Jumat, 15 Februari 2013

ADAB MURID THARIQAH

A. ADAB MURID THARIQAH DENGAN GURU MURSYID
1.    Menghormati Guru Mursyid, secara lahir dan bathin.
2.    Meyakini bahwa dia tidak akan bisa mencapai maksud dan tujuan suluknya tanpa perantaraan Guru Mursyid.
3.    Berserah diri, mentaati dan mengikuti bimbingan dan arahan Guru Mursyid dengan kerelaan hati.
4.    Khidmah dan melayani Guru dengan rasa senang dan dengan  segala kemampuan, baik dengan harta maupun tenaga.
5.    Tidak berpaling dari sesuatu yang dikerjakan Guru Mursyid.
6.    Tidak sampai mempertanyakan, menyangsikan dan meragukan langkah dan petunjuk Guru Mursyid.
7.    Memposisikan diri dihadapan Guru Mursyid, selayaknya seorang mayit dihadapan orang yang memandikan.
8.    Pada saat berkumpul dengan Guru Mursyid, tidak bertujuan selain pendekatan (taqorrub) kepada Alloh Ta’ala.
9.    Memenangkan pilihan Guru Mursyid dibanding pilihan sendiri, urusan ibadah dan selainnya.
10. Tidak meneliti kelakuan dan langkah-langkah Guru Mursyid.
11.  Berbaik sangka terhadap Guru Mursyid
12. Menjaga nama baik dan keselamatan Guru Mursyid, baik saat dihadapannya maupun tidak.
13. Tidak menyembunyikan dan menutup-nutupi segala sesuatu isi hati dan impian dihadapan Guru Mursyid.
14. Tidak memberi masukan dan pandangan tatkala ada orang lain mohon petunjuk kepada Guru Mursyid.
15. Tetap berbuat baik dan penuh khidmah kepada keluarga Guru Mursyid, biarpun saat beliau bepergian.
16. Pada saat seorang murid merasakan keheranan pada diri sendiri ( ujub ), hendaknya menjelaskan kepada Guru Mursyid, agar diberi petunjuk dan dicarikan obat untuk penyakit ujub tersebut.
17. Menganggap semua barang pemberian Guru Mursyid adalah sesuatu yang amat istimewa, dan tidak akan menjualnya.
18. Jujur dengan Guru Mursyid sebagai modal dasar saat proses pencarian seorang Guru Mursyid.
19. Tatkala murid melihat sisi-sisi kelemahan dan kekurangan Guru Mursyid, tidak sampai mengurangi akan keyakinannya kepada beliau.
20. Dihadapan Guru Mursyid, seorang murid jangan sampai memperbanyak pembicaraan ( kata-kata ).
21. Bersuara dengan nada yang rendah dihadapan Guru Mursyid.
22. Tidak duduk bersila dihadapan Guru Mursyid, dan duduklah dengan penuh tatakrama dan tawadlu’.
23. Sesegera mungkin melaksanakan segala perintah Guru Mursyid.
24. Menjauhi dan membenci segala yang tidak disukai oleh Guru Mursyid.
25. Tidak bercengkerama dan akrab dengan seseorang yang tidak suka dengan Guru Mursyid.
26. Mencintai dan menyayangi seseorang yang dicintai dan disayangi Guru Mursyid.
27. Bisa menerima saat hubungannya dengan Guru Mursyid agak renggang, dan beliau lebih dekat dengan orang lain.
28. Tidak duduk di tempat duduk yang disediakan untuk Guru Mursyid.
29. Tidak mendesak dan memaksa kepada Guru Mursyid agar beliau menuruti permintaan murid.
30. Tidak menyampaikan kata-kata dan penjelasan dari Guru Mursyid kepada orang lain dan masyarakat, kecuali sekedar yang bisa difahami oleh orang yang diajak bicara serta harus mampu mengukur pola pikir dan kemampuan akal mereka.
B. ADAB MURID UNTUK DIRINYA SENDIRI.
1.    Meyakini bahwa Alloh Ta’ala selalu memandang dan mengawasinya.
2.    Tidak bergaul dan tidak berteman dengan orang yang selalu berbuat jelek.
3.    Bergaul dengan orang-orang yang baik.
4.    Tidak berlebihan ( secukupnya / ala kadar ) di dalam hal makanan, minuman, pakaian dan istri.
5.    Tidak tergiur dengan keindahan dan kemewahan dunia, dan selalu mementingkan urusan akhirat.
6.    Tidur tidak dalam keadaan junub.
7.    Tidak banyak mengharap milik orang lain ( toma’ ).
8.    Sabar dan tahan uji pada saat kesulitan hidup, sementara masyarakat tidak mempedulikannya.
9.    Selalu introspeksi ( meneliti kekurangan dan kelemahan diri ).
10. Mengurangi waktu yang digunakan untuk tidur, lebih-lebih waktu malam hari setelah tengah malam.
11. Berusaha semaksimal mungkin mencari makanan yang halal.
12. Berhenti makan sebelum kenyang.
13. Menjaga lisan dari ucapan yang tidak ada manfaatnya.
14. Menjaga mata dari pandangan yang diharamkan.
15. Meninggalkan bersenda-gurau.
16. Tidak banyak memperdebatkan suatu pemahaman ilmu, yang terpenting membanyak mengamalkannya.
17. Tidak menemui teman saat hati kalut.
18. Tidak tertawa dengan terbahak-bahak.
19. Tidak meneliti kehidupan dan tingkah laku orang lain serta memperdebatkannya.
20. Tidak gila pangkat, jabatan dan kekuasaan.
21. Selalu tatakrama dan andap asor ( tawadlu’ ) kepada siapapun.
22. Selalu takut kepada Alloh Ta’ala, dan mengharapkan ampunan-Nya.
23. Selalu menyandarkan diri kepada kehendak Alloh Ta’ala tatkala kita berbuat dan berkata      ( insya Alloh ).
24. Merahasiakan segala sesuatu yang dilihat yang benar-benar nyata maupun dalam mimpi. Kecuali kepada Guru Mursyid.
25. Mempunyai waktu khusus untuk dzikir kepada Alloh Ta’ala.
26. Sesegera mungkin menyadari untuk beribadah kepada Alloh Ta’ala.
27. Pada saat ziyaroh hendaknya mengucapkan salam dulu kepada yang akan diziyarohi, dan duduk di arah depan beliau ( mayit ) atau membelakangi arah qiblat, baru membaca bacaan – bacaan rangkaian tahlil yang sudah maklum, kemudian menghadiyahkan pahalanya kepada yang diziyarohi.
C. ADAB MURID KEPADA ORANG LAIN.
1.    Mencintai orang lain( ikhwan ), selayaknya mencintai diri sendiri, dan jangan hanya mementingkan kepentingan diri sendiri.
2.    Mendahului ucapan salam, bersalaman dan berpenampilan wajah yang gembira saat bertemu orang lain.
3.    Mempergauli dan bersahabat dengan pergaulan yang baik,
4.    memperlakukan mereka dengan perlakuan yang kita sukai ( cinta kasih, saling menyayangi), 
5.    Andap asor kepada orang lain.
6.    Berusaha tidak mengecewakan orang lain, memandang mereka baik, menolong mereka dalam kebaikan, taqwa, dan mencintai Alloh Ta’ala. mencintai sesuatu yang mendapat ridlo-Nya, memberi arahan kepada kebaikan dan kebenaran jika kita lebih tua. Dan belajar dari mereka jika kita lebih muda.
7.    Menyayangi mereka, dalam arti kita hormat kepada mereka yang lebih tua, dan menyayangi kepada yang lebih muda, juga siap melayani mereka biarpun hanya seperti menata alas kaki untuk mereka.
8.    Menyayangi mereka, dengan bentuk tidak segan-segan memberi nasehat kebaikan kepada mereka tatkala mereka khilaf. ( secara dari hati ke hati ).
9.    Berbaik sangka kepada mereka, tatkala kita melihat kekurangan dari mereka, maka berfikirlah bahwa kekurangan itu justru ada pada kita, karena setiap muslim adalah cermin dari muslim yang lain, sehingga apa yang kita lihat dari mereka, berarti itu sebuah gambaran diri kita.
10. Mudah menerima alasan yang disampaikan oleh mereka, biarpun mereka nyata-nyata bohong. Karena apapun kebohongan mereka, mereka nampak hormat dan takut kepada kita. Dengan bukti tidak berani terang-terangan melakukan kemaksiyatan di depan mata kita.
11. Mendamaikan mereka pada saat ada konflik ( pertikaian dan permusuhan ), diantara mereka dan jangan memihak kepada salah satunya.
12. Jujur kepada mereka dalam segala hal, dan jangan lupa selalu mendo’akan dan memintakan ampunan untuk mereka.
13. Pada saat awal kita bertemu dan bergaul dengan mereka, tanyakan nama mereka dan nama orang tua mereka.
14. Ikut perihatin dan menolong mereka saat harga diri mereka terinjak-injak ( solidaritas pertemanan ), atau mereka didhalimi.
15. Memenuhi janji kepada mereka, karena janji adalah hutang, dan mengingkari janji tanda munafiq. Karena kehidupan persaudaraan saat ini sudah penuh dengan saling membenci diantara mereka, tidak suka kebaikan ada pada orang lain, saling menghasud, selalu merahasiakan kebencian dan menampakkan cinta kasih ( padahal yang ada kebalikannya ), sehingga tatkala diantara mereka bertatapan dan bertemu, kesan yang nampak adalah sebuah kebahagiaan, keramahan, kemesraan dan saling tersenyum. Padahal tatkala mereka berpisah yang ada hanyalah rasa benci dan komentar yang bernada miring.
D. SESUATU YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH MURID THARIQAT
  1. Selalu menjalankan kewajiban-kewajiban sebagai seorang murid thariqah.
  2. Hormat, ta’at dan khidmah kepada Guru Mursyid, keluarga dan seseorang yang ada hubungan dengan Guru mursyid.
  3. Sabar dan ridlo / rela hati serta bisa menerima apa yang sudah ditaqdirkan oleh Alloh Ta’ala kepada seorang hambaNya
  4. Menjauhi dan meninggalkan sifat-sifat yang madzmumah atau tidak terpuji
  5. Berusaha memiliki sifat-sifat mahmudah atau yang terpuji dan diridloi oleh Alloh Ta’ala.
  6. Selalu meningkatkan keilmuannya ( tholabul ilmi )

  1. Menjalankan Pokok-pokok Thariqah Qadiriyyah :

a.            Uluwwul Himmah ( cita-cita yang tinggi )
b.            Hifdhul Hurmah ( menjaga kemulyaan Alloh Ta’ala )
c.            Husnul Khidmah ( Memperhatikan kepentingan   agama )
d.            Nufudzzul ‘Azmah ( melestarikan keinginan yang baik )
e.            Ta’dhimun Ni’mah ( mengagungkan ni’mat ) 

  1. Menjalankan beberapa tujuan Thariqah :

a.            Taubat
b.            Uzlah ( menyendiri )
c.            Zuhud ( meninggalkan dunia )
d.            Taqwa ( melaksanakan perintah & meninggalkan larangan )
e.            Qona’ah ( menerima apa adanya )
f.             Taslim ( menyerahkan diri secara totalitas kepada  Alloh )

  1. Memiliki sifat-sifat sebagai ARKANUTH THARIQAH :

a.            Al-’Ilmu ( memiliki ilmu )
b.            Al-Hilmu ( bijaksana )
c.            Ar-Ridlo ( rela dan menerima )
d.            As-Sobru ( tahan uji )
e.            Al-Ikhlas ( hanya karena Alloh Ta’ala )
f.             Al-Akhlaqul Hasanah ( budi pekerti yang baik )

  1. Memiliki AHKAMUTH THARIQAH :

a.            Al-Ma’rifah ( mengenal Alloh Ta’ala )
b.            Al-Yaqin ( penuh keyakinan dan mantap )
c.            As-Sakho’ ( dermawan )
d.            As-Syukru ( bisa bersyukur dan berterima kasih )
e.            At-Tafakkur fi kholqillah ( berfikir segala ciptaan Alloh Ta’ala )

  1. Menjalankan kewajiban-kewajiban sebagai penganut Thariqah :

a.            Dzikir kepada Alloh Ta’ala
b.            Meninggalkan / memusuhi keinginan hawa nafsu
c.            Meninggalkan cinta dunia atau tidak tergiur gemerlap dan indahnya dunia
d.            Mengikuti aturan-aturan agama
e.            Berbuat baik kepada sesama makhluq
f.             Melakukan perbuatan yang baik



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda untuk menambah silaturahim.