Ketika saudara kita tersandung dan hampir jatuh..., bukan bagaimana kita datang dengan tangan terulur untuk menarik..., namun justru tangan mendorong dengan harapan mereka terjatuh semakin keras.
Bila perlu..., jangan pernah dapat bangun kembali..!!
Bila perlu..., jangan pernah dapat bangun kembali..!!
Bahkan ketika diluar sana semua bangsa terlihat sedang merapatkan barisan...,.dan mereka bergandeng tangan bersama dalam rasa kekeluargaan demi musuh bersama yakni Covid-19..., kita justru sibuk saling pasang jebakan.
Kita omong A berharap B. Kita ingin siapa yang tak kita sukai jatuh dan kita bersorak senang atas kejatuhannya.
Kita lebih tertarik dan bicara politik daripada khawatir terhadap musuh yang sudah datang mendekat.
Kita lebih tertarik dan bicara politik daripada khawatir terhadap musuh yang sudah datang mendekat.
Kita lebih tertarik memihak si A atau si B daripada bersinergi demi keselamatan negara ini.
Kita masih sibuk bagaimana berebut kekuasaan dan uang padahal ancaman yang sangat mengerikan jelas sudah ada didepan kita.
Seharusnya justru kita bersatu.
Kita masih sibuk bagaimana berebut kekuasaan dan uang padahal ancaman yang sangat mengerikan jelas sudah ada didepan kita.
Seharusnya justru kita bersatu.
Itulah yang kini kita alami...,semua sedang sibuk memasang jebakan. Sibuk berharap ada yang terjebak dan jatuh lalu kita bertepuk tangan. Kita bersorak gembira.
Gubernur DKI yang entah karena fenomenal kata-kata yang mampu dia susun, telah dijadikan figur anti presiden.
Gubernur DKI yang entah karena fenomenal kata-kata yang mampu dia susun, telah dijadikan figur anti presiden.
Orang-orang yang tak suka dengan presiden seolah punya batu pijakan bagi kritik tak berkesudahan dengan selalu membangun presiden payah dan Abas adalah is the best.
Padahal logika pasti dapat menangkap beda antara gubernur dengan presiden.
Mereka selalu bilang bahwa Abas sangat mementingkan rakyatnya. Itu sebabnya keterbukaan Abas dijadikan ukuran bahwa dia lebih care, lebih sigap dibanding Jokowi.
Mereka selalu bilang bahwa Abas sangat mementingkan rakyatnya. Itu sebabnya keterbukaan Abas dijadikan ukuran bahwa dia lebih care, lebih sigap dibanding Jokowi.
Sejak awal, Abas sibuk mengatakan Jakarta genting, genting...., lantas apakah diikuti dengan usaha mendirikan RS darurat khusus corona? kan engga juga..!!
Dia larang orang berkumpul di tempat ramai dan menutup tempat keramaian seperti Monas dan Ancol.
Dia larang orang berkumpul di tempat ramai dan menutup tempat keramaian seperti Monas dan Ancol.
Pasti terjadi penumpukan orang.., pasti muncul antrian...!! Penumpukan adalah paksaan bagi berkumpulnya banyak orang dalam satu wilayah.
Gendheng apa bener-bener, ga ngerti.., jadi sulit membedakannya.
Pejabat publik, pejabat pemerintah, dan bersama masyarakat harusnya bersatu.
Gendheng apa bener-bener, ga ngerti.., jadi sulit membedakannya.
Pejabat publik, pejabat pemerintah, dan bersama masyarakat harusnya bersatu.
Sekali-sekali, lepaskan dari politik perebutan kekuasaan. Mari kita bicara kemanusiaan. Akan ada akibat luar biasa bila benar wabah ini meluas tanpa kita bersatu.
Diluar sana ada banyak tangan-tangan yang siap menghajar dan membakar Indonesia bila kita tak bersatu.
Diluar sana ada banyak tangan-tangan yang siap menghajar dan membakar Indonesia bila kita tak bersatu.
Disana mulut serakah menunggu momen itu.
Cukuplah musuh kita saat ini adalah corona.., tak perlu mencari musuh yang lain apalagi saudara sendiri.
Mari kita teriakkan saya bersama presiden agar dia tegak menjalani tugasnya.
Cukuplah musuh kita saat ini adalah corona.., tak perlu mencari musuh yang lain apalagi saudara sendiri.
Mari kita teriakkan saya bersama presiden agar dia tegak menjalani tugasnya.
Kita buat keadaan sulit ini justru menjadi titik awal bagi kerukunan dan kebersamaan kita.
#SAYABERSAMAPRESIDEN...!!
#SAYABERSAMAPRESIDEN...!!
Sumber : Twitter