♥♥♥♥♥♥♫♫♫♫Assalamu’alaikum Warahmatullohi Wabarokaatuh♫♫♫♫♥♥♥♥♥♥
♥♪♫♫♫♫♪♥۞۞Bismillahirrahmanirrahim۞ Alhamdulillahirabbil ‘alamiin۞۞♥♪♫♫♫♫♪♥
♫♫♫♫ ♫♫♪♫♫♫♫♪♥ Segala puji bagi Alloh Ta’ala Tuhan semesta Alam, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat dan salam semoga selalu diberikan pada junjungan kita ter♥ Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam, kepada para Shahabat, Keluarga dan para umatnya, sehingga sampai pada kita bersama, aamiin. ╠╦╦╦╦♥♪♫♫♫♫♪♥╦╦╦╦╦╣
╠╦╦╦╦♥♪♫”♫”MEMILIH TEMAN DENGAN BENAR” ♫”♫ ♪♥╦╦╦╦╦╣
Teman atau sahabat adalah urgenitas dalam kehidupan sosial kita, kita di anjurkan untuk memilih teman-teman yang baik dan bisa bermanfaat bagi kita tidak malah merugikan kita semua, yaa kaan…?.
Maka dalam ini ada baiknya saya uraikan hal-hal yang berkaitan dengan cara-cara memilih teman atau sahabat, atau memilihkan anak-anak kita nanti.
Lansung aja dech…
Beliau Hujjatul Islam Imam Ghozali dalam kitabnya “Bidayatul Hidayah” memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan masalah pertemanan dan persahabatan.
Hendaklah engkau perhatikan syarat-syarat berteman dan persahabatan, jangan berteman atau bersaudara kecuali dengan orang yang pantas dan baik untuk dijadikan sahabat.
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam dawuh: “Seseorang itu akan terpengaruh oleh agama temannya,maka hendaknya seseorang dari kalian melihat kepada siapa dia berteman”. (Al-Hadist)
Hendaklah kamu memilih temanmu agar menjadi sahabatmu dalam mencari ilmu, urusan agamamu dan urusan duniamu, maka perhaikan trik-trik sebagai berikut.
1. Aqal (cerdas dan berilmu)
Tidak ada baiknya berteman dengan orang bodoh, sebab berteman dengannya pasti berujung putus asa dan permusuhan (red. Dalam hal ini kita harus pandai-pandai untuk memilih, jika kita bodoh yo jangan cari teman yang bodoh, tapi harus yang bisa member manfaat bukan yang madhorot/bahaya). Oleh karena itu, teman yang bodoh dianggap lebih berbahaya dari pada musuh yang berilmu.
Dalam hal ini Ali bin Abi Thalib kwj bersyair ♥♥♫:
♥♥♫ Janganlah berteman dengan orang yang bodoh karena akan celaka engkau dan celaka pula dia.
♥♥♫ Berapa banyak orang yang bodoh telah merusak orang yang bijak ketika berteman dengannya.
♥♥♫ Seseorang akan disamakan dengan seseorang yang lain, jika ia bersama dengannya.
♥♥♫ Seperti sepasang sandal, apabila sandal tersebut disejajarkan.
♥♥♫ Antara sesuatu dengan sesuatu lainnya, terdapat persamaan dan keserupaan saat bersanding dengannya.
♥♥♫ Antara hati dengan hati lainnya terdapat getaran saat perjumpa.
Masih ma uterus baca…???????
Yaaa kutuliskan lagi…..♥♥♫ jangan cepat-cepat kalau membaca, entar ndak ada gunanya, wus wus wus ilang maning….. apa tadi yang kubaca…? Kalo perlu berhenti saja, kalo ada waktu dibaca lagi….. Hemmmmmmmm…….
2. Akhlak yang baik.
Janganlah besahabat dengan orang yang akhlaknya jelek dan buruk kelakuannya, karena tidak ada kebaikan didalamnya.
Orang yang buruk perangainya adalah orang yang tidak mampu menguasai dirinya ketika marah atau ketika naik nafsu birahinya.
Dalam hal ini Al-Qomah Al-‘Utharidhi ra. Mewasiati kepada anaknya:
“Wahai putraku!! Jika engkau hendak bersahabat dengan seseorang, maka bersahabatlah dengan orang yang ketika engkau berbakti kepadanya, maka dia menjaga kehormatanmu. Jika engkau sedang bersamanya, maka ia menambahkan kemuliaan untukmu dan bila menimpa dirimu suatu kebutuhan, maka ia mencukupimu.
Bersahabatlah dengan orang yang senang membalas kebaikanmu dan membantu ibadahmu.
Jika melihat kebaikanmu, maka ia menghargainya dan jika melihat keburukanmu, maka ia menutupinya.
Bersahabatlah dengan orang yang jika engkau berbicara benar, maka maka ia mendukungmu dan ketika dia berselisih denganmu dalam satu hal, maka ia mengutamakan dirimu.
Dalam hal ini pula, Ali bin Abi Thalib kwj bersyair ♥♥♫:
♥♫♫♫ Sesungguhnya teman sejati adalah orang yang selalu bersamamu dalam suka dan duka serta dia tidak segan mengorbankan dirinya untuk dirimu.
♥♫♫♫ Dialah orang yang saat engkau diterpa goncangan zaman maka dengan segala kemampuannya dia meneguhkan dirimu serta tak segan untuk membahayakan dirinya demi keselamatanmu.
3. Shaleh / sholihah (taat beragama)
Jangan bersahabat dengan orang yang fasik, yaitu orang yang melakukan maksiat besar (dan belum taubat darinya). Orang seperti itu tidak takut kepada Allah swt sama sekali. Seandainya ia memiliki rasa takut kepada-Nya, maka ia tidak akan membiasakan dirinya dengan dosa yang benar.
Dan orang yang tidak takut kepada Allah, tidak bisa diremehkan bahaya kejahatannya dan tidak boleh dipercaya kebaikannya, karena ia akan berubah menjadi tidak baik saat keadaan berubah atau pada saat datangnya musibah.
Allah berfirman kepada Nabi Muhammad saw: Dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginannya dan prilakunya sudah melewati batas.” (QS. Alkahf/18:28).
Jadi hindarilah bersahabat dengan orang fasik tersebut, karena akan membahayakanmu dalam urusan apa saja.
Kebanyakan orang meremehkan dosa maksiat menggunjing orang lain, karena mereka telah terbiasa melakukannya, padahal dosa menggunjing itu amat besar,
(red. Berhati-hatilah dalam memilih teman atau memilihkan teman agar semuanya bisa mendapatkan kemanfaatan dari sebuah pertemanan, bukan malah membahayakan kita).
4. Tidak tamak dunia
Jangan bersahabat orang yang tamak dunia, karena bersahabat dengannya adalah “racun hati” yang sangat mematikan. Secara pasti pergaulanmu dengan orang yang tamak dunia akan menambah sifat tamakmu, begitu pula sebaliknya pergaulanmu dengan orang-orang yang zuhud (meninggalkan dunia, tapi jangan serta merta ditinggal, yang penting dunia tidak mengatur kita. Silahkan kaya…..! tapi jangan mau diatur kekayaanmu), pasti akan menguatkan sifat zuhudmu. Hal itu terjadi oleh karena sifat fitri, hati manusia diciptakan selalu meniru dan mengikuti, bahkan terkadang tabiat dan sifat itu saling menulari dengan tanpa disadari. (kalau kita melihat teman/artis memakai pakaian begini maka sifat naluri akan menirunya, kadang disadari atau tidak).
5. Kejujuran.
Jangan bersahabat dengan pembohong, karena engkau pasti tertipu olehnya dengan suatu alasan atau suatu urusan yang tidak jelas. Seorang pembohong tidak jauh beda dengan fatamorgana, dia seakan mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat.
۩۩Sahabat ada tiga macam:
a. Sahabat dalam urusan akhirat. Maka carilah darinya keuntungan agama.
b. Sahabat dalam urusan dunia. Carilah darinya akhlak yang mulia.
c. Sahabat dalam bersantai dan bersenang-senang. Jangan mencari darinya apapun juga. Yang penting dan minimal, engkau harus selamat dari kejelekan, kejahatan dan fitnahnya.
۩۩Perumpamaan manusia ada tiga:
1. Ada yang seperti makanan pokok, yaitu para ulama’ dan kaum sholihin. Engkau tidak boleh meninggalkanya.
2. Ada yang seperti obat, yaitu yang dibutuhkan sewaktu-waktu.
3. Ada yang seperti penyakit, yaitu orang yang tidak menyenangkan dan tidak membawa manfaat. Orang ini sama sekali tidak di butuhkan.
Akan tetapi seseorang terkadang terpaksa dihadapkan dengan manusia yang bersifat seperti ini. Karenanya, dia harus tetap toleransi dengan berpura-pura baik kepadanaya sampai terbebas darinya.
Sebenarnya banyak sih yang menerangkan tentang persahabatan, mungkin ini saja udah cukup kayaknya, semoga bisa mengaplikasikannya dalam bentuk pergaulan dengan masyarakat.
Hemmm repot juga mencari sahabat-sahabat seperti itu semua, tapi kalau bisa kita berusaha agar bagaimana kalau kita bersahabat nanti bisa bermanfaat khususnya bagi kita dan umumnya kembali kepada semua orang-orang yang bisa menegakkan Agama dengan ma’ruf.
Salam persahabatan untukmu wahai teman-temanku semuanya, semoga kamu semuanya termasuk sahabat-sahabat yang bisa memberi manfaat bagiku dan sahabat-sahabatmu semuanya, entah dalam urusan agama, urusan dunia, dan urusan-urusan yang lainnya.
۩۩۩۩◙◙◙ Alhamdulillahi Rabbil ‘alamiin, semoga uraian ini ada manfaat dan barokahnya.◙◙◙ ۩۩۩۩
۩۩Aamii aamiin aamii۩۩◙◙◙Yaa Rabbal ‘alamiin.◙◙◙ ۩۩
۩۩▼▲▬ ►Silahkan di share tidak usah izin jika ada manfaatnya◄▬▲▼۩۩.
♥♥♥♥♥♥♫♫♫♫Wa’alaikumussalam Warahmatullohi Wabarokaatuh♫♫♫♫♥♥♥♥♥♥
۩۩۩۩♫♫۩۩۩۩
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda untuk menambah silaturahim.