KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puja dan
puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta hidayahnya, akhirnya
penyusunan makalah yang berjudul “Sayyidina
Usman bin Affan” tepat pada waktunya.
Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
membimbing kita, memberi uswah kepada kita tentang tutur kata yang
halus, prilaku yang santun, sifat yang mulia, bahkan yang senantiasa yang kita
harapkan syafa’atnya di Hari Kiamat nanti.
Adapun makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Tarikh Islam dan juga merupakan sarana bantu belajar mahasiswa
dalam mata kuliah tersebut. Makalah ini disusun dengan meliputi beberapa bagian
yang penting: Pendahuluan, Pembahasan Biografi Sayyidina Usman bin Affan , Pengangkatan Kholifah, memerangi
orang-orang yang tidak patuh pada agama terakhir Penutup, dengan tujuan
memenuhi tugas mata kuliah “Tarikh Islam” dengan judul “ Sayyidina Usman bin Affan”. Kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik berupa material maupun
spiritual demi terselesainya penyusunan dan membuatan makalah ini.
Dalam kesempatan ini pula sudah
selayaknya penyusun mengucapkan terima ksih yang sebesar – besarnya atas
berhasilnya penyusunan makalah ini kepada dosen pembimbing mata kuliah Tarikh
Islam atas arahan – arahan yang telah diberikan kepada kami.
Meski kami telah mempersiapkan
segalanya dengan segenap kemampuan, tentunya banyak kekurangan di sana sini,
maka kami mohon koreksi dari teman-teman mahasiswa untuk memperbaiki demi
sempurnanya penyusunan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi penyusun khususnya umumnya bagi para pembaca.
Akhirnya semoga Allah SWT
senantiasa memberi pertolongan, taufiq serta hidayah-Nya kepada kita semua.
Kediri,
29 Juni 2012
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN
DEPAN............................................................................................................i
KATA
PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR
ISI.......................................................................................................................iii
BAB I :
PENDAHULUAN
A.1. Latar
Belakang..................................................................................................1
A.2. Rumusan
Masalah.............................................................................................1
A.3. Tujuan dan
Manfaat..........................................................................................1
BAB II :
PEMBAHASAN
B.1. Biografi Sayyidina Utsman bin
Affan..............................................................2
B.1.1. Nama dan Nasab Beliau Radhiallahu ‘Anhu.................................................2
B.1.2. Ciri-ciri dan Akhlak Utsman
bin Affan........................................................
2
B.1.3. Islam
dan Jihad Utsman bin Affan.................................................................3
B.1.4. Berita
Gembira TTG Beliau Penduduk Surga. .............................................3
B.1.5. Utsman
Memenuhi Panggilan Allah SWT. dan RasulNya dan Berhijrah
Dua Kali. .......................................................................................................4
B.1.6. Kabar
Gembira Bahwa Beliau Mati Syahid...................................................4
B.1.7. Tingkat
Keistimewaan Utsman bin Affan.....................................................4
B.1.8. Persaksian
Ibnu Umar ra. tentang Keistimewaan Utsman dan
Pembelaannya Terhadap Beliau .............................................................................4
B.1.9. Rasa
Malu yang Dimiliki Utsman bin Affan ................................................5
B.1.10. Kedudukan
Utsman bin Affan di Tengah Umat .........................................5
B.1.11. Wasiat
Nabi Kepada Utsman bin Affan Agar Tetap Sabar dan Tidak
Memenuhi Tuntutan Agar la Turun dari Jabatan...........................................6
B.1.12. Persaksian
‘Aisyah ra. Terhadap Utsman bin Affan....................................6
B.1.13. Berita
Tentang Terjadinya Fitnah yang Menyebabkan terbunuhnya
Utsman
dan Beliau Berada di Atas Kebenaran.............................................6
B.1.14 Kesungguhan
Utsman bin Affan Dalam Beribadah......................................7
B.1.15. Istri
dan Putra-putra Utsman bin Affan........................................................7
B.1.16. Wasiat-wasiat
Utsman bin Affan.................................................................8
B.2. Kekhalifahan
Utsman bin Affan...................................................................................8
B.2.1. Utsman
Ibn Affan Sebelum Menjadi Khalifah..............................................8
B.2.2 Proses
Pengangkatan Sebagai Khalifah..........................................................9
B.2.3. Masa
Kekhalifahan Utsman ibn Affan...........................................................9
B.2.4. Masa
Krisis Khalifah Utsman Ibn Affan dan Masa
Kehancurannya.............................................................................................10
B.3. Wafatnya
Utsman bin Affan.......................................................................................10
BAB III : PENUTUP
C.1. Kesimpulan
..............................................................................................................11
C.2. Saran..........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A.1. Latar Belakang
Semakin surutnya rasa cinta kepada para Sahabat Rasulullah SAW, kami
penulis sangat merasa tergugah untuk membuat ringkasan singkat salah satu
Khulafaurrasyidin yaitu Sayyidina Utsman bin Affan yang mana beliau adalah
orang yang konsisten dalam menerapkan sendi-sendi Ajaran Agama Islam.
Dengan kecerdasan, keuletan, kegigihan dan keyakinan yang kuat, beliau
adalah sosok yang patut kita teladani dalam mempertahankan Islam dari
rongrongan Nabi-nabi Palsu dan orang yang membangkang dalam menjalankan syariat
Islam.
Kondisi inilah beban berat dipundak sang Khalifah yang meneruskan estafet
kepemimpinan Nabiyullah Muhammad SAW, Abu Bakar as-Siddiq, Umar bin Abi Thalib,
dan tak kalah pentingnya adalah pengumpulan manuskrip-manuskrip Alquran yang
berceceran di berbagai daerah karena banyak Syuhada’ yang telah meninggal dunia
karena perang mempertahankan Iman, Islam, dan Ikhsan yang di Ajarkan oleh Nabi
Muhammad SAW sampai titik darah penghabisan.
Menurut pengamatan penulis, maka
pembahasan Khalifah Utsman bin Affan nanti sedikit bisa membantu para pembaca
untuk lebih giat lagi menelusuri jejak-jejak beliau, yang mana nanti bias
mengambil Uswatul Khasah bagi perkembangan Agama Islam yang kita cintai ini.
Utsman bin Affan adalah sosok yang patut kita hormati karena beliau
adalah salah satu dawuhnya Nabi Muhammad SAW yang masuk surga, barang siapa
yang mencintai maka di Akhirat nanti bersama orang yang dicintai.
Maka dari semua apa yang nanti kami paparkan dalam makalah ini bisa bermanfaat
bagi kami khususnya, umumnya bagi masyarakat umum.
A.2. Rumusan
Masalah
Pembahasan makalah filsafat ini kami
fokuskan pada tema yang telah ditentukan oleh pembimbing, antara lain sebagai
berikut:
- Siapakah Utsman bin Affan?
- Bagaiman riwayat hidup Utsman bin Affan?
- Apa saja yang dilakukan Utsman bin Affan dalam penyusunan Al-Quran?
- Apakah jasa yang ditorehkan oleh Utsman bin Affan dalam menegakkan Agama Islam?
A.3. Tujuan
dan Manfaat
- Dapat mengetahui sejarah singkat biografi Utsman bin Affan.
- Mengetahui masa kekhalifahan Utsman bin Affan.
- Mengetahui jasa-jasa masa kekhalifahan Abu Bakar ash-Shiddiq.
- Mengambil manfaat apa yang yang dilakukan Utsman bin Affan..
- Mempertajam akal fikiran manusia pada masa sekarang dengan mengetahui sepak terjang Utsman bin Affan.
BAB II :
PEMBAHASAN
B.1. Biografi Sayyidina Utsman bin Affan
B.1.1. Nama dan Nasab Beliau Radhiallahu
‘Anhu
Utsman bin
Affan adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad yang paling pemalu. Ia
termasuk salah satu Khalifah (Khulafaur Rosyidin) ke tiga yang memerintah
setelah kematian sahabat Umar bin Khattab. Utsman bin Affan memerintah dari
tahun 644 M (umur 69–70 tahun) hingga 656 M (selama 11–12 tahun). Selain
pemalu, Utsman bin Affan merupakan ekonom yang sangat handal dan saudagar yang
kaya raya tetapi sangatlah dermawan.
Rasulullah
Saw sendiri menggambarkan Utsman bin Affan sebagai pribadi yang paling jujur
dan rendah hati diantara kaum muslimin. Diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa
Aisyah bertanya kepada Rasulullah Saw, ‘Abu Bakar masuk tapi engkau biasa saja
dan tidak memberi perhatian khusus, lalu Umar masuk engkau pun biasa saja dan
tidak memberi perhatian khusus. Akan tetapi ketika Utsman masuk engkau terus
duduk dan membetulkan pakaian, mengapa?’ Rasullullah menjawab, “Apakah aku
tidak malu terhadap orang yang malaikat saja malu kepadanya?”
Utsman bin
Affan memiliki nama lengkap Utsman bin Affan Al-Amawi Al-Quarisyi, berasal dari
Bani Umayyah. Lahir pada akhir tahun 574 Masehi. Nama ibu beliau adalah Arwa
binti Kuriz bin Rabiah. Beliau masuk Islam atas ajakan Abu Bakar, yaitu sesudah
Islamnya Ali bin Abi Thalib dan Zaid bin Haristah. Beliau adalah salah satu
sahabat besar dan utama Nabi Muhammad SAW, serta termasuk pula golongan
as-Sabiqun al-Awwalin, yaitu orang-orang yang terdahulu Islam dan beriman.
Nasab Utsman
bin Affan adalah Utsman bin Affan ra. bin Abil ‘Ash bin Umayyah bin Abdusy
Syams bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luwa’i bin
Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah
bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’addu bin Adnan.659 Abu Amr, Abu
Abdullah660 al-Quraisy, al-Umawi Amirul mukminin Dzun Nurain yang telah
berhijrah dua kali dan suami dari dua orang putri Rasulullah saw. Ibu beliau
bernama Arwa binti Kuraiz bin Rabi’ah bin Hubaib bin Abdusy Syams dan neneknya
bernama Ummu Hakim Bidha’ binti Abdul Muththalib paman Rasulullah saw..
B.1.2. Ciri-ciri
dan Akhlak Utsman bin Affan
Utsman bin
Affan salah seorang dari sepuluh sahabat yang diberitakan masuk surga dan salah
seorang anggota dari enam orang anggota Syura serta salah seorang dari tiga
orang kandidat khalifah dan akhirnya terpilih menjadi khalifah sesuai dengan
kesepakatan kaum Muhajirin dan Anshar juga merupakan khulafaur Rasyidin yang
ketiga, imam mahdiyin yang diperintahkan untuk mengikuti jejak mereka.
Utsman bin
Affan menikahi 8 wanita, empat diantaranya meninggal yaitu Fakhosyah, Ummul
Banin, Ramlah dan Nailah. Dari perkawinannya lahirlah 9 anak laki-laki;
Abdullah al-Akbar, Abdullah al-Ashgar, Amru, Umar, Kholid, al-Walid, Sa’id dan
Abdul Muluk. Dan 8 anak perempuan.
Utsman bin
Affan adalah seorang yang rupawan, lembut, mempunyai jenggot yang lebat,
berperawakan sedang, mempunyai tulang persendian yang besar, berbahu bidang,
berambut lebat, bentuk mulut bagus yang berwarna sawo matang. Dikatakan pada
wajah beliau terdapat bekas cacar.
Dari az-Zuhry
berkata, “Beliau berwajah rupawan, bentuk mulutbagus, berbahu bidang, berdahi
lebar dan mempunyai kedua telapak kaki lebar. Beliau memiliki akhlak yang mulia,
sangat pemalu, dermawan dan terhormat, mendahulukan kebutuhan keluarga dan
familinya dengan memberikan perhiasan dunia yang fana. Mungkin beliau bermaksud
untuk mendorong mereka agar lebih mendahulukan sesuatu yang kekal daripada
sesuatu yang fana. Sebagaimana yang telah dilakukan Rasulullah saw. Terkadang
beliau memberikan harta kepada suatu kaum dan tidak memberi kaum yang lain
karena khawatir mereka akan dimasukkan oleh Allah SWT. ke dalam neraka.
Sebagian kaum memprotes beliau karena perlakuan tersebut sebagaimana yang telah
dilakukan oleh orang-orang Khawarij terhadap Rasulullah saw. atas pembagian
harta rampasan perang Hunain.
Utsman adalah
seorang yang saudagar yang kaya tetapi dermawan. Beliau adalah seorang pedagang
kain yang kaya raya, kekayaan ini beliau belanjakan guna mendapatkan keridhaan
Allah, yaitu untuk pembangunan umat dan ketinggian Islam. Beliau memiliki
kekayaan ternak lebih banyak dari pada orang arab lainya. Ketika kaum kafir
Quarisy melakukan penyiksaan terhadap umat islam, maka Utsman bin Affan
diperintahkan untuk berhijrah ke Habsyah (Abyssinia,
Ethiopia). Ikut
juga bersama beliau sahabat Abu Khudzaifah, Zubir bin Awwam, Abdurahman bin Auf
dan lain-lain. Setelah itu datang pula perintah Nabi SAW supaya beliau hijrah
ke Madinah. Maka dengan tidak berfikir panjang lagi beliau tinggalkan harta
kekayaan, usaha dagang dan rumah tangga guna memenuhi panggilan Allah dan
Rasul-Nya. Beliau Hijrah bersama-sama dengan kaum Muhajirin lainya.
B.1.3. Islam
dan Jihad Utsman bin Affan
Utsman bin
Affan ra. masuk Islam melalui dakwah Abu Bakar ra. ash-Shiddiq. Beliau adalah
orang pertama yang hijrah ke negri Ethiopia bersama istrinya Ruqayah
binti Rasulullah saw. Kemudian kembali ke Makkah dan hijrah ke Madinah. Beliau
tidak dapat ikut serta pada perang Badar karena sibuk mengurusi putri
Rasulullah saw. (istri beliau) yang sedang sakit. jadi beliau hanya tinggal di
Madinah. Rasulullah SAW memberikan bagian dari harta rampasan dan pahala perang
tersebut kepada beliau dan beliau dianggap ikut serta dalam peperangan. Ketika
istri beliau meninggal, Rasulullah SAW menikahkannya dengan adik istrinya yang
bernama Ummu Kaltsum yang pada akhirnya juga meninggal ketika masih menjadi
istri beliau.
Utsman bin
Affan ikut serta dalam peperangan Uhud, Khandaq, Perjanjian Hudaibiyah
yang pada waktu itu Rasulullah SAW membai’atkan untuk Utsman dengan tangan
beliau sendiri. Utsman bin Affan ra. juga ikut serta dalam peperangan Khaibar,
Tabuk, dan beliau juga pernah memberikan untuk pasukan ‘Usrah sebanyak tiga
ratus ekor unta dengan segala perlengkapannya.Dari Abdurrahman bin Samurah
bahwa pada suatu hari Utsman bin Affan datang membawa seribu dinar dan
meletakkannya di kamar Rasulullah saw. Rasulullah saw. bersabda, ” Tidak ada
dosa bagi Utsman setelah ia melakukan ini (diucapkan dua kali).”
Rasulullah
saw. pergi menunaikan haji Wada’ bersama Utsman bin Affan. Rasulullah SAW wafat
dalam keadaan ridha terhadap Utsman bin Affan ra.. Kemudian beliau menemani Abu
Bakar dengan baik dan Abu Bakar wafat dalam keadaan ridha terhadap
Utsman bin Affan. Beliau menemani Umar dengan baik dan Umar wafat dalam
keadaan ridha terhadap Utsman bin Affan, serta menetapkan bahwa beliau adalah
salah seorang dari enam orang anggota Syura dan beliau sendiri adalah orang
yang paling istimewa di antara anggota lainnya.
Utsman bin
Affan ra. menjadi khalifah setelah Umar ra.. banyak menaklukkan berbagai negara
melalui tangan beliau. Semakin lebarlah wilayah negara Islam dan bertambah
luaslah negara Muhammadiyah ini serta sampailah misi Rasulullah saw. Ke sebelah
timur dan barat bumi ini. Nampaklah kebenaran Firman Allah SWT. ,“Dan Allah
telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan
amal-amal yang shAli ra.h bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka
berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah
diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merobah (keadaan) mereka,
sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap
menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan
barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang
yangfasik.” (An-Nur: 55). Firman Allah SWT. , “Dia-lah yang mengutus RasulNya
dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas
segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik bend.“ (Ash-Shaf: 9).
Rasulullah
saw. bersabda: “jika Kaisar mati maka tidak lagi kaisar setelahnya dan jika
Kisra meninggal maka tiada lagi Kisra setelahnya, demi Allah yang jiwaku berada
di tangan-Nya harta-harta karun mereka akan di gunakan untuk perang di jalan
Allah.” Semua ini terjadi dan terbukti pada zaman Utsman bin Affan ra..
B.1.4. Berita
Gembira TTG Beliau Penduduk Surga.
Rasulullah
saw. bersabda: “Siapa saja yang menggali Sumur Rumata maka untuknya surga.”
Maka sumur tersebut digali oleh Utsman.
Beliau
bersabda lagi: “Barangsiapa yang mendanai pasukan ‘Usrah maka untuknya surga.”
Maka Utsman bin Affan ra. mendanai pasukan tersebut.
Dari Abu Musa
al-Asy’ary bahwa Rasulullah saw. masuk ke dalam sebuah kebun dan
memerintahkanku untuk menjaga pintu kebun tersebut. Kemudian datang seorang
lelaki meminta izin untuk masuk, beliau bersabda: “Izinkan ia masuk kemudian
beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga.” Ternyata’ lelaki tersebut adalah Abu
Bakar ra.. Lantas datang lelaki lain meminta izin agar diizinkan masuk, beliau
bersabda, “Izinkan ia masuk kemudian beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga.”
Ternyata lelaki tersebut adalah Umar ra. bin Khaththab. Kemudian datang seorang
lelaki meminta izin untuk masuk, beliau terdiam sejenak lalu bersabda, “Izinkan
ia masuk kemudian beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga disertai dengan
cobaan yang menimpanya.” Ternyata lelaki tersebut adalah Utsman bin Affan ra..
Hammad berkata, “Telah mengatakan kepada kami ‘Ashim al-Ahwal dan Ali ra. Bin
al-Hakam, mereka berdua telah mendengar bahwa Abu Utsman al-Hindy menceritakan
dari Abu Musa seperti hadits tersebut dan Ashim manambahkan bahwa Nabi sedang
duduk di suatu tempat yang disana terdapat air sambil menyingkapkan kedua betis
beliau atau lututnya di saat Utsman bin Affan ra. masuk beliau menutup
lututnya.
B.1.5. Utsman
Memenuhi Panggilan Allah SWT. dan RasulNya dan Berhijrah Dua Kali.
Dari Ibnu
Syihab ia berkata,’”Urwah telah mengabarkan kepadaku bahwa Ubaidillah bin ‘Ady
bin al-Khiyar telah mengabarkan kepadaku bahwa Miswar bin Makhramah dan Abdur
Rahman bin al-Aswad bin Abdul Yaghuts telah berkata, ‘Apa yang menghalangimu
untuk berbicara kepada Utsman tentang saudaranya Al-Walid, karena orang-orang sedang
sibuk membicarakan tentang permasalahan tersebut. Aku berniat menemui Utsman
hingga ia keluar untuk mengerjakan shalat. Kukatakan kepadanya, ‘Ada yang perlu aku
bicarakan denganmu yang isinya merupakan nasihat untukmu. Beliau berkata, ‘Hai
lelaki menjauhlah!’ -Ma’mar berkata, ‘Aku mengira beliau berkata, ‘Aku
berlindung kepada Allah SWT. dari kejahatanmu.’- Kemudian aku pun kembali
menemui keduanya.
Kemudian
datanglah utusan dari Utsman dan aku mendekatinya. Ia berkata, ‘Apa isi
nasihatmu?’ Aku katakan, ‘Se-sungguhnya Allah telah mengurus Muhammad dengan
membawa kebenaran serta menurunkan kitab kepada beliau sedang kamu adalah salah
seorang yang memenuhi panggilan Allah dan RasulNya, engkau juga telah melakukan
hijrah dua kali, telah menemani Rasulullah saw. dan telah melihat langsung
sunnah beliau. Lihatlah masyarakat sedang sibuk membicarakan tentang kasus
Al-Walid.’ Ia bertanya, ‘Apakah engkau sempat menemui Rasulullah saw.?’ Aku
jawab, Tidak, tetapi ilmu beliau yang murni telah sampai kepadaku sebagaimana
sucinya seorang perawan dibalik hijabnya.’ Ia berkata, ‘Amma Ba’du,
Sesungguhnya Allah SWT. telah mengurus Muhammad Saw dengan membawa kebenaran
dan aku termasuk salah seorang yang memenuhi panggilan Allah SWT. dan RasulNya,
aku beriman dan apa yang dibawa beliau, aku juga melakukan hijrah dua kali
-sebagaimana yang telah engkau katakan- dan aku juga telah menemani dan
membai’at Rasulullah saw. lDemi Allah SWT. aku tidak pernah mendurhakai dan
mengkhianari beliau hingga Allah SWT. mewafatkan beliau, demikian juga Abu
Bakar ra. dan Umar ra. kemudian aku diangkat menjadi khalifah, bukankah aku
memiliki haq seperti haq mereka?’ Aku jawab, ‘Benar.’ Ia berkata lagi, ‘Ada apa dengan
berita-berita yang sampai kepadaku? Adapun tentang permasalahan Al-Walid akan
kita selesaikan dengan benar insya Allah.’ Kemudian beliau memanggil Ali ra.
bin Abi Thalib dan memerintahkannya agar mendera Al-Walid sebanyak delapan
puluh kali”
B.1.6. Kabar
Gembira Bahwa Beliau Mati Syahid
Diriwayatkan
dari Qatadah bahwa Anas bin Malik berkata, “Rasulullah saw. memanjat gunung
Uhud bersama Abu Bakar ra., Umar ra. dan Utsman lantas gunung tersebut
bergetar. Beliau bersabda: “Tenanglah wahai Uhud! -aku perkirakan beliau
menghentakkan kakiny tidak ada siapa-siapa di atasmu melainkan hanya seorang
Nabi, Ash-Shiddiq dan dua orang syahid.“
B.1.7. Tingkat
Keistimewaan Utsman bin Affan
Diriwayatkan
dari Ibnu Umar ra. berkata, “Pada zaman Rasulullah saw. Kami tidak menyamakan
Abu Bakar ra. dengan sahabat yang lain kemudian Umar ra. Dan kemudian Utsman.
Setelah itu kami tidak mengistimewakan antara satu sahabat dengan sahabat yang
lain.”
B.1.8. Persaksian
Ibnu Umar ra. tentang Keistimewaan Utsman dan Pembelaannya Terhadap Beliau
Diriwayatkan
dari Utsman bin Mauhab ia berkata, “Seorang lelaki datang dari Mesir untuk
melaksanakan haji, lantas ia melihat suatu kaum sedang duduk-duduk, ia
bertanya, ‘Siapa mereka?’ Mereka mengatakan, ‘Mereka adalah kaum Quraisy.’ Ia
bertanya lagi, ‘Siapa yang paling Alin ra. di antara mereka?’ Mereka jawab, ‘Abdullah
bin Umar ra..’ Kemudian ia berkata kepadanya, ‘Wahai Ibnu Umar ra., aku ingin
bertanya sesuatu kepada anda maka tolong dijawab! Apakah anda tahu bahwa Utsman
lari meninggalkan pasukan pada perang Uhud?’ Ibnu Umar ra. menjawab, ‘Benar.’
Ia kembali bertanya, ‘Apakah anda tahu bahwa ia tidak ikut dalam perang Badar?’
Ibnu Umar ra. menjawab, ‘Benar.’ Ia kembali bertanya, ‘Apakah anda tahu bahwa
ia tidak ikut pada Bai’at Ridhwan?’ Ibnu Umar ra. menjawab, ‘Benar.’ Lelaki itu
berkata, ‘Allahu Akbar. Ibnu Umar ra. berkata, ‘Kemarilah aku akan jelaskan
kepadamu tentang permasalahan tersebut.
Adapun
mengenai larinya beliau dari perang Uhud sesungguhnya ia telah mendapat ampunan
dari Allah SWT., ia tidak dapat ikut serta dalam perang Badar karena ia sedang
disibukkan mengurus istri beliau yakni putri Rasulullah saw. yang sedang sakit
dan Rasulullah saw. bersabda kepadanya, ‘Sesungguhnya engkau mendapatkan pahala
seorang yang ikut serta dalam perang Badar dan engkau juga mendapatkan bagian
pada harta rampasannya.‘
Adapun ketidak
ikutsertaan beliau pada Bai’at Ridhwan, kalaulah sekiranya ada seorang yang
lebih terhormat di Kota Makkah selain Utsman tentunya Rasulullah saw akan
menggantikan Utsman dengan orang tersebut. Namun Rasulullah saw. tetap
mengirimkan Utsman ke Makkah dan Bai’at Ridhwan terjadi setelah kepergian
Utsman ke Makkah, Rasulullah saw. mengisya-ratkan dengan tangan kanannya seraya
bersabda, ‘Ini adalah tangan Utsman.’ Lantas menepukkannya dengan tangan beliau
dan bersabda, ‘Ini adalah bai’at Utsman.’ Ibnu Umar ra. berkata kepada lelaki
itu, ‘Nah bawalah berita ini karena sekarang engkau sudah tahu’.”
B.1.9. Rasa
Malu yang Dimiliki Utsman bin Affan
Imam Ahmad
berkata, “Hajjaj telah mengatakan kepada kami dan berkata, Laits telah
mengatakan kepada kami dan berkata, Uqail telah mangabarkan kepadaku dari Ibnu
Syihab dari Yahya bin Sa’id bin al-’Ash bahwa Sa’id bin al-’Ash telah
menceritakan kepadaku bahwa ‘Aisyah ra. Istri Nabi dan Utsman telah
menceritakan kepadanya bahwa Abu Bakar ra. me minta izin kepada Rasulullah saw.
dan beliau sedang berbaring di tempat tidurnya sambil berselimut dengan selimut
‘Aisyah ra.. Rasulullah saw. Memberinya izin dan beliau masih dalam posisi
semula. Setelah Abu Bakar ra. menyelesaikan hajatnya, ia pun pergi. Kemudian Umar
ra. datang meminta izin kepada Rasulullah saw. Rasulullah saw. memberinya izin
dan beliau masih dalam posisi semula.
Setelah Umar
ra. menyelesaikan hajatnya, ia pun pergi. Lalu Utsman berkata, ‘Lantas aku pun
minta izin lalu Rasulullah saw. duduk dan bersabda kepada ‘Aisyah ra.1,
‘Ambillah selimutmu!’ Setelah aku menyelesaikan hajatku, akupun pergi. ‘Aisyah
ra. berkata, ‘Ya Rasulullah saw.! Aku melihat engkau menyambut Abu Bakar ra.
dan Umar ra. tidak seperti sambutanmu terhadap Utsman?’ Rasulullah saw. bersabda,
‘Sesungguhnya Utsman adalah seorang pemalu, aku khawatir jika aku menyambutnya
dalam posisi seperti itu, ia tidak jadi mengungkapkan keperluannya.’
Laits berkata,
‘Sekelompok orang berkata, ‘Sesungguhnya Rasulullah saw. Bersabda kepada
‘Aisyah ra., Tidakkah aku merasa malu sebagaimana malunya malaikat terhadap
dirinya?’. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari hadits Muhammad bin Abi Har-malah
dari ‘Atha’ dan Sulaiman (keduanya adalah anak Yasar) dan Abi Sala-mah bin
Abdur Rahman dari ‘Aisyah ra.. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Abu Ya’la
al-Mushily dari Suhail dan Ayahnya dari ‘Aisyah ra.. Dan diriwayatkan Jubair
bin Nufair dan ‘Aisyah ra. binti Thalhah dari ‘Aisyah ra..”
Imam Ahmad
berkata, “Waqi’ telah mengatakan kepada kami dari Sufyan dari Khalid
al-Hadzdza’ dari Abi Qilabah dari Anas, ia berkata bahwa Rasulullah saw.
bersabda, ” Orang yang paling penyayang di antara umatku adalah Abu Bakar ra.,
yang paling tegas terhadap agama Allah adalah Umar ra., yang paling pemalu
adalah Utsman, yang paling mengetahui tentang halal dan haram adalah Mu’adz bin
Jabal, yang paling hafal tentang al-Qur’an adalah Ubay dan yang paling
mengetahui tantang ilmu trans adalah Zaid bin Tsabit. Setiap umat mem-punyai
seorang yang terpercaya dan orang yang terpercaya di kalangan umatku adalah Abu
‘ Ubaidah bin al-Jarrah. “
Hadits ini
diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, an-Nasa’i, Ibnu Majah, dari hadits Khalid al-
Hadzdza’. At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan shahih.”
B.1.10. Kedudukan
Utsman bin Affan di Tengah Umat
Imam Ahmad
berkata, “Abu Dawud -Umar ra. bin Sa’ad- telah mengatakan kepada kami, ‘Badar
bin Utsman telah mengatakan kepada kami dari Ubaidah bin Marwan dari Abi
‘Aisyah ra. dari Umar ra. ia berkata, ‘Rasulullah saw. keluar mendatangi kami
setelah terbit matahari dan bersabda, ‘Aku melihat sebelum fajar seakan-akan
aku diberi al-maqalid dan timbangan. Adapun almaqalid adalah kunci-kunci dan
timbangan adalah alat yang biasa kalian pakai untuk menimbang. Kemudian aku
diletakkan pada daun timbangan yang satu dan umatku diletakkan - pada daun
timbangan yang lain dan ternyata aku lebih berat. Kemudian didatangkan Abu
Bakar ra. dan ditimbang dengan mereka, ternyata Abu Bakar ra. lebih berat dari
mereka. Lantas didatangkan Umar ra. dan ditimbang dengan mereka, ternyata Umar
ra. lebih berat dari mereka. Lalu didatangkan Utsman dan ditimbang dengan
mereka, ternyata Utsman lebih berat dari mereka. Kemudian mimpi tersebut
terputus.’ Hadits hanya diriwayatkan oleh Imam Ahmad’.”
Sufyan bin
Ya’qub berkata, “Hisyam bin ‘Ammar telah mengatakan kepada kami dan berkata,’
Amr bin Waqqid telah mengatakan kepada kami dan berkata, ‘Yunus bin Maisarah
telah mengatakan kepada kami dari Abi Idris dari Mu’adz bin Jabal berkata,
‘Rasulullah saw. bersabda, ” Sesungguhnya aku melihat bahwa aku diletakkan di
sebuah daun timbangan dan umatku diletakkan pada daun timbangan yang lain
ternyata aku lebih berat dari mereka. Kemudian diletakkan Abu Bakar ra. di
sebuah daun timbangan dan umatku diletakkan pada daun timbangan yang lain
ternyata dm lebih berat dari mereka. Lantas diletakkan Umar ra. Di sebuah daun
timbangan dan umatku diletakkan pada daun timbangan yang lain ternyata dia
lebih berat dari mereka. Lalu diletakkan Utsman di sebuah daun timbangan dan
umatku diletakkan pada daun timbangan yang lain ternyata dia lebih berat dari
mereka. “
B.1.11. Wasiat
Nabi Kepada Utsman bin Affan Agar Tetap Sabar dan Tidak Memenuhi Tuntutan Agar
la Turun dari Jabatan
Imam Ahmad
berkata, “Abul Mughirah telah mengatakan kepada kami dan berkata, al-Walid bin
Sulaiman telah mengatakan kepada kami dan berkata, Rabi’ah bin Yazid telah
mengatakan kepadaku dari Abdullah bin ‘Amir dari an-Nu’man bin Basyir dari
Aisyah ia berkata, ‘Rasulullah saw. mengutus kepada Utsman bin Affan ra. agar
ia datang menghadap. Ketika ia datang Rasulullah saw. menyambut kedatangannya.
Setelah kami melihat Rasulullah saw. menyambutnya maka salah seorang kamipun
menyambut kedatangan yang lain dan ucapan terakhir yang diucapkan Rasulullah
saw. sambil menepuk pundaknya, ‘Wahai Utsman mudah-mudahan Allah akan
memakaikan untukmu sebuah pakaian dan orang-orang munafik ingin melepaskan
pakaian tersebut maka jangan engkau lepaskan hingga engkau menemuiku
(meninggal).’ Tiga kali.. Aku katakan, ‘Ya Ummul Mukminin hadits ini aku
riwayatkan darimu.’ Aisyah menjawab, ‘Demi Allah aku sudah lupa.’ Kemudian aku
beritakan hal tersebut kepada Mu’awiyah bin Abi Sufyan, namun ia kurang yakin
hingga ia menulis surat
kepada Ummul Mukminin, Tuliskan untukku tentang hadits ini!’ Maka Ummul
Mukminin menuliskan tentang hadits tersebut.”
Abu Abdullah
al-Jasry telah meriwayatkan dari ‘Aisyah ra. dan Hafshah seperti hadits telah
lalu. Qais bin Abi Hazim dan Abu Sahlah dari ‘Aisyah ra. Abu Shalah
meriwayatkan dari Utsman bahwa Rasulullah saw. meng-ambil suaru perjanjian dariku
agar aku sabar melaksanakannya. Faraj bin Fudhalah meriwayatkan dari Muhammad
bin al-Walid az-Zubaidy dari Zuhry dari ‘Urwah dari Aisyah kemudian menyebutkan
hadits tersebut.”Adalah Darul Quthny berkata, “Hanya al-Faraj bin Fudhalah yang
meriwayatkan hadits ini.”
B.1.12. Persaksian
‘Aisyah ra. Terhadap Utsman bin Affan
Imam Ahmad
berkata, “Abdush Shamad telah mengatakan kepada kami dan berkata, Fathimah
binti Abdurrahman telah mengatakan kepadaku bahwa ia berkata, Ibuku telah
menceritakan kepadaku bahwa ia pernah bertanya kepada ‘Aisyah ra. dengan
mengutus pamannya, ‘Salah seorang anakmu mengirimkan salam untukmu dan bertanya
tentang Utsman yang sedang di-cela oleh banyak orang.’ Beliau menjawab, ‘Semoga
Allah SWT. melaknat orang yang melaknat Utsman. Demi Allah waktu itu ia sedang
duduk di sisi Rasulullah saw. dan Rasulullah saw. sedang menyandarkan
punggungnya kepadaku dan Jibril sedang menyampaikan wahyu al-Qur’an, beliau
bersabda, Tulislah wahyu tersebut ya ‘Utsaim (Utsman).’ ‘Aisyah ra. berkata, ‘Tidaklah
Allah SWT. menempatkan seseorang pada kedudukan seperti itu melainkan orang
tersebut telah bersikap mulia terhadap Allah dan RasulNya’.”
Kemudian Imam
Ahmad meriwayatkan dari Yunus dari Umar ra. bin Ibrahim al-Yasykary dari ibunya
bahwa ia bertanya kepada Aisyah tentang Utsman di dekat Ka’bah. Kemudian ia
menyebutkan hadits tersebut
B.1.13. Berita
Tentang Terjadinya Fitnah yang Menyebabkan terbunuhnya Utsman dan Beliau Berada
di Atas Kebenaran
Imam Ahmad
berkata, “Aswad bin Amir telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, Sinan bin
Harun telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, Kulaib bin Waail telah
mengatakan kepada kami dari Ibnu Umar ra. ia berkata bahwa Rasulullah
saw.Pernah menceritakan tentang fitnah dan beliau bersabda, ‘Orang yang menyelimuti
mukanya ini, akan terbunuh secara zhalim pada waktu itu.’Lalu aku melihat orang
tersebut, ternyata ia adalah Utsman bin Affan ra..” Hadits ini juga
diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dari Ibrahim bin Sa’ad dari Syadzan. Beliau
mengatakan, “Hadits ini hasan gharib dari sisi ini dari hadits Ibnu Umar ra..”
Imam Ahmad
berkata, “Affan telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, Wuhaib telah
mengatakan kepada kami dan ia berkata, Musa bin ‘Utbah telah mengatakan kepada
kami, kakekku dan bapak ibuku Abu Habibah telah mengatakan kepadaku bahwa ia
masuk ke dalam rumah dan Utsman sedang terkepung di dalamnya. BeliaU mendengar
Abu Hurairah yang meminta izin untuk bicara maka beliau mengizinkannya. Ia
berdiri seraya memuji Allah SWT. lantas berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw.
bersabda, ‘Sesungguhnya engkau akan menemui fitnah dan perselisihan setelahku
nanti atau beliau berkata perselisihan dan fitnah- salah seorang bertanya,
“Siapa yang hams kami ikuti ya Rasulullah saw.?’ Beliau menjawab, ‘Ikutilah
al-Amin ini dan para sahabatnya.’ Sambil menunjuk kepada Utsman’.” Ibnu Katsir
berkata, “Hanya Ahmad yang meriwayatkan hadits ini dengan sanad yang hasan
jayyid. Tidak ada yang mengeluarkannya dari jalur ini.”
Imam Ahmad
berkata, “Abu Usamah Hamad bin Usamah telah mengatakan kepada kami dan ia
berkata, Kahmas bin al-Hasan telah me-ngatakan kepada kami dari Abdullah bin
Syaqiq ia berkata, Harmy bin Harits dan Usamah bin Khuraim (pada saat itu
sedang berperang) telah mengatakan kepadaku dan mereka berdua mengisahkan satu
hadits, mereka tidak menyangka bahwa masing-masing mereka telah menceritakan
hadits tersebut kepadaku dari Murrah al-Bahzy ia berkata, ‘Di saat kami bersama
Rasulullah saw. di sebuah jalan yang ada di Madinah beliau bersabda, “Apa yang
akan kalian lakukan jika fitnah menerjang seluruh penjuru bumi bagaikan tanduk
sapi?” mereka bertanya, “Apa yang harus kami lakukan ya Rasululah?” Beliau
menjawab, “Ikutilah orang ini dan sahabat-sahabatnya.” Akupun mempercepat
jalanku agar jelas bagiku hingga aku mendekati lelaki tersebut lalu kukatakan,
“Apakah dia yang engkau maksud ya Rasulullah saw.?” Rasulullah saw. menjawab, ”
Ya dia.” Ternyata lelaki itu adalah Utsman bin Affan ra.. Rasulullah saw.
berkata lagi, “Ya dia dan sahabat-sahabatnya.”
At-Tirmidzi
berkata dalam Jami’nya, “Muhammad bin Basyar telah mengatakan kepada kami,
‘Abdul Wahhab Ats-Tsaqafy telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, ‘Ayyub
telah mengatakan kepada kami dari Abu Qilabah dari Abi al-’Ats’ats ash-
Shan’any, bahwa para khatib berbicara di negeri Syam dan di antara mereka ada
sahabat Nabi | kemudian berdiri orang yang terakhir bernama Murrah bin Ka’ab
seraya berkata, ‘Kalau tidak karena hadits dari Rasulullah saw. aku tidak akan
berbicara. Lantas ia menyebutkan tentang fitnah dan menyebutkan seorang lelaki
yang sedang menyeli-muti mukanya dengan kain, kemudian Rasulullah saw. ,
bersabda, Adapun din ini pnda saat itu berada di atas petunjuk.’ Maka akupun
mendatanginya yang ternyata adalah Utsman bin Affan ra., lalu aku menghadap
Rasulullah saw. dan kukatakan, ‘Apa dia yang engkau maksud?’ Beliau menjawab,
‘Benar’.” Kemudian at-Tirmidzi berkata, “Hadits ini sanadnya hasan shahih.”
B.1.4 Kesungguhan
Utsman bin Affan Dalam Beribadah
Telah
diriwayatkan dari berbagai jalur bahwa beliau pernah shalat dengan mambaca
semua al-Qur’an pada satu rakaat di kamar al-Aswad pada musim haji. Dan ini
adalah ketekunan beliau. Kami telah meriwayatkan dari Ibnu Umar ra. bahwa ia
berkata tentang Firman Allah SWT. , ” (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih
beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan
berdiri, sedang ia takut kepada (adzab) akhirat dan mengharapkan rahmat
Rabbnya.” (Az-ZUmar ra.: 9).
“Bahwa yang
dimaksud dalam ayat itu adalah Utsman bin Affan ra..” Ibnu Abbas dalam mengomentari
Firman Allah SWT., “Samakah orang itu dengan orang yang menyuruh berbuat
keadilan, dan dia berada pula di atasjalan yang lurus.” (An-Nahl: 76).
Ia berkata,
“Maksudnya adalah Utsman bin Affan ra..”
Hassan
berkata, Berkorban hingga beruban sebagai tanda sujud, Memotong malam dengan
bertasbih dan membaca al-Qur ‘an.
B.1.15. Istri
dan Putra-putra Utsman bin Affan
Beliau
menikahi:
- Ruqayah binti Rasulullah saw. dan dianugrahi seorang anak yang bernama Abdullah dan menjadikannya sebagai kuniyah. Pada masa jahiliyah beliau berkuniah Abu ‘Amr.
- Seelah Ruqayah wafat, beliau menikahi adiknya yang bernama Ummu Kaltsum dan kemudian .Ummu Kaltsum pun wafat.
- Kemudian beliau menikahi Fakhitah binti Ghazwan bin Jabir dan dianugrahi seorang anak yang bernama Abdullah al-Ashghar.
- Lantas beliau menikahi Ummu ‘Amr binti Jundub bin ‘Amr al-Azdyah dan dianugrahi beberapa orang anak yang bernama Amr, Khalid, Aban, ‘Umar ra. dan Maryam.
- Lalu beliau menikah dengan Fathimah binti Al-Walid bin Abdusy Syamsy bin al-Mughirah al-Makhzumiyah dan lahirlah Al-Walid, Sa’id dan Ummu Utsman.
- Kemudian menikahi Ummu al-Banin binti ‘Uyainah bin Hishn al-Fazariyah dan dianugerahi seorang anak yang bernama Abdul Malik dan dikatakan ‘Utbah.
- Lantas beliau menikahi Ramlah binti Syaibah bin Rabi’ah bin Abdusy Syamsy bin Abdul Manaf bin Qushay dan lahir beberapa orang anak yang bernama ‘ Aisyah, Ummu Aban, Ummu ‘Amr dan Banat Utsman.
- Lalu beliau menikah dengan Na’ilah binti al-Farafishah bin al-Ahwash bin ‘Amr bin Tsa’labah bin al-Harits bin Hishn bin Dhamdham bin ‘Ady bin Junab bin Kalb dan dianugerahi seorang anak yang bernama Maryam dan dikatakan juga dengan ‘ Anbasah.
B.1.16. Wasiat-wasiat
Utsman bin Affan
Hisyam bin
‘Urwah berkata dari ayahnya bahwa Utsman memberikan wasiat kepada Zubair. Al-Ashma’i
berkata, “Dari al-’Ala’
bin al-Fadhl dari ayahnya berkata, “Ketika Utsman bin Affan ra. terbunuh mereka
memeriksa lemari-lemarinya dan mereka dapati di dalamnya sebuah kotak yang
terkunci. Setelah mereka buka ternyata isinya adalah selembar kertas yang
bertuliskan: "Ini adalah wasiat Utsman
Dengan Nama
Allah Yang Malm Pengasih lagi Penyayang “Utsman bin Affan ra. bersaksi bahwa
tiada ilah yang berhak disembah selain Allah SWT. semata tiada sekutu bagiNya
dan bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Surga itu benar adanya dan
neraka itu juga benar adanya. Bahwasanya Allah SWT. akan membangkitkan manusia
dari dalam kubur di hari yang tidak diragukan lagi dan Allah SWT. tidak akan
menyelisihi janjiNya. Di atasnya manusia hidup dan di atasnya pula manusia mati
dan di atasnya juga akan dibangkitkan kembali insya Allah SWT..”
B.2. Kekhalifahan
Utsman bin Affan
B.2.1. Utsman Ibn Affan Sebelum Menjadi
Khalifah
Usman Bin Affan
dikenal sebagai Abu Abdillah, dilahirkan di Mekkah, Dzurunain gelar kehormatannya
karna mengawini dua putri Nabi berturut-turut. Ia termasuk keluarga besar
Umayyah dari suku Quraisy, dan silsilah pertaliannya dengan Nabi adalah
generasi kelima.
Setelah
melalui pendidikan dasarnya, Utsman menjalankan usaha nenek moyangnya yang
menjadi pedagang Arab terkemuka. Ia sahabat dekat Abu Bakar, khalifah Islam
pertama. Adalah Abu Bakar yang membawa berita pertama kali tentang Islam
kepadanya. Bersama dengan Thalhah bin Ubaidillah, ia masuk Islam kepadanya.
Bersama dengan Thalhah bin Ubaidillah, ia masuk Islam langsung melalui Nabi. Ia
sempat disiksa dengan kejam oleh pamannya sendiri, Hakim, karena masuk agama
baru itu, namun Utsman tetap pada pendiriannya.
Atas perintah
Nabi, Utsman hijrah ke Abessinia bersama kaum Muslimin lainnya. Ia berada di
bawah Abu Bakar dan membantu dana keuangan kepada Islam di masa-masa awalnya.
Ia mengabdikan diri dengan sepenuhnya walaupun harus mengorbankan
perdagangannya. Ia berperan aktif dalam dewan inti agama Islam. Meninggalkan
harta bendanya kemudian hijrah ke Madinah bersama kaum Muslimin lainnya. Pada
waktu itu, di Madinah hanya ada sebuah sumur sumber air minum bernama Bir Rumah
milik seorang non Muslim yang memungut pembayaran yang tinggi dari kaum
Muslimin yang memerlukannya. Karena Nabi menginginkan kaum Muslimin membeli
sumur tersebut, seketika itu Utsman tampil menyatakan kesediaannya. Ia
membelinya dengan harga 30.000 dirham, lalu menjadikan sumur itu milik umum.
Utsman juga membeli tanah yang berbatasan dengan masjid Nabi di Madinah, karena
bangunan ibadah tidak lagi mampu menampung orang yang sholat. Dari uangnya
sendiri pula Utsman membiayai perluasan masjid itu.
Semasa hidup
Nabi, kecuali dalam perang Badar, Utsman senantiasa berperan serta dalam setiap
peperangan mempertahankan agama Islam yang baru berkembang. Pada perang Badar,
Nabi meminta Utsman menjaga isterinya, Ruqayyah, yang sedang dalam sekaratul
maut.
Selama masa
pemerintahan Abu Bakar dan Umar, Utsman menjadi pejabat yang dipercayai sebagai
anggota terkemuka dewan inti, dan pendapatnya tentang masalah kenegaraan yang
penting-penting selalu didengarkan. Ia satu di antara dua orang yang diajak
berunding oleh Abu Bakar menjelang wafatnya, untuk membicarakan soal
pengangkatan Umar sebagai penggantinya.
B.2.2 Proses Pengangkatan Sebagai
Khalifah
Sebelum
khalifah umar bin khatab wafat karena tikaman peroz (Abu Lu’lu’ah) beliau
membentuk tim yang terdiri atas enam orang sahabat terkemuka untuk menentukan
penggantinya sebagai khalifah. Enam sahabat yang menjadi anggota formatur
adalah Utsman ibn Affan, Ali Ibn Abi Thalib, Talhah, Zuber,Abd Rahman Ibn Auf,
dan Saad Ibn Abu Waqash. Untuk menghindari deadlock dalam pemilihan, umar
mengangkat anaknya Abdullah ibn Umar, sebagai anggota formatur dengan disertai
hak pilih tanpa hak untuk dipilih. Thalhah tidak ada di madinah dan baru
kembali kemadinah setelah pemilihan khalifah selesai dilakukan.
Dalam
penjajakan pendapat yang dilakukan oleh Abdurahman bin Auf terhadap angota
formatur diperoleh dua calon khalifah yaitu Utsman ibn Affan dan Ali ibn Abi
Thalib. Ali ibn Abi Thalib memilih Utsman bin Affan menjadi khalifah.
Sebaliknya, Utsman ibn Affan memilih Ali ibn Abi Thalib sebagai khalifah. Sa’ad
ibn Abi Waqash memilih Utsman. Sementara suara Abdurrahman bin Auf dan Zubeir
tidak diketahui hak pilihnya direalisasikan. Dewan musyawarah akhirnya berhasil
mengangkat Utsman ibn Affan sebagai khalifah ketiga sebagai pengganti Umar ibn
Khatab, setelah beliau mangkat.
B.2.3. Masa Kekhalifahan Utsman ibn
Affan
1. Perluasan
Wilayah dan Kodifikasi Al-Quran
Pada zaman
khalifah Utsman ibn Affan, perluasan wilayah dilanjutkan kewilayah Armenia,
Tunisia, Cyprus,Rhodes, sebagian Persia, Transoxania, dan Tabaristan. Utsman
bin Affan adalah khalifah pertama yang memperluas masjid nabi SAW. Di Madinah
dan masjidil Haram di makkah.dan dia khalifah pertama yang menentuka adzan awal
shalat jumat.
Pekerjaan berat
yang dilakukan utsman ibn Affan adalah kodifikasi Al-Quran lanjutan kerja yang
telah diawali oleh Abu Bakar atas inisiatif Umar r.a. Latar belakang
pembukuan Al-quran pada zaman Utsman yakni masalah perbedaan qiraat
dimasing-masing daerah kekuasaan islam yang berbeda sehingga menimbulkan
percekcokan diantara umat islam.
Pada saat
penyalinan Al-Quran yang kedua kalinya, panitia penysunan mushaf yang dibentuk oleh
Utsman melakukan pengecekan ulang dengan meneliti kembali mushaf yang sudah
disimpan di rumah Hafshah dan memban dingkannya dengan mushaf lain. Ketika
terdapat empat mushaf Al-Quran yang merupakan mushaf pribadi. Pertama,
mushaf yang ditulis Ali ibn Abi Thalib, mushaf Ali terdiri dari 111 surat. Surat
pertama adalah surat Al-baqarah dan surat terakhir adalah
al-Mwazatain. Kedua,mushaf yang. disusun oleh Ubay ibn Kaab. Yang
terdiri atas i05 surat, surat yang pertama adalah Al-Fatihah dan yang
terahir adalah An-Nas. Ketiga, mushaf ibn Mas’ud yg terdiri 108 surat. Surat yang pertama adalah Al-Baqarah dan yang
terahir Al-Iklas. Dan yang keempat, mushaf milik Ibn Abbas, yang terdiri
atas 114 surat.
Surat pertama
Al-Alaq dan yang terahir An-Nas.
Selain itu, tugas
panitia adalah menyalin mushaf Al-Quran yang disimpan Hafsah dan menyeragamkan
qiraat dan bacaannya, yaitu dialek Quraisy. Setelah membuat salinannya Said bin
Tsabit mengembalikan naskah yang disalinnya kepada Hafsah. Khalifah Utsman
memerintahkan Said bin Tsabit agar membuat sejumlah salinan mushaf dan dikirim
ke Mekah, Madinah, Basrah, Kufah,dan Syiria dan salah satunya disimpan oleh
Utsman bin Affan yang kemudian disebut mushaf al imam. Sedangkan mushaf
lain, selain mushaf yang telah disusun oleh panitia yang dipimpin oleh Said bin
Tsabit, diperintahkan untuk dibakar.
2. Otonomi Daerah
Pada zaman
khalifah Abu Bakar dan Umar, wilayah dibedakan menjadi dua: wilayah yang
pemimpinnya memiliki otonomi penuh dan pemimpinnya disebut amir,dan
wilayah yang tidak memiliki otonomi penuh yang pemimpinnya disebut wali.
Pada zaman Utsman dilakukan perubahan status wilayah sehingga semua wilayah
memiliki otonomi penuh. Oleh sebab itu seluruh pemimpin wilayah jabatan
setingkat gubernur bergelar amir. Abd al Wahab mengimformasikan
pembagian wilayah dan amir-nya pada zaman Utsman sebagai berikut;
No.
|
Wilayah
|
Amir
|
1
|
Makkah
|
Nafi Ibn Abd al-Harits
al-Khuza’i
|
2
|
Tha’if
|
Sufyan ibn Abdullah
al-Tsaqafi
|
3
|
Shan’a
|
Ya’la ibn Munbih
|
4
|
Jand
|
Abdullah ibn abi rabi’ah
|
5
|
Bahrain
|
Utsman ibn Abi ai’Ash
al-tsaqafi
|
6
|
Kuffah
|
Al-Mugirah ibn Syubah
al-Tsaqafi
|
7
|
Bashrah
|
Abu Musa Abduullah ibn Qaish
al-ay’ari
|
8
|
Damaskus
|
Mu’awiyah ibn Abi Sufyan
|
9
|
Himsh’
|
Amir ibn Sa’d
|
10
|
Mesir
|
Amr ibn al-Ash
|
B.2.4. Masa Krisis Khalifah Utsman Ibn Affan
dan Masa Kehancurannya
H.A.R. Gib dan
J.H Krames membagi membagi fase pemerintahan Utsman bin Affan menjadi dua
periode: selama enam tahun pertma administrasi pemerintahan berjalan
secara bersihdari pengangkatan kerabat sebagai pejabat Negara (bebas KKN).
Sedangkan periode kedua adalah enam tahun terahir yang merupakan periode
pemerintahan yang tidak bersih dari pengangkatan kerabat sebagai pejabat
Negara.
Kebijakan
Khaliifah Utsman menurut sebagian peneliti sejarah tergolong “nepotisme” adalh:
1)Perluasan
wilayah kekuasaan. Muawiyah pada zaman khalifah Umar diangkat menjadi wali
damaskus. Wilayah kekuasaannnya diperluas oleh Utsman sehingga mencakup lima wilayah: dammaskus,
himsh, Palestina, Yordania dan Libanon.
2) Promosi
jabatan kepada keluarga. Marwan ibn Hakam (saudara sepupu utsman) diangkat
menjadi sekertaris jenderal Negara yang menyebabkan Negara diikendalikan oleh
satu keluarga.
3) pemecatan
amir atau wali yang berprestasi diganti dengan anak dan kerabat dekatnya.
Tindakan
Khalifah Utsman ibn Affan yang menyebabkan terkumpulnya seluruh kekuasaan
ditangan keluarganya menimbulkan reaksi dari masyarakat, terlebih lagi dari
mereka yang dipecat dari jabatannya tanpa alas an yang jelas. Disamping itu,
tindakan bawahan khalifah Utsman dinilai masyarakat telah banyak menyimpang
dari ajaran Islam. Walid ibn Uqbah pernah shalat subuh empat rakaat dalam
keadaan mabuk. Utsman tidak dapat mengatasi ambisi keluarga sehingga
pelanggaran tidak dapat diatasi. Tanah fadak yang pernah disengketakan Fatimah
dan Abu Bakar dimasukan menjadi milik pribadi oleh marwan ibn al-Hakam.
Reaksi
masyarakat terhadap khalifah Utsman berupa protes atas prilaku pejabat
pemerintah di daerah, dan ahirnya protes terbesar datang dari mesir yang
menurut pemecatan Abdullah ibn Abi Syarh sebagai wali mesir.setelah dinasehati
Talhah dan aisyah dan desakan Ali ibn a bi Thalib, Utsman bersedia
memecat Abdullah ibn Abi Syarh sebagai wali mesir dan mengangkat Muhamad Ibn
Abu Bakkar sebagai gantinya.
B.3. Wafatnya
Utsman bin Affan
Setelah
rangkaian konflik pada masa pemerintahannya, Khalifah Utsman kemudian dikepung
oleh pemberontak selama 40 hari dimulai dari bulan Ramadhan hingga Dzulhijah.
Meski Utsman mempunyai kekuatan untuk menyingkirkan pemberontak, namun ia
berprinsip untuk tidak menumpahkan darah umat Islam. Hingga suatu hari, tanpa
diketahui oleh pengawal-pengawal rumah beliau, masuklah kepala gerombolan yaitu
Muhammad bin Abu Bakar (Gubernur Mesir yang Baru) dan membunuh Utsman bin Affan
yang sedang membaca Al-Qur’an. Dalam riwayat lain, disebutkan yang membunuh
adalah Aswadan bin Hamrab dari Tujib, Mesir. Riwayat lain menyebutkan
pembunuhnya adalah Al Ghafiki dan Sudan bin Hamran. Perihal peristiwa
kematian ini persis seperti apa yang disampaikan Rasullullah Saw perihal
kematian Utsman yang syahid nantinya. Utsman bin Affan wafat pada 18 Dzulhijah
tahun 35 H. dalam usia 82 tahun setelah menjabat sebagai Khalifah selama 12
tahun. Beliau dimakamkan di kuburan Baqi di Madinah.
BIOGRAFI
SAYYIDINA USMAN BIN AFFAN
Makalah ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Kelompok Pada Mata Kuliah “Tarikh Islam”
Dosen Pengampu :
Drs. H. Kohar
Mustafa, M Si
Disusun Oleh :
Syafa’at Mubari
JURUSAN TARBIYAH
PRODI PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM HASANUDIN
(STAIH) KEDIRI
TAHUN AKADEMIK 2009-2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda untuk menambah silaturahim.