Silaturrahim (bukan silaturrahmi) merupakan ajaran dasar Islam yang bersifat
sosial. Di dalamnya terkandung semangat kemanusiaan yang sangat tinggi. Misi
kerahmatan agama Islam ditunjukkan, antara lain, melalui doktrin silaturrahim
ini. Perkataan rahim secara harfiah mengandung beberapa makna, antara lain,
kasih sayang, rasa iba (ra'fah), dan kepekaan atau kepedulian (ta'aththuf). Kata
rahim juga berarti kerabat atau keluarga dekat, lawan dari ajnabi, orang lain,
bukan kerabat.
Menurut pakar bahasa al-Ashfahani, kerabat dinamakan rahim karena mereka lahir dari rahim yang sama. Jadi, silaturrahim mengajarkan kepada kita kasih sayang dan kepedulian kepada sesama manusia, terlebih lagi kepada kerabat. Menurut para pakar bahasa Arab, perkataan rahim terambil dari kata rahmah atau rahman, yang merupakan sifat dasar Allah SWT. Dalam hadis Qudsi diterangkan penegasan Allah SWT kepada rahim pada waktu diciptakan. Firman-Nya, ''Kuberi nama kamu dari (dengan) nama-Ku.
Siapa yang menyambungmu, Aku menyambungnya, dan siapa yang memutuskanmu, Aku memutuskan pula (hubungan) dengannya.'' Dalam Alquran, banyak ayat yang menyuruh kita agar melakukan dan memelihara hubungan silaturrahim. Di antaranya yang terpenting ialah perintah Allah dalam surah Annisa ayat pertama. Perintah silaturrahim dalam ayat ini, menurut mufassir Rasyid Ridha, mengandung tiga makna sebagai berikut ini.
Pertama, kita disuruh menyambung hubungan silaturrahim dengan kerabat dan dilarang keras memutuskannya. Kedua, kita disuruh memberikan kepada kerabat apa yang menjadi haknya (QS Al-Isra': 26). Hak itu bisa harta (warisan), bisa juga pemberian atau sedekah biasa. Ketiga, kita disuruh berbuat baik kepada kerabat dalam arti berbuat ihsan (QS Annisa: 36).
Dalam pengertian ini, silaturrahim merupakan ibadah sosial yang amat penting. Sampai-sampai Rasulullah SAW bersabda, ''Tak ada ibadah yang paling cepat mendatangkan pahala daripada silaturrahim, dan tak ada durhaka yang paling cepat mendatangkan siksa daripada berbuat zalim kepada sesama dan bersumpah palsu alias melakukan kebohongan publik.'' Dalam bahasa modern, silaturrahim adalah jejaring (networking).
Melakukan silaturrahim berarti membangun dan memperkuat jejaring. Jejaring adalah tuntunan modernitas, dan sekaligus globalitas yang akan mendukung kekuatan dan kemajuan baik secara ekonomi, politik, sosial, maupun keamanan. Kenyataan ini membuktikan kebenaran sabda Nabi SAW yang sangat futuristik.
Katanya, ''Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, maka hendaklah ia melakukan silaturrahim.'' Sebagai umat dan bangsa, kita perlu membudayakan silaturrahim. Berbagai konflik dan perpecahan yang selama ini terjadi dapat dirajut kembali melalui silaturrahim. Silaturrahim diyakini dapat membuka kebuntuan dan mencairkan kebekuan. Silaturrahim adalah jalan yang sebenar-benarnya yang akan mengantarkan kita menuju kehidupan yang lebih damai, toleran, dan berkeadaban. (A Ilyas Ismail)
sumber : Republika
Menurut pakar bahasa al-Ashfahani, kerabat dinamakan rahim karena mereka lahir dari rahim yang sama. Jadi, silaturrahim mengajarkan kepada kita kasih sayang dan kepedulian kepada sesama manusia, terlebih lagi kepada kerabat. Menurut para pakar bahasa Arab, perkataan rahim terambil dari kata rahmah atau rahman, yang merupakan sifat dasar Allah SWT. Dalam hadis Qudsi diterangkan penegasan Allah SWT kepada rahim pada waktu diciptakan. Firman-Nya, ''Kuberi nama kamu dari (dengan) nama-Ku.
Siapa yang menyambungmu, Aku menyambungnya, dan siapa yang memutuskanmu, Aku memutuskan pula (hubungan) dengannya.'' Dalam Alquran, banyak ayat yang menyuruh kita agar melakukan dan memelihara hubungan silaturrahim. Di antaranya yang terpenting ialah perintah Allah dalam surah Annisa ayat pertama. Perintah silaturrahim dalam ayat ini, menurut mufassir Rasyid Ridha, mengandung tiga makna sebagai berikut ini.
Pertama, kita disuruh menyambung hubungan silaturrahim dengan kerabat dan dilarang keras memutuskannya. Kedua, kita disuruh memberikan kepada kerabat apa yang menjadi haknya (QS Al-Isra': 26). Hak itu bisa harta (warisan), bisa juga pemberian atau sedekah biasa. Ketiga, kita disuruh berbuat baik kepada kerabat dalam arti berbuat ihsan (QS Annisa: 36).
Dalam pengertian ini, silaturrahim merupakan ibadah sosial yang amat penting. Sampai-sampai Rasulullah SAW bersabda, ''Tak ada ibadah yang paling cepat mendatangkan pahala daripada silaturrahim, dan tak ada durhaka yang paling cepat mendatangkan siksa daripada berbuat zalim kepada sesama dan bersumpah palsu alias melakukan kebohongan publik.'' Dalam bahasa modern, silaturrahim adalah jejaring (networking).
Melakukan silaturrahim berarti membangun dan memperkuat jejaring. Jejaring adalah tuntunan modernitas, dan sekaligus globalitas yang akan mendukung kekuatan dan kemajuan baik secara ekonomi, politik, sosial, maupun keamanan. Kenyataan ini membuktikan kebenaran sabda Nabi SAW yang sangat futuristik.
Katanya, ''Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, maka hendaklah ia melakukan silaturrahim.'' Sebagai umat dan bangsa, kita perlu membudayakan silaturrahim. Berbagai konflik dan perpecahan yang selama ini terjadi dapat dirajut kembali melalui silaturrahim. Silaturrahim diyakini dapat membuka kebuntuan dan mencairkan kebekuan. Silaturrahim adalah jalan yang sebenar-benarnya yang akan mengantarkan kita menuju kehidupan yang lebih damai, toleran, dan berkeadaban. (A Ilyas Ismail)
sumber : Republika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda untuk menambah silaturahim.