Jumat, 21 Desember 2018
Kitab Tanqikhul Qoul Bahasa Jawa Pegon
Selasa, 18 Desember 2018
Belanja di Tokopedia Lebih Untung Banyak
Selasa, 11 Desember 2018
KAJIAN HADITS TENTANG FITNAH AKHIR ZAMAN DARI AHLUL BAIT
Mengenal Ahlul Bait dan Habaib
Secara bahasa, kata الأَهْل berasal dari أَهْلاً وَ أُهُوْلاً أَهِلَ – يَأهَلُ = seperti أَهْلُ المْكَاَن berarti menghuni di suatu tempat. أَهْلُ jamaknya adalah أَهْلُوْنَ وَ أَهْلاَتُ وَ أَهَاِلي misal أَهْلُ الإِسْلاَم artinya pemeluk islam, أَهْلُ مَكَّة artinya penduduk Mekah. أَهْلُ الْبَيْت berarti penghuni rumah. Dan أَهْلُ بَيْتِ النَّبي artinya keluarga Nabi yaitu para isrti, anak perempuan Nabi serta kerabatnya yaitu Ali dan istrinya.
Sedangkan menurut istilah, para ulama Ahlus Sunnah telah sepakat tentang Ahlul Bait bahwa mereka adalah keluarga Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diharamkan memakan shadaqah. Mereka terdiri dari : keluarga Ali, keluarga Ja’far, keluarga Aqil, keluarga Abbas, keluarga bani Harist bin Abdul Muthalib, serta para istri beliau dan anak anak mereka.
Sementara “Habib” yang secara tekstual berarti “kekasih” adalah gelar kehormatan yang ditujukan kepada para keturunan Nabi Muhammad Shallalahu 'alaihi wa sallam yang tinggal di daerah Lembah Hadhramaut, Yaman; Asia Tenggara; dan Pesisir Swahili, Afrika Timur. *(Ismail Fajrie Alatas, Habaib in Southeast Asia, The Encyclopaedia Of Islam Three (Leiden: Brill, 2018), hlm 56).*
Lebih spesifik lagi, definisi “keturunan” ini mesti dari keturunan Husein, yakni putra Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra (putri Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam).
Secara sosiologis dan budaya Indonesia, gelar “Habib” atau yang semakna dengan istilah itu, umumnya dilekatkan untuk orang-orang yang punya Darah Nasab yang bersambung hingga Rasulullah. Secara empirisnya, biasanya dibuktikan dengan silsilah nasab keluarga, yang diakui oleh – perkumpulan semisal- Rabithah Alawiyah. Jadi, intinya adalah di titik Nasab (darah biologis).
Jadi, Habib di kalangan Arab - Indonesia adalah gelar bangsawan Timur Tengah yang merupakan kerabat Nabi Muhammad (Bani Hasyim) dan secara khusus dinisbatkan terhadap keturunan Nabi Muhammad melalui Fatimah az-Zahra (yang berputera Husain dan Hasan) dan Ali bin Abi Thalib. Habib yang datang ke Indonesia mayoritas adalah keturunan Husain bin Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthalib dan Fatimah binti Nabi Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib.
*Keutamaan Mencintai Ahlul Bait/Habaib*
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda,
أَحِبُّوا اللَّهَ لِمَا يَغْذُوكُمْ مِنْ نِعَمِهِ وَأَحِبُّونِي بِحُبِّ اللَّهِ وَأَحِبُّوا أَهْلَ بَيْتِي بِحُبِّي
“Cintailah Allah karena nikmat yang diberikan kepada kalian cintailah aku karena kecintaan (kalian) kepada Allah, dan cintailah Ahlul Baitku karena kecintaan (kalian) kepadaku.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Segala sesuatu ada asasnya, dan asas islam adalah mencintai Rasulullah dan ahli baitnya.” (HR. Tirmidzi [no.3789])
فلو أن رجلا صفن بين الركن والمقام فصلى صام ثم لقى الله وهو مبغض لأهل بيت محمد دخل النار
حديث حسن صحيح على شرط مسلم
“Seandainya seorang beribadah diantara rukun dan maqam (di depan Ka’bah) kemudian dia bertemu Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam keadaan dia benci pada keluarga Muhammad, niscaya dia akan masuk neraka.” (HR. Al-Hakim)
Lalu, Bagaimana menurut Rasulullah; Apakah *“Yang Dikasihi” olehnya itu maksudnya adalah “Habib”* sebagaimana dalam konteks sosiologis dan budaya Indonesia tersebut?
Sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad ibn Hanbal dalam Musnadnya [no.5892] dan Imam Abu Dawud dalam Sunannya [no.3704]) dijelaskan sbb;
عَنْ عُمَيْرِ بْنِ هَانِئٍ الْعَنْسِيِّ ، قَالَ : سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ ، يَقُولُ : كنا عند رسول الله صلى الله عليه وسلم قعودا نذكر الفتن , فأكثر ذكرها حتى ذكر فتنة الأحلاس , فقال قائل : يا رسول الله و ما فتنة الأحلاس ? قال : هي ” . الحديث . و هذا إسناد صحيح رجاله كلهم ثقات رجال البخاري غير العلاء بن عتبة و هو صدوق فتنة الأحلاس هي فتنة هرب و حرب , ثم فتنة السراء دخلها أو دخنها من تحت قدمي رجل من أهل بيتي يزعم أنه مني و ليس مني إنما وليي المتقون , ثم يصطلح الناس على رجل كورك على ضلع , ثم فتنة الدهيماء لا تدع أحدا من هذه الأمة إلا لطمته لطمة , فإذا قيل : انقطعت تمادت يصبح الرجل فيها مؤمنا و يمسي كافرا حتى يصير الناس إلى فسطاطين : فسطاط إيمان لا نفاق فيه و فسطاط نفاق لا إيمان فيه , إذا كان ذاكم فانتظروا الدجال من اليوم أو غد.
Dari ‘Umair ibn Hani Al ‘Ansiy. Ia berkata: Aku mendengar ‘Abdullah ibn ‘Umar berkata: “Pada suatu hari kami sedang duduk bersama Rasulullah. Beliau memberikan peringatan tentang fitnah-fitnah (ujian besar di akhir zaman) yang banyak bermunculan, sampai beliau menyebutkan Fitnah Ahlas.
Seseorang bertanya : *“Wahai Rasulallah, apa yang dimaksud fitnah Ahlas?*
Beliau menjawab : “Yaitu; fitnah pelarian dan peperangan. Kemudian *FITNAH SARRA’*(karena banyak bermegah-megahan hingga lupa dan jatuh dalam prilaku maksiat), yang asapnya dari bawah kaki seseorang dari *AHLI BAIT-ku; ia mengaku bagian dariku, padahal bukan dariku. Karena sesungguhnya orang-orang yang aku kasihi hanyalah orang-orang yang bertaqwa."*
Kemudian manusia bersepakat pada seseorang seperti bertemunya pinggul di tulang rusuk, kemudian Fitnah Duhaima’ yang tidak membiarkan ada seseorang dari umat ini kecuali dihantamnya.
Jika dikatakan : ‘Ia telah selesai’, maka ia justru berlanjut, di dalamnya seorang pria pada pagi hari beriman, tetapi pada sore hari menjadi kafir, sehingga manusia terbagi menjadi dua kemah, kemah keimanan yang tidak mengandung kemunafikan dan kemah kemunafikan yang tidak mengandung keimanan.
Jika itu sudah terjadi, maka tunggulah kedatangan Dajjal pada hari itu atau besoknya." (HR. Ahmad [no.5892] dan Abu Daud [no.3704])
Kemudian, berkenaan dengan hadits ini, Imam Mula Ali Al-Qari (w. 1014 H) dalam Mirqatul Mafaatih Syarh Misykatul Mashabih menyatakan;
)يَزْعُمُ أَنَّهُ مِنِّي) أَيْ: فِي الْفِعْلِ وَإِنْ كَانَ مِنِّي فِي النَّسَبِ، وَالْحَاصِلُ أَنَّ تِلْكَ الْفِتْنَةَ بِسَبَبِهِ، وَأَنَّهُ بَاعِثٌ عَلَى إِقَامَتِهَا ” وَلَيْسَ مِنِّي ” أَيْ: مِنْ أَخِلَّائِي أَوْ مِنْ أَهْلِي فِي الْفِعْلِ ; لِأَنَّ لَوْ كَانَ مِنْ أَهْلِي لَمْ يُهَيِّجِ الْفِتْنَةَ، وَنَظِيرُهُ قَوْلُهُ تَعَالَى: {إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ} [هود: 46] ، أَوْ لَيْسَ مِنْ أَوْلِيَائِي فِي الْحَقِيقَةِ، وَيُؤَيِّدُهُ قَوْلُهُ: ” إِنَّمَا أَوْلِيَائِي الْمُتَّقُونَ “، وَهَذَا أَبْلَغُ مِنْ حَدِيثِ ” آلُ مُحَمَّدٍ كُلُّ تَقِيٍّ”
(Maksudnya) Ia mengaku bagian dariku, karena nyatanya ia bagian dariku dalam hal Nasab. Adapun hasil nyatanya; fitnah tersebut ada karena disebabkan olehnya, dan ia mensupport akan tegaknya fitnah tersebut. Maka, Rasulullah bersabda “laisa minni”, yang artinya; hakekatnya justru ia bukanlah Ahli Baitku (keluargaku). Sebab, jikalau ia benar-benar Ahli Bait Rasulullah, maka tentu tidaklah ia berkontribusi pd adanya fitnah ini.
Terjadinya fitnah sarra’ ini diawali oleh seorang yang secara nasab bersambung kepada Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam (Ahlul Bait). Namun perilakunya yang menyebabkan bencana ini menjadikannya tidak bisa dianggap bagian darinya.
Ini persis sebagaiman yang Allah ta’ala firmankan terhadap Nabi Nuh, sebab prilaku anaknya;
إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ
"Sesungguhnya ia (anakmu yang durhaka) bukanlah Keluargamu, krna sesungguhnya prilakunya begitu buruk." (Q.S. Huud; 46)
Senada dengan hal itu, sabdanya,
إِنَّمَا أَوْلِيَائِي الْمُتَّقُونَ
"Sesungguhnya Orang-Orang yang Kukasihi hanyalah Al-Muttaqun (Yang Bertakwa)." (HR. Thabrani)
Beberapa waktu lalu dalam kunjungannya ke kediaman Gus Mus, Prof HM. Quraisy Syihab mengatakan bahwa sebutan Habib mempunyai makna orang yang dicintai sekaligus mencintai. Jadi menurut penulis Kitab Tafsir al-Misbah ini, seseorang dengan sebutan Habib tidak hanya ingin dincintai, tetapi juga harus mencintai.
Prof. HM. Quraisy Syihab memberikan penekanan bahwa ada persoalan mendasar terkait sebutan Habib, yaitu akhlak. Terkait dengan akhlak ini, menjadi alasan fundamental bahwa tidak semua keturunan Rasulullah bisa disebut habib.
Dari beberapa literatur, keturunan Nabi dari Sayyidina Husein disebut sayyid, sedangkan dari Sayyidina Hasan disebut assyarif. Hasan dan Husein merupakan putra Sayyidah Fatimah binti Muhammad dari hasil pernikahannya dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib.
Habib atau sayyid adalah sebutan atau gelar penghormatan dari masyarakat untuk mereka yang memiliki garis keturunan (nasab) yang bersambung hingga Rasulullah Muhammad Shallallqhu 'alaihi wa sallam. Secara nasab para habib (habaib) itu jelas sangatlah mulia dan umat Islam wajib memuliakan dan menghormati mereka. Merendahkan dan menghina nasab mereka merupakan perbuatan tercela dan berdosa. Tidak memandang rendah atau meremehkan nasab (garis keturunan) habaib kecuali mereka yang berpenyakit hati seperti sombong dan dengki.
Meskipun habaib itu bernasab hingga Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, mereka juga manusia yang memiliki berbagai kelebihan dan tentu saja kekurangan. Berbeda dari para Nabi dan Rasul, termasuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang dijamin oleh Allah terjaga dari perbuatan dosa, maka para habib itu tidak terjaga (ma'shum) dari melakukan kesalahan, maksiat atau dosa.
Ajaran Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. yang paling dasar tentang “keistimewaan” di dalam Islam adalah hadits ini,
لا فضل لعربيّ على أعجميّ ولا لعجميّ على عربيّ، ولا لأحمر على أسود ولا لأسود على أحمر إلاّ بالتقوى.
“Tidak ada yang lebih mulia orang Arab atas orang asing, atau orang asing atas orang orang Arab; tidak juga kulit merah atas kulit hitam, atau kulit hitam atas kulit merah, kecuali dengan dengan taqwa.” *(Musnad Imam Ahmad Juz 5, hal. 411)*
Suatu hari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda di hadapan keluarganya,
يا بني هاشم لا تأتيني الناس بأعمالهم وتأتوني بأنسابكم
“Wahai Bani Hasyim, janganlah datang kepadaku dengan membawa nasab kalian, sementara manusia datang kepadaku dengan amal mereka,” *(Al-Zamakhsyari, Al-Kasysyaf, Juz 1, hal. 314; Al-Zayla’I, Takhrij Al-Akhbar, Juz 1, hal. 91; Al-Masyhadi, Kanz Al-Daqaiq, Juz 1, hal. 349).*
Tetapi pada beberapa sumber, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melanjutkan dengan kalimat begini,
لا أغني عنكم من الله شيئاً ،وعنه صلى الله عليه وآله وسلم مَنْ أبطأ به عملُه، لم يُسرع به نسبُه
“Aku tidak bisa menolong kalian dari ancaman Allah.” Dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, “Barang siapa yang amalannya kurang lagi lamban, maka nasabnya tak dapat menutupi kekurangannya.”
*(Al-Jashshash, Ahkam al-Quran, Juz 1. Hal. 1)*
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
يا معشر قريش اشتروا أنفسكم لا أغني عنكم من الله شيئا يا بني عبد مناف لا أغني عنكم من الله شيئا.يا عباس بن عبد المطلب لا أغني عنك من الله شيئا.ويا صفية عمة رسول الله لا أغني عنك من الله شيئا.ويا فاطمة بنت محمد سليني ما شئت من مالي لا أغني عنك من الله شيئا.
”Wahai orang-orang Qurays belilah diri kalian sendiri, saya tidak bisa membantu kalian sedikit pun dari azab Allah Subhanahu wa Ta'ala, wahai Bani Manaf saya tidak bisa membantu kalian sedikit pun dari azab Allah Ta'ala, wahai Abbas bin Abdul Muththalib saya tidak bisa membantu kalian sedikit pun dari azab Allah Ta'ala, wahai Shofiyah bibi Rasulullah, saya tidak bisa membantumu sedikit pun dari azab Allah, wahai Fatimah binti Muhammad, mintalah harta sebanyak apa pun dariku, tapi saya tidak bisa membantumu sedikit pun dari adzab Allah.“ *(HR. Bukhari, Juz 3, hal. 191)*
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
إن أكرمكم عند الله أتقاكم
“Sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian adalah orang yang paling taqwa.” *(QS. Al-Hujurat 13)*
Kecintaan umat Islam Indonesia kepada para habib (habaib) itu telah mentradisi, khususnya di kalangan warga NU. Barangkali tidak ada penghormatan di negara lain kepada habaib yang bisa melibihi penghormatan warga NU yang kadangkala, bahkan terkesan berlebihan.
Sebaliknya, kita jangan pernah melontarkan sekerat pujian kepada habaib yang jahil, yang sering kali tertipu oleh perasaannya sendiri, yang tidak punya bashirah dalam beragama, tidak punya pengetahuan dan keyakinan kuat, karena pujian itu pasti merusak hatinya dan itu hanya menambah keangkuhannya.
Sesungguhnya nasab semata tidaklah bermanfaat dan tidak meninggikan martabat seseorang bila tidak diiringi oleh ketakwaan. Bila nasab orang yang mulia itu tidak mampu menunjukkan kemuliaan jiwa seperti para pendahulunya, maka patutkah seseorang itu hanya membangga-banggakan nasab sepanjang hayatnya? Sesungguhnya yang paling mulia menurut Allah hanyalah yang paling takwa kepada-Nya. Wallahu a'lam
Demikianlah Asimun Mas'ud menyampaikan semoga bermanfa'at. Aamiin
*والله الموفق الى أقوم الطريق*
🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Kamis, 22 November 2018
KISAH NYATA DARI NEGERI KINCIR ANGIN - BELANDA
Kisah Inspiratif: Setiap selesai sholat jum'at tiap pekannya, seorang imam (masjid) dan anaknya (yg berumur 11 tahun) mempunyai jadwal membagikan buku – buku islam, diantaranya buku at-thoriq ilal jannah (jalan menuju surga). Mereka membagikannya di daerah mereka di pinggiran Kota Amsterdam.
Namun tibalah suatu hari, ketika kota tersebut diguyuri hujan yang sangat lebat dengan suhu yang sangat dingin.
Sang anakpun mempersiapkan dirinya dengan memakai beberapa lapis pakaian demi mengurangi rasa dingin. Setelah selesai mempersiapkan diri, ia berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, aku telah siap" ayahnya menjawab : "Siap untuk apa?" , ia berkata: "Untuk membagikan buku (seperti biasanya)", sang ayahpun berucap: "Suhu sangat dingin diluar sana, belum lagi hujan lebat yang mengguyur", sang anak menimpali dengan jawaban yang menakjubkan : "akan tetapi, sungguh banyak orang yang berjalan menuju neraka diluar sana dibawah guyuran hujan".
Sang ayah terhenyak dengan jawaban anaknya seraya berkata: "Namun ayah tidak akan keluar dengan cuaca seperti ini", akhirnya anak tersebut meminta izin untuk keluar sendiri. Sang ayah berpikir sejenak dan akhirnya memberikan izin. Iapun mengambil beberapa buku dari ayahnya untuk dibagikan, dan berkata: "terimakasih wahai ayahku".
Dibawah guyuran hujan yang cukup deras, ditemani rasa dingin yang menggigit, anak itu membagikan buku kepada setiap orang yang ditemui. Tidak hanya itu, beberapa rumahpun ia hampiri demi tersebarnya buku tersebut.
Dua jam berlalu, tersisalah 1 buku ditangannya. Namun sudah tidak ada orang yang lewat di lorong tersebut. Akhirnya ia memilih untuk menghampiri sebuah rumah disebrang jalan untuk menyerahkan buku terakhir tersebut.
Sesampainya di depat rumah, iapun memencet bel, tapi tidak ada respon. Ia ulangi beberapa kali, hasilnya tetap sama. Ketika hendak beranjak seperti ada yang menahan langkahnya, dan ia coba sekali lagi ditambah ketukan tangan kecilnya. Sebenarnya ia juga tidak mengerti kenapa ia begitu penasaran dengan rumah tersebut.
Pintupun terbuka perlahan, disertai munculnya sesosok nenek yang tampak sangat sedih. Nenek berkata: "ada yang bisa saya bantu nak?" Si anak berkata (dg mata yg berkilau dan senyuman yang menerangi dunia): "Saya minta maaf jika mengganggu, akan tetapi saya ingin menyampaikan bahwa Allah sangat mencintai dan memperhatikan nyonya. Kemudian saya ingin menghadiahkan buku ini kepada nyonya, di dalam nya dijelaskan tentang Allah Ta'ala, kewajiban seorang hamba, dan tips-tips memperoleh keridhoannya.
Satu pekan berlalu, seperti biasa sang imam memberikan ceramah di masjid. Seusai ceramah ia mempersilahkan jama'ah untuk berkonsultasi. Terdengar sayup – sayup dr shaf perempuan seorang perempuan tua berkata:"Tidak ada seorangpun yang mengenal saya disini, dan belum ada yang mengunjungiku sebelumnya. Satu pekan yang lalu saya bukanlah seorang muslim, bahkan tidak pernah terbetik dalam pikiranku hal tersebut sedikitpun. Suamiku telah wafat dan dia meninggalkanku sebatang kara di bumi ini"
Dan iapun memulai ceritanya bertemu anak itu.
Ketika itu cuaca sangat dingin disertai hujan lebat, aku memutuskan untuk mengakhiri hidupku. Kesedihanku sangat mendalam, dan tidak ada seorangpun yang peduli padaku. Maka tidak ada alasan bagiku untuk hidup. Akupun naik ke atas kursi dan mengalungkan leherku dengan seutas tali yang sdh kutambatkan sebelumnya. Ketika hendak melompat, terdengar oleh ku suara bel. Aku terdiam sejenak dan berpikir :"paling sebentar lagi juga pergi".
Namun suara bel dan ketukan pintu semakin kuat. Aku berkata dalam hati: "siapa gerangan yang sudi mengunjungiku,… tidak akan ada yang mengetuk pintu rumahku".
Kulepaskan tali yang sdh siap membantuku mengakhiri nyawaku, dan bergegas ke pintu. ketika pintu kubuka, aku melihat sesosok anak kecil dengan pandangan dan senyuman yang belum pernah kulihat sebelumnya. Aku tidak mampu menggambarkan sosoknya kepada kalian.
Perkataan lembutnya telah mengetuk hatiku yang mati hingga bangkit kembali. Ia berkata: "Nyonya, saya datang untuk me
nyampaikan bahwa Allah Ta'ala sangat menyayangi dan memperhatikan nyonya", lalu dia memberikan buku ini (buku jalan menuju surga) kepadaku.
Malaikat kecil itu datang kepadaku secara tiba-tiba, dan menghilang dibalik guyuran hujan hari itu juga secara tiba2. Setelah menutup pintu aku langsung membaca buku dari malaikat kecilku itu sampai selesai. Seketika kusingkirkan tali dan kursi yang telah menungguku, karena aku tidak akan membutuhkannya lagi.
Sekarang lihatlah aku, diriku sangat bahagia karena aku telah mengenal Tuhanku yang sesungguhnya. Akupun sengaja mendatangi kalian berdasarkan alamat yang tertera di buku tersebut untuk berterimakasih kepada kalian yang telah mengirimkan malaikat kecilku pada waktu yang tepat. Hingga aku terbebas dari kekalnya api neraka.
Air mata semua orang mengalir tanpa terbendung, masjid bergemuruh dengan isak tangis dan pekikan takbir… Allahu akbar…
Sang imam (ayah dari anak itu) beranjak menuju tempat dimana malaikat kecil itu duduk dan memeluknya erat, dan tangisnyapun pecah tak terbendung dihadapan para jamaah.
Sungguh mengharukan, mungkin tidak ada seorang ayahpun yang tidak bangga terhadap anaknya seperti yang dirasakan imam tersebut.
Judul asli : قصة رائعة جدا ومعبرة ومؤثرة
Semoga bermanfaat Saudara-saudaraku....yang kurang berkenan dihapus aja 🙏🙏🙏 Terima kasih maaf sebab sdh menyita waktu dlm membaca kisah di atas.
JADILAH RELAWAN CERDAS !!!
Silahkan Berjualan dan Belanja DI Tokopedia
Rabu, 14 November 2018
Selasa, 23 Oktober 2018
DIBOHONGI HTI PAKAI BENDERA TAUHID
Senin, 15 Oktober 2018
Gus Muwafiq, Da’i Milenial yang Tirakat Puasa Bertahun-tahun
Jumat, 12 Oktober 2018
Minggu, 07 Oktober 2018
Habaib dan Ulama Sambangi Ma'ruf Amin Deklarasikan Dukungan
TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan habaib dan ulama dari berbagai daerah di Indonesia mendatangi kediaman Ma'ruf Amin di Jalan Situbondo Nomor 12, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 6 Oktober 2018. Mereka hadir untuk mendeklarasikan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo atau Jokowi dan Ma'ruf Amin di pemilihan presiden 2019.
Rabu, 03 Oktober 2018
SEJARAH PENGARANG KHULASHOH NURUL YAQIN
Biografi KH Ihsan Muhammad Dahlan Pengarang Siroj al-Tholibin
Senin, 01 Oktober 2018
HOAX "FPI BANTU KORBAN BENCANA ALAM DI PALU DULUAN"
Narasi "Kurang ajar FPI ini... membantu masyarakat Palu duluan" di Postingan di grup FB Boykot "Boyolali Kota"
https://www.facebook.com/groups/boyolalikab/permalink/1211988488949856/
Minggu, 30 September 2018
SARUNG BHS SGF SUTRA FULL
Sabtu, 29 September 2018
BHS SGE Sutra full Hitam Merah Limited edition..
Selasa, 25 September 2018
Apa urusannya Anda menanyakan itu? Bukan hak Anda juga bertanya kepada saya
Jumat, 21 September 2018
KAJIAN TENTANG 10 MUHARRAM SEBAGAI HARI RAYA ANAK YATIM
Senin, 10 September 2018
INDONESIA SEBAGAI PUSAT PERADABAN MASA DEPAN:Founding Fathers Bangsa Telah Menyiapkannya
Kamis, 06 September 2018
Tentang Dalil Tahlilan
kok golek ing kitab Hindu, GOBLOK tenan. Iki dalil simak baik !
3 hari
7 hari
25 hari
40 hari
100 hari
1000 Hari
MENGAKU NU, HARUS SEJALAN DENGAN NU DALAM 4 (EMPAT) HAL INI
Sebab, sejatinya menjadi Nahdlatul Ulama' itu harus memiliki 4 (empat) fondasi utama. Yakni fondasi yang sudah diwariskan oleh para ulama' pendiri NU.
Minggu, 02 September 2018
Sabtu, 01 September 2018
Kamis, 23 Agustus 2018
Acara Opening Asian Games yang berlangsung Sabtu (18/8/2018)
#fyi #news #asiangames2018 #openingceremonyasiangames2018 #wishnutama
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Sedih atas nyinyiran warganet yang mempermasalahkan konsep Opeing Games Asian Games 2018, Wishnutama selaku Creative Director pun memberi tantangan.
Acara Opening Asian Games yang berlangsung Sabtu (18/8/2018) berlangsung spektakuler hingga banjir pujian tak hanya dari masyarakat Indonesia tapi juga Internasional.
Indonesia yang jadi tuan rumah Asian Games ke-18 ini pun sukses menyedot perhatian dunia lewat konsep Opening Asian Games yang berlangsung keren parah.
Akan tetapi, di balik semua itu, masih ada juga nyinyiran dari sebagian warganet.
Nyinyiran tersebut mulai dari tampilnya para penyanyi yang lipsync hingga soal stuntman Jokowi yang beraksi naik motor gede.
Stuntman yang berasal dari Thailand yang berhasil membuat decak kagum karena banyak yang menyanka kalau Jokowi sendiri lah yang melakukan aksi 'berbahaya' tersebut.
Akan tetapi, Wishnutama mengaku jujur kalau ia dan tim memang menggunakan stuntman itu.
Bahkan ia juga ikut membuat ide dan merancang konsep hingga memilih sendiri sutradara untuk pengambilan adegan Jokowi naik moge.
Wishnutama juga bahkan ikut melihat proses syuting yang sudah dilaksanakan pada bulan Juli 2018.
"Sebenarnya stuntman atau peran pengganti itu sangat wajar. Tak perlu diperdebatkan. Apalagi beliau seorang presiden, masa iya Presiden Republik Indonesia saya suruh loncat naik motor? Yang gendeng saya ya kalau nyuruh bapak bener-bener loncat naik motor," ujar Wishnutama seperti yang dilansir dari akun Youtube Good Afternoon NET TV, Senin (20/8/2018).
Namun, Wishnutama juga mengapresiasi Presiden Jokowi yang mampu menyempatkan waktunya untuk mau bekerja sama dengan tim Asian Games 2018.
"Yang menurut saya luar biasa, yakni seorang presiden niat untuk mau mensupport ini dan merelakan waktunya, syuting berkali-kali take, support dari Paspampres juga luar biasa," ujarnya lagi.
Tak hanya itu, masalah lipsync penyanyi pun jadi bahan nyinyiran warganet. Wishnutama juga tak menampik kalau memang lipsync.
Akan tetapi, Wishnutama juga menjelaskan lipsync itu diperbolehkan, asalakan suara saat rekaman adalah benar suara sdi penyanyi.
"Lipsync itu tadi saya sampaikan adalah hal yang wajar dalam sebuah industri entertainment. Asal, ya itu tadi betul-betul menggunakan suara sendiri," tuturnya seperti yang dikutip dari akun Youtube Dunia Manji, Selasa (21/8/2018).
Lebih lanjut, Wishnutama heran mengapa lipsync ini justru dipermasalahkan di Indonesia.
Padahal, penyanyi dunia atau Internasional juga pernah melakukan lipsync.
"Pernah gak sih ada di dunia Internasional ini pagelaran manapun yang lipsync itu dipermasalahkan? IRasalnya sepanjang karir saya baru kali ini lipsync dipermasalhkan, apalgi di Indonesia," kata Wishnutama.
Tak hanya itu, Wishnutama menyebutkan lipsync ini demi menghindari risiko.
Pasalnya, semua pengisi acara yang berjumlah ribuan mulai dari penari, penyanyi hingga paspampres menggunakan earpiece wireless, atau peralatan tanpa kabel ini berhubungan dengan sinyal.
Nah, kalau dari penyanyi ada yang bernyanyi live maka akan menggganggu frekuensi sinyal earpiece wireless.
Mengenai komentar-komentar dari warganet, Wishnutama sebenarnya merasa kagum.
Akan tetapi, ketika ada komentar nyinyir, menurutnya warganet tersebut tak mampu melihat keberhasilan secara keseluruhan.
Menurut Wishnutama, ia merasa miris melihat warganet yang nyinyir.
Padahal, ia dan tim yang lain sudah menyiapkan sejak 1,5 tahun yang lalu.
Bahkan menurut Wishnutama juga, tim membuat properti Opening Asian Games 2018 mulai dari gunung, air terjun ini membutuhkan waktu selama 4 bulan.
Sementara, untuk pembongkaran panggung saja harus membutuhkan waktu 60 jam
"Terus terang saya sebagai creative director sedih, apa namanya sebuah karya seni tetap dicari-cari kesalahannya, sementara dunia Internasional mengakui dan menghargai," jujur Wishnutama.
Wishnutama meminta para warganet Indonesia agar jangan mencari-cari kesalahan.
Ketika ditanya apa balasan Wishnutama untuk warganet yang hanya bisa nyinyir, ia mengaku tak bisa dibalas lagi dengan nyinyiran.
"Jujur untuk punya kemampuan berkompetisi nyinyir saya enggak punya kemampuan itu.
Tapi kalau mau berkompetisi kreatif, berkompetisi karya, ayo mari," tantang Wishnutama di akhir pembicaraannya dengan Anji.
Sumber : facebook
Rabu, 15 Agustus 2018
Kerajaan Ubur-ubur
Kerajaan Ubur-ubur di lingkungan Sayabulu, Kota Serang, Banten membuat resah warga. Majelis Ulama Indonesia (MUI) harus turun langsung bersama kepolisian untuk mengecek dugaan adanya penyebaran aliran diduga menyimpang tersebut.
Pada Selasa (14/8/2018) dua orang pengurus Kerajaan Ubur-ubur dipanggil oleh pihak Polres Serang Kota. Pertama adalah Sony selaku seksi keamanan dan Nursalim sebagai Ketua Program Kerajaan Urusan Ritual dan lain-lain.
Dari kedua orang tersebut yang diperiksa, Kapolres Serang Kota AKBP Komarudin mengatakan pimpinan mereka menggunakan nama Kerajaan Ubur-ubur hanya sekedar penamaan. Ada 8 pengikut tetap yang ikut dalam setiap kegiatan Aisyah dan suaminya.
.
"Sementara ini hanya nama-namaannya saja," ujar Komarudin kepada detikcom, Serang, Banten, Selasa (14/8/2018)
Di kelompok mereka, Aisyah menurutnya meminta sumbangan kepada setiap anggota. Jumlahnya tidak ditentukan dan hanya sukarela untuk mendukung kegiatan Kerajaan Ubur-ubur.
.
"Belum ada indikasi ke arah penipuan, kalaupun ada iuran, itu sebatas sukarela," katanya.
Polisi menurutnya terus mendalami Kerajaan Ubur-ubur yang membuat resah warga. Termasuk apakah ada unsur penistaan agama oleh kelompok tersebut. Rencananya, pemanggilan akan terus dilakukan sampai kepada pimpinan kerajaan. (detik)
.
Video dari Youtube Tino MS
Selasa, 14 Agustus 2018
SYAIR UNTUK KYAI MA'RUF AMIN
Oleh Rohmatullah Adny Asymuni
أبدأ بسم الله والرحمن # أكتب الشعر لكياهي أمين
Dengan menyebut nama Allah yang maha Rahman # saya tulis syair untuk kyai (Ma'ruf) Amin.
وصلى الله على من قد ارسلا # محمد واله وصحبه العلى
Sholawat atas seorang utusan # Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya yang mulia
وهو بسبق حائز تفضيلا # مستوجب ثنائي الجميلا
Dengan keseniorannya beliau dapati keutamaan# keharusan bagiku memujinya (Doa Imam Ibnu Malik pada gurunya Imam Mu'thi)
وهو أمين مشهور بالمعروف # طوبى لمن يختاره بالصدق
Beliau, Kyai Amin yang terkenal dengan Ma'ruf # keberuntungan memilihnya
اهل الإندونسين محتاج # الى الامام العادل الأمين
Penduduk Indonesia membutuhkan # pemimpin adil dan amin (punya integritas).
وهو أمين عالم محققا # وقدوة في الحياة لاريب حقا
Beliau seorang amin (punya integritas) cendekiawan nyata # panutan kehidupan tanpa ragu
اندونسياسيما يحتاج # الى حركة السلام والامن
Apalagi Indonesia butuh (sosok) yang bergerak pada kedamaian dan keamanan.
فكياهي المعروف معروف # بحركته السماحة والسلام
KH Ma'ruf sudah terkenal # pergerakannya toleran dan kedamaian
فياخسران لمن لايختاره # فطوبي مع سلام من يختاره
Rugi sekali bagi yang tak memilihnya # dan beruntung bagi pemilihnya penuh keselamatan
فكيف لا وهو اللإمام العالم # وكبار العلماء الاندونسيين
Bagaimana tidak, beliau Imamnya orang alim # ulama besar Indonesia
لاشك في دوره تجملا # اهل البلاد والمسلمين جامعا
Tak diragukan, perannya memperindah bangsa dan umat islam
فيأيها اهل الاندونسيين # حيا بنا نختاره بأمنين
Duhai penduduk Indonesia # pilihlah beliau dengan aman.
والله نسأل ان يرحمنا # بإتيان الامام الرئيس الأمين
Dan pada Allah kami memohon # didatangkan pada kami pemimpin yang amanah.
Ditulis di Pondok Pesantren Alnahdlah Depok.
Senin, 13 Agustus 2018
Untuk Para Penghujat KH. Ma'ruf Amin
ﺇﻋﻠﻢ ﻳﺎ ﺃﺧﻲ ﺃﻥ ﻟﺤﻮﻡ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎء
ﻣﺴﻤﻮﻣﺔ ﻭ ﻋﺎﺩﺓ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﻫﺘﻚ
ﺃﺳﺘﺎﺭ ﻣﻨﺘﻘﺼﻬﻢ ﻣﻌﻠﻮﻣﺔ ﻭ ﺃﻥ ﻣﻦ
ﺃﻃﻠﻖ ﻟﺴﺎﻧﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎء ﺑﺎﻟﺜﻠﺐ
ﺇﺑﺘﻼﻩ ﺍﻟﻠﻪ ﻗﺒﻞ ﻣﻮﺗﻪ ﺑﻤﻮﺕ
ﺍﻟﻘﻠﺐ - ﺍﻟﺤﺎﻓﻆ ﺍﺑﻦ ﻋﺴﺎﻛﺮ -
" Ketahuilah wahai saudaraku.. Bahwa
daging para Ulama itu beracun. Dan balasan Allah bagi orang yang merendahkan mereka
sudah sangat diketahui. Barang siapa yang lisannya berkata buruk atas mereka maka Allah akan balas ia dengan kematian hati sebelum kematian jasadnya. - Al-Hafidz Ibnu Asakir -
ﺇﻥ ﺍﻟﻮﻗﻮﻉ ﺑﻨﺤﻮ ﻏﻴﺒﺔ ﺃﻭ ﻧﻤﻴﻤﺔ
ﻓﻲ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ
ﻣﻦ ﻛﺒﺎﺋﺮ ﺍﻟﺬﻧﻮﺏ ﻓﻔﺎﻋﻠﻪ ﻓﺎﺳﻖ
ﻣﺮﺩﻭﺩ ﺍﻟﺸﻬﺎﺩﺓ -- ﻭ ﻗﺪ ﺟﺮﺏ
ﺃﻧﻪ ﻣﻦ ﻭﻗﻊ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎء ﺍﻣﺘﺤﻦ
ﺑﺴﻮء ﺍﻟﺨﺎﺗﻤﺔ ﻭ ﺍﻟﻌﻴﺎﺫ ﺑﺎﻟﻠﻪ -
ﺍﻟﺤﺒﻴﺐ ﺯﻳﻦ ﺑﻦ ﺳﻤﻴﻂ -
" Sesungguhnya berkomentar buruk atas Ulama dengan menggunjing atau mengadu domba itu termasuk dari dosa- besar. Pelakunya dihukumi fasiq dan kesaksiannya tidak diterima. Dan sudah termasuk hal yang mujarab, bahwa orang yang berkata buruk atas ulama maka ia akan mati su'ul Khotimah.." -Al Habib Zain Bin Smith-
Mereka yang menghujat KH. Ma'ruf Amin itu sejatinya tak pernah membela kebenaran.
Mereka hanya membela ego dan nafsu amarah
mereka. Persis seperti dalam sebuah 'dawuh' yang konon adalah kalam Imam Malik :
"Ketika engkau melihat seorang yang mengaku membela kebenaran, tapi ia malah menghujat, menggunjing dan mencaci maki, maka
ketahuilah bahwa niatnya tidaklah benar. Karena kebenaran tak pernah membutuhkan itu semua.. "
Mereka tak ubahnya orang yang mencelakakan dirinya sendiri dengan membenturkan
kepalanya kepada sebuah gunung..
ﻳﺎ ﻧﺎﻃﺢ ﺍﻟﺠﺒﻞ ﺍﻟﺸﻢ ﻟﻴﻜﻠﻤﻪ *
ﺃﺷﻔﻖ ﻟﻨﻔﺴﻚ ﻻ ﺗﺸﻔﻖ ﻋﻠﻰ
ﺍﻟﺠﺒﻞ
" Wahai kau yang membenturkan kepalanya kepada sebuah gunung yang tinggi untuk melukainya.. Kasihanilah dirimu, jangan kasihani gunung itu.. "
Seorang yang dengan mudahnya berkomentar
buruk atas seorang ulama maka - tanpa ia sadari - ia telah berada dalam bahaya yang sangat besar, meskipun Sang Ulama telah memaafkan tapi Allah dan Rasul-Nya tak akan membiarkan Ulama-Nya direndahkan begitu saja..
Saya jadi teringat sosok Syaikhina Muhammad Said Ramadhan Al-Buthy, beliau - seperti halnya KH. Makruf - dulu dipuja-puja dan dihormati. Tapi setelah konflik Suriah meletus, hanya karena nggak pro Demonstran dan pihak yang anti pemerintah beliau dicaci maki habis-habisan. Dituding sebagai Syiah, Ulama Su', Penjilat pemerintah, dan fitnah-fitnah keji lainya. Kitab-kitabnya dibakar dan namanya selalu menjadi bulan-bulanan media. Imbasnya Jama'ah pengajiannya yang dulu sekitar 5-ribuan berkurang drastis nggak sampai seratus orang. Jasa-Jasanya selama puluhan tahun membimbing dan mengayomi rakyat Suriah sama sekali tak dihargai, puncaknya beliau 'Syahid' dibom ketika mengajar Tafsir di Masjid Jami' Al-Iman bersama puluhan murid-muridnya.
Setelah Syaikh Buthy wafat, seorang wanita Sholihah di Damaskus bermimpi bertemu Rasulullah Saw, ( Sebagaimana diceritakan Cucunya Syaikh Mahmud Al-Buthy dan Muridnya Syaikh Muhammad Al-Fahham).
Dalam mimpi itu Rasulullah Saw memakai pakaian yang sangat indah, beliau berkata pada Syaikh Buty yang ada di depannya : " Pergilah kau menyusul ayahmu di sana.." ( Syaikh Mulla ayah Syaikh Buthy adalah salah satu Awliya' besar di zamannya ).
Wanita Sholihah itu lantas bertanya kepada Rasulullah :
" Bagaimana dengan mereka yang menyakitinya Wahai Rasul.. ?"
Syaikh Buthy menimpali : " Saya sudah memaafkan mereka Ya Rasulullah .. "
Tapi Rasulullah Saw dengan nada marah berkata : " Adapun aku.. Aku tak akan pernah memaafkan mereka.. "
Jadi jangan kira 'komentar' buruk atas seseorang- di lisan atau tulisan - itu sebuah perkara 'remeh'.. Apalagi jika berkaitan dengan harga diri para Ulama. Allah tak akan pernah diam melihat para Kekasih-Nya direndahkan dan disakiti ..
من عادى لي و ليا فقد آذنته بالحرب .. إن لم يكن العلماء أولياء فليس لله ولي ..
Kita boleh berbeda pendapat dengan para Ulama, tapi jangan sampai hal itu justru menghilangkan identitas kita sebagai bangsa Indonesia yang sedari dulu dikenal sebagai Bangsa yang sangat menjunjung tinggi Tadhim dan budi luhur kepada para kiai dan ulama, lebih-lebih kepada para kiai sepuh. Saya tak ingin mengomentari sikap yang diambil Kiai Ma'ruf, namun saya yaqin haqqul yaqin 'Ghiroh' beliau terhadap Agama jauh lebih besar daripada kita.
Dengan ilmu dan kapasitas yang beliau miliki tentunya beliau lebih tahu sikap mana yang harus dipilih dan kemana ia harus melangkah. Tak elok rasanya jika kita yang bukan siapa-siapa, tak tahu apa-apa dan minim jasa kepada Ummat ini malah 'sok-sok'-an mengomentari dan menyetir keputusan apa yang seharusnya ia ambil. Itu sudah di luar ranah dan zona kita..
Seperti yang dikatakan pepatah Hadhramaut :
" Qif inda Haddak.. wa illa Takun Dhiddak.."
Jangan engkau lewati batasmu, jika tidak kau akan menjadi bumerang untuk dirimu sendiri.."
Sabtu, 11 Agustus 2018
Khutbah Idul Adha: Mengurai Makna Ibadah Kurban dan Haji
Abah, NU Online | Kamis, 31 Agustus 2017 20:32
Khutbah I
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ.
الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانِ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلِ يُعَظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ والحَسَنَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلّ وسّلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وِعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ. أمَّا بعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ
فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ .وقال ايضا : وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَا عَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَن كَفَرَ فَإِ نَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah
Ungkapan rasa syukur sudah seharusnya kita ungkapkan biqouli alhamdulillah karena sampai dengan saat ini kita masih mendapat kepercayaan dari Allah SWT untuk tetap bisa menikmati karunia Allah untuk tetap dapat menginjakan kaki kita di atas bumi-Nya. Terlebih lagi saat ini kita masih di berikan-Nya kesempatan untuk bertemu dengan Hari Raya Idul Adha 1438 H. Mudah-mudahan semua ini mampu menjadi motivasi kita untuk meningkatkan dan memperkuat keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.
Ma'asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah
Idul Adha adalah salah satu hari raya dalam agama Islam yang di dalamnya menyimpan berbagai peristiwa monumental dari peradaban kehidupan di bumi. Peristiwa tersebut selanjutnya diabadikan dalam sebuah ritual ibadah. Dua ibadah yang sangat identik dengan Hari Raya Idul Adha adalah ibadah kurban dan haji. Kedua ibadah ini mengandung nilai keteguhan dan keimanan dan menjadi bukti pengorbanan yang di dasari dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.
اللهُ أَكْبَر ،اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُ
Hadirin Rahimakumullah
Ibadah kurban adalah ibadah yang berawal dari sejarah ketika Nabi Ibrahim mendapatkan perintah untuk mengorbankan putranya, Ismail, dengan cara disembelih. Berbekal keimanan yang tinggi, Nabi Ibrahim pun melaksanakan perintah yang disampaikan Allah melalui sebuah mimpi. Namun, sebelum Nabi Ibrahim menyembelih Ismail, malaikat membawa seekor kambing dari surga sebagai ganti untuk disembelih. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an surat Asshoffat: 102
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Artinya: Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”
Dari sejarah inilah umat Islam diperintahkan untuk menyembelih hewan kurban yang pada hakikatnya merupakan sebuah ibadah untuk mengingatkan kita semua untuk kembali kepada tujuan hidup, yaitu beribadah kepada Allah. Disebutkan dalam Al-Qur’an surat Adz-Dzaariyaat: 56
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah-Ku.”
Hikmah dari ujian Allah kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya adalah keikhlasan dalam menjalankan perintah Allah SWT. Keikhlasan menjadi salah satu kunci untuk memperoleh ridha Allah dengan menjalankan apa yang menjadi perintah-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya. Jika kita melaksanakan ibadah tanpa didasari oleh keikhlasan maka niscaya yang kita lakukan akan menjadi sebuah kesia-siaan belaka.
إِنَّ اللَّهَ لا يَقْبَلُ مِنْ الْعَمَلِ إِلا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ
Artinya: Allah tidak menerima amal, kecuali amal (ibadah) yang dilandasi keikhlasan dan karena mencari keridhaan Allah SWT (HR. Nasa’i)
Dalam berkurban kita harus ikhlas dan siap mengorbankan sebagian harta kita untuk orang lain yang pada hakikatnya perlu kita camkan bahwa semuanya adalah milik Allah SWT. Dikarenakan ibadah kurban adalah untuk Allah SWT maka sudah seharusnya kita memberikan hewan kurban yang terbaik yang kita punya. Prinsip ini akan menjadi bagian dari ketaatan kita kepada Allah.
Hikmah lain dari ibadah kurban dapat dilihat dari makna kata kurban itu sendiri. Kurban dalam Bahasa Indonesia berarti dekat. Oleh karena itu, kurban dapat diartikan mendekatkan diri kepada Allah dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya melalui wasilah hewan ternak yang dikurbankan atau disembelih.
اللهُ أَكْبَر ،اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُ
Ma'asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah
Ibadah selanjutnya yang identik dengan Hari Raya Idul Adha adalah ibadah haji ke Tanah Suci Makkah. Ibadah haji merupakan kewajiban bagi kita umat Islam yang memiliki kemampuan. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya dalam surat Ali Imran ayat 97:
وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَا عَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَن كَفَرَ فَإِ نَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ
Artinya: “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dari semesta alam.“
Mampu melaksanakan Rukun Islam yang kelima ini memiliki artian siap untuk mengorbankan harta yang dimiliki sebagai wujud syukur atas nikmat harta dan kesehatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kesiapan kita mengorbankan harta untuk menjadi tamu Allah di Baitullah sekaligus mengajarkan kepada kita untuk menjauhi sifat kikir dan cinta terhadap kekayaan materi.
Pengorbanan kita dalam berhaji juga mengajarkan kepada kita untuk tidak membangga-banggakan kekayaan ataupun kelebihan yang kita miliki karena pada dasarnya semua itu adalah karunia dan anugerah dari Allah. Sudah seharusnya semua itu kita syukuri untuk menjadi modal kita untuk tekun beribadah kepada Allah SWT.
Ibadah haji juga mengajarkan kepada kita untuk saling membantu dan saling bekerja sama dengan orang lain. Seperti yang kita ketahui, perjalanan ibadah haji ditempuh dengan berduyun-duyun dalam sebuah perjalanan yang penuh dengan tantangan kesulitan dan pengorbanan.
Di dalamnya harus diikuti dengan semangat juang tinggi tanpa putus asa disertai dengan kedisiplinan dan kesabaran untuk mencapai sebuah tujuan. Akhlaqul Karimah kepada sesama manusia juga harus dikedepankan diiringi dengan kesadaran bahwa niat kebaitullah adalah untuk beribadah. Bukan untuk yang lain.
Dengan niat yang benar, ibadah haji harus dapat membangkitkan semangat dan kesadaran diri untuk saling mengingatkan dalam kebenaran, menasehati dalam kesabaran dan menebarkan kasih sayang kepada seluruh ciptaan Allah SWT.
اللهُ أَكْبَر ،اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُ
Ma'asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah
Ibadah haji juga merupakan wujud ketaatan dan ketundukan kita kepada perintah Allah SWT. Ibadah haji adalah ibadah yang sudah ditentukan waktunya dengan artian harus meninggalkan aktifitas duniawi untuk fokus beribadah bagi kepentingah ukhrowi.
Dalam ibadah haji para jamaah melakukan rangkaian ibadah sebagai upaya membersihkan diri dari dosa seraya mengharapkan ampunan, rahmat, dan ridha Allah SWT. Mereka juga melatih kesabaran dengan kedisiplinan rangkaian ibadah sekaligus melupakan urusan dunia yang sering membuat hati manusia lalai mengingat Allah SWT.
Dengan hanya mengenakan kain ihram berwarna putih, para jamaah diingatkan dengan kain kafan ciri khas dari kematian yang pasti akan datang kepada setiap yang bernyawa. Kita berasal dari Allah dan hanya kepada-Nyalah kita akan kembali. Kita pasti akan berpisah dengan semua yang kita cintai dan berpisah dengan yang mencintai kita. Semua akan kembali kepada sang pemilik yang hakiki, Allah SWT.
Dalam ibadah haji, jamaah juga melakukan ibadah lainnya seperti Tawaf mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali dan melakukan lari kecil dari bukit Shafa ke bukit Marwah yang dinamakan dengan Sa'i. Dalam ibadah ini para jamaah berdoa untuk senantiasa mendapatkan pertolongan Allah SWT dan perlindungan dari dosa yang timbul dari hawa nafsu dan godaan Setan.
Ibadah Towaf dan Sa'i memiliki makna yang mendalam agar kita senantiasa berusaha tanpa henti dan berhijrah melalui bentuk aktivitas berlari untuk meraih kemuliaan dengan berserah diri kepada Allah. Dengan senantiasa membersihkan hati dari sifat yang tercela, kita harus menanamkan tekad untuk mencapai puncak kesucian.
اللهُ أَكْبَر ،اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُ
Ma'asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah
Allah SWT telah menjanjikan Surga Allah SWT kepada umat Islam yang melaksanakan haji dengan niat tulus karena Allah dan dapat meraih predikat mabrur.
الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ
Artinya: haji yang mabrur tiada balasan baginya kecuali surga (HR. Nasa’i).
Lalu, apa yang dimaksud dengan haji mabrur? Haji mabrur adalah haji yang tidak tercampuri kemaksiatan. Hal ini sesuai dengan makna kata “al-mabrur” yang diambil dari kata al-birr yang artinya adalah ketaatan. Dengan kata lain haji mabrur adalah haji yang dijalankan dengan penuh ketaatan sehingga tidak tercampur dengan dosa. Haji mabrur juga merupakan haji yang maqbul atau diterima oleh Allah dan akan dibalas dengan al-birr (kebaikan) yaitu pahala.
Haji mabrur dapat ditandai dengan terlihatnya seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya dan tidak mengulangi perbuatan maksiat dan dosa yang ia lakukan.
Ma'asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah
Dengan hikmah dua ibadah ini yaitu kurban dan haji, sudah merupakan kewajiban bagi kita selaku umat Islam untuk menyakini bahwa Allah memiliki tujuan dalam memberikan setiap perintah kepada manusia. Allah pasti akan memberikan yang terbaik kepada kita jika kita juga berbuat baik dan mematuhi perintah-Nya. Keyakinan dan keikhlasan untuk mematuhi perintah-Nya akan membawa kebaikan kepada kita.
اللهُ أَكْبَر ،اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah
Akhirnya marilah kita berdoa memohon kepada Allah SWT agar semua ibadah yang kita lakukan akan mendapatkan ridha dari Allah SWT. Ya Allah, ya Rahman, limpahkanlah Rahman Rahim-Mu. Curahkanlah hidayah-Mu sehingga kami dapat meraih keridhaan-Mu. Hanya kepada Engkaulah kami mempercayakan diri kami. Janganlah Engkau membiarkan kami berjalan sendiri tanpa kendali hidayah-Mu. Ya Allah......
Ya Allah, ya Rahim, kami mempersembahkan ke hadirat-Mu, sekelumit pengorbanan berupa hewan kurban, yang nilainya jauh tak sebanding dengan luas pemberianmu dan kasih sayang-Mu, yang tiada terhingga banyaknya dan kami tidak mampu memperhitungkannya.
Ya Allah perkenankanlah kami untuk sampai ke Mekkah, Madinah, dan Arafah untuk menjadi tamu-Mu menjalankan ibadah haji. Berikanlah kami rezeki menjadi haji mabrur. Anugerahkanlah ridha-Mu dan sayangilah kami.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ فِى اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، اِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اللهُ اَكْبَرْكَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً ، لاَ إِلَهَ إِلاّ الله وَلَهُ الْحَمْدُ فِى السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَعَشِيًّا وَحِيْنَ تُظْهِرُوْن.
اللهُ اَكْبَرْ3X وَللهِ الْحَمْد.
الْحَمْدُ للهِ الَّذِىْ بَسَطَ لِعِبَادِهِ مَوَاعِدَ إِحْسَانِهِ وَإِنْعَامِه ، وَأَعَادَ عَلَيْنَا فِى هَذِهِ الأَيَّاّمِ عَوَائِدَ بِرِّهِ وَإِكْرَامِه ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى جَزِيْلِ إِفْضَالِهِ وَ إِمْدَادِهْ ، وَأَشْكُرُهُ عَلَى كَمَالِ جُوْدِهِ بِعِبَادِهِ ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ فِىْ مُلْكِهْ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَشْرَفُ عِبَادِهِ وَزُهَّادِهْ ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ الكَرِيْمِ وَالرَّسُوْلِ الْعَظِيْمِ سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ كَانُوْا أُمَرَاءَ الْحَجِيْجِ لِبِلاَدِ اللهِ الْحَرَامِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
اللهُ اَكْبَرْ3 X وَللهِ الْحَمْد ، أَمَّا بَعْدُ :
فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهْ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Muhammad Faizin, Wakil Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu