Minggu, 01 Juli 2012

Biografi Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta hidayahnya, akhirnya penyusunan makalah yang berjudul “Biografi Sayyidina Abu Bakat As-Siddiq” tepat pada waktunya.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita, memberi uswah kepada kita tentang tutur kata yang halus, prilaku yang santun, sifat yang mulia, bahkan yang senantiasa yang kita harapkan syafa’atnya di Hari Kiamat nanti.
Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Tarikh Islam dan juga merupakan sarana bantu belajar mahasiswa dalam mata kuliah tersebut. Makalah ini disusun dengan meliputi beberapa bagian yang penting: Pendahuluan, Pembahasan Biografi
Sayyidina Abu Bakat As-Siddiq , Pengangkatan Kholifah, nabi palsu, memerangi orang-orang yang tidak patuh pada agama terakhir Penutup, dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah “Tarikh Islam” dengan judul “ Biografi Sayyidina Abu Bakat As-Siddiq”. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik berupa material maupun spiritual demi terselesainya penyusunan dan membuatan makalah ini.
Dalam kesempatan ini pula sudah selayaknya penyusun mengucapkan terima ksih yang sebesar – besarnya atas berhasilnya penyusunan makalah ini kepada dosen pembimbing mata kuliah Tarikh Islam atas arahan – arahan yang telah diberikan kepada kami.
Meski kami telah mempersiapkan segalanya dengan segenap kemampuan, tentunya banyak kekurangan di sana sini, maka kami mohon koreksi dari teman-teman mahasiswa untuk memperbaiki demi sempurnanya penyusunan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penyusun khususnya umumnya bagi para pembaca.
Akhirnya semoga Allah SWT senantiasa memberi pertolongan, taufiq serta hidayah-Nya kepada kita semua.



                                                                                    Kediri, 29 Juni 2010


                                                                                                Penyusun






ii

DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN............................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I    : PENDAHULUAN
A.1. Latar Belakang..................................................................................................1
A.2. Rumusan Masalah.............................................................................................1
A.3. Tujuan dan Manfaat..........................................................................................1
BAB II  : PEMBAHASAN
B.1. Biografi Sayyidina Abu Bakat As-Siddiq  .......................................................2
B.1.1. Nama dan Nasab Beliau Radhiallahu ‘Anhu...........................................…..2
B.1.2. Kelahiran dan Pertumbuhan Beliau.........................................................…..2
B.1.3. Karakter Fisik dan Akhlak Beliau............................................................…..2
B.1.4. Kisah Keislaman Beliau...........................................................................…..2
B.1.5. Istri-Istri dan Anak-Anak Beliau..............................................................…..3
B.1.6. Beberapa Keutamaan Beliau....................................................................…..3
                        B.1.7. Wafat Beliau ...........................................................................................…..4
B.2. Masa Kekhalifahan Beliau..........................................................................…..6

B.3. Masa Kholifah Abu Bakar as- Shidiq ..............................................…..6

B.3.1. Memerangi Kaum Murtad........................................................................…..6
B.3.2. Kodifikasi Al-Qur'an................................................................................…..7
B.3.3. Perluasan Wilayah Islam..........................................................................…..8
BAB III : PENUTUP
C.1. Kesimpulan ........................................................................................................9
C.2. Saran....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................10


iii

BAB I
PENDAHULUAN

A.1. Latar Belakang
Semakin surutnya rasa cinta kepada para Sahabat Rasulullah SAW, kami penulis sangat merasa tergugah untuk membuat ringkasan singkat salah satu Khulafaurrasyidin yaitu Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq yang mana beliau adalah orang yang konsisten dalam menerapkan sendi-sendi Ajaran Agama Islam.
Dengan kecerdasan, keuletan, kegigihan dan keyakinan yang kuat, beliau adalah sosok yang patut kita teladani dalam mempertahankan Islam dari rongrongan Nabi-nabi Palsu dan orang yang membangkang dalam menjalankan syariat Islam.
Kondisi inilah beban berat dipundak sang Khalifah yang meneruskan estafet kepemimpinan Nabiyullah Muhammad SAW, dan tak kalah pentingnya adalah pengumpulan manuskrip-manuskrip Alquran yang berceceran di berbagai daerah karena banyak Syuhada’ yang telah meninggal dunia karena perang mempertahankan Iman, Islam, dan Ikhsan yang di Ajarkan oleh Nabi Muhammad SAW sampai titik darah penghabisan.
            Menurut pengamatan penulis, maka pembahasan Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq nanti sedikit bisa membantu para pembaca untuk lebih giat lagi menelusuri jejak-jejak beliau, yang mana nanti bias mengambil Uswatul Khasah bagi perkembangan Agama Islam yang kita cintai ini.
Abu Bakar ash-Shiddiq adalah sosok yang patut kita hormati karena beliau adalah salah satu dawuhnya Nabi Muhammad SAW yang masuk surga, barang siapa yang mencintai maka di Akhirat nanti bersama orang yang dicintai.
Maka dari semua apa yang nanti kami paparkan dalam makalah ini bisa bermanfaat bagi kami khususnya, umumnya bagi masyarakat umum.    

A.2. Rumusan Masalah
            Pembahasan makalah filsafat ini kami fokuskan pada tema yang telah ditentukan oleh pembimbing, antara lain sebagai berikut:
  1. Siapakah Abu Bakar ash-Shiddiq?
  2. Bagaiman riwayat hidup Abu Bakar ash-Shiddiq?
  3. Apa saja yang dilakukan Abu Bakar ash-Shiddiq?
  4. Apakah jasa yang ditorehkan oleh Abu Bakar ash-Shiddiq dalam menegakkan Agama Islam?

A.3. Tujuan dan Manfaat
  1. Dapat mengetahui sejarah singkat biografi Abu Bakar ash-Shiddiq.
  2. Mengetahui masa kekhalifahan Abu Bakar ash-Shiddiq.
  3. Mengetahui jasa-jasa masa kekhalifahan Abu Bakar ash-Shiddiq.
  4. Mengambil manfaat apa yang yang dilakukan Abu Bakar ash-Shiddiq..
  5. Mempertajam akal fikiran manusia pada masa sekarang dengan mengetahui sepak terjang Abu Bakar ash-Shiddiq.







BAB II  : PEMBAHASAN
B.1. Biografi Sayyidina Abu Bakat As-Siddiq
B.1.1. Nama dan Nasab Beliau Radhiallahu ‘Anhu
Nama Abu Bakar ash-Shiddiq yang sesungguhnya adalah Abdullah bin Abu Quhafah – Usman – bin Amir bin Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib bin Fihr al-Quraisy at-Taimi. Bertemu nasabnya dengan Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai, kakek yang keenam.
Dan ibunya adalah Ummu al-Khair binti Shakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim. Ayahnya diberi kuniyah (sebutan panggilan) Abu Quhafah.
Dan pada masa jahiliyyah Abu Bakar ash-Shiddiq dijuluki Atiq, karena wajahnya yang cakep dan gagah (sebagaimana hal itu dikatakan oleh Ibnu Ma’in, al-Laits bin Sa’ad dan juga oleh putrinya Aisyah radhiallahu ‘anhum). Imam Thabari menyebutkan dari jalur Ibnu Luhai’ah bahwa anak-anak dari Abu Quhafah tiga orang, pertama Atiq (Abu Bakar), kedua Mu’taq dan ketiga Utaiq.
Mus’ab bin az-Zubair berkata, ‘Segenap ummah telah ijma’ tentang gelar yang diberikan kepada beliau radhiallahu ‘anhu dengan ‘Ash-Shiddiq’ adalah karena beliau selalu membenarkan apa yang diberitakan oleh rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam’.
B.1.2. Kelahiran dan Pertumbuhan Beliau
Beliau dilahirkan dua tahun beberapa bulan setelah lahirnya rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau tumbuh di kota Makkah, dan beliau tidak meninggalkan kota tempat tinggalnya kecuali untuk tujuan berdagang. Beliau adalah penghulu suku Quraisy, dan ahlu syura diantara mereka pada zaman jahiliyah.
Dan beliau juga terkenal sebagai orang yang meninggalkan khomr pada masa jahiliyah, ketika beliau ditanya :’Apaka engkau pernah meminum khomr dimasa jahiliyah ? beliau menjawab : A’udzubillah (aku berlindung kepada Allah), kemudian beliau ditanya lagi, ‘Kenapa?’ , beliau menjawab : aku menjaga dan memelihara muru’ahku (kehormatanku), apabila aku minum khomr maka hal itu akan menghilangkan kehormatan dan muru’ahku. (lihat : Tarikh al-Khulafa’, hal: 32)
B.1.3. Karakter Fisik dan Akhlak Beliau
Abu Bakar adalah orang yang bertubuh kurus, berkulit putih. ‘Aisyah menerangkan karakter bapaknya, “Beliau berkulit putih, kurus, tipis kedua pelipisnya, kecil pinggangnya (sehingga kainnya selalu turun dari pinggangnya), wajahnya selalu berkeringat, hitam warna matanya, berkening lebar, tidak bisa bersaja’ dan selalu mewarnai jenggotnya dengan innai maupun katam.”
Begitulah karakteristik fisik beliau. Adapun akhlaknya, beliau terkenal dengan kebaikan, keberanian, kokoh pendirian, selalu memiliki ide-ide yang cemerlang dalam keadaan genting, banyak toleransi, penyabar, memiliki azimah (keinginan keras), faqih, paling mengerti dengan garis keturunan Arab dan berita-berita mereka, sangat bertawakal kepada Allah dan yakin dengan segala janji-Nya, bersifat wara’ dan jauh dari segala syubhat, zuhud terhadap dunia, selalu mengharapkan apa-apa yang lebih baik di sisi Allah, serta lembut dan ramah, semoga allah meridhainya. Akan diterangkan setelah ini hal-hal yang membuktikan sifat-sifat dan akhlaknya yang mulia ini.
B.1.4. Kisah Keislaman Beliau
Abu Bakar adalah lelaki yang pertama kali memeluk Islam, walaupun Khadijah lebih dahulu masuk Islam daripada beliau, adapun dari golongan anak-anak, Ali yang pertama kali masuk Islam, sementara Zaid bin Haritsah adalah yang pertama kali memeluk Islam dari golongan budak.
Ternyata keislaman Abu Bakar paling banyak membawa manfaat besar terhadap Islam dan kaum muslimin dibandingakn dengan keislaman selainnya, karena kedudukannya yang tinggi dan semangat serta kesungguhannya dalam berdakwah. Dengan keislamannya maka masuk mengikutinya tokoh-tokoh besar yang masyhur seperti Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas, Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu anhum.
Di awal keislamannya beliau menginfakkan di jalan Allah apa yang dimilikinya sebanyak 40.000 dirham, beliau banyak memerdekakan budak-budak yang disiksa karena keislamannya di jalan Allah, seperti Bilal radhiyallahu anhu. Beliau selalu mengiringi Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam selama di Makkah, bahkan dia lah yang mengiringi beliau ketika bersembunyi di dalam gua dalam perjalanan hijrah hingga sampai ke kota Madinah. Di samping itu beliau juga mengikuti seluruh peperangan yang diikuti Rosulullahu shalallahu ‘alaihi wa sallam baik perang Badar, Uhud, Khandaq, Penaklukan kota Makkah, Hunain maupun peperangan di Tabuk.
B.1.5. Istri-Istri dan Anak-Anak Beliau
Abu Bakar pernah menikahi Qutailah binti Abd al-Uzza bin Abd bin As’ad pada masa jahiliyyah dan dari pernikahan tersebut lahirlah Abdullah dan Asma’.
Beliau juga menikah dengan Ummu Ruman binti Amir bin Uwaimir bin Zuhal bin Dahman dari Kinanah, dari pernikahan tersebut lahirlah Abdurrahman dan ‘Aisyah.
Beliau juga menikah dengan Asma’ binti Umais bin ma’add bin Taim al-Khatts’amiyyah, dan sebelumnya Asma’ diperistri oleh Ja’far bin Abi Thalib. Dari hasil pernikahannya ini lahirlah bin Abu Bakar, dan kelahiran tersebut terjadi pada waktu haji Wada’ di Dzul Hulaifah.
Beliau juga menikah dengan Habibah binti Kharijah bin Zaid bin Zuhair dari Bani al-Haris bin al-Khazraj.
Abu Bakar pernah singgah di rumah Kharijah ketika beliau datang ke Madinah dan kemudian mempersunting putrinya, dan beliau masih terus berdiam dengannya di suatu tempat yang disebut dengan as-Sunuh hingga Rasullullah shalallahu ‘alaihi wa sallam wafat dan beliau kemudian diangkat menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah shalallahu ‘alihi wa sallam. Dari pernikahan tersebut lahirlah Ummu Khultsum setelah wafatnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.
B.1.6. Beberapa Keutamaan Beliau
Keutamaan Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu anhu sangat banyak sekali dan telah dimuat dalam kitab-kitab sunnah, kitab tarajim (biografi para tokoh), maupun kitab-kitab tarikh, namun disni akan dinukilkan sebagian apa yang telah di ringkas oleh Doktor Muhammad as-Sayyid al-Wakil dalam kitabnya “Jaulah Tarikhiyah fi ‘asri al-khulafa’ ar-Rasyidin”, dan beberapa kitab lainnya, diantaranya adalah :
·            Para Ulama Ahlus Sunnah telah ijma’ bahwa manusia termulia setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, kemudian Umar bin Khaththab, kemudian utsman bin Affan, kemudian ‘Ali bin Abi Thalib, kemudian sepuluh orang sahabat yang di khabarkan masuk surga, kemudian seluruh sahabat yang mengikuti perang Badar (ahlu badar), kemudian para sahabat yang mengikuti perang Uhud, kemudian para sahabat yang mengikuti Ba’iat Ridwan (ahlu bai’at), kemudian sahabat-sahabat lainnya yang tidak termasuk sebelumnya.
·            Imam al-Bukhari meriwayatka dari Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma, beliau berkata, ‘Kami memilih orang-orang di masa nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka kami memilih Abu Bakar kemudian Umar, kemudian Utsman’. Dan Imam Ath-Thabari menambahkan di kitabnya ‘Al-Kabir’ maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengetahui hal itu dan berkata : “Tidaklah seorang nabi pun kecuali ia memiliki dua wazir (pendamping) dari penduduk langit dan dua wazir dari penduduk bumi, adapun pendampingku dari penduduk langit adalah malaikat Jibril dan Mika’il, sedangkan pendampingku dari penduduk bumi adalah Abu Bakar dan Umar”.
·            Dan Abu Ya’la menluarkan dari ‘Ammar bin Yasir radhiallahu ‘anhu, beliau berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “ Jibril baru saja datang kepadaku, maka aku berkata : wahai Jibril khabarkan kepada saya tentang keutamaan Umar bin Khaththab, ia (Jibril) menjawab, ‘kalaulah aku berbicara tentang keutamaan Umar selama – lamanya Nabi Nuh tinggal bersama kaumnya – niscaya aku belum selesai dari membicarakan keutamaan Umar, dan sesungguhnya keutamaan-keutamaan yang dimiliki Umar hanyalah satu hasanah (kebaikan) dari kebaikan-kebaikan yang dimiliki Abu Bakar”.
·            Beliau Adalah Sahabat Yang Menemani Rasulullahu ‘alaihi wa sallam di Gua ketika Hijrah. Allah berfirman dalam surat at-Taubah ayat 40 yang artinya, “Jikalau tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Makkah) mengeluarkannya (dari Makkah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada di dalam gua , diwaktu dia berkata kepada temannya, janganlah berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita.”(at-Taubah: 40). ‘Aisyah, Abu Sa’id dan Ibnu Abbas dalam menafsirkan ayat ini mengatakan , “Abu Bakarlah yang mengiringi Nabi dalam gua tersebut.”
·            Diriwayatkan dari al-Barra’ bin Azib, ia berkata, “Suatu ketika Abu Bakar pernah membeli seekor tunggangan dari Azib dengan harga 10 dirham, maka Abu Bakar berkata kepada ‘Azib, Suruhlah anakmu si Barra agar mangantarkan hewan tersebut.” Maka ‘Azib berkata, “Tidak, hingga engkau menceritakan perjalananmu bersama Rosulullah ketka keluar dari Makkah sementara orang-orang musyrikin sibuk mencari-cari kalian.”
·            Abu Bakar berkata, “Kami berangkat dari Makkah, berjalan sepanjang siang dan malam hingga datang waktu dhuhur, maka aku mencari-cari tempat bernaung agar kami dapat istirahat di bawahnya, ternyata aku melihat ada batu besar, maka segera kudatangi dan terlihat di situ ada naungannya, maka kubentangkan tikar untuk Nabi shalallahu ‘alihi wa sallam, kemudian aku katakan kepadanya,”Istirahatlah wahai Nabi Allah.” Maka beliaupun beristirahat, sementara aku memantau daerah sekitarku, apakah ada orang-orang yang mencari kami datang mengintai. Tiba-tiba aku melihat ada seorang penggembala kambing sedang mengiring kambingnya kebawah teduhan di bawah batu tersebut ingin berteduh seperti kami, maka aku bertanya padanya, ”Siapa tuanmu wahai budak?” Dia menjawab, “Budak milik si Fulan, seseorang dari suku Quraisy.” Dia menyebut nama tuannya dan aku mengenalnya kemudian kutanyakan, “Apakah kambingmu memiliki susu?” Dia menjawab , “Ya” lantas kukatakan, “Maukah engkau memeras untuk kami?” Dia menjawab, “Ya” Maka dia mengambil salah satu dari kambing-kambing tersebut, setelah itu kuperintahkan dia agar membersihkan susu kambing tersebut terlebih dahulu dari kotoran dan debu, maka dia menepuk kedua telapak tangannya dan dia mulai memeras susu, sementara aku telah mempersiapkan wadah yang di mulutnya dibalut kain menampung susu tersebut, maka segera kutuangkan susu yang telah diperas itu ke tempat tersebut dan kutunggu hingga bawahnya dingin, lalu kubawakan kehadapan Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam dan ternyata beliau sudah bangun, segera kukatakan padanya, “Minumlah wahai Rasulullah.” Maka beliau mulai minum hingga kulihat beliau telah kenyang, setelah itu kukatakan padanya, “Bukankah kita akan segera kembali ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ya!” akhirnya kami melanjutkan perjalanan sementara orang-orang musyrik terus menerus mencari kami, tidak satupun yang dapat menyusul kami kecuali Suraqah bin Malik bin Ju’syam yang mengendarai kudanya, maka kukatakan pada Rasulullah, “Orang ini telah berhasil mengejar kita wahai Rasulullah,” namun beliau menjawab, “Jangan khawatir, sesungguhnya Allah bersama kita.”
Diriwayatkan dari Anas dari Abu Bakar radhiyallahu anhu beliau berkata, “Kukatakan kepada nabi shalallahu ‘alihi wa sallam ketika kami berada dalam gua, ‘Andai saja mereka (orang-orang musyrikin) melihat ke bawah kaki mereka pastilah kita akan terlihat.’ Rasul menjawab, “Bagaimana pendapatmu wahai Abu Bakar dengan dua orang manusia sementara Allah menjadi yang ketiga.”
B.1.7. Wafat Beliau
Menurut para `ulama ahli sejarah Abu Bakar meninggal dunia pada malam selasa, tepatnya antara waktu maghrib dan isya pada tanggal 8 Jumadil awal 13 H. Usia beliau ketika meninggal dunia adalah 63 tahun. Beliau berwasiat agar jenazahnya dimandikan oleh Asma` binti Umais, istri beliau. Kemudian beliau dimakamkan di samping makam Rasulullah. Umar mensholati jenazahnya diantara makam Nabi dan mimbar (ar-Raudhah) . Sedangkan yang turun langsung ke dalam liang lahat adalah putranya yang bernama Abdurrahman (bin Abi Bakar), Umar, Utsman, dan Thalhah bin Ubaidillah.
B.2. Masa Kekhalifahan Beliau
Dalam riwayat al-Bukhari diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu` anha, bahwa ketika Rasulullah wafat, Abu Bakar datang dengan menunggang kuda dari rumah beliau yang berada di daerah Sunh. Beliau turun dari hewan tunggangannya itu kemudian masuk ke masjid. Beliau tidak mengajak seorang pun untuk berbicara sampai akhirnya masuk ke dalam rumah Aisyah. Abu Bakar menyingkap wajah Rasulullah yang ditutupi dengan kain kemudian mengecup keningnya. Abu Bakar pun menangis kemudian berkata : “demi ayah dan ibuku sebagai tebusanmu, Allah tidak akan menghimpun dua kematian pada dirimu. Adapun kematian yang telah ditetapkan pada dirimu, berarti engkau memang sudah meninggal.”Kemudian Abu Bakar keluar dan Umar sedang berbicara dihadapan orang-orang. Maka Abu Bakar berkata : “duduklah wahai Umar!” Namun Umar enggan untuk duduk. Maka orang-orang menghampiri Abu Bakar dan meninggalkan Umar. Abu Bakar berkata : “Amma bad`du, barang siapa diantara kalian ada yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah mati. Kalau kalian menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Hidup dan tidak akan pernah mati. Allah telah berfirman :
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad) Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS Ali Imran : 144)
Ibnu Abbas radhiyallahu` anhuma berkata : “Demi Allah, seakan-akan orang-orang tidak mengetahui bahwa Allah telah menurunkan ayat ini sampai Abu Bakar membacakannya. Maka semua orang menerima ayat Al-Qur`an itu, tak seorangpun diantara mereka yang mendengarnya melainkan melantunkannya.”
Sa`id bin Musayyab rahimahullah berkata : bahwa Umar ketika itu berkata : “Demi Allah, sepertinya aku baru mendengar ayat itu ketika dibaca oleh Abu Bakar, sampai-sampai aku tak kuasa mengangkat kedua kakiku, hingga aku tertunduk ke tanah ketika aku mendengar Abu Bakar membacanya. Kini aku sudah tahu bahwa nabi memang sudah meninggal.”
Dalam riwayat al-Bukhari lainnya, Umar berkata : “maka orang-orang menabahkan hati mereka sambil tetap mengucurkan air mata. Lalu orang-orang Anshor berkumpul di sekitar Sa`ad bin Ubadah yang berada di Saqifah Bani Sa`idah” mereka berkata : “Dari kalangan kami (Anshor) ada pemimpin, demikian pula dari kalangan kalian!” maka Abu Bakar, Umar dan Abu Ubaidah bin al-Jarroh mendekati mereka. Umar mulai bicara, namun segera dihentikan Abu Bakar. Dalam hal ini Umar berkata : “Demi Allah, yang kuinginkan sebenarnya hanyalah mengungkapkan hal yang menurutku sangat bagus. Aku khawatir Abu Bakar tidak menyampaikannya” Kemudian Abu Bakar bicara, ternyata dia orang yang terfasih dalam ucapannya, beliau berkata : “Kami adalah pemimpin, sedangkan kalian adalah para menteri.” Habbab bin al-Mundzir menanggapi : “Tidak, demi Allah kami tidak akan melakukannya, dari kami ada pemimpin dan dari kalian juga ada pemimpin.” Abu Bakar menjawab : “Tidak, kami adalah pemimpin, sedangkan kalian adalah para menteri. Mereka (kaum Muhajirin) adalah suku Arab yang paling adil, yang paling mulia dan paling baik nasabnya. Maka baiatlah Umar atau Abu Ubaidah bin al-Jarroh.”Maka Umar menyela : “Bahkan kami akan membai`atmu. Engkau adalah sayyid kami, orang yang terbaik diantara kami dan paling dicintai Rasulullah.” Umar lalu memegang tangan Abu Bakar dan membai`atnya yang kemudian diikuti oleh orang banyak. Lalu ada seorang yang berkata : “kalian telah membunuh (hak khalifah) Sa`ad (bin Ubadah).” Maka Umar berkata : “Allah yang telah membunuhnya.” (Riwayat Bukhari)
Menurut `ulama ahli sejarah, Abu Bakar menerima jasa memerah susu kambing untuk penduduk desa. Ketika beliau telah dibai`at menjadi khalifah, ada seorang wanita desa berkata : “sekarang Abu Bakar tidak akan lagi memerahkan susu kambing kami.” Perkataan itu didengar oleh Abu Bakar sehingga dia berkata : “tidak, bahkan aku akan tetap menerima jasa memerah susu kambing kalian. Sesungguhnya aku berharap dengan jabatan yang telah aku sandang sekarang ini sama sekali tidak merubah kebiasaanku di masa silam.” Terbukti, Abu Bakar tetap memerahkan susu kambing-kambing mereka.
Ketika Abu Bakar diangkat sebagai khalifah, beliau memerintahkan Umar untuk mengurusi urusan haji kaum muslimin. Barulah pada tahun berikutnya Abu Bakar menunaikan haji. Sedangkan untuk ibadah umroh, beliau lakukan pada bulan Rajab tahun 12 H. beliau memasuki kota Makkah sekitar waktu dhuha dan langsung menuju rumahnya. Beliau ditemani oleh beberapa orang pemuda yang sedang berbincang-bincang dengannya. Lalu dikatakan kepada Abu Quhafah (Ayahnya Abu Bakar) : “ini putramu (telah datang)!”
Maka Abu Quhafah berdiri dari tempatnya. Abu Bakar bergegas menyuruh untanya untuk bersimpuh. Beliau turun dari untanya ketika unta itu belum sempat bersimpuh dengan sempurna sambil berkata : “wahai ayahku, janganlah anda berdiri!” Lalu Abu Bakar memeluk Abu Quhafah dan mengecup keningnya. Tentu saja Abu Quhafah menangis sebagai luapan rasa bahagia dengan kedatangan putranya tersebut.
Setelah itu datanglah beberapa tokoh kota Makkah seperti Attab bin Usaid, Suhail bin Amru, Ikrimah bin Abi Jahal, dan al-Harits bin Hisyam. Mereka semua mengucapkan salam kepada Abu Bakar : “Assalamu`alaika wahai khalifah Rasulullah!” mereka semua menjabat tangan Abu Bakar. Lalu Abu Quhafah berkata : “wahai Atiq (julukan Abu Bakar), mereka itu adalah orang-orang (yang baik). Oleh karena itu, jalinlah persahabatan yang baik dengan mereka!” Abu Bakar berkata : “Wahai ayahku, tidak ada daya dan upaya kecuali hanya dengan pertolongan Allah. Aku telah diberi beban yang sangat berat, tentu saja aku tidak akan memiliki kekuatan untuk menanggungnya kecuali hanya dengan pertolongan Allah.” Lalu Abu Bakar berkata : “Apakah ada orang yang akan mengadukan sebuah perbuatan dzalim?” Ternyata tidak ada seorangpun yang datang kepada Abu Bakar untuk melapor sebuah kedzaliman. Semua orang malah menyanjung pemimpin mereka tersebut.

B.3. Masa Kholifah Abu Bakar as- Shidiq

Masa kepemimpinannya ,Khalifah Abu Bakar  as-Siddiq melakukan beberapa usaha dan mencapai beberapa prestasi, dan setelah Abu Bakar diangkat menjadi khalifah, beliau berpidato. Dalam pidatonya itu dijelaskan siasat pemerintahan yang akan beliau jalankan.Di bawah ini kita kutip beberapa prinsip-prinsip yang diucapkan dalam pidatonya itu, antara lain beliau berkata:
Tugas pertama yang dilaksanakan sebagai Khalifah, yaitu memerangi orang-orang murtad. Sepeninggal Rasulullah memang banyak kaum muslimin yang kembali ke agamanya semula. Karena Nabi Muhammad, pimpinan mereka, sudah wafat, mereka merasa berhak berbuat sekehendak hati. Bahkan muncul orang-orang yang mengaku Nabi, antara lain Musailamah Al-Kadzab, Thulaiha Al-Asadi, dan Al-Aswad Al-Ansi.
Permasalahan yang muncul pada masa khalifah Abu Bakar, antara lain:
1.      Gerakan Nabi Palsu
2.      Gerakan Kaum Murtad
3.      Gerakan Kaum Munafik
4.      Munculnya Kaum yang enggan membayar zakat
Jasa-jasa Abu Bakar Ash-Shidiq, antara lain:

B.3.1. Memerangi Kaum Murtad

            Segera setelah suksesi Abu Bakar as Shidiq , beberapa masalah yang mengancam persatuan dan stabilitas muncul. Beberapa suku  Arab yang berasal dari Hijaz dan Nejed menyatakan murtad atau membangkang kepada Kholifah baru dan sistim yang ada. Beberapa diantaranya menolak membayara zakat walaupun tidak menolak agama Islam secara utuh. Beberapa yang lain kembali memeluk agama dan tradisi lama, yakni menyembah berhala . Suku-suku tersebut menyatakan bahwa hanya memiliki perjanjian dengan Nabi Muhammad saw. Oleh karena itu , kematian Nabi Muhammad saw menjadi alasan sehingga perjanjian tersebut tidak berlaku lagi.
      Rasa kesukuan dan sifat patenalistik, yaitu tunduk secara membabi buta kepada pemimpinnya,juga menjadi penyebab timbulnya gerakan murtad ( Riddah ). Bangsa arab mempunyai rasa kesukuan yang sangat tinggi. masing-masing suku menganggap dirinyalah yang paling baik.
Nabi-nabi palsu yang ingin menghancurkan Islam diantaranya.
  1. Al -Aswad al Ansi
  2. Thulaihah bin Khuwalid al Asadi
  3. Malik bin Nuwairah
  4. Musailamah al Kazab
       Al- Anwad al Ansi memimpin  pasukan suku Badui di Yaman. mereka berhasil merebut Najran dan San'a. akan tetapi Al  Aswad al Ansi terbunuh oleh saudara gubernur Yaman.Ketika Zubair bin Awwam datang di Yaman Al Ansi telah terbunuh. Pasukan Islam berhasil menguasi Yaman.
       Thulaihah bin Thuwailid al Asadi mengangap dirinya sebagai nabi. pengikutnya berasal dari Bani Asad, Gatafan  dan Bani Amir. Abu Bakar as Siddiq mengirimkan pasukan yang dipimpin oleh Khalid bin Walid . pertempuran teradi  di dekat sumur Buzakhah. Pasukan muslim berhasil mengalahkakn mereka.
        Malik bin Nuwairah merupakan pemimpin Bani Yarbu' dan Bani Tamim . Sepeninggal Nabi Muhammad saw,mereka tidak mengakui Islam .Pasukan Khalid bin Walid kemudian bergerak menuju perkampungan mereka . Dalam pertempuran yang sengit .Malik bin Nuwairah mati terbunuh.
        Musailamah al Kazab mengaku dirinya sebagai Nabi . Ia didukung oleh Bani Hanifah di Yamamah. Ia mengawini Sajah yang mengaku sebagai nabi di kalangan Kristen. mereka berhasil menyusun Pasukan dengan kekuatan 40.000 orang. Khalifah Abu Bakar as Siddiq  mengirimkan Ikrimah bin Abu Jahal dan Syurahbil bin Hasanah . pada mulanya pasukan Islam terdesak. Akan tetapi , pasukan bantuan mereka datang dipimpin Khalid  bin Walid. Pasukan Musailamah berhasil dikalahkan .10.000 orang kaum murtad mati terbunuh, Ribuan kaum muslimin gugur dalam perang ini , termasuk penghafal Al-Qur'an. Perang ini dinamakan Perang Yamamah dan merupakan yang paling besar diantara perang melawan kaum murtad lainya. 
        Setelah berhasil mengalahkan pasukan kaum murtad, pasukan muslim bergerak menuju Bahrain, Oman dan Yaman. Serangkain perang melawan kaum murtad tersebut dinamakan Perang Riddah. Kemenangan dipihak kaum muslimin.

B.3.2. Kodifikasi Al-Qur'an
Hasil karya masa Kholifah Abu Bakar as Shiddiq yang masih dapat kita rasakan hingga sekarang adalah adanya Mushaf Al-Qur'an. Ketika itu , Al-Qur'an tertulis dalam berbagai benda yang berserakan di berbagai tempat. Usaha ini dilaksanakan atas saran Umar bin Khattab yang saat itu menjadi penasehat utama Kholifah Abu Bakar as Siddiq.
Alasan Umar bin Khattab mengusulkan pengumpulan Al-Qur'an tertulis diberbagai tempat adalah Banyaknya para penghafal Al-Qur'an yang meninggal dalam perang Yamamah.
Abu Bakar juga berperan dalam pelestarian teks-teks tertulis Al Qur'an. Dikatakan bahwa setelah kemenangan yang sangat sulit saat melawan Musailamah dalam perang Ridda, banyak penghafal Al Qur'an yang ikut tewas dalam pertempuran. Abu Bakar lantas meminta Umar bin Khattab untuk mengumpulkan koleksi dari Al Qur'an.[13] Abu Bakar memproyekkan pengumpulan dan penulisan ayat Al-Qur'an dengan menunjuk Zaid bin Tsabit sebagai pelaksananya. Hal ini dilakukan mengingat:
a.       Banyak sahabat yang hafal Al-Qur'an gugur dalam perang penumpasan orang-orang murtad.
b.      Ayat-ayat Al-Qur'an yang ditulis pada kulit-kulit kurma, batu-batu, dan kayu sudah banyak yang rusak sehingga perlu penyelamatan.
c.       Pembukuan Al-Qur'an ini mempunyai tujuan agar dapat dijadikan pedoman bagi umat Islam sepanjang masa.
Setelah lengkap koleksi ini, yang dikumpulkan dari para penghafal Al-Quran dan tulisan-tulisan yang terdapat pada media tulis seperti tulang, kulit dan lain sebagainya, oleh sebuah tim yang diketuai oleh shahabat Zaid bin Tsabit, kemudian disimpan oleh Hafsah, anak dari Umar dan juga istri dari Nabi Muhammad SAW. Kemudian pada masa pemerintahan Usman bin Affan koleksi ini menjadi dasar penulisan teks al Qur'an hingga yang dikenal hingga saat ini.
Abu Bakar as Siddiq bersedia mewujudkan pengumpulan ayat-ayat Al-Qur'an  dengan menunjuk Zaid bin Tsabit sebagai pemimpin pengumpulan.
Setelah pengumpulan ayat-ayat Al-Qur'an selesai,mushaf disimpan Kholifah Abu Bakar as Shiddiq. Setelah Abu Bakar as Siddiq meninggal dunia meninggal pada tanggal 23 Jumadil akhir tahun 13 H bertepatan dengan tanggal 23 Agustus 634 di Madinah pada usia 63 tahun. Abu Bakar dimakamkan di rumah Aishah di dekat masjid Nabawi, di samping makam Rasulullah SAW., dan mushaf tersebut disimpan oleh Hafsah binti Umar , putri Umar bin Khattab dan salah seorang istri Rasulullah.

B.3.3. Perluasan Wilayah Islam
Tiga hal yang menjadi pegangan utama para da'i atau tentara Islam saat memasuki daerah baru adalah :
  1. Dianjurkan masuk Islam, maka jiwa serta hartanya akan dilindungi.
  2. Boleh tidak masuk Islam, tetapi membayar Jizyah ( pajak perlindungan yang sangat ringan ) maka jiwa dan hartanya dilindungi.
  3. Jika menentang , mereka akan diperangi.
Ketiga itulah membuat para da'i atau tentara Islam disambut dengan penuh sukacita ketika memasuki suatu wilayah baru. Bahkan rakyat suatu daerah sangat mengharapkan kedatangan da'i atau tentara Islam. Hal itu menunjukkan bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam.
            Beberapa wilayah yang menjadi penyebaran Islam adalah wilayah yang dikuasai Kekaisaran Persia da Bizantium.Khalifah Abu Bakar as Siddiq mengirimkan dua panglima yaitu Khalid bin Walid dan Musanna bin Harits. mereka mampu menguasai Hirah dan beberapa kota lainya yaitu Anbar,Daumatul Jandal dan Fars. Peperangan dihentikan setelah Abu Bakar as Siddiq memeerintahkan Khalid bin Walid berangkat menuju Suriah. Ia diperintahkan untuk membantu pasukan  muslim yang mengalami kesulitan menghadapi pasukan Bizantium yang sangat besar.Komando pasukan dikemudian dipegang oelh Musanna bin Haritsah.
            Kekaisaran Bizantium dujaidkan Kota Damaskus, suriah sebagai pusat pemerintahan di wilayah Arab dan sekitarnya. untuk menghadapi mereka. Khlaifah Abu Bkaar as Siddiq mengirimkan beberapa pasukan yaitu :
  1. Pasukan Yazid bin Abu Sufyan ke Damaskus 
  2. Pasukan Amru bin As ke Palestina
  3. Pasukan Syurahbil bin Hasanah ke Yordania
  4. Pasukan Abu Ubaidah bin Jarrah ke Hims.
Ketiak itu pasukan Islam berjumlah 18.000. Pasukan Romawi 240.000 orang. Menghadapi  jumlah pasukan yang sangat besar , pasukan muslim mengalami kesulitan. Khalifah Abu Bakar segera memerintahkan Khalid bin Walid berangkat menuju Syam. Berjalanan mereka selama 18 hari melewati 2 padang sahara yang belum pernah dilewatinya.
Pertempuran akhirnya pecah di pingggir sungai Yarmuk , sehingga dinamakan perang Yarmuk. Ketika perang sedang terjadi ada kabar bahwa Abu Bakar meninggal . Beliau digantikan  Umar bin Khattab . Khalid bin Walid kemudian digantikan oleh Abu Ubaidah bin Jarrah. Peperangan ini dimenangkan oleh Pasukan Islam dan menjadi kunci utama runtuhnya kekuasaan Bizantium di Tanah Arab.













BAB III
PENUTUP


C.1. Kesimpulan
Dari pemaparan makalah diatas, penulis mencoba mengambil beberap poin yang kami anggap penting, mungkin nanti tidak akan sedetail mungkin. Sebagai poin utamanya antara lain sebagai berikut:
1.      Nama Abu Bakar ash-Shiddiq yang sesungguhnya adalah Abdullah bin Abu Quhafah – Usman – bin Amir bin Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib bin Fihr al-Quraisy at-Taimi. Bertemu nasabnya dengan Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai, kakek yang keenam. dan ibunya adalah Ummu al-Khair binti Shakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim. Ayahnya diberi kuniyah (sebutan panggilan) Abu Quhafah. Dan pada masa jahiliyyah Abu Bakar ash-Shiddiq dijuluki Atiq, karena wajahnya yang cakep dan gagah (sebagaimana hal itu dikatakan oleh Ibnu Ma’in, al-Laits bin Sa’ad dan juga oleh putrinya Aisyah radhiallahu ‘anhum). Imam Thabari menyebutkan dari jalur Ibnu Luhai’ah bahwa anak-anak dari Abu Quhafah tiga orang, pertama Atiq (Abu Bakar), kedua Mu’taq dan ketiga Utaiq.Mus’ab bin az-Zubair berkata, ‘Segenap ummah telah ijma’ tentang gelar yang diberikan kepada beliau radhiallahu ‘anhu dengan ‘Ash-Shiddiq’ adalah karena beliau selalu membenarkan apa yang diberitakan oleh rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam’.
2.      Ketika Abu Bakar diangkat sebagai khalifah, beliau memerintahkan Umar untuk mengurusi urusan haji kaum muslimin. Barulah pada tahun berikutnya Abu Bakar menunaikan haji. Sedangkan untuk ibadah umroh, beliau lakukan pada bulan Rajab tahun 12 H. beliau memasuki kota Makkah sekitar waktu dhuha dan langsung menuju rumahnya. Beliau ditemani oleh beberapa orang pemuda yang sedang berbincang-bincang dengannya. Lalu dikatakan kepada Abu Quhafah (Ayahnya Abu Bakar) : “ini putramu (telah datang)!”.
3.      Tugas pertama yang dilaksanakan sebagai Khalifah, yaitu memerangi orang-orang murtad. Sepeninggal Rasulullah memang banyak kaum muslimin yang kembali ke agamanya semula. Karena Nabi Muhammad, pimpinan mereka, sudah wafat, mereka merasa berhak berbuat sekehendak hati. Bahkan muncul orang-orang yang mengaku Nabi, antara lain Musailamah Al-Kadzab, Thulaiha Al-Asadi, dan Al-Aswad Al-Ansi.
4.      Hasil karya masa Kholifah Abu Bakar as Shiddiq yang masih dapat kita rasakan hingga sekarang adalah adanya Mushaf Al-Qur'an. Ketika itu , Al-Qur'an tertulis dalam berbagai benda yang berserakan di berbagai tempat. Usaha ini dilaksanakan atas saran Umar bin Khattab yang saat itu menjadi penasehat utama Kholifah Abu Bakar as Siddiq.Alasan Umar bin Khattab mengusulkan pengumpulan Al-Qur'an tertulis diberbagai tempat adalah Banyaknya para penghafal Al-Qur'an yang meninggal dalam perang Yamamah.
5.      Beberapa wilayah yang menjadi penyebaran Islam adalah wilayah yang dikuasai Kekaisaran Persia da Bizantium.Khalifah Abu Bakar as Siddiq mengirimkan dua panglima yaitu Khalid bin Walid dan Musanna bin Harits. mereka mampu menguasai Hirah dan beberapa kota lainya yaitu Anbar,Daumatul Jandal dan Fars. Peperangan dihentikan setelah Abu Bakar as Siddiq memeerintahkan Khalid bin Walid berangkat menuju Suriah. Ia diperintahkan untuk membantu pasukan  muslim yang mengalami kesulitan menghadapi pasukan Bizantium yang sangat besar.Komando pasukan dikemudian dipegang oelh Musanna bin Haritsah.
C.2. Saran
  1. Jadikanlah Biografi singkat ini sebagai acuan untuk berjuang dijalan Allah SWT.
  2. Janganlah kamu meninggalkan jejak-jejak para pejuang Isalam dalam menegakkan Islam di muka bumi ini.
  3. Ilmu Biografi ini sangatlah bermanfaat untuk semua kalangan, sehingga jika kamu mau meneladani sirahnya, maka kebahagian akan selalu ada dalam hati kamu, dan yang namanya putus asa tidak akan ada dalam diri kamu.
  4. Cintailah para sahabat, berarti kamu mencintai Rasulullah, dan jika mencintai Rasulullah, maka kamu benar-benar mencintai Allah subhanahu wata’ala.


DAFTAR PUSTAKA


1.      Tarikh al-Khulafa’, Jaulah Tarikhiyah fi ‘Asri al-Khulafa’ ar-Rasyidin karya DR. Muhammad as-Sayyid al-Wakil.
2.      Al-Bidayah wan Nihayah, Masa Khulafa’ur Rasyidin Tartib wa Tahdzib Kitab al-Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsir.
3.      Shifatush-Shofwah karya Ibnul Jauzi. Dan lainnya
  1. http://abuthalhah.wordpress.com/2009/05/18/abu-bakar-ash-shiddiq-khalifah-rasulullah-shallallahu-%E2%80%98alaihi-wasallam-yang-pertama/
  2. http://id.shvoong.com/humanities/history/2269122-perkembangan-islam-pada-masa-abu/##ixzz1zI839jYw
BIOGRAFI
SAYYIDINA ABU BAKAR AS-SIDDIQ


Makalah ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Kelompok Pada Mata Kuliah “Tarikh Islam”


Dosen Pengampu :
Drs. H. Kohar Mustafa, M Si





 














Disusun Oleh :
Syafa’at Mubari

JURUSAN TARBIYAH
PRODI PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM HASANUDIN
(STAIH) KEDIRI
TAHUN AKADEMIK 2009-2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda untuk menambah silaturahim.