Pembaca
yang kami hormati, dibawah ini kami kutipkan fatwa-fatwa para Imam dan para
Ulama. Mereka itu mengeluarkan fatwa-fatwa setelah mempelajari dan mengetahui
sampai dimana kesesatan Syiah. Bahkan dari mereka itu ada yang hidup dalam satu
zaman dan satu daerah dengan orang-orang Syiah.
Fatwa-fatwa
para Imam dan Ulama ini kami kutip dari kitab “Ushul Mazhab Asy’Syiah
Al-Imamiyah Al-Its’naasyariyah” oleh Dr. Nasir bin Abdullah bin Ali Al Ghifari.
Para
Imam dan para Ulama tersebut dengan tegas menghukum Kafir orang-orang Rofidhoh
atau orang-orang Syiah yang suka mencaci-maki dan mengkafirkan para sahabat,
serta menuduh Siti Aisyah istri Rasulullah SAW berbuat serong dan berkeyakinan
bahwa Al-Qur'an yang ada sekarang ini sudah tidak orisinil lagi (Muharrof).
Diantara
para Imam dan para Ulama yang telah mengeluarkan fatwa-fatwa tersebut adalah :
Imam
Malik #
Imam Ahmad Bin Hanbal # Imam Bukhori
Abdurrahman
Bin Mahdi # Al-Faryabi # Ahmad Bin Yunus
Abu
Zur’ah Ar-Rozi # Abdul Qadir Al Baghdadi # Al Qodhi Abu Ya’la
Ibnu
Hazm # Abu Hamid Al Ghazali # Al Qadhi
Iyadh # Ar Rozi
Ibnu
Taimiyah # Ibnu Katsir # Abul Mahaasin Yusuf Al Waasithi
Syah
Abdul Aziz Dahlawi # Muhammad Bin Ali Asy Syaukani
Dan
masih banyak lagi Ulama-ulama yang Nama-namanya tidak kami sebutkan disini.
IMAM
MALIK
االامام
مالك روى الخلال عن ابى بكر المروزى قال : سمعت أبا عبد الله يقول
: قال
مالك : الذى يشتم اصحاب النبى صلى الله عليه وسلم ليس لهم اسم او قال نصيب فى
الاسلام. ( الخلال / السن: ۲،٥٥٧ )
Al
Khalal meriwayatkan dari Abu Bakar Al Marwazi, katanya : Saya mendengar Abu
Abdulloh berkata, bahwa Imam Malik berkata : “Orang yang mencela
sahabat-sahabat Nabi, maka ia tidak termasuk dalam golongan Islam”
.
( Al
Khalal / As Sunnah, 2-557 )
Begitu
pula Ibnu Katsir berkata, dalam kaitannya dengan firman Allah surat Al Fath ayat 29, yang artinya :
“
Muhammad itu adalah Rasul (utusan Allah). Orang-orang yang bersama dengan dia
(Mukminin) sangat keras terhadap orang-orang kafir, berkasih sayang sesama
mereka, engkau lihat mereka itu rukuk, sujud serta mengharapkan kurnia daripada
Allah dan keridhaanNya. Tanda mereka itu adalah di muka mereka, karena bekas
sujud. Itulah contoh (sifat) mereka dalam Taurat. Dan contoh mereka dalam
Injil, ialah seperti tanaman yang mengeluarkan anaknya (yang kecil lemah), lalu
bertambah kuat dan bertambah besar, lalu tegak lurus dengan batangnya, sehingga
ia menakjubkan orang-orang yang menanamnya. (Begitu pula orang-orang Islam,
pada mula-mulanya sedikit serta lemah, kemudian bertambah banyak dan kuat),
supaya Allah memarahkan orang-orang kafir sebab mereka. Allah telah menjanjikan
ampunan dan pahala yang besar untuk orang-orang yang beriman dan beramal salih
diantara mereka”.
Beliau
berkata : Dari ayat ini, dalam satu riwayat dari Imam Malik, beliau mengambil
kesimpulan bahwa golongan Rofidhoh (Syiah), yaitu orang-orang yang membenci
para sahabat Nabi SAW, adalah Kafir.
Beliau
berkata : “Karena mereka ini membenci para sahabat, maka dia adalah Kafir
berdasarkan ayat ini”. Pendapat tersebut disepakati oleh sejumlah Ulama.
(Tafsir
Ibin Katsir, 4-219)
Imam
Al Qurthubi berkata : “Sesungguhnya ucapan Imam Malik itu benar dan
penafsirannya juga benar, siapapun yang menghina seorang sahabat atau mencela
periwayatannya, maka ia telah menentang Allah, Tuhan seru sekalian alam dan
membatalkan syariat kaum Muslimin”.
(Tafsir
Al Qurthubi, 16-297).
IMAM
AHMAD
الامام
احمد ابن حمبل : روى الخلال عن ابى بكر المروزى قال : سألت ابا
عبد الله عمن يشتم أبا بكر وعمر وعائشة ؟
قال: ماأراه على الاسلام ( الخلال /
السنة : ۲، ٥٥٧)
Al
Khalal meriwayatkan dari Abu Bakar Al Marwazi, ia berkata : “Saya bertanya
kepada Abu Abdullah tentang orang yang mencela Abu Bakar, Umar dan Aisyah?
Jawabnya, saya berpendapat bahwa dia bukan orang Islam”.
( Al
Khalal / As Sunnah, 2-557).
Beliau
Al Khalal juga berkata : Abdul Malik bin Abdul Hamid menceritakan kepadaku,
katanya: “Saya mendengar Abu Abdullah berkata : “Barangsiapa mencela sahabat
Nabi, maka kami khawatir dia keluar dari Islam, tanpa disadari”.
(Al
Khalal / As Sunnah, 2-558).
Beliau
Al Khalal juga berkata :
وقال
الخلال: أخبرنا عبد الله بن احمد بن حمبل قال : سألت أبى عن رجل شتم رجلا من اصحاب
النبى صلى الله عليه وسلم فقال : ما أراه على الاسلام (الخلال / السنة : ۲،٥٥٧)
“
Abdullah bin Ahmad bin Hambal bercerita pada kami, katanya : “Saya bertanya
kepada ayahku perihal seorang yang mencela salah seorang dari sahabat Nabi SAW.
Maka beliau menjawab : “Saya berpendapat ia bukan orang Islam”.
(Al
Khalal / As Sunnah, 2-558)
Dalam
kitab AS SUNNAH karya IMAM AHMAD halaman 82, disebutkan mengenai pendapat
beliau tentang golongan Rofidhoh (Syiah) :
“Mereka
itu adalah golongan yang menjauhkan diri dari sahabat Muhammad SAW dan
mencelanya, menghinanya serta mengkafirkannya, kecuali hanya empat orang saja
yang tidak mereka kafirkan, yaitu Ali, Ammar, Migdad dan Salman. Golongan
Rofidhoh (Syiah) ini sama sekali bukan Islam.
AL
BUKHORI
الامام
البخارى قال رحمه الله : ماأبالى صليت خلف الجهمى والرافضى أم صليت خلف اليهود
والنصارى ولا يسلم عليه ولا يعادون ولا يناكحون ولا يشهدون ولا تؤكل ذبائحهم. ( خلق أفعال العباد :١٢٥)
Iman
Bukhori berkata : “Bagi saya sama saja, apakah aku sholat dibelakang Imam yang
beraliran JAHM atau Rofidhoh (Syiah) atau aku sholat di belakang Imam Yahudi
atau Nasrani. Dan seorang Muslim tidak boleh memberi salam pada mereka, dan
tidak boleh mengunjungi mereka ketika sakit juga tidak boleh kawin dengan
mereka dan tidak menjadikan mereka sebagai saksi, begitu pula tidak makan hewan
yang disembelih oleh mereka.
(Imam
Bukhori / Kholgul Afail, halaman 125).
AL
FARYABI
الفريابى
: روى الخلال قال : أخبرنى حرب
بن اسماعيل الكرمانى قال : حدثنا موسى بن هارون بن زياد قال: سمعت الفريابى ورجل
يسأله عمن شتم أبابكر قال: كافر، قال: فيصلى عليه، قال: لا. وسألته كيف يصنع به
وهو يقول لا اله الا الله، قال: لا تمسوه بأيديكم، ارفعوه بالخشب حتى تواروه فى
حفرته. (الخلال/السنة: ۲،٥٦٦)
Al
Khalal meriwayatkan, katanya : “Telah menceritakan kepadaku Harb bin Ismail Al
Karmani, katanya : “Musa bin Harun bin Zayyad menceritakan kepada kami : “Saya
mendengar Al Faryaabi dan seseorang bertanya kepadanya tentang orang yang
mencela Abu Bakar. Jawabnya : “Dia kafir”. Lalu ia berkata : “Apakah orang
semacam itu boleh disholatkan jenazahnya ?”. Jawabnya : “Tidak”. Dan aku
bertanya pula kepadanya : “Mengenai apa yang dilakukan terhadapnya, padahal
orang itu juga telah mengucapkan Laa Ilaaha Illalloh?”. Jawabnya : “Janganlah
kamu sentuh jenazahnya dengan tangan kamu, tetapi kamu angkat dengan kayu
sampai kamu turunkan ke liang lahatnya”.
(Al
Khalal / As Sunnah, 6-566)
.
AHMAD
BIN YUNUS
Beliau
berkata : “Sekiranya seorang Yahudi menyembelih seekor binatang dan seorang
Rofidhi (Syiah) juga menyembelih seekor binatang, niscaya saya hanya memakan
sembelihan si Yahudi dan aku tidak mau makan sembelihan si Rofidhi (Syiah),
sebab dia telah murtad dari Islam”.
(Ash
Shariim Al Maslul, halaman 570).
ABU
ZUR’AH AR ROZI
أبو
زرعة الرازى. اذا رأيت الرجل ينتقص أحدا من أصحاب رسول الله
صلى الله عليه وسلم فاعلم أنه زنديق، لأن مؤدى قوله الى ابطال القران والسنة.
( الكفاية :
٤٩)
Beliau
berkata : “Bila anda melihat seorang merendahkan (mencela) salah seorang
sahabat Rasulullah SAW, maka ketahuilah bahwa dia adalah ZINDIIG. Karena
ucapannya itu berakibat membatalkan Al-Qur'an dan As Sunnah”.
(Al
Kifayah, halaman 49).
ABDUL
QODIR AL
BAGHDADI
Beliau
berkata : “Golongan Jarudiyah, Hisyamiyah, Jahmiyah dan Imamiyah adalah golongan
yang mengikuti hawa nafsu yang telah mengkafirkan sahabat-sahabat terbaik Nabi,
maka menurut kami mereka adalah kafir. Menurut kami mereka tidak boleh di
sholatkan dan tidak sah berma’mum sholat di belakang mereka”.
(Al
Fargu Bainal Firaq, halaman 357).
Beliau
selanjutnya berkata : “Mengkafirkan mereka adalah suatu hal yang wajib, sebab
mereka menyatakan Allah bersifat Al Bada’
IBNU
HAZM
Beliau
berkata : “Salah satu pendapat golongan Syiah Imamiyah, baik yang dahulu maupun
sekarang ialah, bahwa Al-Qur'an sesungguhnya sudah diubah”.
Kemudian
beliau berkata : ”Orang yang berpendapat bahwa Al-Qur'an yang ada ini telah
diubah adalah benar-benar kafir dan mendustakan Rasulullah SAW”.
(Al
Fashl, 5-40).
ABU
HAMID AL
GHOZALI
Imam
Ghozali berkata : “Seseorang yang dengan terus terang mengkafirkan Abu Bakar
dan Umar Rodhialloh Anhuma, maka berarti ia telah menentang dan membinasakan
Ijma kaum Muslimin. Padahal tentang diri mereka (para sahabat) ini terdapat
ayat-ayat yang menjanjikan surga kepada mereka dan pujian bagi mereka serta
pengukuhan atas kebenaran kehidupan agama mereka, dan keteguhan aqidah mereka
serta kelebihan mereka dari manusia-manusia lain”.
Kemudian
kata beliau : “Bilamana riwayat yang begini banyak telah sampai kepadanya,
namun ia tetap berkeyakinan bahwa para sahabat itu kafir, maka orang semacam
ini adalah kafir. Karena dia telah mendustakan Rasulullah. Sedangkan orang yang
mendustakan satu kata saja dari ucapan beliau, maka menurut Ijma’ kaum
Muslimin, orang tersebut adalah kafir”.
(Fadhoihul
Batiniyyah, halaman 149).
AL
QODHI IYADH
Beliau
berkata : “Kita telah menetapkan kekafiran orang-orang Syiah yang telah
berlebihan dalam keyakinan mereka, bahwa para Imam mereka lebih mulia dari pada
para Nabi”.
Beliau
juga berkata : “Kami juga mengkafirkan siapa saja yang mengingkari Al-Qur'an,
walaupun hanya satu huruf atau menyatakan ada ayat-ayat yang diubah atau
ditambah di dalamnya, sebagaimana golongan Batiniyah (Syiah) dan
Syiah
Ismailiyah”.
(Ar
Risalah, halaman 325).
AL FAKHRUR
ROZI
Ar
Rozi menyebutkan, bahwa sahabat-sahabatnya dari golongan Asyairoh mengkafirkan
golongan Rofidhoh (Syiah) karena tiga alasan :
Pertama:
Karena mengkafirkan para pemuka kaum Muslimin (para sahabat Nabi). Setiap orang
yang mengkafirkan seorang Muslimin, maka dia yang kafir. Dasarnya adalah sabda
Nabi SAW, yang artinya : “Barangsiapa berkata kepada saudaranya, hai kafir,
maka sesungguhnya salah seorang dari keduanya lebih patut sebagai orang kafir”.
Dengan
demikian mereka (golongan Syiah) otomatis menjadi kafir.
Kedua:
“Mereka telah mengkafirkan satu umat (kaum) yang telah ditegaskan oleh
Rasulullah sebagai orang-orang terpuji dan memperoleh kehormatan (para sahabat
Nabi)”.
Ketiga:
Umat Islam telah Ijma’ menghukum kafir siapa saja yang mengkafirkan para tokoh
dari kalangan sahabat.
(Nihaayatul
Uguul, Al Warogoh, halaman 212).
IBNU
TAIMIYAH
Beliau
berkata : “Barangsiapa beranggapan bahwa Al-Qur'an telah dikurangi ayat-ayatnya
atau ada yang disembunyikan, atau beranggapan bahwa Al-Qur'an mempunyai
penafsiran-penafsiran batin, maka gugurlah amal-amal kebaikannya. Dan tidak ada
perselisihan pendapat tentang kekafiran orang semacam ini”
Barangsiapa
beranggapan para sahabat Nabi itu murtad setelah wafatnya Rasulullah, kecuali
tidak lebih dari sepuluh orang, atau mayoritas dari mereka sebagai orang fasik,
maka tidak diragukan lagi, bahwa orang semacam ini adalah kafir. Karena dia
telah mendustakan penegasan Al-Qur'an yang terdapat di dalam berbagai ayat
mengenai keridhoan dan pujian Allah kepada mereka. Bahkan kekafiran orang
semacam ini, adakah orang yang meragukannya? Sebab kekafiran orang semacam ini
sudah jelas....
(Ash
Sharim AL Maslul, halaman 586-587).
SYAH
ABDUL AZIZ DAHLAWI
Sesudah
mempelajari sampai tuntas mazhab Itsna Asyariyah dari sumber-sumber mereka yang
terpercaya, beliau berkata : “Seseorang yang menyimak aqidah mereka yang busuk
dan apa yang terkandung didalamnya, niscaya ia tahu bahwa mereka ini sama
sekali tidak berhak sebagai orang Islam dan tampak jelaslah baginya kekafiran mereka”.
(Mukhtashor
At Tuhfah Al Itsna Asyariyah, halaman 300).
MUHAMMAD
BIN ALI ASY SYAUKANI
Perbuatan
yang mereka (Syiah) lakukan mencakup empat dosa besar, masing-masing dari dosa
besar ini merupakan kekafiran yang terang-terangan.
Pertama
: Menentang Allah.
Kedua
: Menentang Rasulullah.
Ketiga
: Menentang Syariat Islam yang suci dan upaya mereka untuk melenyapkannya.
Keempat
: Mengkafirkan para sahabat yang diridhoi oleh Allah, yang didalam Al-Qur'an
telah dijelaskan sifat-sifatnya, bahwa mereka orang yang paling keras kepada
golongan Kuffar, Allah SWT menjadikan golongan Kuffar sangat benci kepada
mereka. Allah meridhoi mereka dan disamping telah menjadi ketetapan hukum
didalam syariat Islam yang suci, bahwa barangsiapa mengkafirkan seorang muslim,
maka dia telah kafir, sebagaimana tersebut di dalam Bukhori, Muslim dan
lain-lainnya.
(Asy
Syaukani, Natsrul Jauhar Ala Hadiitsi Abi Dzar, Al Warogoh, hal 15-16)
Al
Alusi (seorang penulis tafsir) berkata : “Sebagian besar ulama disebelah timur
sungai ini menyatakan kekafiran golongan Itsna Asyariyah dan menetapkan
halalnya darah mereka, harta mereka dan menjadikan wanita mereka menjadi budak,
sebab mereka ini mencela sahabat Nabi SAW, terutama Abu Bakar dan Umar, yang
menjadi telinga dan mata Rasulullah SAW, mengingkari kekhilafahan Abu Bakar,
menuduh Aisyah Ummul Mukminin berbuat zina, padahal Allah sendiri menyatakan
kesuciannya, melebihkan Ali r.a. dari rasul-rasul Ulul Azmi. Sebagian mereka
melebihkannya dari Rasulullah SAW dan mengingkari terpeliharanya Al-Qur'an dari
kekurangan dan tambahan”.
(Nahjus
Salaamah, halaman 29-30).
Demikian
telah kami sampaikan fatwa-fatwa dari para Imam dan para Ulama yang dengan
tegas mengkafirkan golongan Syiah yang telah mencaci maki dan mengkafirkan para
sahabat serta menuduh Ummul mukminin Aisyah berbuat serong, dan berkeyakinan
bahwa Al-Qur'an yang ada sekarang ini tidak orisinil lagi (Mukharrof). Serta
mendudukkan imam-imam mereka lebih tinggi (Afdhol) dari para Rasul.
Semoga
fatwa-fatwa tersebut dapat membantu pembaca dalam mengambil sikap tegas
terhadap golongan Syiah.
“Yaa
Allah tunjukkanlah pada kami bahwa yang benar itu benar dan jadikanlah kami
sebagai pengikutnya, dan tunjukkanlah pada kami bahwa yang batil itu batil dan
jadikanlah kami sebagai orang yang menjauhinya.”
sumber: albayyinat.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda untuk menambah silaturahim.