Sabtu, 06 Februari 2016

9 Konsensus Bela Negara hasil Konferensi Internasional Ulama Thariqah Bela Negara 2016

Konferensi Ulama’ Thariqah dengan tema “Bela Negara: Konsep dan Urgensinya dalam Islam” yang diadakan pada Jum’at, 15 Januari 2016 di Hotel Santika Kota Pekalongan menghasilkan 9 poin konferensi. Hasil konferensi yang ditandatangani oleh para ulama ahlussunnah wal jamaah ini dideklarasikan pada Sabtu 16 Januari 2016 di Gedung H.A. Djuanaid Kota Pekalongan dalam acara Silaturrahim Ulama’, TNI dan Pori. Diantara ulama yang menyepakati konsensus hasil konferensi tersebut antara lain Habib Mohammad Lutfi bin Ali bin Yahya (Indonesia), Dr. Syekh Muhammad Adnan Al-Afiyuni (Syria), Dr. Syekh Aziz Al-Idrisi (Maroko), Prof. Dr. Syekh Mohammad Fadhil Al-Jailani (Turki), Dr. Syekh Muhammad Sulaiman (Sudan), Habib Zaid bin Abdurrahman bin Yahya (Yaman), Dr. Syaikh Aziz Abidin (USA), dan Syekh 'Aun Mu'in al-Qaddumi. (Yordania).
Konsensus ini merupakan kumpulan makalah yang dipresentasikan oleh para ulama dari berbagai negara. Selain dihadiri ulama Internasional, konferensi juga diikuti oleh para ulama’ dari seluruh Indonesia dan diikuti pula oleh TNI AD, AU, AL, Polri serta MATAN (Mahasiswa Ahli Thariqah Al Mu'tabaroh An-Nahdliyyah) juga perwakilan beberapa kampus di seluruh Indonesia seperti UGM, UNDIP, UNNES, UIN Sunan Kalijaga, UIN Syarif Hidayatulah, UIN Walisongo, UIN Sunan Gunung Jati, dan UIN Sunan Ampel. Total peserta adalah 250 orang dari berbagai unsur yang yang diundang panitia.
Dan berikut adalah teks lengkap konsensus konferensi ulama thariqah yang menghasilkan 9 poin kesepakatan selengkapnya:
KONSENSUS KONFERENSI ULAMA THORIQOH
Dengan Tema "BELA NEGARA: Konsep dan Urgensinya dalam Pandangan Islam"
Pada saat ini di negara-negara Islam, termasuk Indonesia mengalami krisis di hampir semua aspek kehidupan. Mulai dari ekonomi, pendidikan, sosiai budaya, politik dan teknologi Informasi. Bahkan di beberapa negara Timur Tengah seperti Yaman, Suriah, Irak, Libiya dan Lebanon negara seolah tak berdaya untuk mengatasinya. Ini disebabkan adanya serangan yang sistemik dari dunia luar dengan model penjajahan baru yang mampu mengahancurkan mentalitas, karakter dan identitas bangsa. Selain tentunya rasa nasionalisme dari setiap warga mulai luntur. Maka tak heran jika hari ini, kebodohan, kemiskinan, ketidakadilan dan ketergantungan kepada negara asing serta peperangan -dalam skala yang paling buruk- menjadi pemandangan dalam negara-negara tersebut. Atas dasat inilah Konferensi Ulama Thanqah yang berlangsung pada Jum'at, 15 Januari 2016 di Kota Pekalongan menyusun konsensus tentang bela negara sebagaimana berikut:
  1. Negara adalah tempat tinggal dimana agama diimplementasikan dalam kehidupan.
  2. Bernegara merupakan kebutuhan primer dan tanpanya kemaslahatan tidak terwujud.
  3. Bela negara adalah di mana setiap warga merasa memiliki dan cinta terhadap negara sehingga berusaha untuk mempertahankan dan memajukanya.
  4. Bela negara merupakan suatu kewajiban seluruh elemen bangsa sebagaimana dijelaskan Al-Quran dan Hadis.
  5. Bela negara dimulai dari membentuk kesadaran diri yang bersifat ruhani dengam bimbingan para ulama.
  6. Bela negara tidak terbatas melindungi negara dari musuh atau sekedar tugas kemiliteran, melainkan usaha ketahanan dan kemajuan dalam semua aspek kehidupan seperti ekonomi, pendidikan, politik, pertanian, sosial budaya dan teknologi informasi.
  7. Bela negara menolak adanya terorisme,radikalisme dan ekstrimisme yang mengatasnamakan agama.
  8. Untuk mewujudkan bela negara dibutuhkan empat pilar, yaitu ilmuwan, pemerintahan yang kuat, ekonomi dan media.
  9. Menjadikan Indonesia sebagai inisiator bela negara yang merupakan perwujudan dari Islam rahmatan lil 'alamin.
Demikian konsensus bela negara yang dirumuskan dalam konferensi tersebut.
Yang menuyepakati:
  1. Habib Mohammad Lutfi bin Ali bin Yahya (Rois Am Jamiyyah Ahlutthoriqoh Al-Mu'tabaroh An-Nahdliyyah Indonesia) - Tanda Tangan
  2. Dr. Syekh Muhammad Adnan Al-Afiyuni (Mufti Syafi'iyyah Syria) - Tanda Tangan
  3. Dr. Syekh Aziz Al-Idrisi (President of the International Academic Centre of Sufi and Esthetic Studies Maroko) - Tanda Tangan
  4. Prof. Dr. Syekh Mohammad Fadhil Al-Jailani (Direktur Lembaga Penelitian Al-Jailani Turki) - Tanda Tangan
  5. Dr. Syekh Muhammad Sulaiman (Sekjen Lembaga Tinggi Dakwah Sudan) - Tanda Tangan
  6. Habib Zaid bin Abdurrahman bin Yahya (Direktur Lembaga Penelitian dan Studi Annur Yaman) - Tanda Tangan
  7. Dr. Syaikh Aziz Abidin (American Open University California USA) - Tanda Tangan
  8. Syekh 'Aun Mu'in al-Qaddumi. (Direktur Lembaga Studi Al Ma'arij Yordania) - Tanda Tangan
Ditetapkan di Pekalongan
16 Januari 2016.
 
sumber : MMN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda untuk menambah silaturahim.