Oleh @sayid__machmoed
Abdullah bin Salam, calon penghuni surga
Husen bin Salam adalah kepala pendeta Yahudi di Madinah. Walaupun penduduk Madinah berlainan agama dengannya, namun mereka menghormati Husen. Karena di kalangan mereka, ia dikenal baik hati dan jujur. Foto dari @sayid__machmoedHusen hidup tenang dan damai. Baginya waktu sangat berguna. Karena itu, ia membaginya dalam tiga bagian. Sepertiganya ia pergunakan untuk mengajar dan beribadah. Sepertiga lainnya ia habiskan di kebun untuk merawat dan membersihkan tanaman.Sepertiga lagi untuk membaca Taurat dan mengajarkannya kepada orang lain.
Setiap kali menemukan ayat Taurat yang mengabarkan tentang kedatangan seorang Nabi di Madinah, ia selalu membacanya berulang-ulang dan merenunginya.Dipelajarinya lebih mendalam tentang sifat-sifat dan ciri-ciri Nabi yang ditunggu-tunggunya itu. Ia sangat gembira ketika mengetahui orang yang ditunggunya itu telah muncul dan akan berhijrah ke Madinah.Karena itu, ia selalu berdoa agar Allah memanjangkan usianya supaya bisa bertemu dengan Nabi yang ditunggu-tunggunya dan menyatakan iman.
Allah memperkenankan doa dengan memanjangkan usianya dan mempertemukannya dengan penutup para Nabi, Muhammad ﷺ.Ketika pertama kali mendengar kedatangan Nabi ﷺ. Husen bin Salam mencocokkan sifat-sifatnya dengan yang ia ketahui dari Taurat. Begitu mengetahui persamaan-persamaan tersebut, ia yakin benar bahwa orang yang ia tungu telah datang. Namun hal itu ia rahasiakan terhadap kaum YahudiTatkala Rasulullah ke Madinah dan tiba di Quba', seorang juru panggil berseru menyatakan kedatangan beliau. Saat itu Husen bin Salam sedang berada di atas pohon kurma. Bibinya, Khalidah binti Harits, menunggu di bawah pohon tersebut.Begitu mendengar kedatangan Rasulullah, ia berteriak, "Allahu Akbar, Allahu Akbar!"
Mendengar teriakan itu, bibinya berkata, "Kamu akan kecewa. Seandainya saja kamu mendengar kedatangan Musa bin Imran, kamu tidak bisa berbuat apa-apa.""Wahai bibi, demi Allah, dia adalah saudara Musa bin Imran. Dia dibangkitkan membawa agamanya yang sama," kata Husen.
"Diakah Nabi yang kau ceritakan itu?" tanya bibinya.
"Benar!" jawabnya lalu bergegas menemui Rasulullah yang sedang dikerumuni orang banyak.Setelah berdesak-desakan, akhirnya Husen berhasil menemui beliau.
Sabda beliau pertama kali adalah, "Wahai manusia, sebarluaskan salam. Beri makan orang yang kelaparan. Shalatlah di tengah malam, ketika orang banyak sedang tidur nyenyak. Pasti kamu masuk surga dengan bahagia."Husen bin Salam memandangi Rasulullah dengan seksama. Ia yakin, wajah beliau tidak menunjukkan raut membohong. Perlahan Husen mendekat seraya mengucapkan dua kalimah syahadat.Rasulullah bertanya padanya, "Siapa namamu?"
"Husen bin Salam" jawabnya.
"Mestinya Abdullah bin Salam," kata Rasulullah mengganti namanya dengan yang lebih baik.
"Saya setuju" Husen berkataTak berapa lama kemudian, Abdullah bin Salam menemui Rasulullah dan berkata, "Wahai Rasulullah, orang-orang Yahudi suka berbohong dan sesat, saya meminta engkau memanggil ketua-ketua mereka, tapi jangan sampai mereka tahu kalau saya masuk Islam.Serulah mereka kepada agama Allah, saya akan bersembunyi di kamarmu mendengar reaksi mereka."
Rasulullah menerima permintaan tersebut. Beliau ﷺ memasukkan Abdullah ke dalam bilik dan mengumpulkan para pemuka Yahudi.Rasulullah membacakan kepada mereka ayat-ayat Al-Qur'an dan mengajak mereka memeluk Islam. Namun orang-orang Yahudi itu menolak, bahkan membantah kata-kata beliau.Setelah mengetahui bahwa mereka enggan menerima seruannya, Rasulullah bertanya, "Bagaimana kedudukan Husen menurut kalian?"
"Dia pemimpin kami, kepala pendeta kami dan pemuka kami," jawab mereka."Bagaimana pendapat kalian kalau dia masuk Islam? Maukah kalian mengikutinya?" tanya Rasulullah.
"Tidak mungkin! Tidak mungkin dia masuk Islam," jawab mereka serentak.Tiba-tiba Abdullah bin Salam keluar dari bilik Rasulullah dan menemui mereka seraya berkata, "Wahai kaum Yahudi, bertakwalah kepada Allah. Terimalah agama yang dibawa Muhammad. Demi Allah, sesungguhnya kalian sudah mengetahui bahwa Muhammad benar-benar utusan Allah.Bukankah kalian telah membaca nama dan sifat-sifatnya dalam Taurat? Demi Allah, aku mengakui Muhammad adalah Rasulullah. Aku beriman kepadanya dan membenarkan segala ucapannya."
"Bohong!" jawab mereka. "Kau jahat dan bodoh, tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah!"Mereka pun meninggalkan Abdullah bin Salam dan Rasulullah ﷺ. "Kau lihat, wahai Rasulullah. Orang-orang Yahudi itu pendusta dan sesat. Mereka tidak mau mengakui kebenaran walaupun di depan mata," ujar Abdullah.Sahabat Sa'd bin Abi Waqqash pernah menyatakan, bahwa Nabi ﷺ menyebutkan Abdullah bin Salam adalah seorang penghuni surga yang sedang berjalan di muka bumi.
Abdullah bin Salam lah yang dirujuk sebagai saksi dari Bani Israil yang mengakui kebenaran Islam,seperti disebutkan dalam surah al Ahqaf 10 : "…Wa syahida syahidun min bani israa-ila 'alaa mitslihii fa aamanna…" (…Dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui [kebenaran] yang serupa dengan [yang tersebut dalam] Al Qur’an lalu dia beriman…).Setelah keislamannya tersebut, Abdullah bin Salam mengajak dua keponakannya, Salamah dan Muhajir untuk memeluk Islam. Ia berkata, "Kalian berdua tahu bahwa Allah telah berfirman dalam Taurat, bahwa Dia akan mengutus dari keturunan Ismail, seorang Nabi bernama Ahmad.Siapa yang mengikutinya ia telah mendapat hidayah, dan siapa yang tidak iman kepadanya akan dilaknat. Hendaklah kalian memeluk Islam"Maka Salamah memeluk Islam dan Muhajir menolaknya. Menurut satu riwayat, peristiwa ini menjadi asbabun nuzul dari Surah Al Baqarah ayat 130
Wallahualam
Semoga bermanfaat 🙏🏿🌹
Terimakasih untuk ceritanya... semoga senantiasa bermanfaat dan menambah wawasan serta amal kebaiakan amien.
BalasHapus