الحمد لله رب العلمين القائل فى كتانه الكريم : ورتل القرآن ترتيلا.(المزمّل 4) . والصلاة والسلام على سيد المرسلين القائل فى حديث الشريف : خيركم من تعلم القرآن وعلمه. وبعد .
Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam, yang telah berfirman dalam kitab-Nya yang mulia : dan bacalah Al-Quran itu dengan tartil, Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada nabi kita Muhammad SAW. Yang menjadi sayyidi mursaliin yang telah bersabda dalam hadisnya yang mulia : Sebaik-baik kamu sekalian adalah orang yang mau belajar Al-Quran dan mengajarkannya.
Kami bersyukur kepada allah yang telah memberipetunjuk dan kesempatan kepada kami untuk menyusun buku kecil tingkat dasar dalam ilmu membaca Al-Quran riwayat حفص dari امام عاصم (bacaan yang berlaku di negara kita ) agar kita bisa membaca Al-Quran dengan baik, benar sesuai dengan qoidah, terutama bagi murid sendiri dan umumnya bagi para pembaca (Al-Quran).
Demikian bagi para ahli ilmu Al-Quran bila menjumpai kesalahan dalam buku ini mohon tashih dan semoga buku kecil ini menjadi amal jariyah yang ikhlas dan terampuni dosa-dosa sekeluarga wa uhulina wa furu’ina ila yaum addin bibarokati Al-Quranil Karim. Amin.
Penyusun
BAB I
1. Pengertian Tajwid
Tajwid menurut lughot adalah: mendatangkan atau membaca dengan baik, sedangkan menurut istilah adalah ilmu yang dengannya kita dapat mengetahui bagai mana cara mengucapkan huruf-huruf Al-Quran, baik tebal tipis panjang pendeknya (mad-qoshornya) sifat-sifatnya, serta membaca dengan baik.
2. Faidah (kegunaan) Ilmu Tajwid
Faidah mempelajari ilmu tajwid adalah supaya lidah kita terjaga dari kesalahan didalam bembaca kitab allah (Al-Quran)
3. Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid
Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid adalah fardhu kifayah, sedangkan mengamalkanya Fardhu ’ain, tiap-tiap orang muslimin dan muslimat yang sudah mukalaf, didalam kitab Jazariyyah ta’lif Abi Alkhoir Syamsu addin Muhammad Ibnu Muhammad Al-Jazariy sebagai berikut:
والأخذ بالتجويد حتم لازم # من لم يجود القرآن اثم
Artinya: menggunakan atau mengamalkan ilmu tajwid adalah merupakan kewajiban yang pasti (fardhu ’ain) barang siapa yang tidak memperbaiki bacaan Al-Quran, maka ia berdosa.
4. Qiroah (bacaan)
Bacaan al-quran yang kita ikuti dan berlaku di negara kita (Indonesia) adalah: bacaan dengan mengikuti Qiroah riwayat Hafs bin sulaiman bin mughiroh al-bazzary al-kufi (w.180 H) dari imam ’Ashim bin abi an-najwad (w.128) yang bacaannya disebut Qiroah masyhuroh.
Adapun nama-nama imam dalam Qiroah mutawatiroh (سبعة) adalah sebagai berikut :
- عبد الله بن عامر Meninggal di Syam pada tahun 118 H perowi-perowinya yang termasyhur ialah : البزى عبد الحسن حميد بن محمد dan قنبل ابو عمر محمد .
- ابو معبد عبد الله بن كثير, meninggal di Makah pada tahun 120 H dan perawi-perawinya yang termashur ialah, ابو بكرشعبة بن الياس dan ابو عمر و حفص بن سليمان.
- ابو بكر عاصم بن ابى النجود . meninggal di kufah pada tahun 128 H perawi-perawinya yang termashur ialah, ابو شعبة بن الياس dan ابو عمر و حفص بن سليمان.
- ابو عمرو بن العلاء meninggal di Basrah pada tahun 154 H dan perawi-perawinya yang termashur ialah, الدورى, ابو عمر و حفص dan السوسى ابو شعيب صالح بن يزيد.
- نافع بن نعيم meninggal di Madinah pada tahun 109 H perawi-perawinya yang termashur ialah, قالون ابو موسى عيسى بن منى dan ورش ابو سعيد عثمان بن سعيد.
6. ابو الحسن على بن حمزة الكساء meninggal di Basrah pada tahun 189 H perawi-perawinya yang termashur ialah, عبد الحارث اليثى بن خالد dan الدروى tersebut di atas.
7. ابو عمارة حمزة بن حبيب. meninggal pada tahun 216 H, perawi-perawinya yang termashur ialah, ابو محمد خلف بن هشام dan ابو عيسى خالد بن خالد.
5. Metode Membaca
Tata cara membaca Alquran di sahkan oleh Nabi Muhammad SAW dan berlaku dikalangan ulama’ Qiro’ dan Ahlul ’Ada’. Ada empat (4) cara yang berlaku yaitu:
1. Tahqiq yaitu; membaca Alquran dengan menempatkan hak-hak huruf yang semestinya (مخرج الحروف، صفة- صفة حروف، مد – قصر dan lain-lain), metode ini baik sekali untuk kalangan Mubtadiin (bagi yang baru belajar membaca Alquran).
2. Tartil yaitu; membaca Alquran dengan pela-pelan (tidak terges-gesa) sebagaimana bacaan محمد القصيرى . bacaan Tartil ini belum tentu Tahqiq tetapi Tahqiq sudah pasti Tartil.
3. Tadwir yaitu; membaca Alquran dengan sedang (antara cepat dan pelan).
4. Khadri yaitu membaca Alquran dengan cepat (ngebut).
Semua metode bacaan tersebut di atas wajib menggunakan Tajwid dengan menyesuaikan bacaan (tahqiq, tartil, tadwirnya atau khadarnya) bagi kita yang paling baik adalah tahqiq.