(Al Alim Al Allamah Al Arifbillah Maulana Al Habib Luthfi bin Yahya )
Pandanglah Umat dengan Kasih Sayang --Dakwah harus menggunakan metode, dan yang paling penting adalah melihat manusia dengan pandangan kasih sayang dan lemah lembut.
Diantaranya kita bisa mengambil hikmah dari dakwah yang dilakukan oleh Syeikh Ma’ruf al-Karkhi dan Imam Abi Yazid al-Bisthami.
Pada saat syeikh Ma’ruf al-Karkhi bertemu dengan sekelompok tuna susila dijalan bersama muridnya, murid-murid meminta syeikh Ma’ruf mendoakan agar tuna susila itu mendapat laknat dari Allahswt.
Syeikh Ma’ruf al-Karkhi mengiyakan dan berdoa, Alluma kama rahimtahum fi dunia rahimtahum fi akhirat, ya Allah sebagaimana Engkau memberikan rahmat kepada mereka di dunia, berikan juga rahmat-Mu di akhirat.Kemudian murid-muridnya komplen kenapa doanya demikian. Syeikh Ma’ruf al-Karkhi menjawab, maksudnya tuna susila didoakan mendapat rahmat Allah di akhirat itu agar mereka di dunia diberi taufiq untuk taat kepada Allah swt. Syeikh Ma’ruf bisa demikian karena melihat manusia dengan ain rahmat dan ain luthafa, pandangan kasih sayang dankelembutan.
Demikian juga Syeikh al-Imam Abi Yazid al-Bisthami ketika masuk ke rumah bordil dan meminta orang disana memanggilkan wanita paling cantik yang menjadi gengnya. Ternyata wanita itu adalah germonya. Kemudian diajak ke kamar dan Syeikh Abi Yazid membuka jubahnya, sambil berkata “ini jubah orangsaleh, dan tidak akan dipakaikan kecuali pada orang yang saleh, dan sekarang pakailah olehmu dan ini uang kamu pakai”. Kemudian Syeikh Abu Yazid al-Bisthami pergi. Wanita itu hanya terbengong ketika meihat Syeikh pergi.Selama beberapa hari wanita itu makan dari uang Syeikh yang halal yang diberikan kepadanya. Dari uang halal itu menggugah kesadaran. Selang beberapa hari wanita itu memimpin PSK lain tahajud pada malam hari dan semuanya bertaubat.
Ini menunjukan bahwa dakwah itu mempunyai konsep, dan tidak bisa dilepaskan dari konteksnya. Seperti turunnya ayat-ayat dalam al-Quran. Oleh sebab itu diantaranya untuk melangsungkan suksesi dakwah Rasullullah saw ketika hijrah yang dibangun, adalah tempat ibadah, ekonomi, pendidikan dan mencetak kaum terpelajar dan intelektual.
Selain dakwah itu harus mempunyai konsep, da’i, orang yang mengajak kepada Allah juga harus lapang dada, seperti saat Wahsyi yang menumbak Sayidin Hamzah paman Nabi, atau Abu Sufyan yang masuk Islam setelah Mekah di taklukan. Pada saat Wahsyi dan Abu Sufyan datang menemui Nabi dan menyatakan keinginannya masuk Islam, sama sekali tidak ada penolakan dari Rasulullah saw atas keinginan itu, tidak lagi melihat apa yang mereka lakukan kepada pamannya Sayidina Hamzah.
Wallahu a'lam
Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa'ala alihi washobihi wasalim
Pada saat syeikh Ma’ruf al-Karkhi bertemu dengan sekelompok tuna susila dijalan bersama muridnya, murid-murid meminta syeikh Ma’ruf mendoakan agar tuna susila itu mendapat laknat dari Allahswt.
Syeikh Ma’ruf al-Karkhi mengiyakan dan berdoa, Alluma kama rahimtahum fi dunia rahimtahum fi akhirat, ya Allah sebagaimana Engkau memberikan rahmat kepada mereka di dunia, berikan juga rahmat-Mu di akhirat.Kemudian murid-muridnya komplen kenapa doanya demikian. Syeikh Ma’ruf al-Karkhi menjawab, maksudnya tuna susila didoakan mendapat rahmat Allah di akhirat itu agar mereka di dunia diberi taufiq untuk taat kepada Allah swt. Syeikh Ma’ruf bisa demikian karena melihat manusia dengan ain rahmat dan ain luthafa, pandangan kasih sayang dankelembutan.
Demikian juga Syeikh al-Imam Abi Yazid al-Bisthami ketika masuk ke rumah bordil dan meminta orang disana memanggilkan wanita paling cantik yang menjadi gengnya. Ternyata wanita itu adalah germonya. Kemudian diajak ke kamar dan Syeikh Abi Yazid membuka jubahnya, sambil berkata “ini jubah orangsaleh, dan tidak akan dipakaikan kecuali pada orang yang saleh, dan sekarang pakailah olehmu dan ini uang kamu pakai”. Kemudian Syeikh Abu Yazid al-Bisthami pergi. Wanita itu hanya terbengong ketika meihat Syeikh pergi.Selama beberapa hari wanita itu makan dari uang Syeikh yang halal yang diberikan kepadanya. Dari uang halal itu menggugah kesadaran. Selang beberapa hari wanita itu memimpin PSK lain tahajud pada malam hari dan semuanya bertaubat.
Ini menunjukan bahwa dakwah itu mempunyai konsep, dan tidak bisa dilepaskan dari konteksnya. Seperti turunnya ayat-ayat dalam al-Quran. Oleh sebab itu diantaranya untuk melangsungkan suksesi dakwah Rasullullah saw ketika hijrah yang dibangun, adalah tempat ibadah, ekonomi, pendidikan dan mencetak kaum terpelajar dan intelektual.
Selain dakwah itu harus mempunyai konsep, da’i, orang yang mengajak kepada Allah juga harus lapang dada, seperti saat Wahsyi yang menumbak Sayidin Hamzah paman Nabi, atau Abu Sufyan yang masuk Islam setelah Mekah di taklukan. Pada saat Wahsyi dan Abu Sufyan datang menemui Nabi dan menyatakan keinginannya masuk Islam, sama sekali tidak ada penolakan dari Rasulullah saw atas keinginan itu, tidak lagi melihat apa yang mereka lakukan kepada pamannya Sayidina Hamzah.
Wallahu a'lam
Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa'ala alihi washobihi wasalim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda untuk menambah silaturahim.