berat dari mereka. Lantas didatangkan Umar ra. dan ditimbang dengan mereka, ternyata Umar ra. lebih berat dari mereka. Lalu didatangkan Utsman dan ditimbang dengan mereka, ternyata Utsman lebih berat dari mereka. Kemudian mimpi tersebut terputus.’ Hadits hanya diriwayatkan oleh Imam Ahmad’.”
Sufyan bin Ya’qub berkata, “Hisyam bin ‘Ammar telah mengatakan kepada kami dan berkata,’ Amr bin Waqqid telah mengatakan kepada kami dan berkata, ‘Yunus bin Maisarah telah mengatakan kepada kami dari Abi Idris dari Mu’adz bin Jabal berkata, ‘Rasulullah saw. bersabda, ” Sesungguhnya aku melihat bahwa aku diletakkan di sebuah daun timbangan dan umatku diletakkan pada daun timbangan yang lain ternyata aku lebih berat dari mereka. Kemudian diletakkan Abu Bakar ra. di sebuah daun timbangan dan umatku diletakkan pada daun timbangan yang lain ternyata dm lebih berat dari mereka. Lantas diletakkan Umar ra. Di sebuah daun timbangan dan umatku diletakkan pada daun timbangan yang lain ternyata dia lebih berat dari mereka. Lalu diletakkan Utsman di sebuah daun timbangan dan umatku diletakkan pada daun timbangan yang lain ternyata dia lebih berat dari mereka. “

B.1.11. Wasiat Nabi Kepada Utsman bin Affan Agar Tetap Sabar dan Tidak Memenuhi Tuntutan Agar la Turun dari Jabatan

Imam Ahmad berkata, “Abul Mughirah telah mengatakan kepada kami dan berkata, al-Walid bin Sulaiman telah mengatakan kepada kami dan berkata, Rabi’ah bin Yazid telah mengatakan kepadaku dari Abdullah bin ‘Amir dari an-Nu’man bin Basyir dari Aisyah ia berkata, ‘Rasulullah saw. mengutus kepada Utsman bin Affan ra. agar ia datang menghadap. Ketika ia datang Rasulullah saw. menyambut kedatangannya. Setelah kami melihat Rasulullah saw. menyambutnya maka salah seorang kamipun menyambut kedatangan yang lain dan ucapan terakhir yang diucapkan Rasulullah saw. sambil menepuk pundaknya, ‘Wahai Utsman mudah-mudahan Allah akan memakaikan untukmu sebuah pakaian dan orang-orang munafik ingin melepaskan pakaian tersebut maka jangan engkau lepaskan hingga engkau menemuiku (meninggal).’ Tiga kali.. Aku katakan, ‘Ya Ummul Mukminin hadits ini aku riwayatkan darimu.’ Aisyah menjawab, ‘Demi Allah aku sudah lupa.’ Kemudian aku beritakan hal tersebut kepada Mu’awiyah bin Abi Sufyan, namun ia kurang yakin hingga ia menulis surat kepada Ummul Mukminin, Tuliskan untukku tentang hadits ini!’ Maka Ummul Mukminin menuliskan tentang hadits tersebut.”
Abu Abdullah al-Jasry telah meriwayatkan dari ‘Aisyah ra. dan Hafshah seperti hadits telah lalu. Qais bin Abi Hazim dan Abu Sahlah dari ‘Aisyah ra. Abu Shalah meriwayatkan dari Utsman bahwa Rasulullah saw. meng-ambil suaru perjanjian dariku agar aku sabar melaksanakannya. Faraj bin Fudhalah meriwayatkan dari Muhammad bin al-Walid az-Zubaidy dari Zuhry dari ‘Urwah dari Aisyah kemudian menyebutkan hadits tersebut.”Adalah Darul Quthny berkata, “Hanya al-Faraj bin Fudhalah yang meriwayatkan hadits ini.”

B.1.12. Persaksian ‘Aisyah ra. Terhadap Utsman bin Affan

Imam Ahmad berkata, “Abdush Shamad telah mengatakan kepada kami dan berkata, Fathimah binti Abdurrahman telah mengatakan kepadaku bahwa ia berkata, Ibuku telah menceritakan kepadaku bahwa ia pernah bertanya kepada ‘Aisyah ra. dengan mengutus pamannya, ‘Salah seorang anakmu mengirimkan salam untukmu dan bertanya tentang Utsman yang sedang di-cela oleh banyak orang.’ Beliau menjawab, ‘Semoga Allah SWT. melaknat orang yang melaknat Utsman. Demi Allah waktu itu ia sedang duduk di sisi Rasulullah saw. dan Rasulullah saw. sedang menyandarkan punggungnya kepadaku dan Jibril sedang menyampaikan wahyu al-Qur’an, beliau bersabda, Tulislah wahyu tersebut ya ‘Utsaim (Utsman).’ ‘Aisyah ra. berkata, ‘Tidaklah Allah SWT. menempatkan seseorang pada kedudukan seperti itu melainkan orang tersebut telah bersikap mulia terhadap Allah dan RasulNya’.”
Kemudian Imam Ahmad meriwayatkan dari Yunus dari Umar ra. bin Ibrahim al-Yasykary dari ibunya bahwa ia bertanya kepada Aisyah tentang Utsman di dekat Ka’bah. Kemudian ia menyebutkan hadits tersebut

B.1.13. Berita Tentang Terjadinya Fitnah yang Menyebabkan terbunuhnya Utsman dan Beliau Berada di Atas Kebenaran
Imam Ahmad berkata, “Aswad bin Amir telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, Sinan bin Harun telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, Kulaib bin Waail telah mengatakan kepada kami dari Ibnu Umar ra. ia berkata bahwa Rasulullah saw.Pernah menceritakan tentang fitnah dan beliau bersabda, ‘Orang yang menyelimuti mukanya ini, akan terbunuh secara zhalim pada waktu itu.’Lalu aku melihat orang tersebut, ternyata ia adalah Utsman bin Affan ra..” Hadits ini juga diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dari Ibrahim bin Sa’ad dari Syadzan. Beliau mengatakan, “Hadits ini hasan gharib dari sisi ini dari hadits Ibnu Umar ra..”
Imam Ahmad berkata, “Affan telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, Wuhaib telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, Musa bin ‘Utbah telah mengatakan kepada kami, kakekku dan bapak ibuku Abu Habibah telah mengatakan kepadaku bahwa ia masuk ke dalam rumah dan Utsman sedang terkepung di dalamnya. BeliaU mendengar Abu Hurairah yang meminta izin untuk bicara maka beliau mengizinkannya. Ia berdiri seraya memuji Allah SWT. lantas berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘Sesungguhnya engkau akan menemui fitnah dan perselisihan setelahku nanti atau beliau berkata perselisihan dan fitnah- salah seorang bertanya, “Siapa yang hams kami ikuti ya Rasulullah saw.?’ Beliau menjawab, ‘Ikutilah al-Amin ini dan para sahabatnya.’ Sambil menunjuk kepada Utsman’.” Ibnu Katsir berkata, “Hanya Ahmad yang meriwayatkan hadits ini dengan sanad yang hasan jayyid. Tidak ada yang mengeluarkannya dari jalur ini.”
Imam Ahmad berkata, “Abu Usamah Hamad bin Usamah telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, Kahmas bin al-Hasan telah me-ngatakan kepada kami dari Abdullah bin Syaqiq ia berkata, Harmy bin Harits dan Usamah bin Khuraim (pada saat itu sedang berperang) telah mengatakan kepadaku dan mereka berdua mengisahkan satu hadits, mereka tidak menyangka bahwa masing-masing mereka telah menceritakan hadits tersebut kepadaku dari Murrah al-Bahzy ia berkata, ‘Di saat kami bersama Rasulullah saw. di sebuah jalan yang ada di Madinah beliau bersabda, “Apa yang akan kalian lakukan jika fitnah menerjang seluruh penjuru bumi bagaikan tanduk sapi?” mereka bertanya, “Apa yang harus kami lakukan ya Rasululah?” Beliau menjawab, “Ikutilah orang ini dan sahabat-sahabatnya.” Akupun mempercepat jalanku agar jelas bagiku hingga aku mendekati lelaki tersebut lalu kukatakan, “Apakah dia yang engkau maksud ya Rasulullah saw.?” Rasulullah saw. menjawab, ” Ya dia.” Ternyata lelaki itu adalah Utsman bin Affan ra.. Rasulullah saw. berkata lagi, “Ya dia dan sahabat-sahabatnya.”
At-Tirmidzi berkata dalam Jami’nya, “Muhammad bin Basyar telah mengatakan kepada kami, ‘Abdul Wahhab Ats-Tsaqafy telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, ‘Ayyub telah mengatakan kepada kami dari Abu Qilabah dari Abi al-’Ats’ats ash- Shan’any, bahwa para khatib berbicara di negeri Syam dan di antara mereka ada sahabat Nabi | kemudian berdiri orang yang terakhir bernama Murrah bin Ka’ab seraya berkata, ‘Kalau tidak karena hadits dari Rasulullah saw. aku tidak akan berbicara. Lantas ia menyebutkan tentang fitnah dan menyebutkan seorang lelaki yang sedang menyeli-muti mukanya dengan kain, kemudian Rasulullah saw. , bersabda, Adapun din ini pnda saat itu berada di atas petunjuk.’ Maka akupun mendatanginya yang ternyata adalah Utsman bin Affan ra., lalu aku menghadap Rasulullah saw. dan kukatakan, ‘Apa dia yang engkau maksud?’ Beliau menjawab, ‘Benar’.” Kemudian at-Tirmidzi berkata, “Hadits ini sanadnya hasan shahih.”

B.1.4 Kesungguhan Utsman bin Affan Dalam Beribadah

Telah diriwayatkan dari berbagai jalur bahwa beliau pernah shalat dengan mambaca semua al-Qur’an pada satu rakaat di kamar al-Aswad pada musim haji. Dan ini adalah ketekunan beliau. Kami telah meriwayatkan dari Ibnu Umar ra. bahwa ia berkata tentang Firman Allah SWT. , ” (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (adzab) akhirat dan mengharapkan rahmat Rabbnya.” (Az-ZUmar ra.: 9).
“Bahwa yang dimaksud dalam ayat itu adalah Utsman bin Affan ra..” Ibnu Abbas dalam mengomentari Firman Allah SWT., “Samakah orang itu dengan orang yang menyuruh berbuat keadilan, dan dia berada pula di atasjalan yang lurus.” (An-Nahl: 76).
Ia berkata, “Maksudnya adalah Utsman bin Affan ra..”
Hassan berkata, Berkorban hingga beruban sebagai tanda sujud, Memotong malam dengan bertasbih dan membaca al-Qur ‘an.

B.1.15. Istri dan Putra-putra Utsman bin Affan
Beliau menikahi:
  1. Ruqayah binti Rasulullah saw. dan dianugrahi seorang anak yang bernama Abdullah dan menjadikannya sebagai kuniyah. Pada masa jahiliyah beliau berkuniah Abu ‘Amr.
  2. Seelah Ruqayah wafat, beliau menikahi adiknya yang bernama Ummu Kaltsum dan kemudian .Ummu Kaltsum pun wafat.
  3. Kemudian beliau menikahi Fakhitah binti Ghazwan bin Jabir dan dianugrahi seorang anak yang bernama Abdullah al-Ashghar.
  4. Lantas beliau menikahi Ummu ‘Amr binti Jundub bin ‘Amr al-Azdyah dan dianugrahi beberapa orang anak yang bernama Amr, Khalid, Aban, ‘Umar ra. dan Maryam.
  5. Lalu beliau menikah dengan Fathimah binti Al-Walid bin Abdusy Syamsy bin al-Mughirah al-Makhzumiyah dan lahirlah Al-Walid, Sa’id dan Ummu Utsman.
  6. Kemudian menikahi Ummu al-Banin binti ‘Uyainah bin Hishn al-Fazariyah dan dianugerahi seorang anak yang bernama Abdul Malik dan dikatakan ‘Utbah.
  7. Lantas beliau menikahi Ramlah binti Syaibah bin Rabi’ah bin Abdusy Syamsy bin Abdul Manaf bin Qushay dan lahir beberapa orang anak yang bernama ‘ Aisyah, Ummu Aban, Ummu ‘Amr dan Banat Utsman.
  8. Lalu beliau menikah dengan Na’ilah binti al-Farafishah bin al-Ahwash bin ‘Amr bin Tsa’labah bin al-Harits bin Hishn bin Dhamdham bin ‘Ady bin Junab bin Kalb dan dianugerahi seorang anak yang bernama Maryam dan dikatakan juga dengan ‘ Anbasah.
B.1.16. Wasiat-wasiat Utsman bin Affan

Hisyam bin ‘Urwah berkata dari ayahnya bahwa Utsman memberikan wasiat kepada Zubair. Al-Ashma’i berkata, “Dari al-’Ala’ bin al-Fadhl dari ayahnya berkata, “Ketika Utsman bin Affan ra. terbunuh mereka memeriksa lemari-lemarinya dan mereka dapati di dalamnya sebuah kotak yang terkunci. Setelah mereka buka ternyata isinya adalah selembar kertas yang bertuliskan: "Ini adalah wasiat Utsman
Dengan Nama Allah Yang Malm Pengasih lagi Penyayang “Utsman bin Affan ra. bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah selain Allah SWT. semata tiada sekutu bagiNya dan bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Surga itu benar adanya dan neraka itu juga benar adanya. Bahwasanya Allah SWT. akan membangkitkan manusia dari dalam kubur di hari yang tidak diragukan lagi dan Allah SWT. tidak akan menyelisihi janjiNya. Di atasnya manusia hidup dan di atasnya pula manusia mati dan di atasnya juga akan dibangkitkan kembali insya Allah SWT..”

B.2. Kekhalifahan Utsman bin Affan

B.2.1. Utsman Ibn Affan Sebelum Menjadi Khalifah

Usman Bin Affan dikenal sebagai Abu Abdillah, dilahirkan di Mekkah, Dzurunain gelar kehormatannya karna mengawini dua putri Nabi berturut-turut. Ia termasuk keluarga besar Umayyah dari suku Quraisy, dan silsilah pertaliannya dengan Nabi adalah generasi kelima.
Setelah melalui pendidikan dasarnya, Utsman menjalankan usaha nenek moyangnya yang menjadi pedagang Arab terkemuka. Ia sahabat dekat Abu Bakar, khalifah Islam pertama. Adalah Abu Bakar yang membawa berita pertama kali tentang Islam kepadanya. Bersama dengan Thalhah bin Ubaidillah, ia masuk Islam kepadanya. Bersama dengan Thalhah bin Ubaidillah, ia masuk Islam langsung melalui Nabi. Ia sempat disiksa dengan kejam oleh pamannya sendiri, Hakim, karena masuk agama baru itu, namun Utsman tetap pada pendiriannya.
Atas perintah Nabi, Utsman hijrah ke Abessinia bersama kaum Muslimin lainnya. Ia berada di bawah Abu Bakar dan membantu dana keuangan kepada Islam di masa-masa awalnya. Ia mengabdikan diri dengan sepenuhnya walaupun harus mengorbankan perdagangannya. Ia berperan aktif dalam dewan inti agama Islam. Meninggalkan harta bendanya kemudian hijrah ke Madinah bersama kaum Muslimin lainnya. Pada waktu itu, di Madinah hanya ada sebuah sumur sumber air minum bernama Bir Rumah milik seorang non Muslim yang memungut pembayaran yang tinggi dari kaum Muslimin yang memerlukannya. Karena Nabi menginginkan kaum Muslimin membeli sumur tersebut, seketika itu Utsman tampil menyatakan kesediaannya. Ia membelinya dengan harga 30.000 dirham, lalu menjadikan sumur itu milik umum. Utsman juga membeli tanah yang berbatasan dengan masjid Nabi di Madinah, karena bangunan ibadah tidak lagi mampu menampung orang yang sholat. Dari uangnya sendiri pula Utsman membiayai perluasan masjid itu.
Semasa hidup Nabi, kecuali dalam perang Badar, Utsman senantiasa berperan serta dalam setiap peperangan mempertahankan agama Islam yang baru berkembang. Pada perang Badar, Nabi meminta Utsman menjaga isterinya, Ruqayyah, yang sedang dalam sekaratul maut.
Selama masa pemerintahan Abu Bakar dan Umar, Utsman menjadi pejabat yang dipercayai sebagai anggota terkemuka dewan inti, dan pendapatnya tentang masalah kenegaraan yang penting-penting selalu didengarkan. Ia satu di antara dua orang yang diajak berunding oleh Abu Bakar menjelang wafatnya, untuk membicarakan soal pengangkatan Umar sebagai penggantinya.

B.2.2 Proses Pengangkatan Sebagai Khalifah

Sebelum khalifah umar bin khatab  wafat karena tikaman peroz (Abu Lu’lu’ah) beliau membentuk tim yang terdiri atas enam orang sahabat terkemuka untuk menentukan penggantinya sebagai khalifah. Enam sahabat yang menjadi anggota formatur adalah Utsman ibn Affan, Ali Ibn Abi Thalib, Talhah, Zuber,Abd Rahman Ibn Auf, dan Saad Ibn Abu Waqash. Untuk menghindari deadlock dalam pemilihan, umar mengangkat anaknya Abdullah ibn Umar, sebagai anggota formatur dengan disertai hak pilih tanpa hak untuk dipilih. Thalhah tidak ada di madinah dan baru kembali kemadinah setelah pemilihan khalifah selesai dilakukan.
Dalam penjajakan pendapat yang dilakukan oleh Abdurahman bin Auf terhadap angota formatur diperoleh dua calon khalifah yaitu Utsman ibn Affan dan Ali ibn Abi Thalib. Ali ibn Abi Thalib memilih Utsman bin Affan menjadi khalifah. Sebaliknya, Utsman ibn Affan memilih Ali ibn Abi Thalib sebagai khalifah. Sa’ad ibn Abi Waqash memilih Utsman. Sementara suara Abdurrahman bin Auf dan Zubeir tidak diketahui hak pilihnya direalisasikan. Dewan musyawarah akhirnya berhasil mengangkat Utsman ibn Affan sebagai khalifah ketiga sebagai pengganti Umar ibn Khatab, setelah beliau mangkat.

B.2.3. Masa Kekhalifahan Utsman ibn Affan

1. Perluasan Wilayah dan Kodifikasi Al-Quran

Pada zaman khalifah Utsman ibn Affan, perluasan wilayah dilanjutkan kewilayah Armenia, Tunisia, Cyprus,Rhodes, sebagian Persia, Transoxania, dan Tabaristan. Utsman bin Affan adalah khalifah pertama yang memperluas masjid nabi SAW. Di Madinah dan masjidil Haram di makkah.dan dia khalifah pertama yang menentuka adzan awal shalat jumat.
Pekerjaan berat yang dilakukan utsman ibn Affan adalah kodifikasi Al-Quran lanjutan kerja yang telah diawali oleh Abu Bakar atas  inisiatif Umar r.a. Latar belakang pembukuan Al-quran pada zaman Utsman yakni masalah perbedaan qiraat dimasing-masing daerah kekuasaan islam yang berbeda sehingga menimbulkan percekcokan diantara umat islam.
Pada saat penyalinan Al-Quran yang kedua kalinya, panitia penysunan mushaf yang dibentuk oleh Utsman melakukan pengecekan ulang dengan meneliti kembali mushaf yang sudah disimpan di rumah Hafshah dan memban dingkannya dengan mushaf lain. Ketika terdapat empat mushaf Al-Quran yang merupakan mushaf pribadi. Pertama, mushaf  yang ditulis Ali ibn Abi Thalib, mushaf Ali terdiri dari 111 surat. Surat pertama adalah surat Al-baqarah dan surat terakhir adalah al-Mwazatain. Kedua,mushaf yang. disusun oleh Ubay ibn Kaab. Yang terdiri atas i05 surat, surat yang pertama adalah Al-Fatihah dan yang terahir adalah An-Nas. Ketiga, mushaf ibn Mas’ud yg terdiri 108 surat. Surat yang pertama adalah Al-Baqarah dan yang terahir Al-Iklas. Dan yang keempat, mushaf milik Ibn Abbas, yang terdiri atas 114 surat. Surat pertama Al-Alaq dan yang terahir An-Nas.
Selain itu, tugas panitia adalah menyalin mushaf Al-Quran yang disimpan Hafsah dan menyeragamkan qiraat dan bacaannya, yaitu dialek Quraisy. Setelah membuat salinannya Said bin Tsabit mengembalikan naskah yang disalinnya kepada Hafsah. Khalifah Utsman memerintahkan Said bin Tsabit agar membuat sejumlah salinan mushaf dan dikirim ke Mekah, Madinah, Basrah, Kufah,dan Syiria dan salah satunya disimpan oleh Utsman bin Affan yang kemudian disebut mushaf al imam. Sedangkan mushaf lain, selain mushaf yang telah disusun oleh panitia yang dipimpin oleh Said bin Tsabit, diperintahkan untuk dibakar.

2. Otonomi Daerah
Pada zaman khalifah Abu Bakar dan Umar, wilayah dibedakan menjadi dua: wilayah yang pemimpinnya memiliki otonomi penuh dan pemimpinnya disebut amir,dan wilayah yang tidak memiliki otonomi penuh yang pemimpinnya disebut wali. Pada zaman Utsman dilakukan perubahan status wilayah sehingga semua wilayah memiliki otonomi penuh. Oleh sebab itu seluruh pemimpin wilayah jabatan setingkat gubernur bergelar amir. Abd al Wahab mengimformasikan pembagian wilayah dan amir-nya pada zaman Utsman sebagai berikut;
No.
Wilayah
Amir
1
Makkah
Nafi Ibn Abd al-Harits al-Khuza’i
2
Tha’if
Sufyan ibn Abdullah  al-Tsaqafi
3
Shan’a
Ya’la ibn Munbih
4
Jand
Abdullah ibn abi rabi’ah
5
Bahrain
Utsman ibn Abi ai’Ash al-tsaqafi
6
Kuffah
Al-Mugirah ibn Syubah al-Tsaqafi
7
Bashrah
Abu Musa Abduullah ibn Qaish al-ay’ari
8
Damaskus
Mu’awiyah ibn Abi Sufyan
9
Himsh’
Amir ibn Sa’d
10
Mesir
Amr ibn al-Ash

B.2.4. Masa Krisis Khalifah Utsman Ibn Affan dan Masa Kehancurannya

H.A.R. Gib dan J.H Krames membagi membagi fase pemerintahan Utsman bin Affan menjadi dua periode:  selama enam tahun pertma administrasi pemerintahan berjalan secara bersihdari pengangkatan kerabat sebagai pejabat Negara (bebas KKN). Sedangkan periode kedua adalah enam tahun terahir yang merupakan periode pemerintahan yang tidak bersih dari pengangkatan kerabat sebagai pejabat Negara.
Kebijakan Khaliifah Utsman menurut sebagian peneliti sejarah tergolong “nepotisme” adalh:
1)Perluasan wilayah kekuasaan. Muawiyah pada zaman khalifah Umar diangkat menjadi wali damaskus. Wilayah kekuasaannnya diperluas oleh Utsman sehingga mencakup lima wilayah: dammaskus, himsh, Palestina, Yordania dan Libanon.
2) Promosi jabatan kepada keluarga. Marwan ibn Hakam (saudara sepupu utsman) diangkat menjadi sekertaris jenderal Negara yang menyebabkan Negara diikendalikan oleh satu keluarga.
3) pemecatan amir atau wali yang berprestasi diganti dengan anak dan kerabat dekatnya.
Tindakan Khalifah Utsman ibn Affan yang menyebabkan terkumpulnya seluruh kekuasaan ditangan keluarganya menimbulkan reaksi dari masyarakat, terlebih lagi dari mereka yang dipecat dari jabatannya tanpa alas an yang jelas. Disamping itu, tindakan bawahan khalifah Utsman dinilai masyarakat telah banyak menyimpang dari ajaran Islam. Walid ibn Uqbah pernah shalat subuh empat rakaat dalam keadaan mabuk. Utsman tidak dapat mengatasi ambisi keluarga sehingga pelanggaran tidak dapat diatasi. Tanah fadak yang pernah disengketakan Fatimah dan Abu Bakar dimasukan menjadi milik pribadi oleh marwan ibn al-Hakam.
Reaksi masyarakat terhadap khalifah Utsman berupa protes atas prilaku pejabat pemerintah di daerah, dan ahirnya protes terbesar datang dari mesir yang menurut pemecatan Abdullah ibn Abi Syarh sebagai wali mesir.setelah dinasehati Talhah dan  aisyah dan desakan Ali ibn a bi Thalib, Utsman bersedia memecat Abdullah ibn Abi Syarh sebagai wali mesir dan mengangkat Muhamad Ibn Abu Bakkar sebagai gantinya.

B.3. Wafatnya Utsman bin Affan

Setelah rangkaian konflik pada masa pemerintahannya, Khalifah Utsman kemudian dikepung oleh pemberontak selama 40 hari dimulai dari bulan Ramadhan hingga Dzulhijah. Meski Utsman mempunyai kekuatan untuk menyingkirkan pemberontak, namun ia berprinsip untuk tidak menumpahkan darah umat Islam. Hingga suatu hari, tanpa diketahui oleh pengawal-pengawal rumah beliau, masuklah kepala gerombolan yaitu Muhammad bin Abu Bakar (Gubernur Mesir yang Baru) dan membunuh Utsman bin Affan yang sedang membaca Al-Qur’an. Dalam riwayat lain, disebutkan yang membunuh adalah Aswadan bin Hamrab dari Tujib, Mesir. Riwayat lain menyebutkan pembunuhnya adalah Al Ghafiki dan Sudan bin Hamran. Perihal peristiwa kematian ini persis seperti apa yang disampaikan Rasullullah Saw perihal kematian Utsman yang syahid nantinya. Utsman bin Affan wafat pada 18 Dzulhijah tahun 35 H. dalam usia 82 tahun setelah menjabat sebagai Khalifah selama 12 tahun. Beliau dimakamkan di kuburan Baqi di Madinah.


 
BIOGRAFI
SAYYIDINA USMAN BIN AFFAN

Makalah ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Kelompok Pada Mata Kuliah “Tarikh Islam

Dosen Pengampu :
Drs. H. Kohar Mustafa, M Si





 













Disusun Oleh :
Syafa’at Mubari

JURUSAN TARBIYAH
PRODI PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM HASANUDIN
(STAIH) KEDIRI
TAHUN AKADEMIK 2009-2010







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda untuk menambah silaturahim.