Generasi
salafush shaleh adalah generasi yang hidup pada 3 kurun pertama, generasi
terbaik dari umat ini, generasi para sahabat, tabi'in yang merupakan
murid-murid dari para sahabat, dan generasi tabi'ut tabi'in yang merupakan
murid-murid dari para tabi'in. Merekalah yang lebih mengerti dan paham mengenai
Al-Qur'an dan As-Sunnah, maka mereka juga yang tentu sangat paham mengenai
peringatan yang memiliki keutamaan dan yang dilarang dalam agama termasuk juga
mengenai peringatan Maulid Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam. Mengenai
generasi shalafush shaleh ini, Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam pernah
bersabda,
حدثنا محمد بن كثير أخبرنا سفيان عن منصور عن إبراهيم عن عبيدة
عن عبد الله رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال خير الناس قرني ثم
الذين يلونهم ثم الذين يلونهم ثم يجيء أقوام تسبق شهادة أحدهم يمينه ويمينه شهادته
قال إبراهيم وكانوا يضربوننا على الشهادة والعهد
"dari
Nabi shallalallhu 'alayhi wa sallam bersabda, sebaik-sebaiknya manusia adalah
pada kurun (zaman) ku ini (para sahabat), kemudian orang-orang yang mengikuti
mereka (tabi'in), kemudian orang-orang yang mengikuti mereka (tabi'ut tabi'in),
kemudian datang kaum-kaum yang persaksian salah satu diantara mereka mendahului
sumpahnya, dan sumpahnya mendahului persaksiannya, Ibrahim berkata, mereka memukul
kami atas persaksian dan sumpah" [1]
Al-'Arif Billah Al-Imam Asy-Syekh As-Sirriy As-Saqathiy (العارف بالله الإمام الشيخ السري السقطي قدس سره ) merupakah salah satu generasi salafush shaleh yang hidup pada masa itu. Nama beliau adalah Abu Hasan Sariy bin Mughallis As-Saqathiy (أبو الحسن سري بن المغلس السقطي), seorang yang sangat berpendirian teguh, wara, sangat alim dan ahli ilmu tauhid. Beliau juga terkenal sebagai ahli sufi yang agung yaitu termasuk Ahli Sufi generasi awal dan pernah berguru kepada Al-Imam Ma'aruf Al-Kharkhiy (wafat 204 H), dan dipangang sebagai murid yang paling berpengaruh serta juga berguru kepada Al-Imam Al-Habib Ar-Ra’i rahimahullah. Al-Imam As-Saqathiy merupakan paman dari Al-Imam Junaid Al-Baghdadiy dari pihak ibu. [2]
Diantara nasehat-nasehat al-Imam as-Sariy Saqathiy,
as-Syeikh as-Sariy As-Saqathiy berkata, "Waspadalah engkau terhadap orang yang senang bertetangga dengan orang kaya, para pembaca Al-Qur'an yang sering mengunjungi pasar, dan Ulama yang mendekati penguasa" [3]
Asy-Syekh Sariy As-Saqathi rahimahullah berkata,
يقول الامام النووي روينا بإسنادنا إلى القشيري رحمه الله
تعالى قال: سمعت الشيخ أبا عبد الرحمن السلمي إمام الصوفية في زمانه وبعده قال:
سمعت العباس البغدادي يقول: سمعت جعفراً يقول: سمعت الجنيد يقول: سمعت السري -
رحمه الله تعالى – يقول
يا معشر الشباب جدوا قبل أن تبلغوا مبلغي، فتضعفوا أو تقصروا
كما قصرت
"Wahai para
pemuda, tekunlah kalian, sebelum kamu sekalian menginjak usia seperti diriku,
sehingga kalian lemah dan lengah seperti diriku. "
قال: وكان في ذلك الوقت
لا تلحقه الشباب في العبادة
Padahal pada masa itu tidak seorang pun di antara para pemuda yang mampu menyamai langkah As-Sariy dalam hal ibadah. [4]
Padahal pada masa itu tidak seorang pun di antara para pemuda yang mampu menyamai langkah As-Sariy dalam hal ibadah. [4]
Al-Imam As-Sirriy
As-Saqathi pernah ditanya, apakah ahli “mahabbah” merasakan sakitnya mushibah ?
“Tidak”, jawab beliau, [5]
Beliau juga pernah
berkata, “yang mengenal Allah, dia benar-benar hidup, yang cenderung pada
dunia, dia ceroboh, yang bodoh, dia berangkat pagi dan mencari ketenangan dalam
kerendahan” [6]
Al-Imam As-Sirriy As-Saqathi berkata, “Aku berjalan sampai disebuah bukit, kulihat rumput dan air keluar darinya, aku mengambil rumput itu dan meminum airnya, lalu aku berkata, “jika suatu hari aku bisa memakan makanan yang halal lagi baik, inilah hari itu. Tiba-tiba ada suara bisikan, tenaga yang mengantarkanmu ke tempat ini, darimana ia ? aku segera membaca, “Innaa lillaahi wa innaa ilayhi raji’un “ dan menyesali hal itu”. [7]
Al-Imam As-Sirriy As-Saqathi berkata, “Aku berjalan sampai disebuah bukit, kulihat rumput dan air keluar darinya, aku mengambil rumput itu dan meminum airnya, lalu aku berkata, “jika suatu hari aku bisa memakan makanan yang halal lagi baik, inilah hari itu. Tiba-tiba ada suara bisikan, tenaga yang mengantarkanmu ke tempat ini, darimana ia ? aku segera membaca, “Innaa lillaahi wa innaa ilayhi raji’un “ dan menyesali hal itu”. [7]
Diriwayatkan dari
As-Sariy As-Saqathi, beliau berkata, “Suatu saat pasti saya melihat hidungku
yang berada di dalam mulutku. Saya takut hidungku akan menjadi hitam ketika
saya melihat siksaan”. Abu Hafs berkata, “Selama empat puluh tahun aku
berkeyakinan, Allah Subhanahu wa ta’alaa akan melihatku dengan penuh kebencian,
sedangkan perbuatanku akan menunjukkan hal itu”. [8]
Masih banyak
nasehat beliau yang sangat berharga tercatat dalam kitab-kitab muktabar para
Ulama.
al-Imam Junaid al-Baghdadiy rahimahullah pernah berkata, "Aku tidak pernah melihat seorang yang lebih hebat dalam hal ibadah dari pada As-Sirriy." Selama 98 tahun beliau tidak pernah berbaring kecuali pada saat sakit menjelang wafatnya. Artinya beliau radhiyallahu anhu senantiasa beribadah kepaad Allah Ta’ala siang malam. Jika harus tidur, itupun beliau lakukan dalam keadaan duduk, sehingga wudhunya tidak batal. [9]
al-Imam Junaid al-Baghdadiy rahimahullah pernah berkata, "Aku tidak pernah melihat seorang yang lebih hebat dalam hal ibadah dari pada As-Sirriy." Selama 98 tahun beliau tidak pernah berbaring kecuali pada saat sakit menjelang wafatnya. Artinya beliau radhiyallahu anhu senantiasa beribadah kepaad Allah Ta’ala siang malam. Jika harus tidur, itupun beliau lakukan dalam keadaan duduk, sehingga wudhunya tidak batal. [9]
Imam As-Sariy
As-Saqathiy wafat pada tahun 257 H yaitu masih dalam kurun tabiut tabi’in, dan
di makamkan di Karkh (Baghdad).
Tentang peringatan
Maulid Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam yang hingga abab ini umat Islam yang
memiliki ghirah kecintaan terhadap Baginda Nabi shalallahu 'alayhi wa sallam
senantiasa memperingatinya, serta menafkahkan hartanya untuk memperingati
Maulid Nabi, beliau yaitu Al-'Arif Billah Al-Imam As-Sariy As-Saqathiy
mengatakan, [10]
وقال
السري
السقطي: من قصد موضعا يقرأ فيه مولد النبي (صلى الله عليه وسلم) فقد
قصد
روضة من رياض الجنة لانه ما قصد ذلك الموضع إلا لمحبة الرسول. وقد قال
عليه
السلام: من أحبني كان معي في الجنة
"al-Imam as-Sari as-Saqathiy berkata, barangsiapa yang
menyediakan tempat untuk dibacakan Maulid Nabi (صلى الله عليه وسلم), maka sungguh dia menghendaki
“Raudhah (taman)” dari taman-taman surga, karena sesungguhnya tiada dia
menghendaki tempat itu melainkan karena cintanya kepada Rasul. Dan Sungguh
Rasul (صلى
الله عليه وسلم)
bersabda : “barangsiapa mencintaiku, maka dia akan bersamaku didalam surga”.
ya.. demikianlah
ungkapan salah seorang generasi awal umat ini yaitu generasi salafush shaleh
ketika berbicara tentang Maulidur Rasul, maka bagaimanakah kiranya kita melihat
orang-orang yang sangat anti terhadap peringatan “ungkapan kecintaan ini”,
sebenarnya apa yang telah merasuk didalam hati mereka sehingga sangat sangat
benci terhadap peringatan ini dan juga terhadap umat Islam yang
memperingatinya. Kecintaan kepada engkau sungguh tak tertahan lagi ..ya Rasulullah,,,!!!
Semoga kelak kita memperoleh syafaat dari beliau, maka dari itu perbanyaklah
bershalawat.
Wallahu subhanahu
wa ta'alaa a'lam.
Catatan kaki :
1. Kitab Shahih Bukhari, Al-Imam Bukhari, Cet. I thn 1422 H, penerbit Dar Thuq An-Najah, Beirut - Lebanon.
2. 17 Jalan Menggapai Mahkota Sufi, oleh KH. Muhammad Sholikin (Tarikh Baghdad IX/197, The Encyclopedia of Islam IV/171)
3. Diambil dari kitab Risalah Al-Qusyairiyyah, karya Asy-Syekh Abul Qasim Al-Qusyairiy, Dar Al-Khair
4. Ibid.
5. Selalu Ada Solusi : 40 Rahasia Ketangguhan Dan Keberuntungan Orang Beriman, Hal. 292, terbitan PT. Serambi Ilmu Semesta, Cet.1/Safar 1429 H/Fabruari 2008 M, diterjemahkan dari kitab “Al-Faraj ma’a Asy-Syiddah” oleh Asy-Syekh ‘Ali Ahmad Ath-Thahthawi, Dar Kutub Ilmiyah, Beirut Lebanon .
6. Huruf Huruf Magis, Hal. 112, Pustaka Pesantren : Cet.1/2005, terjemahan dari kitab : “Maniyyah Al-Faqir Al-Munjarid wa Sairah Al-Murid Al-Mutafarrid”, karangan Asy-Syekh Abdul Qadir bin Ahmad Al-Kuhaniy.
7. Rahasia Halal dan Haram, hal. 42-43, penerbit Mizania (PT. Mizan Pustaka), cet.1/Maret 2007/Shafar 1428 H. diterjemahkan dari kitab “Al-Halal wa Al-Haram”, karangan Al-Imam Ghazali, terbitan Dal Al-Ijil, Beirut – Lebanon.
8. Diambil dari kitab Risalah Al-Qusyairiyyah, karya Asy-Syekh Abul Qasim Al-Qusyairiy, Dar Al-Khair
9. Ibid.
10. Kitab I'anatuth Thalibin, karangan Al-'Allamah Asy-Syekh Abu Bakar Syatha Ad-Dimyathiy, Terbitan Dar el-Fikr, Beirut - Lebanon.
Sumber: http://ashhabur-royi.blogspot.com/2009/01/surat-khamenei-tiba-saatnya-masyarakat.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda untuk menambah silaturahim.