Kamis, 19 Juni 2025

Mengenal Bibit Tanaman Mangga Miyazaki: Si Telur Matahari yang Mewah dan Menggiurkan

Mangga Miyazaki, yang sering disebut Taiyo-no-Tamago atau "Telur Matahari," bukanlah mangga sembarangan. Buah ini adalah simbol kemewahan di dunia pertanian, terkenal sebagai mangga termahal di dunia dengan harga satu buah yang bisa mencapai Rp700.000 hingga jutaan rupiah di Jepang! Berasal dari kota Miyazaki, Jepang, mangga ini kini mulai menarik perhatian pecinta tanaman di Indonesia, baik petani maupun penghobi tanaman buah. Apa yang membuat bibit tanaman mangga Miyazaki begitu istimewa? Mari kita ulas secara lengkap pesona dan potensinya dalam artikel ini!

### Keistimewaan Mangga Miyazaki
Mangga Miyazaki memiliki karakteristik yang membedakannya dari varietas mangga lainnya. Berikut adalah beberapa keunggulannya:

1. Rasa dan Tekstur Luar Biasa
   Mangga Miyazaki memiliki kandungan gula 15% lebih tinggi dibandingkan mangga biasa, menghasilkan rasa manis yang sangat legit dan memanjakan lidah. Teksturnya lembut, tanpa serat, dengan daging buah berwarna kuning cerah yang menggoda. Aromanya yang harum juga menjadi daya tarik tersendiri, menjadikannya salah satu mangga terenak di dunia.

2. Penampilan Menawan
   Kulit mangga ini berwarna merah cerah yang memukau, berbeda dari mangga pada umumnya yang biasanya hijau atau kuning. Warna merah ini semakin mencolok jika perawatan tanaman dilakukan dengan baik, membuatnya tidak hanya enak dimakan, tetapi juga indah dipandang.

3. Kandungan Gizi Tinggi
   Mangga Miyazaki kaya akan antioksidan, beta-karoten, dan asam folat, yang baik untuk kesehatan mata dan tubuh secara keseluruhan. Buah ini juga mendukung daya tahan tubuh dan kesehatan pencernaan.

4. Budidaya Eksklusif 
   Di Jepang, mangga Miyazaki dibudidayakan dengan teknik khusus. Buahnya dipanen saat benar-benar matang menggunakan metode "pemanenan bersih," di mana buah ditangkap dengan jaring lembut agar tidak jatuh ke tanah. Hanya buah dengan berat minimal 350 gram dan kadar gula tertentu yang berhak menyandang label Taiyo-no-Tamago.

### Mengapa Menanam Bibit Mangga Miyazaki di Indonesia?
Indonesia, dengan iklim tropisnya, adalah tempat ideal untuk membudidayakan mangga Miyazaki. Berbeda dengan iklim subtropis Jepang yang membutuhkan perawatan ekstra, di Indonesia, mangga ini dapat tumbuh lebih mudah karena cuaca hangat dan sinar matahari melimpah. Berikut beberapa alasan untuk menanam bibit mangga Miyazaki:

Potensi Ekonomi Tinggi 
  Dengan harga jual buah yang fantastis, budidaya mangga Miyazaki bisa menjadi investasi jangka panjang yang menguntungkan. Di Indonesia, bibit mangga Miyazaki tersedia dengan harga terjangkau, mulai dari Rp27.000 hingga Rp250.000, tergantung tinggi dan metode budidayanya (okulasi atau sambung).

- Cocok untuk Berbagai Lahan  
  Mangga Miyazaki dapat ditanam di lahan terbuka atau dalam pot (tabulampot), sehingga cocok untuk pekarangan rumah, kebun, maupun lahan komersial. Bibit setinggi 50-100 cm sudah ideal untuk ditanam dan dapat berbuah dalam 3-4 tahun.

- Perawatan Relatif Mudah 
  Meskipun terkesan eksklusif, perawatan mangga Miyazaki tidak terlalu rumit. Dengan teknik yang tepat, Anda bisa menghasilkan buah berkualitas tinggi di rumah sendiri.

### Tips Menanam Bibit Mangga Miyazaki dengan Sukses
Untuk memastikan bibit mangga Miyazaki tumbuh sehat dan berbuah lebat, ikuti panduan berikut:

1. Pilih Bibit Berkualitas  
   Pastikan membeli bibit dari penjual terpercaya yang menjamin keaslian varietas Miyazaki. Bibit ideal memiliki tinggi minimal 50 cm dan berasal dari metode sambung atau okulasi. Periksa apakah penjual menyediakan foto indukan yang sudah berbuah untuk memastikan keaslian.

2. Persiapan Bibit Setelah Pembelian Online
   Jika membeli secara online, hindari langsung menempatkan bibit di bawah sinar matahari. Siram media tanam hingga cukup basah, lalu simpan bibit di tempat teduh dan sejuk (misalnya, di teras) selama 1-2 bulan untuk adaptasi.

3. Persiapan Media Tanam 
   Buat lubang tanam dan biarkan selama sebulan agar media tanam menjadi netral. Gunakan campuran tanah, pupuk kompos, dan sekam untuk memastikan drainase yang baik.

4. Perawatan Rutin
   Siram tanaman secara teratur, terutama di musim kemarau, dan berikan pupuk organik setiap 2-3 bulan. Pastikan tanaman mendapat sinar matahari cukup, tetapi hindari paparan berlebihan saat masih dalam tahap adaptasi.

5. Waspada terhadap Bibit Palsu  
   Karena popularitasnya, banyak bibit yang dijual dengan label Miyazaki, tetapi tidak asli. Pastikan membeli dari toko terpercaya seperti Toko Emperan Omah, yang memiliki ulasan positif dan menjamin keaslian bibit.

### Tantangan dan Solusi dalam Budidaya
Meski menjanjikan, budidaya mangga Miyazaki memiliki tantangan, seperti risiko bibit palsu dan kebutuhan perawatan awal yang cermat. Untuk mengatasinya, selalu minta bukti keaslian bibit, seperti foto indukan, dan konsultasikan dengan penjual atau ahli pertanian jika Anda baru memulai. Toko Emperan Omah, misalnya, menawarkan konsultasi gratis untuk membantu Anda.

### Potensi di Pasar Indonesia
Di Indonesia, mangga Miyazaki masih jarang, sehingga peluang pasarnya sangat terbuka. Anda bisa menjual buahnya ke restoran premium, pasar eksklusif, atau bahkan mengekspornya. Selain itu, budidaya mangga Miyazaki juga bisa menjadi daya tarik agrowisata, mengingat keunikan dan keindahan buahnya.

### Ayo Tanam Mangga Miyazaki Sekarang!
Jangan lewatkan kesempatan untuk memiliki bibit mangga Miyazaki dan menikmati buah termahal di dunia langsung dari kebun Anda sendiri! Bibit mangga Miyazaki kini tersedia di Toko Emperan Omah, platform online terpercaya yang menawarkan bibit berkualitas dengan harga -+ Rp. 90.000. Anda juga bisa mengunjungi toko bibit lokal di daerah seperti Nganjuk, Demak, Bekasi, atau Depok untuk mendapatkan bibit asli.

Untuk Anda yang ingin memulai budidaya atau menambah koleksi tanaman eksotis, hubungi Toko Emperan Omah sekarang juga. Dapatkan bibit asli dengan jaminan kualitas, dan mulailah petualangan Anda menanam "Telur Matahari" yang mewah ini! Yuk, tanam sekarang, panen keuntungan di masa depan! 🌱🥭

Dapatkan di 

Selasa, 03 Juni 2025

Bibit Tanaman Buah Black Sapote Dengan Keunggulannya

Deskripsi Produk: Bibit Tanaman Buah Black Sapote (400-750 gram)

Nama Produk: Bibit Tanaman Buah Black Sapote  
Berat: 400-750 gram (tergantung varian)  
Asal Bibit: Semai biji (generatif) dan okulasi (vegetatif)  
Toko: Emperan Omah  
Kondisi: Bibit siap tanam  

Deskripsi Detail Produk  
Black Sapote (Diospyros nigra), atau dikenal sebagai sawo hitam, adalah tanaman buah eksotis yang berasal dari Meksiko dan Amerika Latin. Buah ini sering disebut sebagai "puding cokelat" karena tekstur daging buahnya yang lembut menyerupai puding dengan cita rasa manis mirip cokelat. Bibit tanaman ini ditawarkan dalam dua jenis perbanyakan, yaitu:

1. Semai Biji (Generatif): Bibit yang ditanam dari biji black sapote. Bibit ini biasanya digunakan sebagai batang bawah untuk pembibitan vegetatif. Namun, jika ditanam langsung, pohon cenderung tumbuh lebih tinggi, membutuhkan waktu lebih lama untuk berbuah (sekitar 3-4 tahun), dan sifat buahnya kadang tidak konsisten dengan induknya.
   
2. Okulasi (Vegetatif): Bibit hasil okulasi atau sambung pucuk memiliki keunggulan berbuah lebih cepat (1-2 tahun setelah tanam) dan menghasilkan buah yang lebih seragam dengan induk unggul, seperti varietas Black Sapote Giant. Bibit okulasi juga cenderung menghasilkan pohon yang lebih pendek, cocok untuk ditanam di pot (tabulampot) atau lahan terbatas.

Karakteristik Bibit:  
- Berat: 400-750 gram, tergantung pada ukuran dan varian bibit. Berat ini menunjukkan bibit sudah cukup besar dan siap tanam, dengan tinggi rata-rata sekitar 30-100 cm saat dikirim.  
- Kondisi: Bibit siap tanam, dengan akar yang sudah lebat dan sehat, cocok untuk pengiriman jarak jauh.  
- Kemasan: Biasanya dikemas dalam polybag untuk menjaga kelembapan dan kesehatan akar selama pengiriman.  
- Varietas: Tergantung stok di Emperan Omah, bisa termasuk varietas unggul seperti Black Sapote Giant (jumbo) yang menghasilkan buah berukuran besar.

Syarat Tumbuh:  
- Iklim: Black sapote tumbuh optimal di iklim tropis hingga subtropis, pada ketinggian 0-1800 meter di atas permukaan laut (dpl), dengan hasil terbaik di bawah 600 m dpl.  
- Tanah: Membutuhkan tanah gembur dengan pH 5,5-6,5. Jika tanah terlalu asam, bisa ditambahkan kapur dolomit.  
- Sinar Matahari: Membutuhkan sinar matahari penuh sepanjang hari untuk pertumbuhan optimal.  
- Perawatan: Penyiraman teratur, pembersihan gulma, dan pemupukan dengan pupuk kandang untuk memastikan nutrisi cukup. Pemangkasan dapat dilakukan untuk menjaga tinggi pohon agar lebih pendek (ideal untuk tabulampot).

Karakteristik Pohon dan Buah:  
- Pohon: Dapat tumbuh hingga 5-25 meter tanpa pemangkasan, tetapi dengan pemangkasan atau bibit okulasi, tinggi bisa dikontrol hingga 2-8 meter. Daunnya lonjong, panjang 10-25 cm, tersusun selang-seling.  
- Buah: Berbentuk bulat seperti apel atau tomat, dengan kulit hijau saat matang. Daging buah berwarna cokelat kehitaman, tekstur lembut seperti puding, dan rasa manis dengan sedikit sensasi "spicy". Biasanya mengandung 0-6 biji oval pipih. Buah harus diperam 1-2 minggu setelah panen untuk mencapai kematangan sempurna.

Manfaat Black Sapote  
Black Sapote tidak hanya menawarkan rasa yang unik, tetapi juga memiliki berbagai manfaat kesehatan dan nilai estetika, di antaranya:

1. Manfaat Kesehatan:  
   - Kaya Nutrisi: Black Sapote mengandung vitamin C yang tinggi, rendah lemak, serta merupakan sumber energi alami.  
   - Membantu Insomnia: Dipercaya memiliki efek menenangkan yang dapat membantu mengatasi gangguan tidur.  
   - Mendukung Kesehatan Mata: Kandungan nutrisinya dapat meningkatkan penglihatan.  
   - Memperbaiki Sistem Pernapasan dan Kulit: Dapat membantu mengatasi masalah pernapasan atau iritasi kulit.  
   - Pencahar Alami: Membantu melancarkan pencernaan.  
   - Mendukung Program Diet: Rendah lemak dan memberikan rasa kenyang lebih lama, cocok untuk program penurunan berat badan.

2. Manfaat Estetika dan Budidaya:  
   - Tanaman Hias: Pohon Black Sapote memiliki daun hijau yang rimbun, cocok sebagai tanaman hias di halaman rumah atau taman.  
   - Tabulampot (Tanam Buah dalam Pot): Bibit okulasi sangat cocok untuk ditanam di pot berdiameter 60 cm, ideal untuk lahan terbatas seperti di perkotaan.  
   - Peluang Ekonomi: Karena buah ini masih langka di Indonesia, harganya cukup tinggi (Rp 100.000-300.000 per kg), menjadikannya komoditas yang menjanjikan untuk budidaya komersial atau ekspor.

3. Keunggulan Bibit Okulasi:  
   - Berbuah lebih cepat (1-2 tahun) dibandingkan bibit dari biji (3-4 tahun).  
   - Menghasilkan buah yang konsisten dengan induk unggul, seperti ukuran besar atau rasa lebih manis.  
   - Cocok untuk pemula karena perawatan relatif mudah, terutama untuk budidaya di pot.

Informasi Tambahan dari Toko Emperan Omah  
- Harga: Berdasarkan informasi, bibit Black Sapote di Emperan Omah dijual seharga Rp 97.500 (data Mei 2025). Harga dapat bervariasi tergantung varian dan stok.  
- Ketersediaan: Toko Emperan Omah menyediakan bibit Black Sapote hasil okulasi, yang siap berbuah lebih cepat. Pastikan untuk menghubungi toko terlebih dahulu untuk memeriksa stok, karena bibit ini tergolong langka.  
- Pengiriman: Bibit dikirim dalam kondisi siap tanam, dengan kemasan yang mendukung pengiriman jarak jauh melalui ekspedisi seperti J&T, Wahana, atau Lion Parcel.

Catatan Penting  
- Pemilihan Bibit: Untuk hasil optimal, pilih bibit hasil okulasi, karena lebih cepat berbuah dan memiliki sifat buah yang lebih seragam. Bibit dari biji lebih cocok untuk batang bawah atau jika Anda bersedia menunggu lebih lama.  
- Perawatan Awal: Pastikan media tanam gembur (campuran tanah dan sekam bakar 1:1), lakukan penyiraman teratur, dan hindari gulma agar nutrisi terserap maksimal.  
- Peringatan: Buah Black Sapote yang belum matang mengandung zat astringent yang dapat menyebabkan iritasi, jadi konsumsi hanya saat sudah matang sempurna (setelah diperam). Biji dan kulit buah tidak boleh dimakan.

Jika Anda tertarik untuk membudidayakan tanaman ini, Black Sapote dari Emperan Omah adalah pilihan yang menjanjikan baik untuk konsumsi pribadi, hiasan, maupun investasi jangka panjang. Untuk pemesanan atau informasi lebih lanjut, hubungi Emperan Omah melalui platform seperti Blibli atau kontak langsung toko.

Minggu, 16 Februari 2025

mengenal Tanaman Pohon atau Bunga Tanjung


Tanjung (biasanya mengacu pada pohon atau bunga Mimusops elengi) adalah spesies pohon yang berasal dari Asia Tenggara dan India. Berikut beberapa detail tentang pohon dan bunganya:

Pohon Tanjung:
Nama Ilmiah: Mimusops elengi
Keluarga: Sapotaceae
Ukuran: Pohon ini bisa tumbuh hingga 15-25 meter tingginya, dengan batang yang lurus dan daun yang lebat.
Daun: Daunnya oval, berwarna hijau gelap, dan memiliki tekstur yang agak kasar di permukaan atasnya.
Habitat: Biasanya ditemukan di hutan tropis, tepi sungai, atau daerah yang lembab, sering kali di dataran rendah hingga sedang.

Bunga Tanjung:
Bentuk dan Warna: Bunga tanjung berbentuk kecil, berwarna putih, dan memiliki aroma harum yang kuat. Bunga ini sering digunakan dalam acara adat atau sebagai hiasan karena wangi dan keindahannya.
Kelopak: Bunga ini memiliki kelopak yang tebal dan bertahan lama, biasanya terdiri dari 5 kelopak.
Periode Berkembang: Bunga tanjung biasanya mekar sepanjang tahun, meski puncaknya sering terjadi pada musim kemarau.
Pembuahan: Setelah bunga dibuahi, akan menghasilkan buah yang kecil, berbentuk bulat, dan berwarna kuning saat matang. Buah ini bisa dimakan, meski tidak terlalu populer karena rasa yang agak hambar.

Kegunaan:
Kegunaan Tradisional: Di beberapa budaya, bunga tanjung digunakan dalam upacara adat, pembuatan minyak wangi, dan dalam obat tradisional untuk berbagai penyakit seperti infeksi saluran pernafasan, sakit kepala, dan masalah kulit.
Estetika: Pohon tanjung sering ditanam sebagai pohon hias di taman karena keindahan bunganya dan aroma yang menyenangkan.

Jika Anda membutuhkan pohon atau bunga tanjung, bisa kunjungi link produk berikut :

Mengenal Tanaman Sayur Bayam Brazil Yang Populer Di Indonesia


Bayam Brazil, atau dikenal juga sebagai Alternanthera sissoo, adalah sejenis sayuran daun yang berasal dari Brazil dan Amerika Selatan. Berikut adalah detail tentang sayuran ini:

Morfologi:
Tinggi Tanaman: Bayam Brazil biasanya tumbuh hingga sekitar 30 cm tinggi, meskipun dapat mencapai 50 cm dalam kondisi optimal.
Daun: Daunnya berbentuk hampir bulat, bergelombang, berwarna hijau gelap, dan tidak berlendir. Ukuran daun berkisar antara 2.0-3.5 cm lebar.
Bunga: Memiliki bunga kecil yang berwarna putih, tetapi ini tidak sering ditemukan karena biasanya tanaman ini dipanen sebelum berbunga.
Akarnya: Akarnya tunggang dengan panjang sekitar 20-40 cm.

Budidaya:
Perkembangbiakan: Sangat mudah untuk dibudidayakan melalui keratan batang. Cukup dengan memotong batang sepanjang 6 cm dan menanamnya langsung ke dalam tanah.
Kondisi Tanam: Toleran terhadap berbagai kondisi pH tanah dan dapat tumbuh di tempat teduh parsial maupun di bawah sinar matahari penuh. Cocok untuk daerah tropis dan subtropis.
Perawatan: Tidak membutuhkan perawatan khusus; cukup disiram secara teratur dan diberi baja organik sesuai kebutuhan.

Kandungan Nutrisi:
Vitamin dan Mineral: Kaya akan vitamin A, C, K, magnesium, kalsium, fosfor, zat besi, dan berbagai antioksidan seperti flavonoid, karotenoid, dan asam askorbat.
Serat: Mengandung serat yang cukup tinggi, bermanfaat untuk kesehatan pencernaan.

Manfaat Kesehatan:
Imunitas: Vitamin C yang tinggi membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
Kesehatan Tulang: Vitamin K dan kalsium mendukung pembentukan dan kekuatan tulang.
Mata: Vitamin A baik untuk kesehatan mata, mencegah rabun senja.
Sistem Kardiovaskular: Nitrat dalam bayam Brazil membantu melancarkan peredaran darah dan menurunkan tekanan darah.
Pencegahan Kanker: Antioksidan dalam sayuran ini diyakini bisa menghambat pertumbuhan sel kanker.
Pencernaan: Seratnya membantu mencegah dan mengatasi sembelit.

Pengolahan:
Bayam Brazil dapat dimakan mentah sebagai ulam atau salad, direbus, ditumis, atau bahkan diolah menjadi keripik atau nugget. Daunnya rangup dan tidak berlendir, membuatnya cocok untuk berbagai jenis masakan.

Kepopuleran di Indonesia:
Meskipun kurang dikenal di masa lalu, popularitas bayam Brazil mulai meningkat di Indonesia karena manfaat kesehatannya dan kemudahannya dalam budidaya.

Bayam Brazil tidak hanya memberikan manfaat nutrisi tetapi juga mudah ditanam, menjadikannya pilihan yang baik bagi mereka yang ingin menambahkan sayuran segar ke dalam diet mereka atau untuk hobi berkebun.

Jika Anda ingin budidaya, silahkan kunjungi di  toko online kami :

Kamis, 13 Februari 2025

Kisah KH.As'ad Syamsul Arifin Saat Disuruh Mbah Kholil Bangkalan (Pada Tahun 1924)

Kisah KH.As'ad Syamsul Arifin Saat Disuruh Mbah Kholil Bangkalan (Pada Tahun 1924) 

Asalnya saya ini mengaji di pagi hari, dimarahi oleh kyai, karena saya tidak bisa mengucapkan huruf Ro'. Saya ini pelat (cadal). “Arrohman Arrohim…”

Kyai marah: “Bagaimana kamu membaca al-Quran kok seperti ini? Disengaja apa tidak?!”

“Saya tidak sengaja Kyai. Saya ini pelat.”

Kyai kemudian keluar (Kyai Kholil melakukan sesuatu). Kemudian esok harinya pelat saya ini hilang. Ini salah satu kekeramatan Kyai yang diberikan kepada saya.

Kedua, saya dipanggil lagi: “Mana yang cedal itu? Sudah sembuh cedalnya?”

“Sudah Kyai.”

“Ke sini. Besok kamu pergi ke Hasyim Asy’ari Jombang. Tahu rumahnya?”

“Tahu.”

“Kok tahu? Pernah mondok di sana?”

“Tidak. Pernah sowan.”

“Tongkat ini antarkan, berikan pada Hasyim. Ini tongkat kasihkan.”

“Ya, kyai.”

“Kamu punya uang?”

“Tidak punya, kyai.”

“Ini.”

Saya diberikan uang Ringgit, uang perak yang bulat. Saya letakkan di kantong. Tidak saya pakai. Sampai sekarang masih ada. Tidak beranak, tapi berbuah (berkah). Beranaknya tidak ada. Kalau buahnya banyak. Saya simpan. Ini berkah. Ini buahnya.

Setelah keesokan harinya saya mau berangkat, saya dipanggil lagi: “Ke sini kamu! Ada ongkosnya?”

“Ada kyai.”

“Tidak makan kamu? Tidak merokok kamu? Kamu kan suka merokok?”

Saya dikasih lagi 1 Ringgit bulat. Saya simpan lagi. Saya sudah punya 5 Rupiah. Uang ini tidak saya apa-apakan. Masih ada sampai sekarang. Kyai keluar: “Ini (tongkat) kasihkan ya, (Kyai Kholil membaca QS. Thaha ayat 17-21):

وَمَا تِلْكَ بِيَمِينِكَ يَا مُوسَى ﴿١٧﴾ قَالَ هِيَ عَصَايَ أَتَوَكَّأُ عَلَيْهَا وَأَهُشُّ بِهَا عَلَى غَنَمِي وَلِيَ فِيهَا مَآرِبُ أُخْرَى ﴿١٨﴾ قَالَ أَلْقِهَا يَا مُوسَى ﴿١٩﴾ فَأَلْقَاهَا فَإِذَا هِيَ حَيَّةٌ تَسْعَى ﴿٢٠﴾ قَالَ خُذْهَا وَلَا تَخَفْ سَنُعِيدُهَا سِيرَتَهَا الْأُولَى ﴿٢١

“Apakah itu yang di tangan kananmu hai Musa? Berkata Musa: “Ini adalah tongkatku, aku berpegangan padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya.” Allah berfirman: “Lemparkanlah ia, hai Musa!” Lalu dilemparkannyalah tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. Allah berfirman: “Peganglah ia dan jangan takut, Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula.”

Karena saya ini namanya masih muda. Masih gagah. Sekarang saja sudah keriput. Gagah pakai tongkat dilihat terus sama orang-orang. Kata orang Arab Ampel: “Orang ini gila. Muda pegang tongkat.”

Ada yang lain bilang: “Ini wali.”

Wah macam-macam perkataan orang. Ada yang bilang gila, ada yang bilang wali. Saya tidak mau tahu, saya hanya disuruh Kyai. Wali atau tidak, gila atau tidak terserah kamu.

Saya terus berjalan. Saya terus diolok-olok, gila. Karena masih muda pakai tongkat. Jadi perkataan orang tidak bisa diikuti. Rusak semua, yang menghina terlalu parah. Yang memuji juga keterlaluan. Wali itu, kok tahu? Jadi ini ujian. Saya diuji oleh Kyai. Saya terus jalan.

Sampai di Tebuireng, (Kyai Hasyim bertanya): “Siapa ini?”

“Saya, Kyai.”

“Anak mana?”

“Dari Madura, Kyai.”

“Siapa namanya?”

“As'ad.”

“Anaknya siapa?”

“Anaknya Maimunah dan Syamsul Arifin.”

“Anaknya Maimunah kamu?”

“Ya, Kyai”

“Keponakanku kamu, Nak. Ada apa?”

“Begini Kyai, saya disuruh Kyai (Kholil) untuk mengantar tongkat.”

“Tongkat apa?”

“Ini, Kyai.”

“Sebentar, sebentar…”

Ini orang yang sadar. Kyai ini pintar. Sadar, hadziq (cerdas). “Bagaimana ceritanya?”

Tongkat ini tidak langsung diambil. Tapi ditanya dulu mengapa saya diberi tongkat. Saya menyampaikan ayat:

وَمَا تِلْكَ بِيَمِينِكَ يَا مُوسَى ﴿١٧﴾ قَالَ هِيَ عَصَايَ أَتَوَكَّأُ عَلَيْهَا وَأَهُشُّ بِهَا عَلَى غَنَمِي وَلِيَ فِيهَا مَآرِبُ أُخْرَى ﴿١٨﴾ قَالَ أَلْقِهَا يَا مُوسَى ﴿١٩﴾ فَأَلْقَاهَا فَإِذَا هِيَ حَيَّةٌ تَسْعَى ﴿٢٠﴾ قَالَ خُذْهَا وَلَا تَخَفْ سَنُعِيدُهَا سِيرَتَهَا الْأُولَى ﴿٢١

“Apakah itu yang di tangan kananmu hai Musa? Berkata Musa: “Ini adalah tongkatku, aku berpegangan padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya.” Allah berfirman: “Lemparkanlah ia, hai Musa!” Lalu dilemparkannyalah tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. Allah berfirman: “Peganglah ia dan jangan takut, Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula.”

"Alhamdulillah, Nak. Saya ingin mendirikan Jam’iyah Ulama. Saya teruskan kalau begini. Tongkat ini tongkat Nabi Musa yang diberikan Kyai Kholil kepada saya.”

Inilah rencana mendirikan Jam’iyah Ulama. Belum adaNahdlatul Ulama. Apa katanya? Saya belum pernah mendengar kabar berdirinya Jam’iyah Ulama. Saya tidak mengerti.

Setelah itu saya mau pulang. “Mau pulang kamu?”

“Ya, Kyai.”

“Cukup uang sakunya?”

“Cukup, Kyai.”

“Saya cukup didoakan saja, Kyai.”

“Ya, mari. Haturkan sama Kyai, bahwa rencana saya untuk mendirikan Jam’iyah Ulama akan diteruskan.”

Inilah asalnya Jam’iyatul Ulama.

Tahun 1924 akhir, saya dipanggil lagi oleh Kyai Kholil: “As'ad, ke sini! Kamu tidak lupa rumahnya Hasyim?”

“Tidak, Kyai.”

“Hasyim Asy'ari?”

“Ya, Kyai.”

“Di mana rumahnya.”

“Tebuireng.”

“Dari mana asalnya?”

“Dari Keras (Jombang). Putranya Kyai Asy’ari Keras.”

“Ya, benar. Di mana Keras?”

“Di baratnya Seblak.”

“Ya, kok tahu kamu?”

“Ya, Kyai.”

“Ini tasbih antarkan.”

“Ya, Kyai.”

Kemudian diberi uang 1 Ringgit dan rokok. Saya kumpulkan. Semuanya menjadi 3 Ringgit dengan yang dulu. Tidak ada yang saya pakai. Saya ingin tahu buahnya.

Terus, pagi hari Kyai keluar dari Langgar: “Ke sini, makan dulu!”

“Tidak, Kyai. Sudah minum wedang dan jajan,”

“Dari mana kamu dapat?”

“Saya beli di jalan, Kyai”

“Jangan membeli di jalan! Jangan makan di jalan! Santri kok makan di jalan?”

“Ya, Kyai.”

Saya makan di jalan dimarahami. Santri kok menjual harga dirinya? Akhirnya saya ditanya: “Cukup itu?”

“Cukup, Kyai.”

“Tidak!”

Diberi lagi oleh Kyai. Dikasih lagi 1 Ringgit. Saya simpan lagi. Kemudian tasbih itu dipegang ujungnya: “Ya Jabbar, Ya Jabbar, Ya Jabbar. Ya Qahhar, Ya Qahhar, Ya Qahhar.” Jadi Ya Jabbar 1 kali putaran tasbih. Ya Qahhar 1 kali putaran tasbih. Saya disuruh dzikir.

“Ini.”

Disuruh ambil. Saya tengadahkan leher saya. “Kok leher?”

“Ya, Kyai. Tolong diletakkan di leher saya supaya tidak terjatuh.”

“Ya, kalau begitu.”

Jadi saya berkalung tasbih. Masih muda berkalung tasbih. Saya berjalan lagi, bertemu kembali dengan yang membicarakan saya dulu: “Ini orang yang megang tongkat itu? Wah.. Hadza majnun.” Ada yang bilang "wali", ya seperti tadi. Jadi saya tidak menjawab. Saya tidak bicara kalau belum bertemu Kyai. Saya berpuasa. Saya tidak bicara, tidak makan, tidak merokok, karena amanatnya Kyai. Saya tidak berani berbuat apa-apa. Sebagaimana kepada Rasulullah, ini kepada guru. Saya tidak berani. Saya berpuasa. Saya tidak makan, tidak minum tidak merokok. Tidak terpakai uang saya.

Ada yang narik: “Karcis! karcis!”

Saya tidak ditanya. Saya pikir ini karena tasbih dan tongkat. Saya pura-pura tidur karena tidak punya karcis. Jadi selama perjalanan 2 kali saya tidak pernah membeli karcis. Mungkin karena tidak melihat saya. Ini sudah jelas keramatnya Kyai. Jadi Auliya' itu punya karomah. Saya semakin yakin dengan karomah. Saya semakin yakin.

Saya lalu sampai di Tebuireng, Kyai (Hasyim) tanya: “Apa itu?”

“Saya mengantarkan tasbih.”

“Masya Allah, Masya Allah. Saya diperhatikan betul oleh guru saya. Mana tasbihnya?”

“Ini, Kyai.” (dengan menjulurkan leher).

“Lho?”

“Ini, Kyai. Tasbih ini dikalungkan oleh Kyai ke leher saya, sampai sekarang saya tidak memegangnya. Saya takut su'ul adab (tidak sopan) kepada guru. Sebab tasbih ini untuk Anda. Saya tidak akan berbuat apa-apa terhadap barang milik Anda.”

Kemudian diambil oleh Kyai: “Apa kata Kyai?”

“Ya Jabbar, Ya Jabbar, Ya Jabbar. Ya Qahhar, Ya Qahhar, Ya Qahhar.”

“Siapa yang berani pada NU akan HANCUR.
Siapa yang berani pada ulama akan HANCUR.” Ini dawuhnya.

ALLAHUMMA sholli 'alaa sayyidina muhammad wa angzilhu almaq 'ada almuqorrobba 'indaka yaumal qiyyamah
wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa barrik wa sallim ajma'iin..

Wallahu a'lam bishawab.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّد في الأَوَّلِينَ وَالآخِرِينَ وَفِي الْمَلأِ الأَعْلَى إِلَى يَوْمِ الْدِّينِ

Rabu, 05 Februari 2025

Cara Membuat Channel Saluran Di WhatsApp

Untuk membuat saluran Chanel di WhatsApp, Anda harus memiliki akun WhatsApp Business. Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat saluran Chanel di WhatsApp:

Langkah-langkah Membuat Saluran Chanel di WhatsApp
1. Unduh dan Instal WhatsApp Business: Jika Anda belum memiliki WhatsApp Business, unduh dan instal aplikasi tersebut dari Google Play Store atau App Store.

2. Verifikasi Nomor Telepon: Pastikan Anda memiliki nomor telepon yang aktif dan verifikasi nomor tersebut di WhatsApp Business.

3. Buat Profil Bisnis: Lengkapi profil bisnis Anda dengan informasi yang akurat, seperti nama bisnis, alamat, dan deskripsi.

4. Aktifkan Fitur Chanel: Pastikan Anda memiliki fitur Chanel yang diaktifkan di WhatsApp Business. Jika tidak, Anda dapat menghubungi tim dukungan WhatsApp untuk meminta bantuan.

5. Buat Saluran Chanel: Setelah fitur Chanel diaktifkan, buat saluran Chanel baru dengan mengklik tombol "Buat Saluran" di aplikasi WhatsApp Business.

6. Tentukan Nama dan Deskripsi Saluran: Beri nama saluran Chanel Anda dan tambahkan deskripsi singkat tentang apa yang akan dibagikan di saluran tersebut.

7. Konfigurasi Pengaturan Saluran: Atur pengaturan saluran, seperti memilih apakah saluran akan bersifat publik atau pribadi, dan menentukan siapa yang dapat bergabung dengan saluran.

8. Bagikan Saluran: Bagikan tautan saluran Chanel Anda dengan orang lain, sehingga mereka dapat bergabung dan menerima pembaruan dari saluran tersebut.

Tips
- Pastikan Anda mematuhi kebijakan dan pedoman WhatsApp saat membuat dan mengelola saluran Chanel.
- Gunakan saluran Chanel untuk berbagi informasi yang relevan dan bermanfaat dengan audiens Anda.
- Jangan lupa untuk memantau dan merespons komentar dan pertanyaan dari pengikut saluran Chanel Anda.
Itulah cara membuat Chanel saluran di WhatsApp, semoga bermanfaat.

Sabtu, 11 Januari 2025

Kebakaran di Los Angeles

Damage: The wildfires in the Los Angeles area have caused significant destruction, with reports indicating that over 10,000 structures have been damaged or destroyed. Specifically, the Palisades Fire in Pacific Palisades and the Eaton Fire in Altadena have been the most destructive, with the Palisades Fire alone affecting more than 5,300 structures. The fires have scorched more than 35,000 acres across the region.




Deaths: The Los Angeles County Medical Examiner has confirmed at least 10 fire-related deaths as of the latest updates. The identification process for the deceased is expected to take several weeks due to the ongoing fire conditions and safety concerns.



Community Response:
Evacuations: Over 180,000 people have been forced to evacuate, with many still under evacuation orders or warnings. Shelters have been set up to accommodate those displaced, including one at Calvary Community Church in Westlake Village.

Community Support: There has been a significant community response in terms of support. Celebrities like Jennifer Garner are collaborating with figures like Chef José Andrés to help affected residents. Various initiatives, including food delivery programs by local businesses and celebrities, have been launched to aid those impacted by the fires.

Public Safety: Law enforcement has been proactive, with over 20 arrests made for looting, and curfews have been implemented in affected areas to maintain order and safety. The Los Angeles County Sheriff's Department has requested support from the California National Guard to assist with traffic control and protection of infrastructure.

Federal and Local Government Response: President Joe Biden has approved a federal major disaster declaration for Los Angeles County, ensuring full federal support for recovery efforts. Governor Gavin Newsom has ordered an investigation into water supply issues, particularly after reports of insufficient water pressure for firefighting.



The fires continue to pose a threat, with red flag warnings in effect due to ongoing dry and windy conditions, which could exacerbate the situation further.


Posts on X reflect the widespread devastation, with mentions of over 29,000 acres burned, at least five fatalities, and the displacement of thousands. The economic impact is estimated to be significant, with damages potentially ranging into the tens of billions.

Sumber Grok

Rabu, 23 Oktober 2024

Sejarah Hari Santri Indonesia

JERIH PAYAH KAUM SARUNGAN  YANG HENDAK DISINGKIRKAN

Mengapa kalangan muslim modernis (Muhammadiyah wa akhawatuha) dan kalangan sosialis (PSI) kecewa kepada kepemimpinan Presiden Jokowi?

Dalam sejarah pertempuran 10 November 1945, awalnya tidak ada yang mau mengakui fatwa & resolusi jihad itu pernah ada. Tulisan Prof. Ruslan Abdul Gani, yang ikut terlibat, resolusi jihad disebut tidak pernah ada.

Bung Tomo yang berpidato teriak-teriak, dalam bukunya juga tidak pernah menyebutkan bahwa fatwa & resolusi jihad pernah ada. Laporan tulisan Mayor Jendral Sungkono juga tidak menyebut pernah ada fatwa & resolusi jihad.

Karena itu, banyak orang menganggap fatwa & resolusi jihad itu hanya dongeng dan cerita orang NU saja. 

“Di antara elemen bangsa Indonesia yang tidak memiliki peran dan andil dalam usaha kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia itu hanya golongan pesantren khususnya NU,” itu kesimpulan seminar nasional di PTN besar di Jakarta tentang perjuangan menegakkan Negara Republik Indonesia, pada 2014. Bahkan dengan sinis salah seorang mereka menyatakan, “Organisasi PKI, itu saja pernah berjasa karena pernah melakukan pemberontakan tahun 1926 melawan Belanda. NU tidak pernah.” Aneh.

Pandangan ini juga pernah dianut oleh tokoh-tokoh LIPI. Gus Dur juga mengkonfirmasi *bahwa sejarah ulama dan kiai memang sudah lama ingin dilenyapkan.* *Tahun 1990 ada peringatan 45 tahun pertempuran 10 November.* Yang jadi pahlawan besar dalam pertempuran 10 November diumumkan dari golongan itu, yakni orang terpelajar yang berpendidikan tinggi. Nama-nama mereka muncul tersebar di televisi, koran, dan majalah. 

“Itu ceritanya, *10 November yang berjasa itu harusnya Kyai Hasyim Asy'ari dan para kiai.* Kok bisa yang jadi pahlawan itu wong-wong sosialis?" begitu komentar Nyai Sholihah, ibu Gus Dur.

Dari situlah Gus Dur diminta untuk klarifikasi. Lalu Gus Dur meminta klarifikasi, menemui tokoh-tokoh tua & senior di kalangan kelompok sosialis, mengenai 10 November. Sambil ketawa-ketawa mereka menjawab, “Yang namanya sejarah dari dulu kan selalu berulang, Gus. Bahwa sejarah sudah mencatat, orang bodoh itu makanannya orang pintar!”

“Yang berjasa orang bodoh, tapi yang jadi pahlawan wong pinter. Itu biasa, Gus”, katanya kepada Gus Dur. Gus Dur marah betul dibegitukan. Sampai tahun 90-an NU masih dinganggap bodoh oleh mereka. Tahun 1991 Gus Dur melakukan kaderisasi besar-besaran di kalangan anak muda NU.

*Anak-anak santri dilatih mengenal analisis sosial (ansos) dan teori sosial, filsafat, sejarah, geopolitik, dan geostrategi.* *Semua diajarkan supaya tidak lagi dianggap bodoh.* *Dan kemudian berkembang hingga kini.* “Saya termasuk yang ikut pertama kali kaderisasi itu, karena itu, agak faham,” kata Dr. H. Agus Sunyoto.

Saat penulis sejarah Indonesia menyatakan fatwa dan resolusi jihad tidak ada, *Dr. H. Agus Sunyoto menemukan tulisan sejarawan Amerika, Frederik Anderson.* *Dalam tulisanya tentang penjajahan Jepang di Indonesia selama 1942-1945,* ia menulis begini:

*"Pada 22 Oktober 1945 pernah ada resolusi jihad yang dikeluarkan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama di Surabaya. Tanggal 27 Oktober, Koran Kedaulatan Rakyat juga memuat lengkap resolusi jihad. Koran Suara Masyarakat di Jakarta, juga memuat resolusi jihad."*

*Peristiwa ini ada, sekalipun orang Indonesia tidak mau menulisnya karena menganggap NU yang mengeluarkan fatwa sebagai golongan lapisan bawah.* *Sejarah dikebiri.* *Dokumen-dokumen lama yang sebagian besar berbahasa Belanda, Inggris, Perancis, Jepang, dan sebagainya, dibongkar.*

*Patahlah semua anutan doktor sejarah yang menyatakan NU tidak punya peran apa-apa terhadap kemerdekaan.*

Ketika Indonesia pertama kali merdeka 1945, kita tidak punya tentara. Baru dua bulan kemudian ada tentara. Agustus, September, lalu pada 5 Oktober dibentuk tentara keamanan rakyat (TKR). Tanggal 10 Oktober diumumkanlah jumlah tentara TKR di Jawa saja. Ternyata, TKR di Jawa ada 10 divisi. 1 divisi isinya 10.000 prajurit. Terdiri atas 3 resimen dan 15 batalyon.

Artinya TKR jumlahnya ada 100.000 pasukan. Itu TKR pertama yang nantinya menjadi TNI. *Dan komandan divisi pertama TKR itu bernama Kolonel KH. Sam’un, pengasuh pesantren di Banten.* *Komandan divisi ketiga masih kiai, yakni kolonel KH. Arwiji Kartawinata (Tasikmalaya). Sampai tingkat resimen kiai juga yang memimpin.*

*Fakta juga, resimen 17 dipimpin oleh Letnan Kolonel KH. Iskandar Idris. Resimen 8 dipimpin Letnan Kolonel KH. Yunus Anis. Di batalyon pun banyak komandan kiai. Komandan batalyon TKR Malang misalnya, dipimpin Mayor KH. Iskandar Sulaiman yang saat itu menjabat Rais Suriyah PCNU Kabupaten Malang. Ini dokumen arsip nasional, ada di Sekretariat Negara dan TNI.*

Tapi semua data itu tidak ada di buku bacaan anak SD/SMP/SMA. Seolah tidak ada peran kiai. KH. Hasyim Asy'ari yang ditetapkan pahlawan nasional oleh Bung Karno pun tidak ditulis. *"Jadi jasa para kiai dan santri memang dulu disingkirkan betul dari sejarah berdirinya Republik Indonesia ini."*

Waktu itu, Indonesia baru berdiri. Tidak ada duit untuk membayar tentara. *"Hanya para kiai dengan santri-santri yang menjadi tentara dan mau berjuang sebagai militer tanpa bayaran." Hanya para kiai, dengan tentara-tentara Hizbullah "yang mau berkorban nyawa tanpa dibayar."* *Sampai sekarang pun, NU masih punya tentara swasta namanya Banser, yang juga tidak dibayar.* 😆

Tentara itu baru menerima bayaran pada tahun 1950. Selama 45 sampai perjuangan di tahun 50-an itu, tidak ada tentara yang dibayar negara. *Kalau mau sedikit berpikir, pertempuran 10 November 1945 di Surabaya adalah peristiwa paling aneh dalam sejarah.* Kenapa? *Kok bisa ada pertempuran besar yang terjadi setelah perang dunia selesai 15 Agustus 1945.*

*"Sebelum pertempuran 10 November, ternyata ada perang 4 hari di Surabaya, yakni 26, 27, 28, 29 Oktober 1945.* Kok ‘ujug-ujug’ muncul perang 4 hari ini ceritanya bagaimana? Jawabnya: *Karena sebelum 26 Oktober, Surabaya bergolak, yakni setelah ada fatwa resolusi jihad PBNU pada tanggal 22 Oktober. Kini diperingati sebagai Hari Santri.*

Tentara Inggris sendiri aslinya tidak pernah berpikir akan berperang dan bertempur dengan penduduk Surabaya. Perang selesai kok. Begitu pikirnya. *Tapi karena masyarakat Surabaya terpengaruh fatwa dan resolusi jihad, mereka siap menyerang Inggris, yang waktu itu mendarat di Surabaya. "Sejarah inilah yang selama ini ditutupi".*

*Jika resolusi jihad ditutupi, orang yang membaca sekilas peristiwa 10 November akan menyebut tentara Inggris ‘ora waras’.* *Ngapain mengebomi kota Surabaya tanpa sebab? Tapi kalau melihat rangkaian ini dari resolusi jihad, baru masuk akal.* *“Oya, marah mereka karena jenderal dan pasukannya dibunuh arek-arek Bonek Suroboyo”.*

*Fatwa Jihad muncul karena Presiden Soekarno meminta fatwa kepada PBNU*: "apa yang harus dilakukan warga Negara Indonesia kalau diserang musuh mengingat Belanda ingin kembali menguasai ???". Bung Karno juga menyatakan "bagaimana cara agar Negara Indonesia diakui dunia ???". Sejak diproklamasikan 17 Agustus dan dibentuk 18 Agustus, tidak ada satu pun negara di dunia yang mau mengakui.

Oleh dunia, Indonesia diberitakan sebagai negara boneka bikinan Jepang. Bukan atas kehendak rakyat. Artinya, Indonesia disebut sebagai negara yang tidak dibela rakyat. *Fatwa dan Resolusi Jihad lalu dimunculkan oleh PBNU.* *Gara-gara itu, Inggris yang mau datang 25 Oktober tidak diperbolehkan masuk Surabaya karena penduduk Surabaya sudah siap berperang.*

Ternyata sore hari, Gubernur Jawa Timur mempersilakan. “Silahkan Inggris masuk tapi di tempat yang secukupnya saja”. Ditunjukkanlah beberapa lokasi, kemudian mereka masuk. Tanggal 26 Oktober, ternyata Inggris malah membangun banyak pos-pos pertahanan dengan karung-karung pasir yang ditumpuk & diisi senapan mesin.

“Lho, ini apa maunya Inggris. Kan sudah tersiar kabar luas kalau Belanda akan kembali menguasai Indonesia dengan membonceng tentara Inggris,” begitu kata arek-arek. Pada 26 Oktober sore hari, pos pertahanan itu diserang massa. Penduduk Surabaya dari kampung-kampung keluar ‘nawur’ pasukan Inggris. “Ayo ‘tawur..tawuran...!”

Para pelaku mengatakan, itu bukan perang mas, tetapi tawuran. Kenapa? Gak ada komandanya, tidak ada yang memimpin. *“Pokoke wong krungu jihad...*
*jihad… Mbah Hasyim... Mbah Hasyim…”.* Berduyun-duyun, arek-arek Suroboyo sudah keluar rumah semua dan langsung tawur sambil teriak ‘Allahu Akbar’ *dan itu berlangsung 27 Oktober.*

*Mereka bergerak karena seruan jihad Mbah Hasyim itu disiarkan lewat langgar-langgar, masjid-masjid, dan speaker-speaker.* Pada 28 Oktober tentara ikut arus arek2-arek, ikut gelut dengan Inggris. Massa langsung dipimpin tentara. Dalam pertempuran 28 Oktober ini 1000 lebih tentara Inggris mati dibunuh.

Tapi tentara tidak mau mengakui karena Indonesia meski sudah merdeka, belum ada yang mengakui. Itu jadi urusan besar tingkat dunia jika ada kabar tentara Indonesia bunuh Inggris. Tentara tidak mau ikut campur. Negara belum ada yang mengakui kok sudah klaim bunuh tentara Inggris. Itu semua ikhtiyar arek-arek Suroboyo kabeh.

Pada 29 Oktober pertempuran itu masih terus terjadi. Inggris akhirnya mendatangkan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta untuk mendamaikan. Pada 30 Oktober ditandatanganilah kesepakatan damai tidak saling menembak. Yang tanda tangan Gubernur Jatim juga. Sudah damai, tapi massa kampung tidak mau damai.

Pada 30 Oktober akhirnya Brigadir Jenderal Mallaby digranat arek-arek Suroboyo. *Mati mengenaskan "di tangan pemuda Ansor." Ditembak dan mobilnya digranat di Jembatan Merah.* Sejarah kematian Mallaby ini tidak diakui oleh Inggris. Ada yang menyebut Mallaby mati dibunuh secara licik oleh Indonesia. *Aneh, jenderal mati tapi disembunyikan penyebabnya karena malu.*

Inggris marah betul. Masa negara kolonial kalah. Mereka malu dan bingung. Perang sudah selesai, tapi pasukan Inggris kok diserang, jenderalnya dibunuh. Apa ini maksudnya? “Kalau sampai tanggal 9 Nopember jam 6 sore pembunuh Mallaby tidak diserahkan, dan tanggal itu orang-orang Surabaya masih yang memegang bedil, meriam dst. tidak menyerahkan senjata kepada tentara Inggris, maka tanggal 10 Nopember jam 6 pagi Surabaya akan dibombardir lewat darat, laut, dan udara," begitu amuk jenderal tertinggi Inggris.

Datanglah tujuh kapal perang langsung ke Pelabuhan Tanjung Perak. Meriam Inggris sudah diarahkan ke Surabaya. Diturunkan pula meriam Howidser yang khusus untuk menghancurkan bangunan. Satu skuadron pesawat tempur dan pesawat pengebom juga siap dipakai. Surabaya kala itu memang mau dibakar habis karena Inggris marah kepada pembunuh Mallaby.

Pada 9 November jam setengah empat sore, Mbah Hasyim yang baru pulang usai Konferensi Masyumi di Jogja sebagai ketua, mendengar kabar arek-arek Suroboyo diancam Inggris. *“Fardhu a'in bagi semua umat Islam yang berada dalam jarak 94 kilometer dari Kota Surabaya untuk membela Kota Surabaya.”* Ukuran 94 kilometer itu adalah jarak dibolehkannya meng-qoshor dan men-jamak salat.

Wilayah Sidoarjo, Tulungagung, Trenggalek, Kediri, wilayah Mataraman, Mojokerto, Malang, Pasuruan, Jombang datang semua karena dalam jarak radius 94 kilometer. Dari Kediri, Lirboyo ini datang *dipimpin Kyai Mahrus 'Ali (salahsatu kiai pengasuh generasi awal Ponpes Lirboyo, Kediri)* *Seruan Mbah Hasyim langsung disambut luar biasa. Bahkan Cirebon yang lebih dari 500 kilometer datang ke Surabaya ikut seruan jihad PBNU.*

Anak-anak kecil bahkan orang-orang dari lintas agama juga ikut berperang. Orang Konghucu, Kristen, dan Budha semua ikut berjihad. Selain Mallaby, yang juga terbunuh dalam pertempuran di Surabaya adalah Brigadir Jendral Loder Saimen. Luar biasa pengorbanan arek-arek Surabaya, para kiai, dan santri. Tapi lihat, apa yang dilakukan pemerintah di kemudian hari kepada para kiai ini? Dimanipulasi.

Demikian uraian KH. Dr. Agus Sunyoto saat 
menghadiri bedah buku *"Fatwa dan Resolusi Jihad"* di Pondok Lirboyo, 3 November 2017.

*Selamat Hari Santri Nasional 2024*

Minggu, 06 Oktober 2024

The Real Raja Jawa Di Nusantara

Ki Ageng Suryomentaram adalah putra ke-55 Sri Sultan Hamengkubuwono VII dari Bendoro Raden Ayu Retnomandojo, putri Patih Danurejo VI. Dirinya lahir dengan nama Bendara Raden Mas Kudiarmaji pada tanggal 20 Mei 1892 di lingkungan istana.
Dia menempuh pendidikan setingkat sekolah dasar di Sekolah Srimanganti di dalam lingkungan keraton. Atas saran ibunya, dia kemudian mengambil kursus bahasa Belanda, Arab, dan Inggris.
Dia juga mengikuti persiapan dan ujian sebagai Klein Ambtenaar, dan kemudian magang bekerja di gubernuran selama dua tahun. 

Kudiarmaji gemar belajar dan membaca buku-buku sejarah, filsafat, ilmu jiwa dan agama.Di usia 18 tahun, Kudiarmaji diangkat menjadi pangeran dengan gelar Bendara Pangeran Harya Suryomentaram. 
Kedudukannya sebagai pangeran membuatnya mendapatkan banyak fasilitas, seperti tempat tinggal, gaji bulanan, kendaraan, dan pengawalan.

Pangeran Suryomentaram merasakan kegelisahan dalam hidupnya. Dia merasakan lingkungan keraton mengekangnya. Berbagai upaya dirinya lakukan untuk mengatasi kegelisahannya. 
Dia membagikan harta kekayaannya, bertirakat ke tempat-tempat keramat, dan berguru ke mana-mana. Ia juga pergi mengembara ke daerah Kroya, Purworejo, sembari melakukan pekerjaan serabutan sebagai pedagang batik, petani, kuli dan penggali sumur. 
Dia kemudian dijemput balik lagi ke kraton. 

Pada 1921, ayahandanya meninggal dunia. Setelah kakaknya dinobatkan menjadi raja dengan gelar Sultan Hamengkubuwana VIII, dirinya mengajukan permohonan berhenti dari kedudukan sebagai pangeran.
Setelah kematian istrinya, juga permohonan dikabulkan,dengan berbekal uang secukupnya Suryomentaram meninggalkan keraton. Gelar pangeran pun kini benar-benar ditinggalkan, dia mengganti namanya menjadi Ki Ageng Suryomentaram dan memilih menjadi seorang petani 
di daerah Bringin, Salatiga. Di sana ia menjadi guru aliran kebatinan bernama Kawruh Begja.

Walau mengasingkan diri, Suryomentaram tetap menjalin relasi dengan beberapa pangeran yang memilih menepi seperti dirinya, termasuk Ki Hajar Dewantara. Mereka membentuk perkumpulan dan menggelar sarasehan rutin setiap malam Selasa Kliwon.
Ki Ageng Suryomentaram juga berperan penting dalam pembentukan Tentara Pembela Tanah Air (PETA) yang kini jadi TNI.

Salah satu ajaran moralnya yang populer hingga kini adalah “aja dumeh” yang artinya jangan menyombongkan diri, jangan mengecilkan orang lain karena diri berpangkat tinggi, karena pada hakikatnya manusia itu sama.
Suryomentaram juga  merumuskan hidup sederhana dalam NEMSA (6-SA): 
sakepenake, sabutuhe, saperlune, sacukupe, samesthine, sabenere.

Sementara itu, ia beranggapan bahwa sumber ketidakbahagiaan adalah keinginan. Wujud keinginan itu ada semat, drajat, dan kramat.
Semat itu berupa kekayaan, kesenangan, kecantikan, ketampanan, dan hal-hal yang biasanya bersifat fisik. Sementara drajat adalah keluhuran, kemuliaan, keutamaan, dan status sosial. Sedangkan kramat adalah kekuasaan, kedudukan, dan pangkat.

Ki Ageng Suryomentaram biasa menyampaikan ceramah dengan kesederhanaan hanya mengenakan celana pendek, sarung, dan memakai kaos.
suatu kali ketika sedang mengadakan ceramah di Desa Sajen, Ki Ageng Suryomentaram jatuh sakit. 
Dia lalu dirawat di rumah sakit namun kondisinya tak kunjung membaik.
Ki Ageng Suryomentaram kemudian meninggal pada Minggu Pon tanggal 18 Maret 1962. 

Begitulah kiisah Ki Ageng Suryomentaram,ada yang menjulukiya Plato Jawa, seorang Raja juga  Filsuf yang memilih hidup jadi rakyat biasa

Berbagai sumber