Buzzer Menurut Gus Nadir
1. Waktu diskusi live dg GP Ansor bbrp wkwtu lalu, saya jelaskan panjang lebar soal buzzer ini. Buzzer itu menurut Om Nukman almarhum sebetulnya kata yg netral. Tujuannya utk promosi atau matketing dan perusahaan banyak yg pakai. Tapi belakangan imej kata ini jd negatif
2. Semua pihak yg punya tim medsos itu punya buzzer (mau nama resminya apa kek gitu). Parpol jg ada buzzernya. Pemerintah & oposisi jg punya buzzer. Tujuannya membela dan menyerang lawan di medsos. Ada jg yg pakai bot mesin. Semua sdh mafhum. 1 orang ada yg punya 20 sd 100 akun
3. Para buzzer macem2 jenisnya: terorganisir lewat wag dan tele. Sesuai arahan kakak pembina di kedua kubu. Dlm satu kubu, Mrk kadang tempur sendiri karena beda kakak pembina, dan msg2 kakak pembina bisa jadi beda kepentingannya. Ini para buzzer bayaran
4. Selain buzzer bayaran, juga ada buzzer yg ideologis. Mrk pokoknya dukung tokohnya atau serang lawannya. Fanatik! Nah mrk ini ikut irama saja. Begitu naik satu tagar oleh buzzer bayaran, mrk cocok lgs ikutan menyebarkan. Gak punya ide tagar hari ini apa. Pokoknya cocok, ikutan
5. Ada juga mereka yg hanya ikut2an dg polosnya, bahkan kena iming2 polbek dan give away (GA) hadiah undian asalkan mau naikkan tagar. Ada jg yg mendompleng spt akun porno, atau akun gak jelas, tapi naikkan tagar apapun dr kubu manapun. Pendompleng tagar π
6. Jadi kalau ada yg protes, “saya tdk terima bayaran. Saya bukan buzzer”. Iya, anda bukan kategori buzzer bayaran, tapi bisa jadi masuk kategori buzzer ideologis, polos, GA, atau pendompleng π
7. Atau ada yg protes: “gak semua yg naikkan tagar itu buzzer”. Iya, memang ada orang yg gak sadar orkestra tagar ini. Tagar itu gak muncul dg sendirinya kalau mau jadi trending topic. Mrk gak sadar “dibuzzerkan” dg ikut mempromo tagar. Yah namanya juga polos π
8. Nah, skr kenapa perang tagar lewat buzzer kedua kubu ini gak sehat buat demokrasi kita? Pemerintah itu sering didesak lewat medsos. Utk tahu suara netizen dicek lewat trending topik (TT). Gak salah ini. Tapi kedua kubu tahu pola ini. Makanya TT ini direkayasa oleh para buzzer
9. Tagar yg diorkestra ini gak alami. Bukan cerminan suara netizen sesungguhnya. Ini bukan survei yg berbasis metodologi ketat. Ini permainan dan perang tagar: bisa lewat mesin, duit, bahkan GA hadiah. Gawat kan seolah suara netizen direduksi oleh perang tagar
10. Akhirnya suara netizen yg asli & alami kalah gaungnya dg rekayasa tagar ini. Ini berbahaya buat kelangsungan demokrasi kita. Suara publik direkayasa oleh kedua kubu. Perlu ada suara “waras” mengingatkan efek negatif perang tagar ini. Silent majority harus lebih bersuara
11. Perang tagar pasca pilpres ini jg menggelikan. Pemerintah kuat di parlemen dan menguasai roda pemerintahan. Ngapain masih menembakkan isu lewat tagar? Diskusi yg cerdas jg sulit terjadi lewat rekayasa tagar ini. Kubu oposisi jg sama menggelikannya
12. Kedua kubu cukup puas kalau tagarnya naik jadi TT meski hanya bbrp jam. Padahal orang gak akan berpindah haluan hanya gara2 TT. Pendek kata, perang tagar itu spt onani medsos: puas sendiri dg TT tapi efeknya singkat dan gak membuat orang lain pindah kubu
13. Apakah dg main tagar maka kebijakan pemerintah akan lebih baik? Kalau itu suara alami netizen bisa aja. Tapi kalau rekayasa tagar yg cuma slg dukung atau slg serang, ya gak ngefek. Cuma memuaskan msg2 kubu aja . Yg untung kakak pembina di kedua kubu. Bukan rakyat kayak kita2
14. Apakah buzzer itu perlu? Di awal saya blg buzzer itu term yg netral sebenarnya. Jadi gak usah marah dibilang buzzer (dan sekali lg jenisnya macem2. Lihat point di atas). Sila pakai buzzer. Tapi arahkan mrk utk lebih kreatif dg bicara data & kebijakan, bukan cuma perang tagar
15. Diskusi di medsos harus didorong utk lebih cerdas & kritis. Suara publik harus dijaga kewarasannya agar jangan terkooptasi oleh para buzzer bayaran. “Tapi masak kami diam saja Jkw dihina”. Iya, kakak pembina itu pintar memainkan emosi pendukung. Tujuannya cuma ituπ
16. Sekali lagi, jangan polos2 amat main medsos. Jgn jempol & pulsa anda dimanfaatkan dlm perang tagar ini. Banyak yg gak sadar dimanfaatkan utk kegaduhan saja. Akhirnya isu2 penting kebijakan publik yg harus dibahas dg kritis jadi lenyap gara2 permainan buzzer ini. SEKIAN
Sumber : Tweet Gus Nadir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda untuk menambah silaturahim.