Kamis, 11 Oktober 2012

BUNUH DIRI

Berbagai kasus bunuh diri kini mulai merebak di kalangan sebagian masyarakat kita. Kasus ini menimpa sejak dari kalangan atas, kalangan orang-orang yang memiliki kekayaan melimpah, masyarakat biasa berpenghasilan pas-pasan, sampai pada anak SD yang masih sangat belia, yang menurut logika sehat rasanya tidak mungkin berani mengambil tindakan nekat tersebut.

Berbagai analisis dilakukan para ahli dalam berbagai bidang ilmu. Mereka ingin mengetahui penyebab utama semakin merebaknya kasus ini, yang kini juga terjadi di beberapa negara, seperti Korea, Hong Kong, dan Jepang atau mungkin di negara-negara lainnya. Dari analisis itu didapat hasil, inti utama penyebab terjadinya kasus bunuh diri adalah kelemahan dan kelabilan keyakinan yang dipadukan dengan himpitan masalah kehidupan yang semakin berat dan kompleks yang tidak mampu ditanggung sendiri, seperti masalah ekonomi dan keuangan, yang kemudian disikapi dengan keinginan kuat untuk menyelesaikannya sendiri dengan jalan pintas.



Banyak orang mengira bunuh diri itu merupakan akhir dari penyelesaian masalah, padahal sesungguhnya tindakan tersebut merupakan awal dari persoalan besar yang akan dihadapi dan bahkan bersifat abadi. Setelah kematian, setiap orang akan menerima balasan dari amal yang pernah dilakukannya di dunia.

Firman Allah SWT: Sesungguhnya neraka jahanam itu (padanya) ada tempat pengintai, lagi menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas, mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya, mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah, sebagai pembalasan yang setimpal. (QS 78: 21-26).

Orang-orang yang beriman dan beramal saleh yang memanfaatkan waktu hidupnya untuk berbagai kegiatan yang bermanfaat sampai akhir hayatnya akan mendapatkan balasan yang baik dari Allah SWT, baik di dunia maupun di akhirat. Ini sebagaimana dinyatakan Alquran (QS 16: 97): Barangsiapa yang beramal saleh, laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka akan Kami berikan kehidupan yang baik baginya (di dunia) dan sesungguhnya akan Kami berikan pula pada mereka di akhirat balasan yang lebih baik dari amal perbuatan di dunia.

Bagi orang yang beriman, menghadapi persoalan hidup adalah persoalan biasa. Karena itu, tidak ada dalam kamus kehidupannya apa yang namanya frustrasi, apalagi sampai merusak, melukai, dan/atau membunuh dirinya. Frustrasi dan bunuh diri hanyalah dimiliki orang-orang yang tidak beriman, sebagaimana dinyatakan dalam Alquran (QS 12: 87): .... Dan janganlah kamu berputus asa dalam menggapai rahmat Allah. Karena, sesungguhnya tidaklah berputus asa dari rahmat Allah kecuali orang-orang yang kafir (tidak beriman). (KH Didin Hafidhuddin)

sumber : Republika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda untuk menambah silaturahim.