Sabtu, 31 Agustus 2019

MINUM SUSU PUTIH DI AWAL TAHUN HIJRIYAH

MINUM SUSU PUTIH DI AWAL TAHUN HIJRIYAH

HAL INI SELALU DI AMALKAN OLEH ABUYA
AS SAYYID MUHAMMAD BIN ALAWY AL MALIKI رحمه الله تعالى

FADHILAH :

Tafa'ulan (Melakukan sesuatu dengan harapan mirip dengan sesuatu itu) :
-- Tafa'ulan meminta agar sepanjang tahun dijadikan tahun yang putih, tahun yang bersih, tahun melakukan kebaikan-kebaikan.

Hal ini selalu di Amalkan oleh Abuya Sayyid Muhammad bin Alawy Al Maliki رحمه الله تعالى

DO'A MINUM SUSU PUTIH

*اللهم بارك لنا فيه و زدنا منه*

(Ya Allah berikan Barokah pada kami dalam Susu ini dan tambahilah di dalamnya)

Di dalam Susu terdapat Anugerah yang telah dipersiapkan Allah Swt untuk Umat Rasulullah Saw khususnya untuk anak. Karena Susu menentukan kesempurnaan tumbuhnya Anak.

Oleh sebab itu dalam Do'a ditambah kata وزدنا منه
Tambahan Doa ini hanya khusus pada minuman Susu, tidak pada minuman lainnya meskipun Madu.
Susu adalah makanan pokok yang identik dengan Anak.
Susu lebih afdhol dari Madu.

Keutamaan Susu ada dalam Kitabullah dan Hadits Rasulullah صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم

FADHILAH SUSU, diantaranya :

1. Menumbuh kembangkan pertumbuhan Anak.

2. Susu mencukupi (Mengenyangkan) kebutuhan makan minum Anak.

3. Susu tidak bikin perut anak mules.

4. Saat Isra' Mi'raj, Susu adalah pilihan Rasulullah صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم yakni saat Malaikat Jibril menyuguhkan Khomr dan Susu. Dan Susu adalah tanda Kefitrahan Umat Rasulullah صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم

Subhanallah...
Sunnah minum Susu pun dilakukan oleh Abuya Sayyid Muhammad Al Maliki.

Tidak ada satupun Sunnah Rasul Saw yang di dalamnya tidak mengandung Hikmah...Semuanya ada Fadhilah dan Kebaikannya.

اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين.

Selamat Tahun Baru
01 Muharrom 1441 H

            *كل عام وانتم بخير*

*ASH-SHOFWAH AL-MALIKIYYAH*
Himpunan Alumni Abuya Almaliki

Doa Agar Kuat Jimak Halal

Assalamualaikum kyai, kebetulan baru menikah kemarin. Adakah amalan atau doa agar kuat tahan lama di ranjang? Wassalamualaikum wr wb

Doa Agar Kuat Jimak Halal dg Isteri:

" اللَّهُمَّ قَوِّ لِي ذَكَرِي ، فَإِنَّ فِيهِ صَلاحًا لأَهْلِي "

Allahumma qowwi li zakari, fainna fihi solahan li'ahli

Dibaca saat sujud terakhir.

(al-Kharâ’ithi, I’tilâl al-Qalb, Makkah: Nizâr Mustafâ al-Bâz, 2000, v. 2, h. 106)

KH. Ayang Utriza Yakin

Jumat, 30 Agustus 2019

Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 H.

Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 H.
(1 September 2019)

Kita sambut tahun baru hijriyah dg doa pergantian tahun (lihat Majmu Syarif) pd Sabtu sore/malam agar kehidupan (dunia-akhirat, pribadi, keluarga, & negara) lebih baik 1 tahun ke depan.

Amal ibadah pd bln Muharram👇

1. Puasa 1 bulan Muharram, jika bisa. Jika tidak bs, mk 10 hari pertama. Jika tidak bisa jg, maka min. 2 hari pd:

A. Puasa 9 Muharram (Muslim 1134, Ibnu Majah 1736, Ahmad 2106)

B. Puasa 10 Muharram (Muslim 1163, Daruqutni 151)

2. Santuni yatim-piatu (Muslim 2983, Tirmizi 1918)

Niat Puasa Tasua:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى

Nawaytu sowma godin an adai sunnati tasua liLLahi taala.

“Aku berniat puasa sunah Tasua esok karena Allah swt.”

Niat Puasa Asyura:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى

Nawaytu sowma godin an adai sunnati asyura liLLahi taala.

“Aku berniat puasa sunah Asyura esok karena Allah swt.”

Prof. KH. Ayang Utriza Yakin

Selasa, 27 Agustus 2019

NU DAHULU DAN SEKARANG

NU, Pucuk Menjulang ke Langit, Akar Menghujam ke Bumi

NU zaman KH Said Aqil Siradj:
Pimpinannya dituduh Syiah, Liberal, Sesat, Kafir dll.

NU zaman KH Hasyim Muzadi:
Kyai yang secara khusus mendampingi Jokowi saat umroh beberapa hari menjelang pencoblosan capres 2014 ini juga dituduh Syiah karena pembelaannya terhadap nuklir Iran, masa kepemimpinannya banyak mengirimkan mahasiswa ke Iran.

NU zaman KH Abdurrahman Wahid :
Lebih dulu dituduh Liberal, antek Zionis, agen Syiah, Kafir, dll.

NU zaman KH Achmad Sidiq :
Dituduh keislamannya goyah karena menerima Pancasila sebagai asas tunggal.

NU zaman KH Bisri Syansuri :
Dituduh takut pada pemimpin yg dzolim karena justru memberhentikan Kyai Subhan ZE pengurus PBNU yang paling vokal mengritik orde baru.

NU zaman KH Wahab Hasbullah:
Dituduh PKI karena menerima nasakom

NU zaman Hadratussyeikh KH Hasyim Asyari :
Dituduh pro penjajah Jepang. Memerintah rakyat menanam padi yang pada akhirnya padi digunakan oleh Jepang.

Dari zamannya Mbah Hasyim sampai kepada seluruh pewaris ilmu dan amanahnya selalu dicari celah untuk diserang dan coba dihancurkan

Jadi, dari zaman dulu hingga sekarang, orang-orang yang ngomongin NU sekalipun ngaku NU dibagi menjadi dua.

Pertama, yang ta'dzim dan ikut merawat NU, insyaallah dapat barokahnya NU.

Kedua, yang membenci NU dengan membenci pimpinan NU, menggerogoti martabat NU dengan tidak ada ta'dzim dan sering menghina pimpinan NU, insyaallah akan dapat kuwalatnya NU, sekalipun ngakunya NU.
يا جبار يا قهار

Inilah Perusak NU yang Selalu Mengaku NU-nya Mbah Hasyim Asy'ari.

Sabtu, 17 Agustus 2019

Khasiat Surat Al-Waqiah

Baca QS. al-Waqiah agar selalu DICUKUPI.

Rasulullah berkata kepada Ibn Masud:

من قرأ سورة الواقعة في كل ليلة لم تصبه فاقة أبدا

"Barang siapa yg membaca surat al-Waqiah setiap malam, maka ia tidak akan ditimpa kemiskinan selamanya."

Ibn Masud suruh pr puterinya u/baca tiap malam.
(HR. al-Zayla'î dlm Takhrij al-Kasyâf, 3/413 dg sanad JAYYID JIDDAN, HR. al-Bayhaqi no. 2498, HR. al-Suyuti dlm al-Jâmi al-Sagîr no. 8923, HR. Ibn Hajar Asqalani dlm Natâ'ij al-Afkâr, 3/264).

Saya dapat ijazah amalan al-Waqiah dari seorang alim Kyai "mastur" di kaki gunung di Kediri.
Pembacaan QS. al-Waqiah tsb, WAJIB disertai dg:

1. Minta doa dan rida orangtua.
2. Bekerja keras, cerdas, & halal.
3. Terus belajar.

Selain u/membuka pintu REZEKI (agar 'kaya'), al-Waqiah jg bisa u/banyak hal: cita-cita, terhindar dari kejahatan orang/jin, orang sakit parah, dll.

KH. Prof. Ayang Utriza Yakin

Selasa, 13 Agustus 2019

Doa Menghilangkan Kesedihan

Imam Ali bin Abi Thalib dapat ijazah doa dari Rasulullah saw utk menghilangkan kesedihan.

اللّٰهمّ رَبَّ السَّمَوَاتِ السَّبْعِ ، وَرَبَّ العَرْشِ العَظِيْمِ ، إِكْفِنِيْ كُلَّ مُهِمٍّ ، مِنْ حَيْثُ شِئْتَ ، مِن أَيْنَ شِئْتَ .

Ya Allah, Tuhan tujuh petala langit dan Tuhan Arsy yg agung, lindungilah aku dari segala kesedihan dengan cara yang Engkau inginkan dan arah yang Engkau inginkan.
(HR al-Kharaithi dalam Makaarimul Akhlaq)

*tak seorangpun yg amalkan doa ini melainkan Allah hilangkan kesedihannya.🤲🤗🙏🖤

Habib Bakar Smith

Sabtu, 10 Agustus 2019

Doa Lengkap Menyembelih Hewan Kurban

Penyembelihan hewan kurban adalah bagian dari ibadah yang sangat dianjurkan. Untuk menyempurnakan ibadah itu, kita dianjurkan untuk berdoa ketika penyembelihan hewan kurban. Inilah doa yang dibaca sesaat sebelum hewan kurban kita disembelih. Doa ini dibaca dengan harapan Allah menerima ibadah kurban kita.

اَللَّهُمَّ هَذِهِ مِنْكَ وَإِلَيْكَ فَتَقَبَّلْ مِنِّيْ يَا كَرِيْمُ

Allâhumma hâdzihî minka wa ilaika, fataqabbal minnî yâ karîm

Artinya, “Ya Tuhanku, hewan ini adalah nikmat dari-Mu. Dan dengan ini aku bertaqarrub kepada-Mu. Karenanya hai Tuhan Yang Maha Pemurah, terimalah taqarrubku.”

Doa ini bisa kita temukan antara lain di buku Irsyadul Anam fi Tarjamati Arkanil Islam karya Sayid Utsman bin Yahya atau Tausyih ala Ibni Qasim karya Syekh M Nawawi bin Umar Banten.

Namun demikian ada sejumlah doa yang dianjurkan ketika kita mengambil ancang-ancang untuk menyembelih hewan kurban. Hal ini ditunjukkan oleh Syekh M Nawawi Banten dalam Tausyih ala Ibni Qasim.

Menurutnya, sebelum kita menghadapkan hewan kurban ke kiblat dan siap menggoreskan senjata tajam, kita dianjurkan membaca bismillâh, lengkap dan sempurnanya bismillâhir rahmânir rahîm. Setelah itu kita dianjurkan membaca sholawat untuk Rasulullah SAW, bertakbir tiga kali. Setelah menghadap kiblat dan sesaat sebelum menyembelih, kita dianjurkan membaca doa menyembelih seperti di atas.

Berikut ini kami urutkan bacaan doanya.

1. Baca “Bismillâh”

بِسْمِ اللهِ

Artinya, “Dengan nama Allah”

Lebih sempurna “Bismillâhir rahmânir rahîm”

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Artinya, “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang”

2. Baca sholawat untuk Rasulullah SAW

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allâhumma shalli alâ sayyidinâ muhammad, wa alâ âli sayyidinâ muhammad.

Artinya, “Tuhanku, limpahkan rahmat untuk Nabi Muhammad SAW dan keluarganya.”

3. Baca takbir tiga kali dan tahmid sekali

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلهِ الْحَمْدُ

Allâhu akbar, Allâhu akbar, Allâhu akbar, walillâhil hamd

Artinya, “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji bagi-Mu.”

4. Baca doa menyembelih

اَللَّهُمَّ هَذِهِ مِنْكَ وَإِلَيْكَ فَتَقَبَّلْ مِنِّيْ يَا كَرِيْمُ

Allâhumma hâdzihî minka wa ilaika, fataqabbal minnî yâ karîm

Artinya, “Ya Tuhanku, hewan ini adalah nikmat dari-Mu. Dan dengan ini aku bertaqarrub kepada-Mu. Karenanya hai Tuhan Yang Maha Pemurah, terimalah taqarrubku.”

Adapun takbir pada poin ketiga bisa juga dibaca sebelum bismillah pada poin pertama. Demikian doa yang dianjurkan dalam rangkaian upacara penyembelihan hewan kurban. Keterangan ini bisa ditemukan antara lain di buku Tausyih ala Ibni Qasim karya Syekh M Nawawi Banten. Wallahu a‘lam.

Sumber://nuonline

Doa agar terhindar dari rampok/begal di daerah rawan

Assalamualaikum pak Kiyai, mohon ijazah wirid atau doa agar dijaga dari rampok atau begal, saya sering pulang kerja larut malam dan melewati daerah rawan, Thanks, semoga pak Kiyai sekeluarga tetap sehat.?

KH. Prof. Ayang Utriza Yakin

Doa agar terhindar dari rampok/begal di daerah rawan, bacalah QS. al-An'âm: 103. Saya dapat ijazah dari KH. Sjaiful Anwar Yakin dan bbrp kyai:

لَا تُدْرِكُهُ الْأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْأَبْصَارَ ۖ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ

Lā tudrikuhul-abṣāru wa huwa yudrikul-abṣār, wa huwal-laṭīful-khabīr

Artinya "Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui."

Caranya:
1. Dibaca saat melewati daerah rawan dan juga dibaca 11x setelah salat Subuh dan setelah salat Isya agar terjaga siang dan malam dari kejahatan maling/rampok/pencuri dll.

2. Tetap waspada dan berjaga.

3. Jika terjadi apapun, lapor ke polisi dan RT/RW setempat.

Wirid di atas bisa digunakan untuk banyak hal, tapi saya tidak ikhlas dan tentu tidak boleh digunakan untuk hal yg MELANGGAR HUKUM, seperti: agar tidak kena tilang polisi, tidak bayar tiket di bis, tidak bayar makan di warteg/warsun/warnas/RM Padang, agar bisa hilang, dstnya.🙂🙏

Kamis, 08 Agustus 2019

SEJARAH HARI RAYA IDUL ADHA

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Pada suatu hari, Nabi Ibrahim عليه السلام menyembelih kurban fisabilillah
berupa 1.000 ekor domba, 300 ekor sapi, dan 100 ekor unta.
Banyak orang mengaguminya, bahkan para malaikat pun terkagum-kagum atas kurbannya.
“Kurban sejumlah itu bagiku belum apa-apa.
Demi Allah! Seandainya aku memiliki anak lelaki,
pasti akan aku sembelih karena Allah ﷻ dan aku kurbankan kepada-Nya,”
kata Nabi Ibrahim عليه السلام,
Sebagai ungkapan karena Sarah رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا, istri Nabi Ibrahim عليه السلام belum juga mengandung. Kemudian Sarah رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا menyarankan Ibrahim عليه السلام agar menikahi Hajar رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا,
budaknya yang negro, yang diperoleh dari Mesir.

Ketika berada di daerah Baitul Maqdis, Beliau عليه السلام berdoa kepada Allah ﷻ
agar dikaruniai seorang anak, dan doa Beliau عليه السلام dikabulkan Allah ﷻ.
Ada yang mengatakan saat itu usia Ibrahim عليه السلام mencapai 99 tahun.

Dan karena demikian lamanya maka anak itu diberi nama Isma'il عليه السلام,
artinya "ALLAH ﷻ TELAH MENDENGAR".
Sebagai ungkapan kegembiraan karena akhirnya memiliki putra,
seolah Ibrahim عليه السلام berseru: "ALLAH ﷻ MENDENGAR DOAKU".
Ketika usia Ismail عليه السلام menginjak kira-kira 7 tahun (ada yang berpendapat 13 tahun),
pada malam tarwiyah, hari ke-8 di bulan Dzulhijjah,
Nabi Ibrahim عليه السلام bermimpi ada seruan, “Hai Ibrahim! Penuhilah nazarmu (janjimu).”
Pagi harinya, Beliau عليه السلام pun berpikir dan merenungkan arti mimpinya semalam.
Apakah mimpi itu dari Allah ﷻ atau dari setan?
Dari sinilah kemudian tanggal 8 Dzulhijah disebut sebagai hari TARWIYAH
(artinya : BERPIKIR/MERENUNG).

Pada malam ke-9 di bulan Dzulhijjah, Beliau عليه السلام bermimpi sama dengan sebelumnya.
Pagi harinya, Beliau عليه السلام tahu dengan yakin mimpinya itu berasal dari Allah ﷻ.
Dari sinilah hari ke-9 Dzulhijjah disebut dengan hari ‘ARAFAH (artinya : MENGETAHUI),
dan bertepatan pula waktu itu Beliau عليه السلام sedang berada di tanah Arafah.

Malam berikutnya lagi, Beliau عليه السلام mimpi lagi dengan mimpi yang serupa.
Maka, keesokan harinya, Beliau عليه السلام bertekad untuk melaksanakan nazarnya itu.
Karena itulah, hari itu disebut denga hari YAUMUN NAHR (HARI MENYEMBELIH KURBA).

Dalam riwayat lain dijelaskan,
ketika Nabi Ibrahim عليه السلام bermimpi untuk yang pertama kalinya,
maka Beliau عليه السلام memilih domba-domba gemuk,
sejumlah 100 ekor untuk disembelih sebagai kurban. Tiba-tiba api datang menyantapnya.
Beliau عليه السلام mengira bahwa perintah dalam mimpi sudah terpenuhi.

Untuk mimpi yang kedua kalinya,
Beliau عليه السلام memilih unta2 gemuk sejumlah 100 ekor untuk
disembelih sebagai kurban. Tiba-tiba api datang menyantapnya, dan
Beliau عليه السلام mengira perintah dalam mimpinya itu telah terpenuhi.

Pada mimpi untuk ketiga kalinya, seolah-olah ada yang menyeru,
“Sesungguhnya Allah ﷻ memerintahkanmu agar menyembelih putramu, Ismail عليه السلام.”
Beliau عليه السلام terbangun seketika,
langsung memeluk Ismail عليه السلام dan menangis hingga waktu Shubuh tiba.
Untuk melaksanakan perintah Allah ﷻ tersebut,
Beliau عليه السلام menemui istrinya terlebih dahulu, Hajar رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا (ibu Ismail عليه السلام).
Beliau عليه السلام berkata, “Dandanilah putramu dengan pakaian yang paling bagus,
sebab Ia akan kuajak untuk bertamu kepada Allah ﷻ .”
Hajar رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا pun segera mendandani Ismail عليه السلام dengan pakaian paling bagus
serta meminyaki dan menyisir rambutnya.
Kemudian Beliau عليه السلام bersama putranya berangkat menuju ke suatu lembah
di daerah Mina dengan membawa tali dan sebilah pedang.

Pada saat itu, Iblis terkutuk sangat luar biasa sibuknya dan belum pernah sesibuk itu.
Mondar-mandir ke sana ke mari. Ismail عليه السلام yang melihatnya segera mendekati ayahnya.

“Hai Ibrahim! Tidakkah kau perhatikan anakmu yang tampan dan lucu itu?”
seru Iblis.
“Benar, namun aku diperintahkan untuk itu (menyembelihnya),”
jawab Nabi Ibrahim عليه السلام.
Setelah gagal membujuk ayahnya, Iblsi pun datang menemui ibunya, Hajar رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا.
“Mengapa kau hanya duduk-duduk tenang saja,
  padahal suamimu membawa anakmu untuk disembelih?” goda Iblis.
“Kau jangan berdusta padaku, mana mungkin seorang ayah membunuh anaknya?”
jawab Hajar رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا.
“Mengapa Ia membawa tali dan sebilah pedang, kalau bukan untuk menyembelih putranya?”
  rayu Iblis lagi.
“Untuk apa seorang ayah membunuh anaknya?”
jawab Hajar رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا balik bertanya.
“Ia menyangka bahwa Allah ﷻ memerintahkannya untuk itu”,
goda Iblis meyakinkannya.
“Seorang Nabi tidak akan ditugasi untuk berbuat kebatilan.
  Seandainya itu benar, nyawaku sendiri pun siap dikorbankan demi tugasnya yang mulia itu,
  apalagi hanya dengan mengurbankan nyawa anakku, hal itu belum berarti apa-apa!”
  jawab Hajar رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا dengan mantap.

Iblis gagal untuk kedua kalinya,
namun ia tetap berusaha untuk menggagalkan upaya penyembelihan Ismail عليه السلام itu.
Maka, ia pun menghampiri Ismail عليه السلام seraya membujuknya,
“Hai Isma’il! Mengapa kau hanya bermain-main dan bersenang-senang saja,
  padahal ayahmu mengajakmu ketempat ini hanya untk menyembelihmu.
  Lihat, ia membawa tali dan sebilah pedang,”
“Kau dusta, memangnya kenapa ayah harus menyembelih diriku?”
jawab Ismail عليه السلام dengan heran.
“Ayahmu menyangka bahwa Allah ﷻ memerintahkannya untuk itu”
kata Iblis meyakinkannya.
“Demi perintah Allah ﷻ ! Aku siap mendengar, patuh,
dan melaksanakan dengan sepenuh jiwa ragaku,” 
jawab Ismail عليه السلام dengan mantap.

Ketika Iblis hendak merayu dan menggodanya dengan kata-kata lain,
mendadak Ismail عليه السلام memungut sejumlah kerikil ditanah,
dan langsung melemparkannya ke arah Iblis hingga butalah matanya sebelah kiri.
Maka, Iblis pun pergi dengan tangan hampa.
Dari sinilah kemudian dikenal dengan kewajiban untuk MELEMPAR KERIKIL (JUMRAH)
dalam ritual ibadah haji.
Sesampainya di Mina, Nabi Ibrahim عليه السلام berterus terang kepada putranya,
“Wahai anakku! Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.
  Maka pikirkanlah apa pendapatmu?…”
  (QS. Ash-Shâffât, [37]: 102).
“Ia (Ismail عليه السلام) menjawab,
‘Hai bapakku! Kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insya Allah!
  Kamu mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”
(QS. Ash-Shâffât, [37]: 102).

Mendengar jawaban putranya, legalah Nabi Ibrahim عليه السلام dan
langsung ber-tahmid (mengucapkan Alhamdulillâh) sebanyak-banyaknya.
Untuk melaksanakan tugas ayahnya itu Ismail عليه السلام berpesan kepada ayahnya,
“Wahai ayahanda! Ikatlah tanganku agar aku tidak bergerak-gerak sehingga merepotkan.
Telungkupkanlah wajahku agar tidak terlihat oleh ayah, sehingga tidak timbul rasa iba.
Singsingkanlah lengan baju ayah agar tidak terkena percikan darah sedikitpun
sehingga bisa mengurangi pahalaku, dan jika ibu melihatnya tentu akan turut berduka.”
“Tajamkanlah pedang dan goreskan segera dileherku ini agar
  lebih mudah dan cepat proses mautnya.
Lalu bawalah pulang bajuku dan serahkan kepada agar ibu agar menjadi kenangan baginya,
serta sampaikan pula salamku kepadanya dengan berkata, :
‘Wahai ibu! Bersabarlah dalam melaksanakan perintah Allah ﷻ’
Terakhir, janganlah ayah mengajak anak-anak lain ke rumah ibu sehingga
ibu sehingga semakin menambah belasungkawa padaku,
dan ketika ayah melihat anak lain yang sebaya denganku,
janganlah dipandang seksama sehingga menimbulka rasa sedih di hati ayah,”
sambung Isma'il عليه السلام.

Setelah mendengar pesan-pesan putranya itu,
Nabi Ibrahim عليه السلام menjawab,
“Sebaik-baik kawan dalam melaksanakan perintah Allah ﷻ adalah kau,
wahai putraku tercinta!”
Kemudian Nabi Ibrahim عليه السلام menggoreskan pedangnya sekuat tenaga ke bagian
leher putranya yang telah diikat tangan dan kakinya,
namun Beliau عليه السلام tak mampu menggoresnya.
Ismail عليه السلام berkata,
“Wahai ayahanda! Lepaskan tali pengikat tangan dan kakiku ini agar aku tidak dinilai
terpaksa dalam menjalankan perintah-Nya. Goreskan lagi ke leherku agar para
malaikat mengetahui bahwa diriku taat kepada Allah ﷻ
dalam menjalan perintah semata-mata karena-Nya.”
Nabi Ibrahim عليه السلام melepaskan ikatan tangan dan kaki putranya,
lalu Beliau عليه السلام hadapkan wajah anaknya ke bumi dan langsung menggoreskan
pedangnya ke leher putranya dengan sekuat tenaganya,
namun Beliau عليه السلام masih juga tak mampu melakukannya karena
pedangnya selalu terpental.

Tak puas dengan kemampuanya, Beliau عليه السلام menghujamkan pedangnya
kearah sebuah batu dan batu itu pun terbelah menjadi dua bagian.
“Hai pedang! Kau dapat membelah batu,
tapi mengapa kau tak mampu menembus daging?” gerutu Beliau عليه السلام.
Atas izin Allah ﷻ, pedang menjawab, “Hai Ibrahim! Kau menghendaki untuk menyembelih,
sedangkan Allah ﷻ penguasa semesta alam berfirman, ‘jangan disembelih’.
Jika begitu, kenapa aku harus menentang perintah Allah ﷻ?”
Allah ﷻ berfirman,
“Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata (bagimu).
  Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”
(QS. Ash-Shâffât, [37]: 106)

Menurut satu riwayat,
bahwa Ismail عليه السلام diganti dengan seekor domba kibas yang dulu pernah
dikurbankan oleh Habil dan selama itu domba itu hidup di surga.
Malaikat Jibril عليه السلام datang membawa domba kibas itu dan Ia masih sempat
melihat Nabi Ibrahim عليه السلام menggoreskan pedangnya ke leher putranya.
Dan pada saat itu juga semesta alam beserta seluruh isinya ber-takbir (Allâhu Akbar)
mengagungkan kebesaran Allah ﷻ atas kesabaran kedua umat-Nya
dalam menjalankan perintahnya.
Melihat itu, malaikai Jibril عليه السلام terkagum-kagum lantas mengagungkan asma Allah ﷻ,
“Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Allâhu Akbar”.
Nabi Ibrahim عليه السلام menyahut, “Lâ Ilâha Illallâhu wallâhu Akbar”.
Ismail عليه السلام mengikutinya, “Allâhu Akbar wa lillâhil hamd”.
Kemudian bacaan-bacaan tersebut dibaca pada setiap hari raya kurban (Idul Adha).

الله أكبر الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله
الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
الله أكبر كبيرا والحمدلله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا
لا إله إلا الله ولا نعبد إلا إياه مخلصين له الدين ولو كره الكافرون
لا إلا الله وحده صدق وعده ونصر عبده وأعز جنده وهزم الأحزاب وحده
لا إله إلا الله الله أكبر ولله الحمد

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد
وعلى أصحاب سيدنا محمد على أنصار سيدنا محمد
وعلى أزواج سيدنا محمد وعلى ذرية سيدنا محمد وسلم تسليما كثيرا.....

Semoga bermanfaat
Silahkan share

Sumber :
"Kitab Misykatul Anwar", karangan Hujjatul Islam, Imam Al-Ghazali..
"Kisah Orang-Orang Sabar"
"Sirah Para Nabi"