Oleh: Hannan Putra
Dalam Alquran, model penghitungan kalender telah ditetapkan Allah SWT. Seperti Firman Allah SWT, “Sesungguhnya, bilangan bulan di sisi Allah adalah 12 bulan.”
Dalam Alquran, model penghitungan kalender telah ditetapkan Allah SWT. Seperti Firman Allah SWT, “Sesungguhnya, bilangan bulan di sisi Allah adalah 12 bulan.”
Umat Islam mempunyai kalender dan penghitungan tanggal sendiri yang dikenal dengan kalender Hijriyah. Ide pembuatan kalender Hijriyah pertama kali terlontar oleh Gubernur Basrah Abu Musa al- Asy’ari.
Ide itu tertuang dalam surat balasannya kepada Khalifah Umar bin
Khattab. Abu Musa mengawali suratnya dengan kalimat, “Menjawab surat
dari tuan yang tidak bertanggal.”
Khalifah Umar bin Khattab RA merasa tersindir dan menganggap soal penanggalan sangatlah penting bagi umat Islam.
Khalifah Umar bin Khattab RA merasa tersindir dan menganggap soal penanggalan sangatlah penting bagi umat Islam.
Ia mengumpulkan para sahabat kibar (pemuka sahabat nabi) untuk
bermusyawarah agar umat Islam memiliki kalender dan sistem penanggalan
sendiri. Mereka adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman
bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin
Ubaidillah.
Dalam musyawarah tersebut banyak ide yang bermunculan, kapankah kalender Islam tersebut dimulai? Ada yang mengusulkan agar dihitung sejak lahirnya Rasulullah SAW, ada pula yang mengusulkan dihitung sejak kerasulan Rasulullah SAW. Akhirnya, disepakatilah awal penghitungan kalender Islam tersebut pada awal hijrah Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah.
Ide ini berasal dari Ali bin Abi Thalib RA. Kalender Islam ini kemudian dinamakan dengan kalender Hijriyah. Penghitungan dimulai dari 1 Muharram, walau sebenarnya peristiwa hijrah terjadi pada bulan berikutnya, yaitu Shafar.
Kesepakatan dalam penetapan Muharram sebagai awal tahun Hijriyah ini beralasan. Karena, pada bulan itulah Rasulullah SAW bertekad untuk hijrah ke Yatsrib (Madinah). Alasan lainnya, karena setelah Ramadhan adalah Syawal, Dzulqaidah, dan Dzulhijjah yang lazim disebut Asyhurul Hajj (bulan-bulan haji).
Kesibukan persiapan haji ini telah dimulai sejak Syawal hingga pertengahan Dzulhijjah. Setelah itu, umat Islam hendaknya memulai lembaran hidup pada tahun baru, yaitu Muharram.
Dalam musyawarah tersebut banyak ide yang bermunculan, kapankah kalender Islam tersebut dimulai? Ada yang mengusulkan agar dihitung sejak lahirnya Rasulullah SAW, ada pula yang mengusulkan dihitung sejak kerasulan Rasulullah SAW. Akhirnya, disepakatilah awal penghitungan kalender Islam tersebut pada awal hijrah Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah.
Ide ini berasal dari Ali bin Abi Thalib RA. Kalender Islam ini kemudian dinamakan dengan kalender Hijriyah. Penghitungan dimulai dari 1 Muharram, walau sebenarnya peristiwa hijrah terjadi pada bulan berikutnya, yaitu Shafar.
Kesepakatan dalam penetapan Muharram sebagai awal tahun Hijriyah ini beralasan. Karena, pada bulan itulah Rasulullah SAW bertekad untuk hijrah ke Yatsrib (Madinah). Alasan lainnya, karena setelah Ramadhan adalah Syawal, Dzulqaidah, dan Dzulhijjah yang lazim disebut Asyhurul Hajj (bulan-bulan haji).
Kesibukan persiapan haji ini telah dimulai sejak Syawal hingga pertengahan Dzulhijjah. Setelah itu, umat Islam hendaknya memulai lembaran hidup pada tahun baru, yaitu Muharram.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda untuk menambah silaturahim.