Pemuda santri
thoriqot ini hanya diam , tidak berani berkata banyak didepan wali paidi,
suasana jadi hening, hanya terdengar suara Wali Paidi yang menghisap rokoknya, “monggo kopine kang, dan ini rokoknya “Wali
Paidi menawarkan kopi dan rokok dji sam soenya
“iya terimakasih...” setelah menyeruput kopinya pemuda ini mengeluarkan rokoknya dan menyalakannya
“gimana khabarnya mas kiai mursyid “tanya Wali Paidi
“alhamdulillah baik-baik saja “jawab pemuda ini
“nanti sehabis sholat isya’ kamu dzikir aja di musholla sini, kalau nanti kamu tiba2 berada di tempat yang asing , kamu baca la haula wala quwwata illa billah 3x “pesan Wali Paidi
“iya , mas paidi
“jawab pemuda ini
Tidak lama kemudian
terdengar suara adzan berkumandang, menunjukkan kalau waktu sholat isya’ telah
tiba, tampak 3 orang yang tadi sholat magrib telah datang, setelah berwudlu
mereka bertiga masuk ke musholla menunggu wali paidi. Wali Paidi berdiri masuk
ke dalam musholla dan mempersilahkan pemuda thoriqot ini untuk ngimami sholat
isya’, tapi pemuda ini tidak mau, Wali Paidi akhirnya maju dan dimulailah
sholat isya’ berjamaah, Pemuda thorqot ini sholat tepatdibelakang wali paidi,
jadi pemuda ini dapat mendengar dengan jelas suara wali paidi, tapi pemuda ini
tidak mau mengulangi kesalahnnya diwaktu sholat magrib tadi, sambil membaca
fatihah pemuda ini mulai mengajak hatinya berdzikir Allah...Allah...Allah...
Pemuda ini mulai
merasakan ketenangan dalam sholatnya, suara hiruk pikuk disekitar musholla
mulai hilang, suasana menjadi hening yang terdengar hanya suara Wali Paidi dan
suara hatinya yang berdzikir, lama kelamaan suara Wali Paidi yang tadinya
cemplang dan terdengar tidak bertajwid berubah menjadi sangat merdu dan sangat
fasih, suara dan bacaan Wali Paidi bagaikan suara dan bacaan imam masjidil
haram, setelah mendengar salam barulah pemuda ini seakan tersadar kembali lagi
kedunia.
Setelah membaca wirid seperti pada umumnya Wali Paidi mundur, melaksanakan sholat sunnah dua rokaat, setelah sholat Wali Paidi mendekati pemuda thoriqot ini
“sampeyan disini aja
, dan mualilah berdzikir seperti yang sampeyan lakukan “kata Wali Paidi
“iya mas paidi
“jawab pemuda ini singkat
“ingat pesan saya tadi “kata Wali Paidi lagi
Pemuda ini
menggangguk, setelah ke tiga orang yang ikut jamaah tadi keluar, Wali Paidi berdiri
mematikan lampu musholla dan ikut keluar, tinggallah pemuda ini sendirian di
dalam musholla. Pemuda thoriqot ini lalu duduk bersila, dan memulai membaca
fatihah, tawasul kepada kanjeng nabi muhammad dan diteruskan tawasul kepada
guru2nya, setelahnya barulah pemuda ini mulai membaca wirid yang selama ini selalu
istiqomah ia baca, lama kelamaan suasana mulai berubah, angin yang tadinya
menghembus sepoi2 berubah menjadi kencang, satu persatu benda-benda yang berada
didalam musholla mulai hilang satu persatu, bahkan dirinya juga terasa ikut
hilang, beriringan dengan hilangnya tubuh pemuda ini, tampak di pengimaman ada
cahaya putih yang kecil, hanya cahaya ini yang tampak karena semuanya telah
hilang dalam pandangan mata pemuda ini, dan dengan sayup2 mulailah terdengar
suara orang yang berlalu-lanang membaca ta’bir dan tahmid, cahaya yang tadinya kecil mulai membesar dan
teranglah seluruhnya, dan tampaklah dengan jelas didepan pemuda ini bangunan
segi empat yang tertutup kain hitam yang disekelilingnya terlihat banyak orang yang
berjalan mengitarinya, masya Allah ternyata pemuda ini telah berada di makkah ,
didalam masjidil haram
Pemuda ini membathin, benarkah aku ini sekarang berada dimasijid haram, timbul keraguan didalam hati pemuda ini, dengan perlahan dia meletakkan tangannya di atas marmer masjid, ada sesuatu yang hangat yang mengalir ketangannya, “ini marmer sungguhan “bathin pemuda ini lagi
Lalu pemuda ini
berdiri melihat lalu lalang orang2 yang sedang berthowaf, ratusan ribu orang
berjubel jadi satu dengan pakaian putih saling bersahutan memuji Allah, pemuda
ini lalu teringat dengan pesan wali paidi, kemudian duduklah pemuda ini dan
mulai membaca “la haula wala quwwata illa billah”
ketika bacaannya sampai ke bacaan yang ke tiga, datanglah angin yang sangat kencang, bumi makkah serasa bergoncang, seakan kena gempa, dan tanpa bisa dicegah tubuh pemuda thoriqot ini terguling guling, suasana menjadi gelap, tubuhnya baru terhenti ketika menabrak sesuatu, berangsur angsur suasana menjadi tenang kembali, pemuda ini mulai membuka matanya, betapa kaget dirinya, ternyata dia sekarang berada diatas tumpukkan sampah, tempat yang tadinya dikira masjidil haram ternyata Tempat Pembuangan Sampah.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda untuk menambah silaturahim.