Jumat, 03 Juni 2011

SIFAT SEBAGIAN WAHABI

SIFAT SEBAGIAN WAHABI



Di sini akan saya sebutkan di antara sifat2 wahabi yang saya jumpai sendiri. Memang TIDAK SEMUA WAHABI bersikap seperti ini, tapi semoga ini menjadikan kita waspada terhadap gerakan ini.

Ini saya tulis berdasarkan tanggapan seorang wahabi terhadap tulisan saya. Sebenarnya akan saya post di blog aslinya tetapi karena tidak jarang tulisan saya diblok/ dihapus, baiklah saya tulis di sini saja….

Yang dicetak miring adalah kutipan asli dari Abdullah, hanya beberapa kata saya capslock untuk memperjelas maksud.

Ini alamat aslinya:

http://shirotholmustaqim.wordpress.com/2010/06/10/duduk-bersimpuh-dan-merawat-kuburan-sebagai-penghormatan/comment-page-1/#comment-613

=====================================================================
Bismillaahirrahmanirrahiim
@ Abdullah
(Alhamdulillah wa syukurilah, komentar Abdullah di bawah semakin
menunjukkan dan justru membuktikan dengan sendirinya, bahwa
PARA WAHABI MEMANG BENAR2 KURANG ILMUNYA , SEMPIT
WAWASANNYA, dan AROGAN). Saya tidak sedang menjelek2kan,
Lihatlah… )
===================================================
1. CEROBOH DAN AROGAN
“makruh adalah sebuah pengertian dilakukan mendapat celaan
sedangkan tidak dilakukan menunjukkan disukainya. kenapa ANTUM
LEBIH CONDONG KEPADA YANG DICELA ???????”
“sudah menjadi kesepakatan dari para ulama bahwa membangun
mesjid di atas kuburan adalah HARAM secara MUTLAK”
Ibnu Qudamah Rahimahullah seorang ulama bermadzhab Hambalai
berkata dalam Al Mughni “Haram membangun tempat ibadah di atas
kubur.”
————
Perkataan ini menunjukkan Anda orang yang tidak teliti (dan
emosional menuduh saya suka perbuatan tercela). Jadi pendapat
Anda berikutnya, terutama mengenai hadits tidak perlu terlalu saya
gubris. Pendapat Anda dhoif.
Yang diMAKRUHkan adalah membangun masjid DI ATAS KUBURAN.
Jadi misalnya ada kuburan, masih ada mayatnya, kemudian
diratakan, lalu dibangun masjid di atasnya tanpa dipindah mayatnya.
(Jadi kita shalat dengan menginjak2 mayat di bawahnya).Ini makruh,
sebagian ulama mengatakannya haram. Namun bila membangun
masjid lalu membuat didekatnya makam untuk pewakafnya maka
TIDAK ADA LARANGANNYA”. Atau shalat, sedang didekatnya ada
kuburan, maka tidak apa-apa.
Masjid2 yang ada kuburannya (termasuk masjid Nabawi) ada
pagar/dinding yang membatasi sehingga meskipun di dalam masjid
ada kuburannya tapi kita tidak akan shalat DI ATAS KUBURANNYA itu.
Tapi bisa shalat di dekatnya.
Juga bagai mana kita akan shalat di atas kuburnya? wong di
sekeliling kubur ada pagarnya, di atas kuburnya juga ada nisan
lancip2, kurang kerjaan betul mau sholat saja harus loncat pagar, dan
tentunya kalau tetap nekat akan ngglimpang ketika shalat, karena
nisannya tidak rata. Tentang ini sebenarnya sudah dijelaskan di
tulisan.
=================================================
2. BERBAKAT PENDUSTA
“Antum membawakan fatwa Imam Ibnu Hajar Rahimahullah dan
Imam Baidhawi yang mana didalam 3 kitab fathul bari dari cetakan
berbeda tidak ana temukan konteks tersebut.”
—————-
Nah, nah, ini saya rasa justru menambah deretan kitab yang
dipalsukan wahabi. Sejauh yang saya tahu, ulama ahlussunnah sudah
menemukan kurang lebih 300an kitab yang dipalsukan dan dihapus
atau diganti isinya (terutama berkenaan pasal2 ziarah kubur,
tawassul, maulid, dsb). Terima kasih, perkataan antum akan
menambah koleksi bukti2 kami. Syukron katsir.
Tampaknya antum suka dan banyak punya koleksi kitab, cobalah cari
kitab berikut dan temukan bedanya(ini saya copas dari note
terdahulu saya, tentang pemalsuan2 oleh wahabi):
=====================================
Kitab Al Adzkar karya Imam Nawawi cetakan Darul Huda, Riyadh,
1409 H, yang ditahqiq oleh Abdul Qadir asy Syami. Pada halaman 295,
pasal tentang ziarah ke makam Nabi SAW, dirubah judulnya menjadi
pasal tentang ziarah ke masjid Nabi SAW. Beberapa baris di awal dan
akhir pasal itu juga dihapus.
Mereka juga dengan sengaja
menghilangkan kisah tentang al Utbiy yang diceritakan Imam
Nawawi dalam kitab tersebut.
Untuk diketahui, al Utbiy (guru Imam Syafi’i) pernah menyaksikan
seorang arab pedalaman berziarah dan bertawassul kepada Nabi
SAW. Kemudian Al Utbiy bermimpi bertemu Nabi SAW, lalu Nabi
menyuruhnya memberitahukan pada orang dusun tersebut bahwa ia
diampuni Allah berkat ziarah dan tawassul-Nya. Imam Nawawi juga
menceritakan kisah ini dalam kitab Majmu’ dan Mughni.
Pemalsuan juga mereka lakukan terhadap kitab Hasyiah Shawi atas
Tafsir Jalalain dengan membuang bagian-bagian yang tidak cocok
dengan pandangannya. Hal itu mereka lakukan pula terhadap kitab
Hasyiah Ibnu Abidin dalam madzhab Hanafi dengan menghilangkan
pasal khusus yang menceritakan para wali, abdal dan orang-orang
sholeh.
Parahnya, kitab karya Ibnu Taimiyah yang dianggap sakral juga tak
luput dari aksi mereka. Pada penerbitan terakhir kumpulan fatwa
Syekh Ibnu Taimiyah, mereka membuang juz 10 yang berisi tentang
ilmu suluk dan tasawwuf. (bisa dilihat bedanya antara cetakan baru
dan cetakan yang lama, cetakan baru sudah dihapus yang bab 10)
Bukankah ini semua perbuatan dzalim? Mereka jelas-jelas
melanggar hak cipta karya intelektual para pengarang dan
melecehkan karya-karya monumental yang sangat bernilai dalam
dunia Islam. Lebih dari itu, tindakan ini juga merupakan pengaburan
fakta dan ketidakjujuran terhadap dunia ilmu pengetahuan yang
menjunjung tinggi sikap transparansi dan obyektivitas.
===============================================
3. KURANG ILMU DAN SEMPIT WAWASAN, TAPI SOK TAHU
“Didalam kitab-kitab Imam baihaqi tidak pernah sampai haditsnya
lebih dari “6000″ hadits bagaimana bisa anda menuliskan “10054″
KEKONYOLAN ANTUM buat lagi dengan berkata “Shahih Muslim
6498″ dimana2 kitab Shahih Muslim hanya memuat hadits dibawah
“3040″ hadits bagaimana bisa melonjak ke “6000″ hadits?
waduuuuuuuh”
—————-
PERLU DIKETAHUI bahwa kitab-kitab hadits meskipun sama judul
kitabnya, akan memiliki sistem penomoran yang
BERBEDA bergantung pada cetakannya/ sistem penomorannya (baru
tahu?).
Dalam Shahih Muslim, ada beberapa tipe penomoran, ada yang
Alamiyah (memuat 5362 hadits), ada yang Abdul Baqi (3033 hadits),
ada sistem yang lainnya menyebutkan 1200 hadits, ada lagi yang
menyebutkan hingga 9200 hadits. Sistem penomoran misalnya
bergantung pada apakah hadits yang matannya sama tapi berbeda
sanad disebutkan lagi atau tidak, jadi bergantung juga pada
sanadnya.
Oleh karena itu, sifat wahabi yang suka mencantumkan nomor
hadits pada TULISAN UNTUK ORANG AWAM (majalah2, selebaran,
dll) sebenarnya sifat yang aneh. Dan DIPERTANYAKAN NIATNYA!
Untuk kalangan awam, penyebutan nomor hadits tanpa
menyebutkan babnya akan sangat membingungkan pembaca,
karena berbeda cetakan dapat berbeda penomoran, jadi jika mereka
mencari, bisa jadi tidak akan ditemukan dan membingungkan. (kita
sudah lihat buktinya, Anda saja yang banyak baca kitab bingung,
bagaimana lagi yang lain).
Lalu sebenarnya apa niat disebutkan nomornya? Memang
penyebutan nomor hadits akan membuat tulisan itu bagi awam
tampak teliti dan hebat yang menulisnya. Tapi ini tidak menambah
pengetahuan orang awam, justru menyulitkan mereka karena jika
benar2 dicari akan tidak ketemu. Lalu APA NIAT PENYEBUTAN
NOMOR HADITS ITU(?!)
Untuk membuktikan, saya rujuk ke link internet, g usa sulit2,
wikipedia saja:
http://en.wikipedia.org/wiki/Six_major_Hadith_collections
http://id.wikipedia.org/wiki/Shahih_Muslim
http://www.searchtruth.com/book_display.php?book=043&translator=2&start=28&number=7178
==============================================
4. SUKA MENCELA BERLEBIHAN
“cukup dah bantahan terhadap antum “sunnahonline” yang pantas
bukan “sunnahonline” tetapi “SYIRIKonline”

“Lalu antum katakan berdo’a didalam toilet dengan do’a masuk
toilet dan do’a keluar tolilet. antum bener2 MELAWAK.”
—————–
Mengenai doa dan menyebut nama-nama suci di toilet itu
diperbolehkan jika HANYA DALAM HATI saja, tidak dilafazhkan. Saya
ambil ilmu dari ulama yang faham Quran Hadits, tidak melawak.
==========================================
5. MEMBINGUNGKAN
“Anggaplah itu memang perkataan Ibnu hajar Rahimahullah dan
Imam Baidhawi. bukankah konteks perkataan sendiri sudah keluar
dari makna hadits tersebut. bukankah takwil sudah menyelisihi
makna hadits itu sendiri.
————-
Entahlah saya yang bodoh atau antum yang bodoh wallaahu alam.
Ibnu Hajar dan Imam Baidhowi jelas2 mengatakan penjelasan makna
atas hadits tersebut… Saya ga faham maksud bantahan antum…
Yang berselisih tentunya adalah antara pemahaman antum dengan
pemahaman Imam Baidhowi dan Imam Ibnu Hajar, bukan Imam2 itu
yang berselisih dengan hadits Nabi.
Tapi kalau antum ingin mengatakan:imam2 itu keliru, sesat, syirik, dan
Imam ABDULLAH rahimahullah yang benar, ya terserah saja. Tapi
dengan ilmu antum itu saya hanya bisa ketawa saja…
==========================================
6. MEMANG BUKAN PENGIKUT IBNU TAIMIYAH DAN MURIDNYA,
IBNU QOYYIM, MAKANYA DISEBUT WAHABI
“Antum membawakan dalil perkataan Ibnu Qoyyim. lah dalilnya
perkataan Ibnu Qoyyim mana? mau dia Imam Ahmad, mau dia Imam
Syafi’i, Hanafi dan malik sekalipun jikalau dia berbicara tentang
syariat tanpa berlandaskan dalil bahkan bertentangan dengan dalil
maka ditolak perkataannya.”
—————–
Seorang ulama berbicara tentulah dengan ilmu, tidak jarang Imam
Syafi’i berfatwa tapi beliau tidak menyertakan dalilnya. Bahkan yang
menyebutkan dalilnya kadang malah murid2nya. Seorang dokter
yang meresepkan obat tidak selalu menyebutkan buku rujukannya,
justru kepada orang awam sangat jarang menyebutkan rujukannya,
tapi mereka bisa menerangkan rujukannya jika diminta. Demikian
juga ulama.
Jika ingin tahu dalil ziarah kubur ke makam Nabi download di bawah
itu saja.
==============================================
Mengenai istighotsah dll, add FB saya saja, lihat note2 saya. Biar
pembaca yang lain tidak pusing lihat tulisan berderet-deret.
fikarmail@gmail.com
Atau download yang lebih lengkap: (copas aja ke address download
accelerator,
bisa juga dimasukkan di address internet explorer, tapi agak lama
bukanya)
http://majelisrasulullah.org/images/stories/multimedia/Kenalilah-
Akidahmu.pdf
Terima kasih, maaf kalau terlalu tajam.


SUMBER ARTIKEL
http://sunnahonline.wordpress.com/2010/06/17/sifat-sebagian-wahabi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda untuk menambah silaturahim.